Bahan Bangunan - Campuran Adukan Beton

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 26

BAHAN

BANGUNAN
Pembuatan Adukan
Beton Normal

Disusun oleh : Bartolomeus Krismanto Pauta, S.T., M.Sc.


Pokok Pembahasan

Bahan Penyusun
0 Campuran Beton 0 Pengujian Agregat


1 2
Semen
• Air Berat jenis, penyerapan, sifat kekekalan
• Agregat bentuk, keausan, kadar air dan lumpur
• Zat tambah

Analisis Saringan Mix Design Beton


0 Agregat 0 Normal

3 SNI 03-1968-1990 4 SNI 03-2834-2000


Pendahuluan
Agregat halus dan kasar disebut
sebagai bahan susun kasar
campuran, merupakan komponen
Dalam konstruksi, beton adalah utama beton.
sebuah bahan bangunan komposit
yang terbuat dari kombinasi agregat Nilai kekuatan serta daya tahan
dan pengikat semen. Bentuk paling beton merupakan fungsi dari banyak
umum dari beton adalah beton faktor, diantaranya ialah nilai banding
semen Portland, yang terdiri dari campuran dan mutu bahan susun,
agregat mineral (biasanya kerikil dan metode pelaksanaan pengecoran,
pasir), semen dan air. pelaksanaan finishing, temperatur
dan kondisi perawatan pengerasan.
(Wikipedia.org , 2023)
(Pertiwi, N. & T., Pannennungi , 2018)
Karakteristik Beton
Kekuatan: Beton biasanya memiliki kekuatan tekan yang tinggi Kemampuan cetak: Beton dapat dicetak menjadi berbagai
setelah proses pengerasan. Kekuatan beton umumnya diukur dalam bentuk dan ukuran, membuatnya sangat fleksibel untuk
satuan tekanan, seperti MPa (megapascal). berbagai aplikasi konstruksi.

Rasio air-semen: Rasio air-semen yang tepat penting untuk


Ketahanan terhadap tekanan: Beton digunakan dalam berbagai
kualitas beton. Semakin rendah rasio air-semen, semakin kuat
struktur konstruksi karena ketahanannya terhadap tekanan, baik itu
betonnya, tetapi juga semakin sulit untuk dicetak dan
dari beban bangunan atau beban lainnya.
dikerjakan.

Ketahanan terhadap gaya tarik: Meskipun beton memiliki kekuatan


Waktu pengerasan: Waktu pengerasan adalah waktu yang
tekan yang tinggi, kelemahannya adalah ketahanan terhadap gaya
diperlukan beton untuk mencapai kekuatan yang cukup untuk
tarik yang rendah. Untuk meningkatkan ketahanan tarik, serat atau
dapat dikerjakan atau menahan beban.
tulangan baja sering dimasukkan ke dalam struktur beton.

Ketahanan terhadap api: Beton memiliki ketahanan yang baik


Ketahanan terhadap cuaca: Beton biasanya tahan terhadap kondisi
terhadap api, yang membuatnya menjadi bahan konstruksi
cuaca ekstrem, termasuk hujan, salju, dan panas.
yang umum digunakan dalam bangunan tahan api.

Durabilitas: Beton yang baik harus tahan terhadap korosi dan Keterampilan kerja: Beton harus dapat diaplikasikan, dicetak,
faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan kerusakan seiring waktu. dan diubah bentuknya dengan mudah oleh pekerja konstruksi.
0 Bahan Penyusun
1 Campuran Beton

Semen, Air, Agregat, Bahan


tambah
Campuran Beton
Beton terbentuk dari bahan perekat dan bahan pengisi.
Bahan pengisi adalah agregat, sedang bahan perekat
adalah semen portland dan air.
Agregat
Agregat adalah butiran-butiran mineral yang dicampur
dengan semen dan air menghasilkan beton. Yang
dimaksud dengan butiran-butiran mineral disini adalah
pasir, kerikil/batu pecah. Agregat digunakan untuk
campuran beton terdiri dari 60% sampai dengan 75%
dari volume totalnya.
Persyaratan Agregat
Agregat halus Agregat Kasar
1. Berupa pasir alam atau pasir 1. Berupa batuan alami atau hasil
buatan hasil pemecahan batu. pemecahan batu.
2. Terdiri dari butiran tajam dan 2. Agregat kasar harus keras dan
keras. Bersifat kekal, tidak pecah tidak berpori.
atau hancur dari pengaruh 3. Agregat bentuk pipih tidak
cuaca. melampaui 20% dari berat
3. Tidak boleh mengandung agregat keseluruhan.
lumpur lebih dari 5%. 4. Tidak mengandung lumpur lebih
4. Tidak boleh mengandung bahan dari 1%.
organis terlalu banyak. 5. Tidak mengandung zat perusak
5. Pasir laut tidak dipakai kecuali (zat alkali)
dengan ketentuan tertentu. 6. Memenuhi ketentuan pengujian
6. Memenuhi ketentuan pengujian dan gradasi (penjelasan
dan gradasi (penjelasan terpisah)
terpisah)
Semen
Semen harus baik dalam hal perbandingan kehalusan
dan perbandingan kimianya sehingga lebih menjamin
kualitas semen dan kualitasnya tidak berubah selama
pengerjaan suatu konstruksi.
Semen yang dimaksud adalah semen portland (PC)
biasa. Adapun semen portland yang lain adalah semen
pozzolan, semen pasangan, semen putih dan semen
alumina.
Di Indonesia umumnya produksi yang paling sering
dipakai di lapangan adalah semen Type I, sedangkan
type-type lainnya untuk penggunaan khusus, dan
biasanya dipesan khusus dari pabriknya. Syarat mutu
dan cara pengujian semen portland harus memenuhi
SNI 0013-81.
Air
Menurut Peraturan Beton Indonesia (PBI 1971),
syaratsyarat air untuk beton adalah:
1. Air tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali,
garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton atau baja tulangan.
2. Apabila ada keraguan tentang air, dianjurkan
membawa contoh air tersebut ke lembaga
pemeriksaan bahan-bahan untuk diuji/test.
3. Apabila pemeriksaan di lembaga tersebut tak
dapat dilakukan, maka air dapat dipakai asalkan
campuran semen ditambah air yang memakai air
kekuatan tekan paling sedikit 90% dari kekuatan
semen ditambah air suling pada umur 7 hari dan 28
hari.
Bahan Tambah
Aditif adalah bahan-bahan yang ditambahkan kedalam
campuran beton pada saat atau selama pencampuran
berlangsung.
Penggunaan bahan ini adalah bertujuan untuk
mengubah sifat beton agar sesuai dengan yang
diinginkan atau untuk menghemat biaya.
Penggunaan bahan tambahan beton perlu disesuaikan
dengan kondisi lingkungan beton dikerjakan. Pada
lingkungan yang sangat panas dan kelembaban rendah
biasanya digunakan bahan untuk mempercepat
pengerasan.
0 Pengujian
2 Agregat

Berat jenis, penyerapan, sifat


kekekalan bentuk, keausan,
kadar air dan lumpur
Pengujian Agregat Kasar dan Halus

Berat Jenis dan Berat Isi Kadar lumpur Kandungan organik


TUGAS 1

Mereview video dan membuat catatan. Catatan memuat :

● Menjelaskan secara detail dan jelas tahapan pengujian agregat kasar dan
agregat halus.
● Menjelaskan maksud dan tujuan pengujian tersebut.

Video:
● Agregat kasar : https://www.youtube.com/watch?v=0Ujn5vdoQLE
● Agregat halus : https://www.youtube.com/watch?v=jz0t_jJtf3c

TULIS TANGAN DI LEMBAR POLIO BERGARIS


0 Analisis Saringan
3 Agregat

SNI 03-1968-1990
Maksud dan Tujuan
Maksud : sebagai pegangan dalam pemeriksaan
untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat
halus dan agregat kasar dengan menggunakan
saringan

Tujuan : memperoleh distribusi besaran atau


jumlah presentase butiran baik agregat halus dan
agregat kasar.
Pelaksanaan
● Pelaksaan sesuai dengan SNI 03-1968-1990
tentang metode pengujian analisis saringan agregat
halus dan kasar. Peralatan dan bahan bahan dapat
dilihat dalam SNI tersebut.
● Urutan proses dalam penyajian ini adalah sebagai
berikut :
1) Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu
(110 + 5) °C, sampai berat tetap.
2) Sering benda uji lewat susunan saringan dengan
ukuransaringan paling besar ditempatkan paling
aatas. Saringandiguncang dengan tangan atau
mesin pengguncang selama 15menit.
● Setelah melakukan pengujian dilakukan perhitungan
dan laporan pengujian.
Gradasi Agregat
Gradasi Agregat Halus
Gradasi Agregat Kasar
TUGAS 2

Menganalisis hasil penyaringan agregat halus dan kasar.

TULIS TANGAN PADA LEMBAR POLIO BERGARIS


0 Mix Design Beton
4 Normal

SNI 03-2834-2000
Tahapan
Berikut uraian secara sederhana tahapan
membuat mix design beton berdasarkan SNI
03-2834-2000
1. Menentukan kuat tekan rencana
2. Menentukan tipe semen
3. Menentukan besar nilai slump
4. Menentukan ukuran agregat maksimal
5. Menghitung nilai faktor air semen
6. Mengitung susunan agregat
7. Menghitung kadar agregat dan proporsi
campuran.
8. Menghitung banyaknya bahan
Contoh Mix Design
Beton Normal
TUGAS 3

Membuat mix desain beton.

TULIS TANGAN PADA LEMBAR POLIO BERGARIS


Sumber materi :

● Badan Standar Nasional. 2000. SNI 03-2834-2000 : Tata cara pembuatan rencana campuran
beton normal. Jakarta
● Badan Standar Nasional. 1990. SNI 03-1968-1990 : Metode pengujian analisis saringan
Agregat halus dan kasar. Jakarta.
● Pertiwi, N. 2018. Ilmu Bahan Bangunan. Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Makassar

Anda mungkin juga menyukai