200-Article Text-1146-1-10-20211122
200-Article Text-1146-1-10-20211122
200-Article Text-1146-1-10-20211122
Lukman1
Akhmad Zaenul Ibad 2
Abstrak
Teknologi informasi saat ini mempengaruhi metode dan proses pembelajaran. Metode
dan proses pembelajaran saat ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam kebutuhan
belajarnya. Disamping pembelajaran tatap muka (face to face), perlu juga untuk menerapkan
metode online learning dalam proses pembelajarannya. Penggabungan antara metode tatap
muka dengan online learning inilah yang disebut dengan blended learning. Tujuan dari
penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan perlu adanya penyesuaian metode sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan menggunakan metode
blended learning. Dalam penerapan blended learning perlu untuk mengetahui empat macam
seting pembelajaran beserta strategi yang digunakan secara efektif. Empat macam seting
pembelajaran itu adalah synchronous langsung, synchrounous maya, asynchronous mandiri,
dan asynchronous kolaboratif. Selain mengetahui seting belajar tersebut, perlu juga untuk
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan setiap strategi pembelajarannya,
sehingga penggunaan media pembelajaran dapat digunakan secara tepat guna. Dengan
adanya penggabungan dari metode tatap muka dengan pembelajaran online harapannya siswa
dapat mempunyai kesempatan yang besar dalam mengakses materi menggunakan sarana
teknologi dan informasi yang ada.
A. Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mempengaruhi metode dan proses
pembelajaran. Artinya, dalam proses belajar mengajar ada perubahan dalam penggunaan
metode pembelajaran yang selama ini sudah berjalan akan menyesuaikan dengan kemajuan
teknologi saat ini. Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan telah mengubah metode
pembelajaran menjadi lebih bervariasi, dari pola tradisional menjadi pola yang lebih modern
dengan memanfaatkan teknologi seperti komputer maupun smartphone yang telah terkoneksi
dengan akses internet atau yang sering disebut dengan e-learning.
Pemanfaatan e-learning sebenarnya sudah lama digunakan dalam dunia pendidikan.
E-learning merupakan pengajaran yang disampaikan secara elektronik menggunakan media
berbasis komputer. Materialnya seringkali diakses melalui sebuah jaringan, termasuk situs
web, internet, intranet, CD, dan DVD. 3 Dalam praktiknya, e-laerning tidak hanya kegiatan
1
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang.
2
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang.
3
Sharon E Smaldino, Deborah L lowther, James D Russel. Instructional Technology and Media for Learning.
Ninth Edition Upper Saddle River, New Jersey, USA: Perason Prentice Hall, Pearson Education, Inc. hlm 235
85
mengakses informasi pada halaman web, tetapi juga berperan untuk membantu siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu kelemahan dari pembelajaran e-learning adalah intensitas tatap muka
antara guru dengan siswa yang minim. Bukan hanya interaksi antara guru dengan siswa yang
minim, akan tetapi interaksi langsung antar siswa juga berkurang. Dengan melihat kelemahan
pembelajaran dengan e-learning tersebut, proses pembelajaran secara tradisional dipandang
tetap perlu dilakukan. di sisi lain, pemanfaatan teknologi juga perlu diterapkan dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mangatasi masalah tersebut yaitu dengan
menerapkan blended learning untuk saling melengkapi, dengan harapan keterbatasan metode
pembelajaran tradisional dapat diminimalisir dengan menggabung metode tradisonal dengan
dengan pembelajaran online.
B. Pembahasan
1. Mengenal Blended Learning
Pembelajaran secara tradisional tatap muka (face to face) telah lama digunakan
dalam dunia pendidikan. Pembelajaran ini masih tetap dipakai dalam proses belajar
mengajar hingga saat ini. Pembelajaran tatap muka mempunyai karakteristik terencana,
beroirentasi pada tempat, dan interaksi sosial.4 (Bonk, graham. 2006,122). Namun, saat
perkembangn teknologi telah meningkat, banyak guru sudah menggunakan metode online
dalam prose pengajarannya. Penggunaan metode online untuk pembelajaran tidak bisa
sepenuhnya menggantikan metode tradisional yang sudah ada. Karena kedua metode
tersebut tentu mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Penggabungan
antara pembelajaran tradisional (tatap muka) dengan pembelajaran online inilah yang
disebut dengan blended learning.5
4
Curtis J.Bonk, Charles R. Graham. The Handbook of Blended learning,( USA: Pfeiffer, 2006). hlm. 122
5
Wing sum cheun & Khe Foon Hew. Design And Evaluation of two blended learning approaches: Lessons
learned. hlm. 1319
86
Gambar 1: hubungan pembelajaran tatap muka, online learning, dan blended
learning.
6
Sharon E Smaldino, Deborah L lowther, James D Russel. OP. Cit., hlm 14
7
Uwes A. Chaeruman. Merancang model blended learning. (Jurnal Teknodik Vol. 17 no 4, 2013) . hal 401
87
berbeda, sedangkan pembelajaran asynchronous merupakan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda.8 (Littlejohn & Pegler, 2007: 51-53).
Mengacu pada diagram di atas, terlihat jelas bahwa terdapat empat kuadran seting
belajar sebagai berikut:
a. Synchronous langsung: Pembelajaran terjadi pada waktu dan tempat yang sama
secara beramaan. Kondisi seperti ini biasa terjadi di dalam kelas dimana guru dan
siswa berada dalam satu ruangan. Contoh strategi pembelajaran yang terjadi dalam
situasi ini adalah presentasi, demonstrasi, latihan dan praktek, tutorial, diskusi, belajar
kooperatif dan permainan. Penggunaan media pembelajaran yang biasa dipakai bisa
beraneka ragam, mulai dari media teknologi cetak seperti buku ajar, media berbasis
visual, maupun media berbasis komputer yang dilakukan di dalam kelas.
b. Synchronous maya: Pembelajaran terjadi pada waktu yang sama (real time) namun
berada pada tempat yang berbeda-beda satu sama lain. Contoh strategi pembejaran
yang terjadi dari situasi ini adalah video converence, audio converence, chatting, dan
gabungan dari ketiganya. Media pembelajaran yang bisa dipakai dalam pembelajaran
synchronous maya ini misalnya komputer atau smartphone yang terhubung oleh
internet yang bisa digunakan dilain tempat secara bersama-sama.
c. Asynchronous mandiri: pembelajaran terjadi secara mandiri, tanpa terikat dengan
waktu dan tempat. Pembelajaran seperti ini bersifat dinamis tanpa terikat dengan
8
Littlejohn, Allison & Pegler, Chris. Preparing for Blended E-learning. (New York: Routledge, 2007). hlm
51-51
88
jadwal karena siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja. Untuk menunjang
terjadinya proses belajar mandiri maka diperlukan sumber belajar yang memadai.
Sumber belajar tersebut dapat berupa audio, video, animasi, simulasi, ataupun
kombinasi dari semuanya. Media pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran
asynchronous mandiri ini misal aplikasi pembelajaran, CD pembelajaran, animasi
pembelajaran, film pembelajaran yang bisa dipakai secara mandiri oleh siswa.
d. Asynchronous kolaboratif: pembelajaran terjadi secara mandiri, kapan saja dan
dimana saja tanpa terikat dengan waktu dan tempat melalui kolaborasi antar siswa.
Contoh strategi pembelajaran ini adalah diskusi online ataupun penugasan online.
Media pembelajaran yang biasa dipakai misalnya forum-forum diskusi online, blog,
mailinglist, dan lain sebagainya.
89
meliputi: situasi pembelajaran (kelompok besar, kecil, atau pengajaran individual),
variable pembelajar dan kemampuan menyajikan tiap-tiap format media.10
10
Ibid. hlm 7
11
I Nyoman Sudana Degeng. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. (Jakarta: Debdikbud-Dikti, 1989). hlm
141
12
Ibid. hlm 142-143
90
digunakan dalam strategi pembelajaran yang berpusat pada guru maupun yang berpusat
pada siswa.
91
a. Pembelajaran tradisional mempunyai proporsi 0% penyampaian materi secara online.
b. Pembelajaran dengan bantuasn web/bog mempunyai proporsi 1-29% penyampaian
materinya secara online
c. Sedangkan pembelajaran berbasis blended learning mempunyai proporsi pertemuan
tatap muka tatap muka dan online learning dengan komposisi online learning
sebanyak 30-79%.
d. Pembelajaran online mempunyai 80-100% penyampaian materi menggunakan online
learning.
Penentuan proporsi tatap muka dengan online tentu saja tidak sama tiap-tiap
seting pembelajaran, penentuan tersebut ditentukan dari kebutuhan tiap-tiap materi.
92
dari yang diharapkan melalui sumber-sumber belajar yang dibutuhkan, sehingga tingkat
pemahaman siswa terhadap materi akan meningkat.
C. Penutup
Menyikapi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi perlu dilakukan dengan
merubah metode pembelajaran. Dalam rangka menyikapi kemajuan tersebut, hendaknya
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat dioptimalkasn secara tepat guna
mencapai tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa kebutuhan belajar siswa dapat
dikembangkan secara maksimal dengan pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran.
Konsep blended learning dapat diterapkan dalam pembelajaran dimana proses
pembelajaran dapat dilakukan dalam seting yang berbeda-beda. Terdapat empat seting
belajar yang dapat dilakukan dalam pembelajaran blended learning. Pertama,
synchronous langsung. Kedua, synchronous maya. Ketiga, asynchronous mandiri.
Asynchronous kolaboratif. Keempat seting pembelajaran tersebut dalam dilakukan secara
harmonis dalam proses pembelajaran blended learning.
Selain memperhatikan seting belajar dalam penerapan blended learning, guru
hendaknya memperhatikan pemilihan media belajar yang tepat dan efektif. Penggunaan
media pembelajaran yang tepat harus disesuaikan dengan strategi belajar yang diterapkan.
Diamana dalam penerapan strategi pembelajaran terdapat dua kategori. Paertama,
pembelajaran yang berpusat pada guru. Kedua, strategi pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Kedua strategi itu dapat diterapkan dalam blended learning secara harmonis
dengan menggabungkan metode tatap muka dan belajar online secara mandiri maupun
kolaboratif. Penggabungan metode tatap muka dengan online diharapkan akan salang
melengkapi dan mampu meminimalisir kekurangan dari kedua metode tersebut.
93
DAFTAR PUSTAKA
Chaeruman, U, A. 2013. Merancang model blended learning. Jurnal teknodik vol. 17-
nomer 4.
Cheung, W. S., & Hew, K. F. 2011. Desaign and evaluation of two blended learning
approaches: Lessons learned. Australasian Journal of Educational Technology, 8,
1319-1337.
Curtis J.Bonk, Charles R. Graham. 2006. The Handbook of Blended learning. USA: Pfeiffer
Degeng, I.N.S. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta: Debdikbud-Dikti.
Elaine Allen, Jeff Seaman, and Richard Garrett. 2007. Blending In The Extent and Promise of
Blended Education in the United States. Sloan-C™.
Husamah. 2014. Pembelajaran Bauran (Blended Learning. Jakarta: Prestasi Pustaka,
Littlejohn, Allison & Pegler, Chris. 2007. Preparing for Blended E-learning. New York:
Routledge.
Smaldino, S., Lowther, D. & Russel, J. 2011. Instructional Technology and Media for Learning.
Ninth Edition. New Jersey, USA: Perason Prentice Hall, Pearson Education, Inc
Soekartawi. 2006. Blended e-learning: Alternatif Model Pembelajaran Jarak Jauh di
Indonesia. Makalah Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI
2006) Yogyakarta, 17 Juni 2006.
94