Referensi Hybrid Learning

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Model pembelajaran hybrid learning adalah model pembelajaran yang

mengkombinasikan strategi penyampaian pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka (face


to face) dan online (forum diskusi/chatting). Melalui pembelajaran berbasis hybrid learning
siswa diharapkan mampu belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat
sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik. Terdapat berbagai
keuntungan pembelajaran hybrid dibandingkan pembelajaran tatap muka biasa yakni siswa dapat
lebih sukses mencapai tujuan pembelajaran dibandingkan pembelajaran tradisional, serta adanya
peningkatan interaksi dan kontak antar siswa dan antara siswa dan guru.
Pembelajaran hybrid learning mengkombinasi pembelajaran tradisional dengan
pembelajaran e-learning, apabila pembelajaran dilakukan hanya secara e-learning, maka
pembelajaran tersebut bukan merupakan pembelajaran yang memanusiakan. Pembelajaran
Hybrid learning juga dikenal sebagai istilah Blended Learning. Blended learning course is an
effective way to teach the skill and promote an evidence-based approach to practice in this area.
Oleh karena itu, selama proses serta akhir pembelajaran membuktikan bahwa model
pembelajaran hybrid learning mampu meningkatkan kognitif siswa serta kondisi pembelajaran
yang dialami siswa berbeda dengan biasanya.

Tuapattinaya, P. M. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Berbasis Hybrid


Learning Untuk Meningatkan Hasil Belajar Siswa Pada Smp Negeri 6 Ambon. Biosel
(Biology Science and Education): Jurnal Penelitian Science dan Pendidikan, 6(2), 186-
192.

Blended learning yang diterapkan oleh guru memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan
tersebut diantaranya pembelajaran online dapat membantu siswa untuk dapat belajar secara
mandiri tanpa bimbingan guru secara langsung, membantu pembelajaran konvensional yang
sering dilakukan guru sehingga membantu siswa memperoleh informasi tanpa harus bertatap
muka dengan guru meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu informasi, pembelajaran
yang fleksibel, dan dapat mengurangi biaya yang digunakan dalam proses pembelajaran pada
umumnya. Selain itu, siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing
tanpa dipengaruhi oleh temannya. Sentuhan dari seorang guru (teaching) masih dapat di rasakan
oleh siswa, demikian juga peran yang lain dari seorang guru seperti teladan hidup masih dapat di
rasakan oleh siswa. Berdasarkan keuntungan yang telah dipaparkan, blended learning bisa
menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang efektif untuk dilaksanakan di era new normal
saat ini.

Utari, W., Hikmawati, V. Y., & Gaffar, A. A. (2020, November). Blended Learning: Strategi
Pembelajaran Alternatif Di Era New Normal. In Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan (Vol. 2, pp. 262-269).

Model pembelajaran tatap muka atau konvensional memungkinkan pembelajaran


berlangsung secara interaktif dengan menggunakan berbagai pendekatan, strategi serta metode
pembelajaran sedangkan dengan metode online dapat memberikan materi secara online tanpa
batasan ruang dan waktu, selain itu peserta didik lebih banyak memperoleh dan mengolah
informasi dari berbagai sumber sehingga hal ini dapat menunjang proses pembelajaran. Berbagai
penelitian juga menunjukkan bahwa blended learning lebih efektif dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional dengan model tatap muka maupun dengan model e-learning atau
pembelajaran online. Penyampaian pembelajaran dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja
24 jam nonstop dengan memanfaatkan sistem jaringan internet. Peserta didik memiliki
keleluasan untuk mempelajari materi atau bahan ajar secara mandiri dengan memanfaatkan
bahan ajar yang tersimpan secara online.
Kegiatan diskusi berlangsung secara online/offline dan berlangsung diluar jam pelajaran,
kegiatan diskusi berlangsung baik antara peserta didik dengan guru maupun antara antar peserta
didik itu sendiri.Pengajar dapat mengelola dan mengontrol pembelajaran yang dilakukan siswa
diluar jam pelajaran peserta didik.Pengajar dapat meminta kepada peserta didik untuk mengkaji
materi pelajaran sebelum pembelajaran tatap muka berlangsung dengan menyiapkan tugas-tugas
pendukung. Target pencapaian materi-materi ajar dapat dicapai sesaui dengan target yang
ditetapkan. Pembelajaran menjadi luwes dan tidak kaku. Kelebihan lainnya adalah, sentuhan dari
seorang guru (teaching) masih dapat di rasakan oleh siswa, demikian juga peran yang lain dari
seorang guru seperti teladan hidup masih dapat di rasakan oleh siswa, initinya nilai-nilai
semboyan pendidikan Indonesia yaitu Ing Ngarso SungTulodo, yang artinya memberikan teladan
di depan, Ing Madya Mangun Karso memiliki arti ditengah membangun semangat dan Tut Wuri
Handayani berarti memberikan dorongan dari belakang.
Agustin, D. (2020). Model Pembelajaran Blended Learning Dan Google Classroom Dalam
Mengefektifkan Proses Belajar Mengajar Di Era Revolusi Industri 4.0.

Blended learning mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara efektif ke


dalam suatu rancangan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pengalaman belajar mengajar
bagi guru dan peserta didik. blended learning memberikan solusi terhadap minimnya waktu dan
tempat dalam tatap muka pengajaran. Konsep blended learning terkadang digunakan untuk
menggambarkan penggunaan teknologi di dalam ruang kelas. Tujuan dari pengembangan suatu
model pembelajaran blended learning adalah menggabungkan model pembelajaran terbaik dari
suatu pembelajaran di kelas (tatap muka) dengan model pembelajaran terbaik pada sistem
pembelajaran online melalui beberapa aplikasi pembelajaran online dengan tujuan untuk
meningkatkan hasil pembelajaran mandiri secara aktif oleh peserta didik dan dapat mengurangi
jumlah waktu pada pembelajaran tatap muka di dalam kelas.
Blended learning yang dilakukan dalam dunia pendidikan mengkombinasikan antara
pembelajaran tatap muka dan online, metode pembelajaran ceramah dengan kombinasi
penampilan video, animasi maupun gambar melalui teknologi seperti laptop dan LCD, presentasi
tatap muka, materi visual, penilaian berbasis kertas, penelitian online dan aktivitas kelompok.
Pembelajaran dengan blended learning akan memberikan pengalaman belajar individual dan
pembelajaran terpusat pada peserta didik.

Mahariyanti, E., & Hadi, S. (2020). Efektivitas Penggunaan Blended Learning dengan Platform
Quipper School terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Biologi Kelas XI
Mipa Di Sman 2 Selong. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 6(4), 911-920.

Secara umum ada dua jenis komunikasi yang digunakan yaitu komunikasi sinkron dan
asinkron. Beberapa saluran yang dipergunakan dalam komunikasi sinkron antara lain chat dan
video conference. Sedangkan pada bentuk asinkron dapat berupa LMS (Learning Management
System). Pemilihan bentuk pembelajaran dan aplikasi yang digunakan tentu mempertimbangkan
berbagai aspek baik dari pendidik maupun peserta didik sehingga tujuan dari pembelajaran dapat
tercapai. Google Classroom yang ditawarkan oleh G-Suite for Education telah banyak digunakan
oleh pengguna internet dikarenakan manfaatnya yang sangat besar. Dari sisi efisiensi kertas,
fleksibilitas pengguna, tampilan yang simpel dan menarik, serta proses organisasi tugas oleh
pengajar/instruktur yang relatif mudah dilakukan menjadi alasan mendasar pengguna
memanfaatkan platform ini.
Keuntungan lainnya ialah terdapat beberapa fitur yang ditawarkan sangat familiar oleh
pengguna karena platform ini dikembangkan oleh google sendiri dan terintegrasi dengan aplikasi
lainnya yang mendukung pembelajaran daring. Terdapat berbagai macam fitur unggulan yang
ditawarkan oleh platform pembelajaran google classroom. WhatsApp merupakan aplikasi pada
smartphone yang keberadaanya saat ini sangat penting. Aplikasi komunikasi ini menjadi salah
satu aplikasi komunikasi yang paling panyak digunakan saat ini. Dalam kondisi pembelajaran
daring ini, tentunya aplikasi ini cukup popular dan mudah untuk digunakan sehingga hampir
setiap dosen menggunakan aplikasi tersebut dalam pembelajaran daring. Pembelajaran dengan
menggunakan aplikasi WA Group ini dapat dikatakan mudah dipahami atau diterapkan oleh
mahasiswa karena selama ini mereka lebih sering menggunakan aplikasi ini.

Irfan, M., & Ariandi, A. (2021). Analisis penggunaan aplikasi daring oleh dosen program studi
Pendidikan Biologi Universitas Sulawesi barat selama pandemi COVID-19. Jurnal Ilmu
Pendidikan (JIP) STKIP Kusuma Negara Jakarta, 12(2), 139-144.

The hybrid-based model of learning can enhance the learning outcomes of students because
this model further streamlines the online system of the conventional learning system. Therefore,
many schools and colleges that have implemented or using a hybrid learning model-based
learning. Educators must also consider overall the success of the implementation of the hybrid
model of learning, because this model does not occur instantaneously and automatically. The
main factors that determine the success of hybrid learning is with educators in considering the
pedagogical and instructional design that is related to the use of technology for students, how
educators can facilitate and be able to interact with students, as well as to motivate learning and
manages the material to be delivered via the Internet (online) than face to face.
Teaching model of hybrid learning or blended learning in the face of DNA welcome the era
of the Industrial Revolution 4.0, the results show that this model is effective in the era of big
data, because the hybrid learning model is the combination of 2 ways, namely online and face
to face. hybrid teaching model learning or blended learning can improve learners' critical
thinking. In this study also showed that this model can effectively improve critical thinking
potential learners. Through the learning model based hybrid learning of teachers and lecturers
in Indonesia education will be able to follow the period of the industrial revolution 4.0, as did
researchers earlier, in this study the researchers hope that learning model of hybrid learning is
able to make the learners be able to improve the entire potential owned by learners as a
provision in a future life, as well as the achievement of educational goals.

Model pembelajaran berbasis hybrid dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena model
ini semakin mengefektifkan sistem online dari sistem pembelajaran konvensional. Oleh karena
itu, banyak sekolah dan perguruan tinggi yang telah menerapkan atau menggunakan
pembelajaran berbasis model hybrid. Pendidik juga harus mempertimbangkan secara
keseluruhan keberhasilan penerapan model pembelajaran hybrid, karena model ini tidak terjadi
secara instan dan otomatis. Faktor utama yang menentukan keberhasilan pembelajaran hybrid
adalah dengan pendidik dalam mempertimbangkan desain pedagogik dan instruksional yang
berkaitan dengan pemanfaatan teknologi bagi peserta didik, bagaimana pendidik dapat
memfasilitasi dan mampu berinteraksi dengan peserta didik, serta memotivasi pembelajaran dan
pembelajaran. mengelola materi untuk disampaikan melalui internet (online) daripada tatap
muka.
Model pembelajaran hybrid learning atau blended learning dalam menghadapi DNA
menyambut era Revolusi Industri 4.0, hasil penelitian menunjukkan bahwa model ini efektif di
era big data, karena model pembelajaran hybrid merupakan gabungan dari 2 cara yaitu online
dan tatap muka. Pembelajaran model pengajaran hybrid atau blended learning dapat
meningkatkan pemikiran kritis peserta didik. Dalam penelitian ini juga terlihat bahwa model ini
secara efektif dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Melalui model
pembelajaran hybrid berbasis guru dan dosen pendidikan di Indonesia akan mampu mengikuti
masa revolusi industri 4.0, seperti yang dilakukan peneliti sebelumnya, dalam penelitian ini
peneliti berharap model pembelajaran hybrid learning mampu menjadikan peserta didik. mampu
meningkatkan seluruh potensi yang dimiliki peserta didik sebagai bekal kehidupan di masa yang
akan datang, serta pencapaian tujuan pendidikan.
Hidayah, S. N. (2019). Hybrid Model-Based Learning Learning in Welcome Era Industrial
Revolution 4.0. The Innovation of Social Studies Journal, 1(1), 46-54.

Blended learning merupakan strategi pembelajaran futuristik yang sangat penting untuk
memfasilitasi belajar lebih efektif, efisien dan menarik bagi peserta didik. Kelemahan
pembelajaran online dapat diatasi dengan kekuatan pembelajaran tatap muka/langsung dan
begitu pula sebaliknya, kelemahan pembelajaran tatap muka dapat diatasi dengan kekuatan
pembelajaran online. Blended Learning menawarkan fleksibilitas dalam hal waktu, tempat, dan
variasi metode pembelajaran yang lebih banyak dibandingkan metode online maupun face to
face. Metode dan kesesuaian pemberian strategi antara pembelajaran secara online dan tatap
muka adalah kunci sukses untuk kualitas pelaksanaan blended learning.

Hasmunarti, H., Bahri, A., & Idris, I. S. (2019). Analisis kebutuhan pengembangan blended
learning terintegrasi strategi PBLRQA (Problem-Based Learning and Reading,
Questioning & Answering) pada pembelajaran biologi. Biology Teaching and
Learning, 1(2).

Ada lima kunci untuk melaksanakan blended learning, yaitu: (1) live event yaitu
pembelajaran langsung atau tatap muka secara sinkronous dalam waktu dan tempat yang sama
ataupun waktu sama tapi tempat berbeda; (2) self-paced learning yaitu mengkombinasikan
dengan pembelajaran mandiri (self-paced learning) yang memungkinkan peserta belajar kapan
saja, dimana saja secara online; (3) collaboration yaitu mengkombinasikan kolaborasi, baik
kolaborasi pengajar, maupun kolaborasi antar peserta didik; (4) assessment yaitu perancang
harus mampu meramu kombinasi jenis assessmen online dan offline baik yang bersifat tes
maupun non-tes; (5) performance support materials yaitu pastikan bahan belajar disiapkan dalam
bentuk digital, dapat diakses oleh peserta belajar baik secara online maupun offline.
Berdasarkan teori belajar mengajar yang berfokus pada peserta didik untuk
mengeksplorasi, memanipulasi, dan menghasilkan pengetahuan, guru dapat membangun
lingkungan belajar yang berpusat pada peserta didik didukung dan diaktifkan dengan teknologi
informasi dan komunikasi sumber daya yang tersedia melalui internet. Blended learning sangat
bermanfaat dalam mengembangkan dan menanamkan keterlibatan peserta didik akan
pembelajaran yang diadakan karena peserta didik harus aktif mengikuti perkembangan yang
terjadi di dalam kelas.

Palennari, M., & Daud, F. (2019). Pengembangan strategi blended-learning pada perkuliahan
biologi dasar. Indonesian Journal of Educational Studies, 22(1).

Model pembelajaran hybrid learning atau blended learning merupakan gabungan


pembelajaran secara tatap muka dengan pembelajaran online atau e-learning. Dengan dimikian
pembelajaran kombinasi ini bertujuan untuk menggabungkan sifat dari model pembelajaran
berbasis internet yaitu efisisensi waktu, biaya yang murah dan kemudahan siswa kapan saja
mengakses bahan pembelajaran. Kemudian sifat dari model pembelajaran tatap muka atau model
konvensional, yaitu membantu peserta didik untuk mempelajari bahan pembelajaran yang baru
disajikan, serta berinteraksi dengan siswa yang lainnya maupun guru di dalam kelas. Model
pembelajaran hybrid learning atau blended learning memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan model pembelajaran ini adalah dapat digunakan untuk menyampaikan pembelajaran
kapan saja dan dimana saja karena pembelajaran ini terjadi secara online dan tatap muka, yang
keduanya memiliki kelebihan yang saling melengkapi yaitu pembelajaran ini lebih efektif,
efesien dan meningkatkan aksesbilitas. Dengan adanya pembelajaran kombinasi ini peserta didik
semakin mudah untuk mengakses bahan pembelajaran.
Hybrid learning atau pembelajaran hybrid adalah gabungan model pembelajaran dalam
kelas dan pembelajaran online tanpa menghilangkan pembelajaran secara tatap muka langsung
adapun tahapan hybrid learning adalah : 1).Penyajian materi oleh guru, 2). Pemberian latihan
soal, 3). Penggunaan layanan internet untuk membantu pengerjaan latihan soal, 4). Pembahasan
latihan soal.

Hidayat, M. Y., & Andira, A. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Hybrid Learning
Berbantuan Media Schoology Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan Fisika, 7(2), 140-
148.
Tiga alasan pemilihan model blended learning atau hybrid learning di atas karena:
1) Berkontribusi dalam pengembangan dan dukungan strategi interaktif tidak hanya dalam
mengajar tatap muka, tetapi juga dalam pendidikan jarak jauh. Mengembangkan
kegiatan terkait dengan hasil pembelajaran yaitu fokus pada interaksi peserta didik,
bukan hanya penyebaran konten. Selain itu, dapat menawarkan lebih banyak informasi
yang tersedia bagi peserta didik, umpan balik yang lebih baik dan lebih cepat dalam
komunikasi yang lebih kaya antara dosen/tutor dan mahasiswa;
2) Belajar merupakan salah satu faktor kunci yang mempengaruhi pertumbuhan
pembelajaran lingkungan. Peserta didik dapat mengakses materi setiap saat dan dimana
saja. Selanjutnya, mereka dapat melanjutkan sesuai dengan kemampuannya. Sebagai
konsekuensinya, peserta didik harus memiliki motivasi yang tinggi
3) Peningkatan efektivitas biaya terutama berlaku untuk guru-guru yang berstatus Pegawai
Negeri Sipil (PNS) atau Guru Tetap Yayasan (GTY) di mana orang secara permanen
sibuk dan hamper tidak pernah mampu untuk menghadiri kelas-kelas penuh waktu tatap
muka. Namun model blanded learning memungkinkan mereka setelah menyelesaikan
pekerjaan mereka, keluarga dan komitmen sosial lainnya untuk mulai belajar.

Firmansyah, B. H. (2015). Pengembangan Blended Learning Berbasis Schoology. In Seminar


Nasional Teknologi Pendidikan UM (Vol. 3, No. 8, pp. 86-102).

Pembelajaran hybrid learning membantu meningkatkan otonomi (kemandirian) siswa


dalam mempelajari kosakata; dan juga membantu meningkatkan pengetahuan kosakata
pelajar,menunjukkan mayoritas mahasiswa (n = 50) memiliki pengalaman belajar yang lebih
baik saat dilaksanakan model pembelajaran hybrid learning berbantuan computer. Pengalaman
belajar online yang dialami siswa merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan partisipatif
siswa dan menurunkan angka putus sekolah di masa mendatang. Berbagai aspek dalam
pembelajaran hybird learning juga memberikan dampak terhadap aspek ekonomi dan lingkungan
pada masa mendatang dibandingkan pembelajaran konvensional.
Andayani, T., Sitompul, H., & Situmorang, J. Pengembangan Model Pembelajaran Hybrid
Learning dengan Pendekatan Problem Based Learning pada Matakuliah Pengantar
Sosiologi. Jupiis: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 12(2), 506-515.

Anda mungkin juga menyukai