Makalah Kelompok 11 (Obligasi Dan Pasar Modal Syariah)
Makalah Kelompok 11 (Obligasi Dan Pasar Modal Syariah)
Makalah Kelompok 11 (Obligasi Dan Pasar Modal Syariah)
Disusun Oleh:
KELAS A3
2021
KATA PENGANTAR
Oleh karena itu, penulis berharap agar para pembaca sekalian dapat
memberikan kritik maupun saran yang dapat membangun tersebut agar dapat
menjadi bahan evaluasi untuk penulis kedepannya. Walaupun demikian, penulis
telah berusaha dengan sangat maksimal demi untuk kesempurnaan penyusunan
makalah ini. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................. 16
B. Saran ....................................................................................................... 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sahal Mahfud, Wajah Baru Fiqh Pesantren (Jakarta: Citra Pustaka Bersama Keluarga Mathaliul
Falah (KMF), 2004), Hal. 45
2
Sayyid Sabiq, Fiqhu Sunnah, (Jil. III; Kuwait: dar al-Bayan, 1974), h. 32.)
3
Dengan adanya minat perusahaan maupun masyarakat untuk
melakukan investasi demi menghadapi perekonomian yang terus berkembang
maka banyak perusahaan atau investor yang menggunakan pasar uang dan
pasar modal sebagai sumber pembiayaan atau pendanaan. Demikian juga
dengan masyarakat yang mempunyai surplus dana, semakin tertarik untuk
menginvestasikan melalui pasar modal atau pasar uang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
3
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah (Jakarta: Kencana,
2007), h.88.
4
Roihan, Berpikir Holistis dalam Mengembangkan Obligasi Syari’ah Indonesia dengan Benchmark
Perkembangan Obligasi Syariah Malaysia, dalam Ascarya, dkk, Current Isuues; Lembaga
Keuangan Syariah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), 314.
5
tidak terbagi atas kepemilikan aset berwujud tertentu nilai manfaat dan jasa
atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu, dan kepemilikan atas
aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.5
Landasan hukum obligasi syariah telah diatur dalam hukum Islam ialah
sebagai berikut:
1. Al-Qur’an
a. Dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah 275 disebutkan:7
س ٰذلِكَ ِباَنَّ ُُه ْْ ََالُ ْوا اِنَّ َما ِّۗ ِ شي ْٰطنُ مِنَ ْال َمَّ ِي َيت َ َخبَّطُهُ ال ِ َاَلَّ ِذيْنَ َيأْكُلُ ْون
ْ الر ٰبوا ََل َيقُ ْو ُم ْونَ ا ََِّل َك َما َيقُ ْو ُم الَّذ
ف َ وا فَ َم ْن َج ۤا َء ٗه َم ْو ِع
َ ظةٌ ِم ْن َّر ِب ٖه فَا ْنت َُهٰ ى فَ َلهٗ َما
َ ِّۗ س َل ِّۗ الر ٰب ۘ الر ٰب
ِ وا َوا َ َح َّل اللّٰهُ ْال َب ْي َع َو َح َّر َم ِ ْال َب ْي ُع مِثْ ُل
ٰۤ ُ
َار ۚ هُ ْْ فِ ْي َُها ٰخ ِلد ُْون
ِ ب ال َّن ُ ٰصح ْ َ ولىِٕكَ ا عادَ فَاَ َوا َ ْم ُر ٗه اِلَى اللّٰ ِه ِّۗ َو َم ْن
5
http://sadarrukmana.wordpress.com/ diakses 13 November 2021
6
Nazaruddin Abdul Wahid, Sukuk: Memahami dan Membedah Obligasi Pada Perbankan Syariah
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlmn. 96
7
Q.S Al-Baqarah (2): 275
6
kepada Allah. Barang siapa mengulangi lagi, maka mereka itu penghuni
neraka, mereka kekal didalamnya”.
2. Hadist
a. Hadist Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf al-Muzani,
Nabi s.a.w. bersabda:
8
Ahmad Supriyadi, Pasar Modal Syari’ah Di Indonesia, (Kudus: STAIN, 2009), h. 135.)
7
keuntungan diperoleh berdasarkan keuntungan aset real, baik dalam bentuk
sewa, diskon, maupun profit sharing. Dapat ditambahkan bahwa sukȗk
mensyaratkan mesti melakukan transfer kekayaan yang dilakukan melalui
aktivitas pengamanan, baik dalam bentuk transfer obligasi finansial maupun
obligasi hak milik. Hal ini menjadikan kualifikasi investasi sesuai dengan
syari’ah.
9
Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh al-Islâmy wa Adillatuhu, (Beirut: Dar al-Fikr, 1989), 41)
8
kesempurnaan rukun dan syarat-syaratnya, serta terhindar dari ribâ, maisȋr,
gharâr, dan tadlis. Pelaksanaannya atas persetujuan para pihak secara sukarela
dengan pengetahuan yang sempurna tentang akibat-akibat yang ditimbulkan
jika akad tersebut dibuat. Demikian juga kaitannya dengan kontrak sukȗk,
dimaksudkan cara pelaksanaannya adalah memenuhi kehendak fikih agar
terhindar dari bentuk-bentuk yang dilarang syara’.10
10
Nazaruddin Abdul Wahid, Op.Cit., hlmn. 102
11
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. (Jakarta: PT. RajaGafindo Persada, 2002)
Halaman 302.
12
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2006)
halaman 302
9
transaksi meragukan dan saham perusahaan yang berbisnis pada aktivitas dan
barang haram, serta adanya upaya yang sistematis menjadikan produk syariah
sebagai sarana mewujudkan tujuan syariah di bidang ekonomi dan keuangan.13
Landasan hukum pasar modal telah diatur dalam hukum Islam ialah
sebagai berikut:
1. Al-Qur’an
a. Dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah 275 disebutkan:15
س ٰذلِكَ بِاَنَّ ُُه ْْ ََالُ ْوا اِنَّ َماِّۗ ِ شي ْٰطنُ مِنَ ْال َمَّ ِي يَت َ َخبَّطُهُ ال ِ َاَلَّ ِذيْنَ يَأْكُلُ ْون
ْ الر ٰبوا ََل يَقُ ْو ُم ْونَ ا ََِّل َك َما يَقُ ْو ُم الَّذ
ف َ ظةٌ م ِْن َّربِ ٖه فَا ْنت َُهٰ ى فَلَهٗ َما
َ ِّۗ َسل َ وا فَ َم ْن َج ۤا َء ٗه َم ْو ِع ِّۗ الر ٰب ۘ الر ٰب
ِ وا َوا َ َح َّل اللّٰهُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم ِ ْالبَ ْي ُع مِثْ ُل
ٰۤ ُ
َار ۚ هُ ْْ فِ ْي َُها ٰخ ِلد ُْون
ِ ب ال َّن ُ ٰصح ْ َ ولىِٕكَ ا عادَ فَاَ َوا َ ْم ُر ٗه اِ َلى اللّٰ ِه ِّۗ َو َم ْن
13
Andri Soemitra II, Masa Depan Pasar Modal Syariah Di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2014),
halaman 84
14
Sumantoro, Pengantar Tentang Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990), h.
15 )
15
Q.S Al-Baqarah (2): 275
10
اض ِم ْنكُ ْْ ِّۗ َو ََل ت َ ْقتُلُ ْوا
ٍ ع ْن ت ََر َ ٰيا َ ُّي َُها ا َّل ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ََل ت َأْكُلُ ْوا ا َ ْم َوالَكُ ْْ َب ْينَكُ ْْ ِب ْال َباطِ ِل ا ََِّل ا َ ْن تَكُ ْونَ ِت َج
َ ً ارة
سكُ ْْ ِّۗ ا َِّن اللّٰهَ َكانَ بِكُ ْْ َرحِ ْي ًما َ ُا َ ْنف
2. Hadist
a. HR. Al Khomsah dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya
(رواه الخمسة عن عمر،وَل بيع ماليس عندك، وَل ربح ما لْ يضمن،َل يحل سلف وبيع
ْ وصححه التي مذي وابن خزيمة والحاك،بن شعيب عن اءبيه عن جده
3. Kaidah fiqh
“Tidak boleh melakukan perbuatan hukum atas milik orang lain tanpa
seizinnya.”
4. Pendapat ulama
a. Keputusan Muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun 1992 di Jeddah:
11
F. Pasar modal dalam persepktif islam
Dalam lintas awal sejarah Islam, istilah jual beli saham atau investasi
belum dikenal, namun mudharabah atau bagi hasil, bisa disebut investasi
langsung. Seperti disebutkan dalam kitab Fiqh al-Sunnah bahwa Abu Musa al-
asyari di Basrah menitipkan sejumlah uang kepada dua orang anak umar bin
Khattab r. a untuk disampaikan kepada orang tuanya di Madinah. Kepada
keduanya diizinkan untuk menjadikan uang tersebut sebagai modal usaha
selama dalam perjalanan dari Basrah ke Madinah, yang keuntungannya akan
dibagi antara mereka berdua sebagai pengusaha dengan bapaknya sebagai
pemilik modal dengan janji apabila harta tersebut binasa, maka keduanya akan
bertanggung jawab.17 Dari riwayat di atas maka dapat dijadikan sebagai acuan
dan dibenarkan dalam kegiatan pasar modal bila emiten menjamin pembagian
pembagian deviden dan pelunasan emisi-nya.
16
Muslim, Abul Hasan, bin al-Hajjaj, tt., Shahih Muslim, III, Beirut, Darul al-Afaq al-Jadidah, h.3)
17
Sabiq, Sayid, Fiqh al-Sunnah, II, Maktabah Syamilah. Hal. 203)
12
dilarang oleh syariat.18 Karena pasar modal itu tidak ada nash yang melarang
maka boleh saja dilaksanakan, selama batas usahanya tersebut tidak
bertentangan dengan syariat Islam. 19
18
A.A. Islahi, Konsepsi Ekonomi Ibn Taimiyah, terjemahan oleh Anshori Thayyib, (Surabaya: Bina
Ilmu, 1997), h. 188)
19
Lubis Syahrawati, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2000), h. 91)
13
oleh badan Pengawas Pasar Modal. Dalam pasar ketiga ini tidak memiliki
pusat lokasi perdagangan yang dinamakan floor trading (lantai bursa).
Operasi yang ada pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi yang
disebut "trading information" Informasi yang diberikan dalam pasar ini
meliputi: harga-harga saham, jumlah transaksi, dan keterangan lainnya
mengenai surat berharga yang bersangkutan. Dalam sistem perdagangan ini
pialang dapat bertindak dalam kedudukan sebagai pedagang efek maupun
sebagai perantara pedagang.
d. Pasar Keempat (Fourth Market)
Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar investor
atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang ke pemegang
lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Bentuk transaksi semacam
ini biasanya dilakukan dalam jumlah besar (block sale).20
a. Pelaku Utama :
Emiten, yaitu perusahaan yang menjual kepemilikannya kepada
masyarakat dengan tujuan: a) memperoleh tambahan dana yang digunakan
dalam perluasan usaha; b) mengubah atau memperbaiki komposisi modal; c)
melakukan pengalihan pemegang saham. Investor atau pemodal, yaitu badan
atau perorangan yang membeli kepemilikan suatu perusahaan yang go public
dan bila sebagian saham di tangan publik, maka pemegang saham pendiri
berstatus investor pertama dan pemegangsaham melalui pembelian disebut
investor kedua. Investor yang ingin membeli saham perusahaan yang go public
dapat melalui pasar perdana dan sekunder.
b. Pelaku penunjang
Kelompok ini merupakan lembaga-lembaga yang berfungsi mendukung
kerjasama pasar modal, antara lain :
20
Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, (Yogyakarta: UPP Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN, 2000),´ h. 13-15)
14
1) Underwriter atau penjamin emisi
2) Guarantor atau penanggung
3) Trustee atau Wali Amanat
4) Broker, pialang atau Perantara perdagangan efek
5) Dealer atau pedagang efek
6) Securities company atau perusahaan surat berharga
7) Investment Company atau perusahaan pengelola dana
8) Biro Administrasi Efek 21
21
Subagyo, dkk., Bank dan Lembaga-lembaga Keuangan Lainnya, (Yogyakarta: STIE-YKPN,
1990) h. 121-122.)
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk penyusunan makalah
kedepannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, Winda Nurul. 2020. Tinjauan Fiqh Muamalah Terhadap Penerapan Jual
Beli Obligasi Syariah (Studi Kasis Kantor Perwakilan BEI Makasar).
Skripsi. Fakultas Agama Islam. Universitas Muhammadiyah Makasar.
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. 2007. Investasi pada Pasar Modal
Syariah. Jakarta: Kencana.
Islahi, A.A. 1997. Konsepsi Ekonomi Ibn Taimiyah, terjemahan oleh Anshori
Thayyib. Surabaya: Bina Ilmu.
Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. RajaGafindo
Persada, Halaman 302.
Kurniyawati, Dina dan Abu Azam Al-Hadi. 2011. “Obligasi Shariah Perspektif
Hukum Islam (Aplikasi Sukuk Ijarah Al-Muntahiya Bittambik di Bursa
Efek Indonesia Surabaya)”. Jurnal Maliyah. Vol. 1 No.1.
Mahfud, Sahal. 2004. Wajah Baru Fiqh Pesantren. Jakarta: Citra Pustaka Bersama
Keluarga Mathaliul Falah (KMF).
Sabiq, Sayyid. 1974. Fiqhu Sunnah. Jil. III. Kuwait : dar al-Bayan
Soemitra II, Andri. 2014. Masa Depan Pasar Modal Syariah Di Indonesia, Jakarta:
Kencana.
17
Sunariyah. 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP
Akademi Manajemen Perusahaan YKPN
Wahid, Nazaruddin Abdul. 2010. Sukuk: Memahami dan Membedah Obligasi Pada
Perbankan Syariah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
18