Kti Mawarni Lestari
Kti Mawarni Lestari
Kti Mawarni Lestari
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang
Oleh :
Mawarni Lestari
NIM. P 17420513045
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang
Oleh :
Mawarni Lestari
NIM. P 17420513045
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P 17420513045
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini adalah benar-benar
atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
kasus ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
Tanda tangan
Mawarni Lestari
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
hambatan dan kesulitan. Tetapi karena bantuan dan pengarahan dari berbagai
Kesehatan Semarang.
Semarang
5. Siti Arifah, SKM, M.Kes dan Moh. Ridwan, S.KM.,M.PH., selaku tim penguji
vi
6. Bapak dan ibu dosen serta staf dan karyawan program studi DIII Keperawatan
Magelang.
8. Terima kasih kepada Ayahanda Daldiri dan Ibunda Titik Lestari, yang
pembimbing, Putut Agus S, Nindha Asrhi L, Ana Fitriana, Eka Fitriana yang
11. Semua pihak yang telah membantu penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
membangun dari semua pihak untuk perbaikan selanjutnya. Semoga Karya Tulis
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
5. Tugas keluarga ........................................................................... 20
6. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga................................ 21
C. Konsep Proses Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengertian .................................................................................. 24
2. Tujuan keperawatan keluarga ................................................... 25
3. Tahapan Proses Asuhan Keperawatan Keluarga ....................... 25
D. Konsep Dasar Lansia
1. Pengertian Lansia ....................................................................... 39
2. Pembagian Lansia ...................................................................... 39
3. Perubahan yang Terjadi Akibat Proses Penuaan ...................... 39
E. Konsep Dasar Proses Asuhan Keperawatan Lansia
1. Pengertian .................................................................................. 41
2. Tujuan ....................................................................................... 42
3. Fokus Asuhan Keperawatan Lansia ........................................... 42
4. Proses Asuhan Keperawatan Lansia Sebagai Individu .............. 43
F. Proses Asuhan Keperawatan Lansia dengan Angina Pectoris .... 46
G. Pathway Angina Pectoris ................................................................ 51
H. Rencana Pengambilan Kasus ......................................................... 52
BAB III LAPORAN KASUS
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengkajian .................................................................................. 60
2. Analisa Data ................................................................................ 71
3. Skoring ........................................................................................ 73
4. Diagnosa Keperawatan ................................................................ 76
5. Rencana Keperawatan ................................................................. 76
6. Pelaksanaan dan Evaluasi ........................................................... 79
BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
1. Pembahasan ................................................................................ 86
2. Simpulan...................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Lembar Bimbingan
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terdiri dari 7.3 juta akibat penyakit jantung koroner (PJK) dan 6,2 juta akibat
stroke. Dan diperkirakan 23.6 juta penduduk dunia akan meninggal akibat
berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar 1.5 persen. Prevalensi 0.5
persen berarti setiap 10.000 orang terdapat 50 orang penderita penyakit jantung
terdiagnosis dokter sebesar 0.5 persen dan berdasarkan diagnosis dokter atau
Serangan angina pectoris ditandai dengan rasa tertekan pada dada sampai nyeri
xiii
oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan
ini dicapai melalui terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor risiko
(Smeltzer, 2015).
kasus Angina pectoris sebesar 18.757 kasus dan prevalensi di kota Magelang
(4.304 kasus) dan kota semarang (2.577 kasus). Berdasarkan laporan tahunan
2014 adalah sebanyak 167 pasien. Sedangkan hasil rekapan tahun 2015 di
tinggi daripada laki-laki (41.8%), serta dari jenis kelamin perempuan, 71.9%
berkeringat dan kesulitan bernapas adalah gejala dari masuk angina biasa.
xiv
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai
tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga, merawat anggota keluarga yang
dengan angina pectoris di atas, maka dampak sosial yang akan terjadi jika
tidak dapat bekerja dan tidak mampu melindungi anggota keluarganya. Bahkan
xv
Berdasarkan uraian diatas, maka proses keperawatan keluarga dengan
yang tidak dapat dikatakan sedikit. Tidak semua keluarga mampu mengelola
maksimal. Hal itulah yang mendasari penulis untuk menyusun karya tulis
Tahun 2016”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Kota Magelang.
2. Tujuan khusus
Melaporkan:
xvi
c. Penulis mampu menetapkan rencana keperawatan Asuhan
Kota Magelang.
C. Manfaat Penulisan
Angina Pectoris. Selain itu juga dapat memberikan manfaat praktis bagi
xvii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Angina Pectoris adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan nyeri
paroksismal atau perasaan berat pada dada anterior. Aliran darah koroner
Yaitu nyeri dada episodik yang terjadi pada saat beraktivitas berat.
Nyeri ini biasanya berkurang dengan istirahat atau dengan obat seperti
nitrogliserin.
Yaitu nyeri dada yang terjadi pada saat istirahat dan disebabkan oleh
cepat.
xviii
c. Angina pectoris tidak stabil
Yaitu nyeri yang terjadi pada saat istirahat atau aktivitas ringan dengan
dengan adanya plak dan thrombosis, emboli dari thrombus, dan atau
3. Etiologi
berat dan stress. Karena hal ini kelanjutan dari stenosis aorta berat,
Long, 2006).
a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah : Umur, jenis kelamin, ras dan
4. Patofisiologi
xix
yang menyebabkan perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob dan
5. Manifestasi klinis
hingga tercekik atau sensasi berat pada dada, yang dapat dirasakan mulai
dari tidak nyaman hingga nyeri yang menyiksa. Angina disertai dengan
perasaan takut yang sangat dan perasaan seperti akan meninggal. Nyeri
xx
Ketidaknyamanan sulit dilokalisasi dan dapat menyebar ke leher,
rahang, bahu, dan pada bagian dalam lengan atas (biasanya lengan kiri).
Perasaan lemah atau mati rasa pada lengan, pergelangan tangan, telapak
tangan, dan juga sesak nafas, pucat diaphoresis, pusing atau sakit kepala,
mual dan muntah, yang dapat menyertai nyeri. Kecemasan dapat pula
terjadi pada saat angina. Karakteristik dari angina, yaitu keluhan nyeri
6. Penatalaksanaan
terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor risiko. Secara bedah tujuan
(PTCA).
a. Terapi farmakologi
xxi
4) Obat-obat antiplatelet dan antikoagulan, seperti aspirin,
tirofiban, apitibade)
5) Terapi oksigen
7. Komplikasi
a. Gagal jantung
b. MI (Miocard Infark)
mengalami penurunan oksigen yang berat dan lama karena aliran darah
xxii
8. Diagnosa keperawatan
suplai oksigen.
jaringan miokard
penyakit
9. Rencana keperawatan
suplai oksigen.
manajemen nyeri.
Intervensi:
xxiii
2) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri dada, seperti
suhu
5) Tingkatkan istirahat
Intervensi:
xxiv
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
jaringan miokard
Intervensi:
beraktivitas
mengontrol cemas
Intervensi:
persepsi
xxv
e. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
penyakit
secara benar
Intervensi:
2) Jelaskan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit angina
xxvi
B. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga
1. Pengertian keluarga
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat
2. Struktur keluarga
sedarah istri.
xxvii
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
3. Tipe keluarga
a. Tradisional Nuclear yaitu keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan
luar rumah.
sebagainya.
lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat
d. Niddle Age / Aging couple yaitu suami sebagai pencari uang, istri di
xxviii
e. Dyadic Nuclear adalah suami istri yang sudah berumur dan tidak
g. Dual Carrier yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa
anak.
waktu-waktu tertentu.
i. Single Adult yaitu wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan
satu rumah.
suatu panti-panti.
fasilitas.
m. Group Marriage yaitu satu perumahan terdiri atas orang tua dan
menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
xxix
o. Cohibing Couple yaitu dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa pernikahan.
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota
b. Fungsi sosialisasi
memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
dalam masyarakat.
xxx
serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental,
d. Fungsi ekonomi
e. Fungsi biologis
generasi selanjutnya.
f. Fungsi psikologis
g. Fungsi pendidikan
perkembangannya.
xxxi
5. Tugas keluarga
dialami keluarga.
takut terhadap akibat atau adakah sikap negatif dari keluarga terhadap
xxxii
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, kepercayaan keluarga
kesehatan.
xxxiii
c. Tahap III: keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berusia
2-6 tahun)
anak yang baru lahir sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang
d. Tahap IV: keluarga dengan anak sekolah (anak tertua berusia 6-13
tahun)
tahun)
xxxiv
f. Tahap VI: keluarga melepaskan anak dewasa muda (mencakup anak
suami dan istri yang sudah menua dan sakit, membantu anak mandiri,
orang tua dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga
yang memuaskan dan bermakna antara orang tua yang telah menua dan
anak.
xxxv
penghasilan yang menurun, mempertahankan hubungan pernikahan,
1. Pengertian
masalah kesehatannya.
anggota keluarga.
xxxvi
2. Tujuan Keperawatan Keluarga
b. Tujuan khusus:
pada keluarga.
di rumah.
a. Pengkajian
xxxvii
Pengkajian adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi
1) Data umum
xxxviii
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
3) Pengkajian lingkungan
4) Struktur keluarga
5) Fungsi keluarga
kesehatan
7) Pemeriksaan fisik
8) Harapan keluarga
xxxix
b. Perumusan diagnosa keperawatan keluarga
sebagai berikut
c) Risiko kecelakaan
xl
2) Ketidaksanggupan mengambil keputusan mengenai tindakan
karena:
prosedur perawatan/pengobatan
untuk perawatan
xli
4) Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang bisa
keluarga karena:
kesehatan
lokasi
skoring.
xlii
Tabel 2.1
Skala Prioritas Masalah Kesehatan Keluarga
dengan bobot
xliii
Penentuan prioritas masalah dipengaruhi oleh 4 kriteria sebagai berikut:
1) Sifat masalah
adalah:
xliv
3) Potensi masalah bila dicegah
Adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul yang dapat
timbul
4) Menonjolnya masalah
dan merasa perlu untuk menangani segera maka harus diberi skore
yang tinggi.
xlv
c. Perencanaan keperawatan keluarga
angina pectoris
telah ditentukan
masalah
melakukan tindakan
xlvi
b) Memperkenalkan kepada keluarga tentang alternative
xlvii
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan
masalah
xlviii
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
xlix
3) Tentukan kriteria dan standar untuk evaluasi. Kriteria dapat
1) Evaluasi kuantitatif
2) Evaluasi kualitatif
difokuskan pada salah satu dari 3 dimensi yang saling terkait yaitu
l
D. Konsep Dasar Lansia
1. Pengertian Lansia
2012, p.175).
2. Pembagian lansia
tahun.
li
pengetahuan, dan situasi lingkungan. Dari segi mental emosional sering
c. Perubahan psikososial
bersangkutan.
biaya pengobatan
lii
d. Perubahan kognitif
e. Perubahan spiritual
dalam kehidupannya, hal ini terlihat dalam cara berfikir dan bertindak
dalam sehari-hari.
1. Pengertian
dampak proses penuaan atau gangguan kesehatan yang terjadi pada lansia
liii
2. Tujuan Asuhan keperawatan lansia
a. Peningkatan kesehatan
b. Pencegahan penyakit
a. Peningkatan kesehatan
b. Pencegahan penyakit
yang umum terjadi pada lansia sebagai akibat mekanisme adaptasi yang
(bio-psiko-sosial-spiritual).
liv
4. Proses asuhan keperawatan lansia sebagai individu
lansia yaitu :
a. Pengkajian
pengiriman rangsangan.
efektif
lv
g) Gangguan pola napas berhubungan dengan penyempitan jalan
napas
tidak mampu
3) Spiritual, meliputi:
pasangan
dialami
lvi
c. Intervensi keperawatan
fisik, psikologis dan sosial dengan tidak bergantung pada orang lain
a) Latih lansia cara pindah dari tempat tidur ke kursi atau yang lain
lvii
c) Bantu lansia berjalan ke kamar mandi
secara benar
petugas kesehatan
Intervensi:
lviii
b. Diskusikan dengan klien dan keluarga perubahan gaya hidup yang
menimbulkan kecemasan
yang tepat
Intervensi:
kecemasan
tindakan.
lix
e. Dorong keluarga untuk selalu memberikan dukungan psikologis
kepada klien
Intervensi:
beraktivitas
lx
4. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara/
memodifikasi lingkungan
manajemen nyeri
nyeri)
Intervensi:
lxi
5. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
Intervensi:
kesehatan
lxii
Pathway
Aterosklerosis, spasme pembuluh darah, pajanan terhadap Jantung kekurangan O2
dingin, stress, latihan fisik, makan makanan berat
Metabolisme anaerob Hipoksia otot jantung
2016.
dalam rumah serta pemeriksaan fisik Angina pectoris dan cara sekunder :
pectoris.
Intervensi :
pectoris
angina pectoris.
Intervensi:
kecemasan.
Intervensi :
dilakukan
10) Bantu klien dan keluarga memanfaatkan fasilitas atau sarana
akan dilakukan
yang ada
manajemen nyeri
tanda nyeri)
Intervensi:
dan lain-lain
Intervensi
kesehatan
dijangkau
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
18.30 WIB sampai pukul 20.00 WIB dan pukul 19.00 WIB sampai pukul
20.15 WIB di rumah Tn.S yang bertempat tinggal di Desa Cacaban Barat RT
pengkajian didapatkan data bahwa tipe keluarga ini termasuk tipe Extended
karyawan swasta dan Sdr.P merupakan anak kedua berumur 20 tahun yang
masih duduk di bangku kelas tiga SMA serta Ny. K berumur 75 tahun dengan
digunakan sehari-hari yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Tidak ada
dan tidak ada anggota keluarga yang berbeda agama. Keluarga percaya bahwa
sakit merupakan salah satu ujian dari Allah SWT supaya selalu bersyukur dan
pekerjaan Tn.S sebagai karyawan swasta, Ny.S sebagai karyawati swasta dan
Genogram
Keterangan :
= Perempuan = Menikah
= Meninggal = Klien
= tinggal serumah
Tahap perkembangan keluarga Tn.S adalah tahap keluarga melepaskan
anak dewasa muda dengan tugas keluarga pada tahap ini yaitu memperluas
istri yang sudah menua dan sakit, membantu anak mandiri, mempertahankan
yaitu kedua kakak dan satu adiknya sudah meninggal karena penyakit
jantung, namun tidak ada riwayat penyakit menular seperti hepatitis dan TBC.
Ny.S sering mengeluh nyeri dada yang disertai sesak napas dan keringat
menderita penyakit jantung sejak tahun 2012 dari hasil pemeriksaan rontgen
tetapi belum pernah dirawat dirumah sakit terkait penyakitnya dan hanya
Digoxin 1x1 0.25 mg, ISDN 1x0.5 mg, Antalgin 3x250 mg, dan Nitrogliserin
2% 1X5 mg. Ny.S sudah patuh dalam minum obat namun masih sering
kambuh. Kebiasaan pola makan Ny.S tidak teratur dan sering mengkonsumsi
gorengan. Di dalam keluarga, yang pernah dirawat dirumah sakit hanya Ny.K
dengan masalah vertigo dan diare. Ketika salah satu anggota keluarga Tn.S
maksimal.
Luas bangunan rumah ±42m2, memiliki 7 ruangan yang terdiri dari 3 kamar
tidur, 1 ruang tamu yang juga digunakan untuk ruang menonton TV, 1 dapur,
1 kamar mandi sekaligus WC, dan 1 ruang tengah untuk makan dan bersantai
jamban keluarga sendiri, jenis jamban yang digunakan adalah leher angsa,
kondisi sanitasi cukup baik, bak mandi dikuras seminggu sekali, terdapat
fasilitas pembersih toilet, alat mandi lengkap seperti sabun mandi, shampoo,
sikat gigi, pasta gigi dan handuk. Ventilasi rumah cukup baik, penerangan
pada malam hari menggunakan listrik, lantai rumah terbuat dari semen halus,
Sumber air keluarga berasal dari PDAM dan dimasak sebelum diminum. Di
Keluarga merasa terganggu dengan bau yang ditimbulkan oleh saluran air
1 2
S
W
3 Keterangan
4 1 : ruang tamu dan ruang TV
6 2, 4, 5 : kamar tidur
3 : ruang santai dan untuk
7 5 makan
6 : Kamar mandi dan WC
7 : dapur
Gambar 3.3 denah rumah Tn.S
Keadaan tempat tinggal dan jalan raya di dekat rumah terpelihara, bersih,
seperti klinik, rumah sakit, dan penanganan keadaan gawat darurat. Terdapat
yang sehat adalah Tn.S, Sdr.A, Sdr.P, dan Ny.K. Apabila ada keluarga Tn.S
yang sakit maka anggota keluarga yang lain memberikan dorongan untuk
di rumah adalah tempat tidur, sumber air bersih dan sarana hiburan
mempunyai rasa saling membutuhkan satu sama lain, saling menghargai dan
penyakit jantung yang dialami. Keluarga juga tidak tahu mengapa sejak
menderita penyakit ini, Ny.S jadi sering merasa nyeri dada dan sesak
nafas dan cepat lelah. Saat dikaji tentang penyebab, tanda dan gejala,
Kebiasaan keluarga Tn.S jika terdapat salah satu anggota keluarga yang
sesak nafas yang muncul pada saat kelelahan atau terlalu banyak pikiran.
Dalam sehari nyeri dan sesak nafas muncul ±4x disertai keringat dingin.
Ny.S bekerja sebagai karyawati pabrik roti dengan jam kerja 7 jam dan
ketika bekerja sering mengalami nyeri dada dan sesak napas yang
dan tekanan darah tinggi. Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh data
suhu 36ºC
apabila merasa kurang enak badan atau sakit memutuskan untuk berobat
Puskesmas.
pangan, dan papan cukup dari penghasilan yang diperoleh dari Tn.S dan
panjang yaitu keluarga merasa khawatir dengan penyakit Ny.S yang tidak
mesochepal, tidak terdapat luka, kulit kepala bersih, rambut lurus, tidak
berbau, tidak beruban, dan tidak mudah rontok. Konjungtiva tidak anemis,
sklera mata tidak ikterik, bentuk telinga simetris, tidak ada pengeluaran
lendir, mulut bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, pada leher
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dada terinspeksi simetris, ictus cordis
datar, tidak ada asites, bunyi bising usus 10x/menit, dan tidak ada nyeri
tekan. Tidak ada oedema maupun lesi pada kaki dan tangan, kulit
memutuskan untuk tidak merawat inap Ny.S dan hanya melakukan kontrol
pemeriksaan rontgen tahun 2012 tetapi tidak pernah menjalani rawat inap.
tidak mengetahui secara spesifik penyakit jantung yang dialami. Keluarga juga
tidak tahu mengapa sejak menderita penyakit ini, Ny.S jadi sering merasa
nyeri dada dan sesak nafas dan cepat lelah. Saat dikaji tentang penyebab,
sesak nafas yang muncul pada saat kelelahan atau terlalu banyak pikiran.
Dalam sehari nyeri dan sesak nafas muncul ±4x disertai keringat dingin.
Keluarga belum mengetahui diit yang tepat untuk penderita penyakit jantung
ketika bekerja sering mengalami nyeri dada dan sesak napas yang
pencetus dari nyeri dada dan sesak napas, sehingga belum mampu
menjadi cepat mengalami kelelahan, mudah sesak nafas dan tekanan darah
tinggi. Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh data tekanan darah Ny.S 170/90
muncul yaitu:
E. Rencana keperawatan
c. Intervensi
2) Bantu klien dan keluarga untuk mengenal tanda dan gejala angina
angina pectoris
b. Tujuan khusus:
c. Intervensi
yang tepat.
c. Intervensi
3) Jelaskan kepada klien dan keluarga faktor pencetus nyeri dada dan
komunikasi keluarga.
5) Bantu klien dan keluarga mencari cara memodifikasi lingkungan
tanda dan gejala angina pectoris yang tepat pada anggota keluarga,
pectoris yaitu dengan obat ISDN yang diletakkan dibawah lidah dan
aktivitas dan beristirahat sampai nyeri dan sesak napas hilang dengan posisi
duduk kaki diselonjorkan, bila nyeri tidak hilang dalam 10 menit segera
pectoris.
sebagai berikut:
nyeri dada yang terjadi karena stress dan kelelahan karena aktivitas. Tanda
gejala dari angina pectoris adalah nyeri dada dan sesak nafas, mudah lelah,
lidah.
dengan benar.
A : keluarga mampu mengenal pengertian, tanda, gejala, komplikasi, cara
kehidupan sehari-hari.
keluarga diit yang tepat untuk penderita angina pectoris yaitu rendah
putih 5 siung, jamur kuping 10 gram, jahe 3 biji dan 2 gelas air, kemudian
direbus di jadikan air satu gelas, selanjutnya diminum sehari 2x (pagi dan
yang tepat.
Evaluasi kedua dengan masalah risiko nyeri akut berhubungan
mengoleskan minyak kayu putih di area dada yang nyeri. Keluarga juga
menkonsumsi diit yang tepat yaitu diit rendah garam dan rendah kolesterol
dengan bawang putih 5 siung, jamur kuping 10 gram, jahe 3 biji dan 2
gelas air, kemudian direbus di jadikan air satu gelas, selanjutnya diminum
kepada klien dan keluarga faktor pencetus nyeri dada dan sesak nafas
seperti kelelahan, suhu dingin, makan terlalu banyak dan stress dan untuk
ringan dan yang bisa dilakukan dengan duduk atau apabila merasa lelah
mampu dilakukan Ny.S seperti memasak, mencuci, dan bekerja. Ny.S juga
mengatakan sudah mengatahui faktor pencetus nyeri dada dan sesak nafas
meliputi kelelahan, suhu dingin, makan terlalu banyak dan stress dan untuk
baik makan sedikit-sedikit tetapi sering dan apabila merasa lelah saat
penyuluhan
data perubahan perilaku pada keluarga Tn.S dan aplikasi pada kehidupan
sehari-hari dari hasil penyuluhan yang telah diberikan pada tanggal 20 dan
Puskesmas dan patuh meminum obat secara teratur. Anjurkan klien untuk
melakukan olahraga ringan seperti jalan santai setiap pagi, menaati diit
A. Pembahasan
kasus dilakukan dari tahap pengkajian seperti pengumpulan data, analisa data,
1. Pengkajian
tanggal 18 Januari 2016 pukul 18.30 WIB sampai pukul 20.00 WIB dan
dan 19 Januari 2016 pukul 19.00 WIB sampai pukul 20.15 WIB. Penulis
dibinanya.
Hasil dari pengkajian didapatkan tipe keluarga Tn.S adalah
Ny.S (klien), Sdr.P, Sdr.A, dan Ny.K. Hal ini sesuai dengan teori
hubungan pernikahan, membantu orang tua suami dan istri yang sudah
Tn.S dengan teori yang dijelaskan oleh Friedman (2014) tersebut, yang
mengeluh nyeri dada disertai sesak nafas yang muncul ketika kelelahan,
makan berlebihan dan stress. Kualitas nyeri seperti ditindih beban berat di
sekitar dada kiri, muncul kurang lebih 4 kali dalam sehari dan akan mereda
penyebab dari nyeri dada sesuai dengan teori menurut Smeltzer (2015)
yaitu latihan fisik, makan makanan berat, dan stress yang menyebabkan
disertai sesak nafas. Karakteristik dari angina, yaitu keluhan nyeri akan
pectoris stabil (tipikal) yaitu nyeri dada episodik yang terjadi pada saat
setiap kriteria, skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikali bobot.
Ny.S mengalami pembesaran dari hasil rontgen tahun 2012. Keluarga juga
tidak tahu mengapa sejak menderita penyakit ini, Ny.S jadi sering merasa
nyeri dada dan sesak nafas dan cepat lelah. Saat dikaji tentang penyebab,
ketidaktahuan fakta, rasa takut akibat masalah yang diketahui, sikap, dan
tersebut muncul karena keluarga belum mengetahui diit yang tepat untuk
mengalami nyeri dada dan sesak nafas yang muncul pada saat kelelahan
atau terlalu banyak pikiran. Dalam sehari nyeri dan sesak nafas muncul
Smeltzer (2015) antara lain latihan fisik, pajanan terhadap dingin, makan
pabrik roti dengan jam kerja 7 jam dan ketika bekerja sering mengalami
Keluarga tidak mengetahui faktor pencetus dari nyeri dada dan sesak
mudah sesak nafas dan tekanan darah tinggi. Dari hasil pemeriksaan fisik
pectoris.
pukul 18.30 WIB antara lain yaitu klien dan keluarga diberikan
munculnya nyeri dada yaitu karena kelelahan dan stress. Sdr.A juga
berlebihan .
telah ditentukan dan tunjang sikap atau emosi yang sehat dalam
menghadapi masalah.
rumah Tn.S diikuti oleh 4 orang yaitu Ny.S, Ny.K, Sdr.A dan Sdr.P
yang merupakan ketua dalam diskusi tersebut. Hal tersebut sesuai dengan
membahas satu materi dan dipimpin oleh ketua dengan peserta mulai dari
memandang satu sama lain misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi
bahwa Ny.S menderita penyakit angina pectoris atau nyeri dada yang
terjadi karena stress dan kelelahan karena aktivitas. Tanda gejala dari
angina pectoris adalah nyeri dada, sesak nafas, dan mudah lelah.
lidah.
hari.
Selanjutnya untuk mengatasi masalah risiko nyeri akut
keluarga yang sakit angina pectoris ditetapkan rencana antara lain kaji
angina pectoris, jelaskan kepada klien dan keluarga diit yang tepat untuk
2016 pukul 18.30 WIB antara lain yaitu mengkaji sejauh mana
pectoris, menjelaskan kepada klien dan keluarga diit yang tepat untuk
dengan obat tradisional yaitu dengan bawang putih 5 siung, jamur kuping
10 gram, jahe 3 biji dan 2 gelas air, kemudian direbus di jadikan air satu
merawat anggota keluarga yang sakit angina pectoris dan jelaskan serta
mengoleskan minyak kayu putih di area dada yang nyeri. Keluarga juga
menkonsumsi diit yang tepat yaitu diit rendah garam dan rendah
jahe 3 biji dan 2 gelas air, kemudian direbus di jadikan air satu gelas,
putih 5 siung, jamur kuping 10 gram, jahe 3 biji dan 2 gelas air, direbus
di jadikan air satu gelas. Rencana tindak lanjut yang telah disusun
meliputi motivasi keluarga dan Ny.S untuk untuk patuh dalam
klien, jelaskan faktor pencetus nyeri dada dan sesak nafas, dan bantu
faktor pencetus nyeri dada dan sesak nafas seperti kelelahan, suhu dingin,
makan terlalu banyak dan stress dan untuk menghindari faktor pencetus
selalu berdiri.
Hal tersebut sesuai dengan intervensi menurut teori Widyanto
meliputi kelelahan, suhu dingin, makan terlalu banyak dan stress dan
lebih baik makan sedikit-sedikit tetapi sering dan apabila merasa lelah
data perubahan perilaku pada keluarga Tn.S dan aplikasi pada kehidupan
sehari-hari dari hasil penyuluhan yang telah diberikan pada tanggal 20-21
obat tradisional.
Data objektif yang didapatkan Ny.S telihat lebih rileks dan tidak
sebagian.
untuk melakukan olahraga ringan seperti jalan santai setiap pagi, menaati
berlebihan.
B. Simpulan
1. Pengkajian
2. Masalah Keperawatan
4. Implementasi
obat tradisional.
5. Evaluasi
22 Januari 2016 pukul 19.00 WIB pada Tn.S dan keluarga sudah
kesehatan Ny.S.
6. Kesenjangan yang muncul dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada
Carpenito, L,J. (2013). Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10. Jakarta: EGC
Dinkes Jateng. (2012). Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (online),
(http://www.dinkes_jatengprov.html, diakses 3 November 2015).
Friedman, Marilyn M. (2014). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori &
Praktik Edisi 5. Jakarta: EGC.
Mubarak, Wahid Iqbal., Nurul Cahyatin, Bambang Adi Santoso. (2012). Ilmu
Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer, Suzanne C. & Brenda G., Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth. ed. 8. Vol. II. Terjemahan oleh
Agung Waluyo et al. Jakarta: EGC.
Vinay Kumar, Abul K. Abbas, Jon C. Aster. (2013). Basic Pathology (9th ed.).
Philadelphia, PA: Elsevier Saunders.
Wijaya, Andra Saferi & Putri, Yessie Mariza. (2013). Keperawatan Medikal
Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika.
http://www.berbisnisjamur.com/manfaat-jamur-kuping-hitam/(diakses tanggal 11
Januari 2016 )
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Oleh :
Mawarni Lestari
NIM. P 17420513045
Keterangan :
= Perempuan = Menikah
= Meninggal = Klien
= tinggal serumah
h. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. S termasuk tipe Extended Family yang terdiri atas
ayah, ibu, anak dan nenek.
i. Suku bangsa
Keluarga Tn. S berasal dari suku Jawa, bangsa Indonesia. Bahasa yang
digunakan sehari-hari yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Tidak
ada adat istiadat yang bertentangan dengan kesehatan maupun
penggunaan praktik pelayanan kesehatan tradisional.
j. Agama
Kelurga Tn. S menganut agama Islam, dan tidak anggota keluarga
yang berbeda agama. Keluarga percaya bahwa sakit merupakan salah
satu ujian dari Allah SWT supaya kita selalu bersyukur dan sabar.
k. Status ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga Tn. S setiap bulan ±1.600.000,00 diperoleh dari
pekerjaan Tn. S sebagai swasta dan Ny. S sebagai pegawai pabrik roti.
Pengeluaran keluarga Tn. S ±1.600.000,00 sehingga mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tidak mempunyai simapanan
tabungan.
l. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang
Keluarga Tn. S jarang pergi bersama untuk mengunjungi tempat
rekreasi, karena merasa anak-anaknya sudah dewasa, tetapi keluarga
sering menyempatkan untuk menonton TV bersama di rumah.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. S adalah tahap keluarga
melepaskan anak dewasa muda dengan tugas keluarga pada tahap ini
yaitu memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota
keluarga baru yang didapat melalui perkawinan anak-anak,
melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan
pernikahan, membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua
dan sakit, membantu anak mandiri, mempertahankan komunikasi,
memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu,
menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu
memperluas siklus dengan perkawinan anak-anak.
c. Riwayat keluarga inti
1) Riwayat penyakit keturunan
Keluarga mempunyai riwayat penyakit jantung yang berasal dari
Ny. S.
2) Riwayat kesehatan masing-masing anggota
Tn. S, belum pernah dirawat di rumah sakit.
Ny. S, belum pernah dirawat dirumah sakit. Mempunyai riwayat
penyakit jantung dan hipertensi. Hasil pemeriksaan tekanan darah
170/90 mmHg.
Sdr.A, belum pernah dirawat di rumah sakit. Jika merasa tidak
enak badan membeli obat di apotek.
Sdr.P, belum pernah dirawat di rumah sakit. Jika merasa tidak
enak badan membeli obat di apotek.
Ny.K, pernah dirawat di rmah sakit dengan masalah vertigo dan
diare.
3) Sumber pelayanan yang digunakan keluarga
Ketika salah satu anggota keluarga Tn. S mengalami sakit atau
masalah kesehatan biasanya dibawa ke Puskesmas. Keluarga
percaya bahwa dengan adanya tempat pelayanan kesehatan akan
membantu keluarga dalam mencapai kesehatan
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga tidak mempunyai riwayat pernikahan sebelumnya.
3. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
1) Tipe tempat tinggal
Keluarga Tn. S menempati rumah yang sudah milik sendiri dan
tipe permanen.
2) Kondisi rumah
Rumah Tn. S memiliki 7 ruangan yang terdiri dari 3 kamar tidur 1
ruang tamu yang juga digunakan untuk ruang menonton TV, 1
dapur, 1 kamar mandi sekaligus WC, dan 1 ruang tengah untuk
makan dan bersantai keluarga. Ventilasi rumah cukup baik,
penerangan pada malam hari menggunakan listrik, lantai rumah
terbuat dari semen halus, tidak mempunyai lantai dua, dan
bangunan dalam kondisi baik. Keluarga merasa rumah tersebut
memadai untuk mereka tinggali.
3) Dapur
Sumber air keluarga berasal dari PDAM dan dimasak sebelum
diminum. Di dapur tidak ada fasilitas pengaman bahaya kebakaran.
4) Kamar mandi
Kondisi sanitasi cukup baik, bak mandi dikuras seminggu sekali,
terdapat fasilitas pembersih toilet, alat mandi lengkap seperti sabun
mandi, shampoo, sikat gigi, pasta gigi dan handuk.
5) Kamar tidur
Ukuran kamar ±6m2
6) Kebersihan dan sanitasi rumah
Kebersihan rumah kurang, tetapi tidak ditemukan serangga-
serangga kecil di dalam rumah.
7) Pengaturan privasi
Keluarga merasa terganggu dengan bau yang ditimbulkan oleh
saluran air limbah yang berada di samping rumah.
Denah rumah
U
1 2
S Keterangan
3 1 W : ruang tamu dan ruangTV
4 2, 4, 5 : kamar tidur
6 3 : ruang santai dan untuk
makan
7 5 6 : Kamar mandi dan WC
7 : dapur
D. Diagnosa Keperawatan
1. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah angina pectoris
2. Risiko nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit angina pectoris
3. Risiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan (pekerjaan).
E. Rencana Keperawatan
No Tgl/Jam Diagnosa Tujuan umum Tujuan khusus Evaluasi Evaluasi Intervensi Paraf
Keperawatan Kriteria Standar
1 20 Defisiensi Setelah dilakukan Setelah dilakukan Verbal Klien dan 1. Kaji pengetahuan klien dan keluarga
Januari pengetahuan tindakan pendidikan keluarga mengenai angina pectoris
2016 berhubungan keperawatan kesehatan selama mampu 2. Berikan penjelasan secara sederhana
dengan berupa pendidikan 30 menit menjelaska kepada klien dan keluarga tentang
ketidakmampuan kesehatan tentang diharapkan klien n tentang pengertian, penyebab, tanda gejala angina
keluarga angina pectoris dan keluarga penyakit, pectoris
mengenal diharapkan klien menyatakan prognosis 3. Bantu klien dan keluarga untuk mengenal
masalah angina dan keluarga pemahaman dan tanda dan gejala angina pectoris yang
pectoris mampu mengenal tentang penyakit, pengobatan tepat pada anggota keluarga
(pengertian, masalah angina kondisi, prognosis angina 4. Berikan penjelasan kepada klien dan
tanda, gejala, pectoris dan program pectoris keluarga tentang komplikasi dari angina
faktor resiko, pengobatan pectoris
cara perawatan angina pectoris; 5. Diskusikan dengan klien dan keluarga
dan pencegahan) melaksanakan perubahan gaya hidup yang mungkin
prosedur diperlukan untuk mencegah komplikasi
pengobatan serta angina pectoris atau proses pengontrolan
mampu penyakit.
menjelaskan 6. Berikan penjelasan kepada klien dan
kembali tentang keluarga tentang cara penanganan
penyakit, farmakologis dan non farmakologis pada
prognosis dan angina pectoris
pengobatan 7. Diskusikan dengan klien dan keluarga
angina pectoris pilihan terapi atau penanganan angina
pectoris.
No Tgl/Jam Diagnosa Tujuan umum Tujuan Khusus Evaluasi Evaluasi Intervensi Paraf
Keperawatan Kriteria Standar
2 20 Risiko nyeri akut Setelah Setelah Verbal Klien 1. Lakukan pengkajian nyeri dada secara
Januari berhubungan dilakukan dilakukan mampu komprehensif termasuk karakteristik,
2016 dengan tindakan pendidikan mempraktek durasi, frekuensi, dan kualitas.
ketidakmampuan keperawatan kesehatan kan cara 2. Kaji sejauh mana kemampuan keluarga
keluarga merawat pendidikan selama 30 pembuatan merawat anggota keluarga yang sakit
anggota keluarga kesehatan menit obat angina pectoris
yang sakit angina tentang cara diharapkan tradisional 3. Jelaskan kepada klien dan keluarga diit
pectoris merawat klien mampu dengan yang tepat untuk penderita angina
anggota mengontrol bawang pectoris yaitu rendah garam dan rendah
keluarga dengan nyeri dengan putih 5 kolesterol.
angina pectoris obat tradisional siung, jamur 4. Jelaskan kepada klien dan keluarga
diharapkan kuping 10 tentang perawatan secara non
keluarga mampu gram, jahe 3 farmakologis dengan obat tradisional
merawat biji dan 2 5. Berikan reinforcement yang tepat atas
anggota gelas air, keberhasilan demonstrasi yang tepat.
keluarga yang kemudian
sakit angina direbus di
pectoris jadikan air
satu gelas,
dan diminum
sehari 2x.
No Tgl/Jam Diagnosa Tujuan umum Tujuan Evaluasi Evaluasi Intervensi Paraf
Keperawatan Khusus Kriteria Standar
3 20 Risiko intoleransi Setelah dilakukan Setelah verbal Klien mampu 1. Bantu klien dan keluarga
Januari aktivitas tindakan dilakukan menyebutkan mengidentifikasi aktivitas yang mampu
2016 berhubungan keperawatan pendidikan faktor dilakukan klien sesuai dengan
dengan pendidikan kesehatan pencetus kemampuan yang dapat ditolerir
ketidakmampuan kesehatan tentang selama 30 nyeri dada 2. Jelaskan tentang aktivitas ringan yang
keluarga cara merawat menit dan sesak dapat ditolelir oleh klien (misalnya
memelihara/ anggota keluarga diharapkan nafas serta aktivitas yang bisa dilakukan sambil
memodifikasi yang sakit angina klien cara duduk)
lingkungan pectoris mengetahui memodifikasi 3. Jelaskan kepada klien dan keluarga
(pekerjaan) diharapkan klien faktor lingkungan faktor pencetus nyeri dada dan sesak
mampu pencetus untuk nafas seperti kelelahan, suhu dingin,
memelihara/ nyeri dada mencegah makan terlalu banyak dan stress serta
memodifikasi dan mampu intoleransi cara menghindarinya.
lingkungan mencegah aktivitas 4. Jelaskan kepada keluarga cara
(pekerjaan) terjadinya menghindari ancaman psikologis dalam
sesak napas keluarga antara lain dengan cara
ketika memperbaiki pola komunikasi keluarga.
beraktivitas 5. Bantu klien dan keluarga mencari cara
memodifikasi lingkungan untuk
menghindarkan adanya faktor pencetus
nyeri dada misalnya ketika bekerja
mengurangi aktivitas yang memaksa
tubuh untuk selalu berdiri, dan memakai
jaket saat musim dingin
F. Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa
Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
21 Januari Defisiensi a. Membina hubungan saling S : keluarga mengatakan mengerti dengan penjelasan
2016 pengetahuan percaya dengan: yang diberikan, keluarga mengatakan bahwa Ny.S
19.00 berhubungan dengan 1) Mengucap salam menderita penyakit angina pectoris atau nyeri dada
WIB ketidakmampuan 2) Memperkenalkan diri yang terjadi karena stress dan kelelahan karena aktivitas.
keluarga mengenal 3) Menjelaskan tujuan Tanda gejala dari angina pectoris adalah nyeri dada dan
masalah angina 4) Membuat kontrak sesak nafas, mudah lelah, dan jantung berdebar-debar.
pectoris b. Menjelaskan tentang: Komplikasinya adalah gagal jantung dan kematian
Pengertian, penyebab, tanda mendadak jantung. Keluarga mengatakan cara
gejala, komplikasi, pencegahan dengan membatasi aktivitas yang
penatalaksanaan farmakologis melelahkan, mengurangi stress, mengkonsumsi
dan non farmakologis dari makanan yang bergizi, mengurangi makan makanan
angina pectoris yang mengandung garam, lemak, dan kolesterol.
c. Memberi kesempatan peserta Penatalaksanaan secara farmakologi yaitu dengan
penyuluhan untuk minum obat ISDN yang diletakkan dibawah lidah.
menanyakan hal-hal yang O : keluarga mendengarkan dengan antusias dan
kurang jelas. bertanya, keluarga mengangguk-angguk saat dijelaskan,
d. Mengevaluasi penyuluhan keluarga mampu menjawab pertanyan dengan benar.
e. Memberikan reinforcement A : keluarga mampu mengenal pengertian, tanda, gejala,
positif terkait keluaraga sudah komplikasi, cara pencegahan komplikasi angina
mengikuti pendidikan pectoris serta penatalaksanaan dengan obat, masalah
kesehatan. teratasi sebagian.
P : Motivasi keluarga untuk mengenal dan mengetahui
tentang angina pectoris dan menerapkan pengetahuan
yang telah dijelaskan dalam kehidupan sehari-hari.
Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf
21 Risiko nyeri akut a. Membina hubungan saling S : Keluarga mengatakan sebelum periksa ke puskesmas
Januari berhubungan dengan percaya dengan: klien biasanya mengoleskan minyak kayu putih di area
2016 ketidakmampuan Mengucap salam dada yang nyeri. Keluarga juga mengatakan sudah
keluarga merawat Memperkenalkan diri mengetahui cara perawatan dirumah dengan
anggota keluarga yang Menjelaskan tujuan menkonsumsi diit yang tepat yaitu diit rendah garam
sakit angina pectoris Membuat kontrak dan rendah kolesterol misalnya memperbanyak makan
b. Menjelaskan tentang: buah-buahan dan sayuran, mengurangi konsumsi
Diit yang tepat untuk penderita gorengan, dan jeroan dengan memodifkasi cara
angina pectoris memasak makanan dari yang biasanya digoreng
c. Menjelaskan dan menjadi dikukus. Keluarga juga mampu menjelaskan
mendemostrasikan tentang kembali tentang pembuatan obat tradisional yaitu
obat tradisional yaitu dengan dengan bawang putih 5 siung, jamur kuping 10 gram,
bawang putih 5 siung, jamur jahe 3 biji dan 2 gelas air, kemudian direbus di jadikan
kuping 10 gram, jahe 3 biji air satu gelas, selanjutnya diminum sehari 2x (pagi dan
dan 2 gelas air, kemudian sore).
direbus di jadikan air satu O: Keluarga memperhatikan secara seksama dan
gelas, selanjutnya diminum mampu mempraktekkan cara pembuatan obat
sehari 2x (pagi dan sore). tradisional.
d. Memberi kesempatan peserta A : Masalah risiko nyeri akut teratasi sebagian
penyuluhan untuk menanyakan P : Motivasi keluarga dan Ny.S untuk untuk patuh
hal-hal yang kurang jelas. dalam penatalaksanaan di rumah dan kontrol rutin ke
e. Mengevaluasi penyuluhan Puskesmas.
f. Memberikan reinforcement
positif terkait keluarga sudah
mengikuti pendidikan
kesehatan.
22 Risiko intoleransi a. Membina hubungan saling S : Keluarga Tn.S mengatakan sudah mengetahui
Januari aktivitas berhubungan percaya dengan: aktivitas-aktivitas yang mampu dilakukan Ny.S seperti
2016 dengan Mengucap salam memasak, mencuci, dan bekerja. Ny.S juga mengatakan
ketidakmampuan Memperkenalkan diri sudah mengatahui faktor pencetus nyeri dada dan sesak
keluarga memelihara/ Menjelaskan tujuan nafas meliputi kelelahan, suhu dingin, makan terlalu
memodifikasi Membuat kontrak banyak dan stress dan untuk menghindari faktor
lingkungan (pekerjaan) b. Menjelaskan tentang: pencetus tersebut dengan selalu memakai jaket saat
Faktor pencetus nyeri, cara udara dingin, mengurangi stress, mengurangi makan
memodifkasi lingkungan untuk terlalu banyak, lebih baik makan sedikit-sedikit tetapi
pencegahan nyeri dan sesak sering dan apabila merasa lelah saat bekerja segera
nafas beristirahat.
c. Mengevaluasi penyuluhan O : Keluarga mendengarkan dengan antusias, nampak
d. Memberikan reinforcement memahami penjelasan, keluarga mengangguk-angguk
positif terkait keluaraga sudah saat dijelaskan, keluarga menjawab pertanyan dengan
mengikuti pendidikan benar, dan mampu menyebutkan kembali isi
kesehatan. penyuluhan
A : Masalah risiko intoleransi aktivitas teratasi
sebagian
P : Motivasi klien untuk memperhatikan respon tubuh
saat beraktivitas dan kontrol rutin ke pelayanan
kesehatan.
LAMPIRAN 2
A. Pengertian
Angina Pectoris adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan nyeri
paroksismal atau perasaan berat pada dada anterior. Aliran darah koroner yang
tidak memadai menjadi penyebabnya, mengakibatkan suplai oksigen tidak
adekuat untuk memenuhi kebutuhan miokard. Angina biasanya terjadi akibat
penyakit jantung aterosklerosis dan terkait dengan obstruksi yang signifikan
pada arteri koroner mayor (Smeltzer, 2015).
B. Penyebab
Penyebab dari Angina Pectoris antara lain : ateroskelerosis, spasme
pembuluh koroner, latihan fisik, pajanan terhadap dingin, makan makanan
berat dan stress. Karena hal ini kelanjutan dari stenosis aorta berat, insufiensi
atau hipertropi kardiomiopati tanpa disertai obstruksi, peningkatan kebutuhan
tubuh metabolik, takikardi paroksimal ( Barbara C Long, 2006).
Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit
Angina Pectoris menurut Smeltzer (2015) adalah sebagai berikut:
c. Faktor risiko yang tidak dapat diubah : Umur, jenis kelamin, ras dan
riwayat penyakit dalam keluarga.
d. Faktor risiko yang dapat diubah : Merokok, tekanan darah tinggi,
kolesterol darah tinggi, hiperglikemia, dan pola tingkah laku.
C. Tanda dan Gejala
Nyeri bervariasi mulai dari perasaan tidak nyaman pada pencernaan
hingga tercekik atau sensasi berat pada dada, yang dapat dirasakan mulai dari
tidak nyaman hingga nyeri yang menyiksa. Angina disertai dengan perasaan
takut yang sangat dan perasaan seperti akan meninggal. Nyeri biasanya
bersifat retrosternal, jauh di dalam dada di bagian sepertiga atas atau tengah
sternum.
Ketidaknyamanan sulit dilokalisasi dan dapat menyebar ke leher,
rahang, bahu, dan pada bagian dalam lengan atas (biasanya lengan kiri).
Perasaan lemah atau mati rasa pada lengan, pergelangan tangan, telapak
tangan, dan juga sesak nafas, pucat diaphoresis, pusing atau sakit kepala, mual
dan muntah, yang dapat menyertai nyeri. Kecemasan dapat pula terjadi pada
saat angina. Karakteristik dari angina, yaitu keluhan nyeri akan menuurun jika
faktor pemicunya diatasi atau dengan pemberian nitrogliserin (Smeltzer, 2015)
D. Penatalaksanaan
Menurut Smeltzer (2015) tujuan penatalaksanaan medis Angina adalah
untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai
oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan
kontrol terhadap faktor risiko.
c. Terapi farmakologi
6) Nitrat, merupakan terapi awal yang utama (nitrogliserin)
7) Penyekat beta-adrenergik (beta-adrenergic blockers) seperti
metoprolol dan atenolol.
8) Penyekat saluran kalsium (calcium channel blocker)/ antagonis ion
kalsium (amlodipine dan diltiazem)
9) Obat-obat antiplatelet dan antikoagulan, seperti aspirin, klopidogrel,
heparin, agens glikoprotein IIb/IIIa (abciximab, tirofiban, apitibade)
10) Terapi oksigen
d. Kontrol terhadap faktor risiko
Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan
oksigen jantung. Pasien harus berhenti merokok, karena merokok
mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa
jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan
untuk menurunkan kerja jantung dan menghindari faktor-faktor risiko
lainnya
E. Komplikasi
d. Gagal jantung
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
jaringan (Smeltzer, 2015).
e. MI (Miocard Infark)
Miocard Infark merujuk pada suatu proses dinamik dimana jantung
mengalami penurunan oksigen yang berat dan lama karena aliran darah
koroner yang tidak mencukupi yang akan mengakibatnkan terjadinya
nekrosis atau kematian jaringan otot jantung.
f. Kematian mendadak karena dysritmia
F. Upaya Untuk Mengurangi Nyeri Dada
1. Melakukan aktivitas sedang
2. Menyelingi aktivitas dengan istirahat
3. Beristirahat dahulu selama 2 jam sebelum melakukan latihan
4. Menghindari latihan yang memerlukan aktivitas mendadak
5. Menghindari makan berlebihan
6. Makan dengan porsi yang lebih kecil, mungkin perlu makan sering tapi
dengan porsi yang kecil untuk mengurangi rasa lapar.
7. Menghindari asupan kafein yang berlebihan (kopi, minuman kola)
8. Berhenti merokok,
9. Menghindari udara yang sangat dingin
G. Pencegahan Angina Pectoris
1. Selalu membawa nitrogliserin
2. Segera meletakkan nitrogliserin dibawah lidah jika ada tanda nyeri dada
3. Jangan menelan air liur sebelum obat terlarut
4. Menghentikan semua aktivitas dan beristirahat sampai nyeri hilang
5. Bila nyeri tidak hilang dalam 10 menit segera bawa ke fasilitas kesehatan
terdekat
6. Siaga terhadap kemungkinan terjadinya efek samping nitrogliserin : sakit
kepala, rasa panas di muka, pusing.
LAMPIRAN 3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan SD di MI Ma’arif Karangtalun, lulus tahun 2007
2. Pendidikan SMP di SMP Negeri 2 Salam, lulus tahun 2010
3. Pendidikan SMA di SMA Negeri 1 Ngluwar, lulus tahun 2013
MAWARNI LESTARI
NIM. P17420513045