Tafsir Ilmi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

TAFSIR ILMI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : Madzahib Tafsir
Dosen Pengampu : Muhammad Ismail, M.A

Disusun oleh :
Munjiatun (2210101430)

IAI KHOZINATUN ULUM BLORA


TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita untuk terus mengeksplorasi dan memahami ilmu pengetahuan. Shalawat serta
salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, utusan yang membawa petunjuk bagi
umat manusia.
Makalah ini merupakan hasil dari upaya mendalam untuk memahami konsep tafsir
ilmiah dalam Islam. Tafsir ilmiah merupakan salah satu cabang yang penting dalam studi
keislaman, yang memadukan keilmuan agama dengan metode ilmiah yang objektif. Dalam
era di mana pengetahuan berkembang dengan cepat, penting bagi kita untuk merenungkan
dan memahami hukum-hukum Ilahi secara komprehensif, sesuai dengan kerangka
pengetahuan yang ada.
Dalam makalah ini, kami mencoba untuk menguraikan konsep tafsir ilmiah dari
berbagai sudut pandang, mulai dari metodologi yang digunakan hingga implikasi praktisnya
dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim. Kami berusaha menyajikan pandangan yang
seimbang dan mendalam, dengan memadukan hasil kajian dari para ulama terdahulu dengan
perspektif kontemporer yang relevan.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para pembimbing, rekan-rekan sejawat, dan
semua pihak yang telah memberikan dorongan serta kontribusi dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menjadi bagian yang
berguna dalam perbincangan dan pemahaman lebih lanjut tentang tafsir ilmiah dalam konteks
keilmuan Islam.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Blora, 24 November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 Pengertian Tafsir Ilmi..................................................................................................6
2.2 Sejarah Tafsir Ilmi.......................................................................................................7
2.3 Karakteristik Tafsir Ilmi..............................................................................................8
2.4 Karya-Karya Tafsir Ilmi..............................................................................................9
2.5 Contoh Ayat Tafsir Ilmi.............................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Tafsir ilmi merupakan disiplin ilmu yang mendalami makna dan interpretasi
Al-Qur'an berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah dan metode yang sistematis. Dalam
konteks modern, penting untuk memahami peran tafsir ilmi dalam menerjemahkan
dan menjelaskan pesan Al-Qur'an yang relevan dengan tantangan zaman.
Tafsir ilmi muncul sebagai respons terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
dan kebutuhan akan pemahaman Al-Quran yang lebih komprehensif. Sejarahnya
dapat ditelusuri sejak periode keemasan Islam, di mana para ulama seperti al-Tabari,
al-Razi, dan Ibnu Kathir telah mencoba mengkaji Al-Quran dengan pendekatan
keilmuan. Namun, pendekatan ini semakin berkembang secara sistematis pada
periode modern dengan penggabungan metodologi ilmiah, seperti ilmu bahasa,
sejarah, filsafat, dan konteks sosial dalam menafsirkan Al-Quran1.
Pendekatan Ilmiah: Tafsir ilmi mengadopsi pendekatan ilmiah dalam
menafsirkan Al-Quran dengan menggabungkan metodologi ilmu-ilmu keilmuan
seperti linguistik, sejarah, dan konteks budaya. Kajian Multi-Dimensional:
Memperhatikan aspek linguistik, historis, dan kontekstual Al-Quran untuk memahami
pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Kritis dan Analitis: Tafsir ilmi mencermati
teks Al-Quran secara kritis dan analitis untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
mendalam, menghindari pemahaman yang sekadar literal tanpa memperhatikan
konteks. Penggunaan Sumber-Sumber Klasik dan Modern: Menggunakan tidak hanya
sumber-sumber klasik seperti kitab-kitab tafsir klasik, tetapi juga merujuk pada
penemuan dan pemahaman modern dalam menafsirkan Al-Quran.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas kita dapat mengetahui rumusan apa saja yang akan
dibahas yaitu sebagai berikut:
1. Pengertian Tafsir Ilmi ?
2. Sejarah Munculnya Tafsir Ilmi ?
3. Karakteristik Fatsir Ilmi ?
4. Karya-Karya Tafsir Ilmi ?
5. Contoh Tafsir Ilmi?

1.3 Tujuan Masalah

1
Tabatabai, Sayyid Muhammad Husayn. "Tafsir al-Mizan."
Dari rumusan msalah diatas, kita dapat menyimpulkan tujuan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui Tafsir Ilmi
2. Mengetahui Sejarah Tafsir Ilmi
3. Mengetahui Karakteristik Tafsir Ilmi
4. Mengetahui Karya-karya Tafsir Ilmi
5. Mengetahui Contoh Tafsir Ilmi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tafsir Ilmi


Pada dasarnya al-Qur’an adalah kitab suci yang menetapkan masalah akidah
dan hidayah, hukum syari’at dan akhlak. Bersamaan dengan hal itu, di dalamnya di
dapati juga ayat-ayat yang menunjukkan tentang berbagai hakikat (kenyataan) ilmiah
yang memberikan dorongan kepada manusia untuk mempelajari, membahas dan
menggalinya. Sejak zaman dahulu sebagian kaum muslimin telah berusaha
menciptakan hubungan seerat-eratnya antara al-Qur’an dan ilmu pengetahuan.
Mereka berijtihad menggali beberapa jenis ilmu pengetahuan dari ayat-ayat al-
Qur’an, dan di kemudian hari usaha ini semakin meluas, dan tidak ragu lagi, hal ini
telah mendatangkan hasil yang banyak faedahnya.2
Adapun pengertian tafsir ‘ilmi atau yang dalam terminologi Jansen disebut
sebagai sejarah alam secara sederhana dapat didefinisikan sebagai usaha memahami
ayat-ayat al-Qur’an dengan menjadikan penemuan-penemuan sains modern sebagai
alat bantunya. Ayat al-Qur’an di sini lebih diorientasikan kepada teks yang secara
khusus membicarakan tentang fenomena kealaman atau yang biasa dikenal sebagai al-
ayat al-kauniyat. Jadi yang dimaksud dengan tafsir ‘ilmi adalah suatu ijtihad atau
usaha keras seorang mufassir dalam mengungkapkan hubungan ayat-ayat kauniyah
dalam al-Qur’an dengan penemuan-penemuan sains modern, yang bertujuan untuk
memperlihatkan kemukjizatan al-Qur’an.3
Tafsir ‘ilmi adalah menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an berdasarkan pendekatan
ilmiah atau menggali kandungan al-Qur’an berdasarkan teori-teori ilmu pengetahuan.
Ayat-ayat al-Qur’an yang di tafsirkan dalam corak tafsir ini adalah ayat-ayat kauniyah
(kealaman)4
Tafsir ‘ilmi atau scientific exegies dalah corak penafsiran al-Qur’an yang
menggunakan pendekatan teori-teori ilmiah untuk menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an.
Tafsir ilmi di maksudkan untuk menggali teori-teori ilmiah dan pemikiran filosofis
dari ayat-ayat al-Qur’an juga di maksudkan untuk justifikasi dan mengkompromikan
teori-teori ilmu pengetahuan dengan al-Qur’an serta bertujuan untuk mendeduksikan
teori-teori ilmu pengetahuan dari ayat-ayat al-Qur’an itu sendiri.5
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat kita pahami bahwa tafsir ‘ilmi
adalah penafsiran al-Quran dengan pendekatan ilmu pengetahuan. Dari definisi ini
kita juga mengetahui bahwa ayat-ayat al-Quran yang dijadikan objek penafsiran
bercorak ‘ilmi ini adalah ayat-ayat yang mengandung nilai-nilai ilmiah dan kauniyah
(kealamaan).
Tafsir ‘ilmi dibangun berdasarkan asumsi bahwa al-Qur’an mengandung
berbagai macam ilmu, baik yang sudah di temukan maupun yang belum di temukan.
2
Muhammad Nor Ichwan. Memasuki Dunia Al-Qur’an. (Semarang: Lubuk Raya, 2001) hlm 253
3
Muhammad Nor Ichwan. Tafsir ‘Ilmiy Memahami Al-Qur’an Melalui Pendekatan Sains Modern. (Yogyakarta:
Menara Kudus, 2004) hlm 127
4
Supiana dan M.Karman, Ulumul Qur’an dan Pengenalan Metodologi Tafsir. (Bandung: Pustaka Islamika,
2002), hlm. 314
5
Abdul Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur’an, Studi Aliran-Aliran Tafsir dari Periode Klasik,
Pertengahan, Hingga Modern-Kontemporer. (Yogyakarta: Adab Press, 2014), hlm. 136-137
Tafsir corak ini berangkat dari paradigma bahwa al-Qur’an disamping tidak
bertentangan dengan akal sehat dan ilmu pengetahuan, al-Qur’an tidak hanya memuat
ilmu-ilmu agama atau segala yang terkait dengan ibadah ritual, tetapi juga memuat
ilmu-ilmu duniawi, termasuk hal-hal mengenai teori-teori ilmu pengetahuan

2.2 Sejarah Tafsir Ilmi


Corak penafsiran ilmiah ini telah lama dikenal. Benihnya bermula pada
Dinasti Abbasiyah, khususnya pada masa pemerintahan Khalifah Al-Ma’mun (w.853
M) , pada masa pemerintahan Al-Ma’mun ini muncul gerakan penerjemahan kitab-
kitab ilmiah dan mulailah masa pembukuan ilmu-ilmu agama dan science serta
klasifikasi, pembagian dan bab-bab dan sistematikanya .
Tafsir terpisah dari hadits, menjadi ilmu yang berdiri sendiri dan dilakukanlah
penafsiran terhadap setiap ayat al-Qur’an dari awal sampai akhir. Al-Ma’mun sendiri
merupakan putra khalifah Harun al-Rasyid yang dikenal sangat cinta dengan ilmu.
Salah satu karya besarnya yang terpenting adalah pembangunan Bait al-Hikmah,
pusat penerjemahan yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan
yang besar. Pada masa inilah, Islam mencapai peradaban yang tinggi sebagai pusat
kebudayaan dan ilmu pengetahuan dunia.
Munculnya kecenderungan ini sebagai akibat pada penerjemahan kitab-kitab
ilmiah yang pada mulanya dimaksudkan untuk mencoba mencari hubungan dan
kecocokan antara pernyataan yang diungkapkan di dalam alQur’an dengan hasil
penemuan ilmiah (sains). Gagasan ini selanjutnya ditekuni oleh imam al-Ghazali dan
ulama-ulama lain yang sependapat dengan dia. Rekaman akan fenomena ini antara
lain dituangkan oleh Fahru al-Razi dalam kitabnya Mafatih al-Ghaib. Bisa dikatakan,
Fakhruddin ar-Razi (w. 606 H) patut untuk dikedepankan ketika kita membahas
munculnya penafsiran secara ilmiah. Hal ini diakui oleh seluruh penulis Ahlussunnah
dan riset lapangan juga membuktikan hal tersebut.
Sebelum Fakhruddin, al-Ghazali (505 H) dalam bukunya, Jawahir Al-Qur’an
juga telah menyebutkan penafsiran beberapa ayat al-Qur’an yang dipahami dengan
menggunakan beberapa disiplin ilmu, seperti: astronomi, perbintangan, kedokteran,
dan lain sebagainya. Jika upaya alGhazali ini kita anggap sebagai langkah pertama
bagi kemunculan penafsiran ilmiah, tidak diragukan lagi bahwa alGhazali sendiri
belum berhasil merealisasikan metode tersebut, setelah satu abad berlalu, barulah
Fakhrurrazi di dalam Mafatih al-Ghaib-nya berhasil merealisasikan metode penafsiran
yang pernah menjadi percikan pemikiran al-Ghazali itu.
Pasca masa Fakhrurrazi, tendensi penafsiran ilmiah (ini diteruskan dan
menghasilkan buku-buku tafsir yang sedikit banyak terpengaruh oleh teori penafsiran
Fakhrurrazi dalam ruang lingkup yang agak terbatas. Di antaranya adalah: Ghara’ib
Al-Qur’an wa Ragha’ib al-Furqan, karya An-Nasyaburi (W. 728 H), Anwar at-Tanzil
wa Asrar at-Ta’wil, karya Al-Baidhawi (W. 791 H), dan Ruh al-Ma’ani fa Tafsir al-
Qur’an al-Adzim wa Sab’al-Matsani, karya Al-Alusi (W. 1217 H)
Menurut Dr.Abdul Mustaqim munculnya tafsir ‘Ilmi ini karena dua faktor
yaitu: Pertama, faktor internal yang terdapat dalam teks al-Qur’an, dimana sebagian
ayat-ayatnya sangat menganjurkan manusia untuk selalu melakukan penelitian dan
pengamatan terhadap ayat-ayat kauniah atau ayat-ayat kosmologi yang terdapat pada
Q.S. al-Gasyiyah (88): 17-20), yang berbunyi :

Artinya : Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan,
dan langit, bagaimana ia ditinggikan? dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
dan bumi bagaimana ia dihamparkan?

2.3 Karakteristik Tafsir Ilmi


Tafsir ilmi adalah jenis tafsir Al-Quran yang dilakukan dengan menggunakan
pendekatan ilmiah dan metodologi analisis yang rasional serta berbasis pengetahuan
keilmuan. Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari tafsir ilmi beserta
referensinya:
1. Pendekatan Ilmiah:
Tafsir ilmi didasarkan pada metodologi ilmiah yang melibatkan analisis
tekstual, linguistik, sejarah, dan konteks kultural Al-Quran. Ini melibatkan
penggunaan ilmu-ilmu seperti ilmu bahasa Arab, sejarah, ilmu hadis, dan
ilmu-ilmu keislaman lainnya.
2. Analisis Linguistik:
Tafsir ilmi memperhatikan struktur bahasa Arab dan konteks makna kata-
kata dalam Al-Quran. Analisis leksikal, sintaksis, dan semantik digunakan
untuk memahami subtansi ayat-ayat Al-Quran.
3. Konteks Sejarah dan Sosial:
Tafsir ilmi mempertimbangkan konteks sejarah dan kondisi sosial pada
masa turunnya ayat-ayat Al-Quran. Ini membantu dalam memahami latar
belakang serta situasi yang mungkin mempengaruhi penurunan wahyu.
4. Kajian Terhadap Asbab al-Nuzul:
Tafsir ilmi sering kali mengungkapkan Asbab al-Nuzul (sebab-sebab
turunnya ayat) untuk memahami konteks spesifik yang menyebabkan
penurunan ayat-ayat tersebut.
5. Rujukan pada Ilmu Pengetahuan Lain:
Tafsir ilmi dapat merujuk pada pengetahuan dari berbagai bidang ilmu
lainnya seperti ilmu-ilmu alam, psikologi, atau ilmu sosial untuk
memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap ayat-ayat Al-
Quran.
Tafsir ilmi mengedepankan pendekatan rasional, ilmiah, dan kontekstual
dalam memahami Al-Quran.

2.4 Karya-Karya Tafsir Ilmi


Telah di ungkapkan didalam sejarah munculnya tafsir ‘ilmi bahwa tokoh yang
paling gigih mendukung tafsir ‘ilmi tersebut adalah Al-Ghazali (1059-1111 M) yang
secara panjang lebar dalam kitabnya, Ihya’ ‘Ulum Al-Din dan Jawahir Al-Qur’an
mengemukakan alasan-alasan untuk membuktikan pendapatnya itu. Al-Ghazali
mengatakan bahwa “ Segala macam ilmu pengetahuan, baik yang terdahulu (masih
ada atau tidak ada), maupun yang kemudian baik yang telah diketahui maupun yang
belum diketahui, semua bersumber dari Al-Qur’an Al-Karim”.6
Tokoh-tokoh penggiat tafsir ilmi ini dari pengarang kitabkitab tafsir yang
bercorak tafsir ‘ilmi dintaranya :
1. Fakhrudin Al-Razi dengan karyanya Tafsir al-Kabir / Mafatih Al-Ghayib
2. Thanthawi Al-Jauhari dengan karyanya Al-Jawahir fi Tafsir al-Quran al-
Karim
3. Hanafi Ahmad dengan karyanya Al-Tafsir al-‘Ilmi li al-Ayat al-Kauniyah fi
al-Qur’an
4. Abdullah Syahatah dengan karyanya Tafsir al-Ayat al-Kauniyah
5. Muhammad Syawqi dengan karyanya Al-Fajri Al-Isyarat Al- ‘Ilmiyah fi
al-Quran al-Karim
6. Ahmad Bayquni dengan karyanya Al-Qur’an Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Dan tokoh-tokoh pengarang kitab–kitab tafsir yang berusaha menafsirkan
ayat-ayat kauniyah dalam al-Qur’an misalnya:
1. Al-Allamah Wahid al-Din Khan dengan karya kitab tafsirnya al-Islam
Yatahadda
2. Muhammad Ahmad Al-Ghamrawy dengan karya kitab tafsirnya Al-Islam
fi ‘Ashr al-‘ilm
3. Jamal al-Din Al-Fandy dengan karya kitab tafsirnya al-Ghida’ wa al-
Dawa’
4. Ustadz ‘Abd al-Razzaq Nawfal dengan kitab tafsirnya Al-Qur’an wa
al-‘ilm Hadits.

6
M.Quraish Shihab. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat.
(Bandung: PT Mizan Pustaka,1992), Hlm 154
2.5 Contoh Ayat Tafsir Ilmi
Contoh Q.S al-Baqarah (02): 61 yang bercerita tentang kaum Nabi Musa yang tidak
puas dengan makan satu jenis makanan di pegunungan

Artinya : Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak bisa sabar
(tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada
Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu
sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang
merahnya”. Musa berkata: “Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti
yang lebih baik ?
Menurut Pendapat Thantowi Jauhari ayat ini dengan mengambil teori ilmiah Eropa,
yakni bahwa model kehidupan Baduwi di pedesaan atau pegunungan, yang biasanya
orang mengkonsumsi makanan manna wa salwa (jenis makanan yang tanpa efek
samping) dengan kondisi udara yang bersih, jauh lebih baik daripada model
kehidupan di perkotaan yang biasanya orang suka mengkonsumsi makanan siap saji,
daging-daging, dan berbagai ragam makanan lainnya, ditambah lagi polusi udara yang
sangat membahayakan Kesehatan.7
Contoh lain dapat ditemukan dalam penafsiran M. Abduh terhadap surat al-Fil (105):
3-4 yang menafsirkan kata thayran ababil (burung Ababil) dengan mikroba dan kata
al-hijarah (batu) dengan kuman penyakit. Atau, penafsiran Abdul al-Razq Nawfal
pada Q.S. al-A’raf (07): 189

hua alldzi khalaqakum min al-nafsi al-wahidah waja’ala minha zawjaha, ia


menafsirkan kata nafsu al-wahidah (diri yang satu) dengan proton dan zawjaha
dengan pasangannya elektron, dan masing-masing keduanya membentuk unsur
atom.25 Dapat dilihat juga dalam penafsiran ayat dalam surah Yasiin ayat 38:

Artinya : Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. (QS.
Yaasin: 38)

7
Tantawi Jauwhari, Al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an al-Karim al-Mushtamil ‘ala ‘Ajaib Badai’ al-Mukawwanat
wa Gharib al-Ayat al-Bahirat al-Musama
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tafsir ‘ilmi adalah tafsir yang menggunakan istilahistilah ilmiah dalam
mendiskripsikan al-Qur’an dan berusaha keras untuk mengeluarkan berbagai ilmu
pengetahuan dan visi filsafat darinya
Kita tidak bisa mengklaim kebenaran bahwa teori-teori ilmiah ini adalah
sebagai bentuk final dari penafsiran ayat, dalam artian al-Qur’an adalah bukan kitab
ilmu pengetahuan melainkan kitab yang menjadi petunjuk dan rahmat bagi kehidupan
manusia baik spiritual maupun material yang bisa dikembangkan melalui ilmu
pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid Abdussalam al-Muntasib. Visi dan Paradigma Tafsir Al-Qur’an Kontemporer,
terj. Mohammad Maghfur Wachid. Judul asli Ittijaahat at-Tafsiir fi al-Ashri ar-Rahin. Bangil:
Al-Izzah, 19
Abdul Mustaqim. Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur’an, Studi Aliran-Aliran Tafsir dari Periode
Klasik, Pertengahan, Hingga Modern-Kontemporer. Yogyakarta: Adab Press, 2014
https://journal.staimsyk.ac.id/index.php/almanar/article/view/37/29

Anda mungkin juga menyukai