Kelompok 11 Makalah Takhrij Hadis
Kelompok 11 Makalah Takhrij Hadis
Kelompok 11 Makalah Takhrij Hadis
Disusun Oleh
Melisa Hidayati: 12130222451
M. Sholeh Irfansyah: 12130212528
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Tak
lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah
Muhammad SAW yang telah membawa cahaya keislaman, ketauhidan dan
intelektualitas pada umat manusia. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari
akhir kelak.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Takhrij Hadits II Ustadz Dr. H. Nixson Husin. Lc., M.Ag yang telah membimbing
serta memberikan arahan kepada kami sehingga terjadilah proses pembelajaran di
bangku perkuliahan ini, adapun tugas yang diberikan dengan judul “Mengenal Kitab
dan Metode Takhrij Al-Hadits dalam kitab Al-Badr Al-Munir”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar
harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan
saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin Ya
Robbal ‘Aalamin.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ....................................................................................................13
B. Saran ..............................................................................................................13
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nah, semakin hari semakin banyak ijtihad-ijtihad baru ini, sampai membentuk
dua aliran besar dalam Madzhab Asy-Syafi’i, yakni aliran Baghdad/Irak
(baghdadiyyun/iroqiyyun) dan aliran Khurosan (khurosaniyyun). Tentu saja
masingmasing ulama syafi’iyyah akan mengklaim bahwa ijtihad-ijtihad barunya
adalah pendapat yang paling tepat atau paling mendekati dengan kaidah dan ushul
istinbath Asy-Syafi’i. Kenyataan bahwa sebagian ulama syafi’iyyah meriwayatkan
Asy-Syafi’i berpendapat A dalam satu kasus tertentu sementara ulama yang lain
meriwayatkan B, C, dan seterusnya semakin membuat simpang siur dan
membingungkan.
Maka, pada Abad ke-7 H ada salah satu ulama Syafi’iyyah bernama Ar-Rofi’i
(wafat tahun 623 H) yang melakukan penelitian besar-besaran dan kajian serius untuk
mengurai keruwetan tersebut. Beliau melakukan tahqiq, tanqih, taqrir, tahlil, dan
1
tahrir dengan meneliti hampir seluruh karya-karya ulama syafi’iyyah mutaqoddimin
untuk menemukan mana pendapat yang rajih/terkuat dan yang paling
sesuai/mendekati ushul fikih Imam Asy-Syafi’i. Hasil penelitiannya ditulis dalam
karya besarnya yang berjudul Al-Fathu Al-‘Aziz ( )الفتح العزيزatau disebut juga Asy-
Kitab Al-Fathu Al-‘Aziz itu ditulis sebagai syarah dari kitab-kitab sebelumnya
dan berujung pada kitab Mukhtashor Al-Muzani karangan murid Asy-Syafi’i di Mesir
yang bernama Al-Muzani. Mukhtashor Al-Muzani adalah ringaksan ilmu Asy-Syafi’i
ketika Al-Muzani berguru kepada Asy-Syafi’i kira-kira selama 4 tahun. Dapat
dikatakan bahwa kitab Al-Fathu Al-‘Aziz adalah kitab yang merangkum hampir
seluruh perkembangan ilmu dan ijtihad madzhab Asy-Syafi’i semenjak masa
muridmurid Asy-Syafi’i sampai awal abad ke 7 H. Bukan hanya merangkum, tetapi
kitab itu juga memberikan tarjih (pemilihan pendapat) jika menemukan ikhilaf
internal di kalangan ulama Syafi’iyyah.
Sebagai seorang yang dikenal ketaatannya dalam belajar dan menulis serta
memiliki pengetahuan yang luas, ia adalah Ibnu al-Mulaqqin, beliau mengambil kitab
Al-Fathu Al-Aziz tersebut, kemudian beliau kumpulkan seluruh hadis yang ada di
dalamnya, termasuk atsar-atsar, lalu beliau takhrij sedetail-detailnya sampai pada
kesimpulan hukum apakah riwayat tersebut sahih, hasan, maudhu’ dll. Beliau
1
Irtaqi, Jasa Badr Al-Munir dalam Mazhab Syafi`i, dikutip dari https://irtaqi.net/2017/08/10/jasakitab-
al-badrul-minir-dalam-mazhab-syafii/ pada hari sabtu tanggal 10 Desember 2022 jam 13.20
2
membahasnya dengan penuh keobyektifan, keadilan, dan amanah ilmiah. Mana yang
bersifat kuat dan lemah beliau katakan dengan jelas.
Karya beliau inilah yang diberi nama Al-Badru Al-Munir Fi Takhriji Al-
Ahadits Wa Al-Atsar Al-Waqi’ah Fi Syarhi Al-Kabir. Dalam makalah ini penulis
akan memamparkan seputar biografi pengarang dan pengenalan metode takhrij dan
spesifikasi dalam kitab tersebut.
B. Rumusan Masalah
1 Bagaimana kitab Al-Badru Al-Munir Fi Takhriji Al-Ahadits Wa Al-Atsar Al-
Waqi’ah Fi Asy-Syarhi Al-Kabir dan siapakah pengarangnya ?
2 Bagaimana metode penulisan dan spesifikasi kitab Al-Badru Al-Munir Fi
Takhriji Al-Ahadits Wa Al-Atsar Al-Waqi’ah Fi Asy-Syarhi Al-Kabir ?
C. Tujuan Penulisan
1 Untuk mengetahui bagaimana kitab Al-Badru Al-Munir Fi Takhriji Al-Ahadits
Wa Al-Atsar Al-Waqi’ah Fi Asy-Syarhi Al-Kabir dan siapa pengarangnya
2 Untuk mengetahui bagaimana metode penulisan dan spesifikasi kitab Al-
Badru Al-Munir Fi Takhriji Al-Ahadits Wa Al-Atsar Al-Waqi’ah Fi AsySyarhi
Al-Kabir
3
BAB II PEMBAHASAN
4
Abdullah Al-Anshari Al-Wadi Asyi Al-Andalusi At-Tukuruwi Al-Mishri AsySyafi`i,
yang dikenal dengan Ibnu Al-Mulaqqin atau Ibnu An-Nahwi ahli bahasa atau Ahli
Nahwu. Beliau lahir di Rabi` al-Awwal Pada hari Sabtu 723 H, di Kairo. Dan
meninggal pada usia 804 H2.. Dari kecil sudah belajar hadis bersama Saudi Annas.
Kemauan belajar hadis dari kecil sangatlah besar, beliau juga berguru kepada syekh
Zainuddin Ar-Rahbi, dan Alaa Ad-din belajar kitab Bukhari, juga belajar sahih
Muslim kepada Al Zain bin Abd Al Hadi. Ibnu Al Mulaqqin juga tertarik dengan
ilmu pengetahuan yang lain seperti qiraat, fiqih,dan bahasa.
2
Wikipedia : Ibnnu Mulaqqin, dikutip dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Al-Mulaqqin, pada
hari sabtu tanggal 10 Desember 2022 jam 12.10.
5
• Ibrahim bin Ahmad Al Maleq bin Muhammad Al Hasan (w. 867).
• Ibrahim bin Ahmad bin ghanam Al Maqdisi.
• Ibrahim bin Ali bin Ahmad bin Abu bakar Al-Bahrisi Al-Qohri.
3
Ibnu Mulaqqin, Badr Al-Munir fi Takhrij al hadis atsar al-waqiah asy-syarhil kabir, hlm. 104
6
tema hadis yang berkaitan dengan fiqih. Kitab ini terdiri dari 10 jilid, yang berisi per-
bab, seperti yang pertama bab thaharah, bab sholat dan bab-bab yang lainnya.
Dalam takhrij nya kitab ini menyebutkan hadits terlebih dahulu, kemudian
menyebutkan kualitas hadits, setelah itu jalan periwayatan bila hadis tersebut
memiliki jalan periwayatan yang berbeda-beda. Kemudian menyebutkan sanad dan
periwayatannya, dan bila kita ingin merujuk pada sumber hadisnya maka kita dapat
melihat pada catatan kaki nya, yang kemudian terdapat hadits yang bersumber dari
kitab apa hadits tersebut berasal.
• Sebelum mencari haditsnya, kita harus mengetahui hadits yang bertema fiqih,
misalnya tentang bab thaharah, atau sholat dll.
• Apabila hadits yang ingin kita cari sudah ditentukan kalimat awalnya, maka
dapat kita lihat pada indeksnya, dan akan terlihat pada halaman dan jilid
berapa dalam kitab tersebut
• Bila sudah ditemukan haditsnya, kita dapat melihat hadits yang ditakhrij
berikut dengan disebutkan siapa periwayatnya dan dari mana sumbernya,
kemudian jika ingin kita melihat pada status hadits nya, dalam kitab ini juga
dijelaskan. Namun untuk penelitian lebih lanjut, harus merujuk pada
sumbernya secara langsung.
7
Kemudian dalam Kitab Al-Badru Al-Munir Fi Takhriji Al-Ahadits Wa AlAtsar
Al-Waqi’ah Fi Asy-Syarhi Al-Kabir memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai
berikut :
• Kelebihan
• Kelemahan
Ibn Hajar mengatakan, kitab yang paling luas diantara kitab-kitab yang
melakukan takhrij hadis-hadis kitab as-Sharh al-Kabir, adalah kitab Ibn al-Mulaqqin.
Hanya saja kitab itu terlalu panjang karena terjadi banyak pengulangan.5 Kemudian
untuk mencari haditsnya harus mengetahui tema yang akan dicari, namun jika kita
tidak dapat mengetahui dan menentukan temanya maka akan sulit untuk mencari
hadits yang akan ditelusuri.
4
Irtaqi, Jasa Badr Al-Munir dalam Mazhab Syafi`i, dikutip dari https://irtaqi.net/2017/08/10/jasakitab-
al-badrul-minir-dalam-mazhab-syafii/ pada hari sabtu tanggal 10 Desember 2022 jam 13.20 5 Mahmud
Al-Tahhan, metode Takhrij Al-Hadits dan penelitian sanad hadis, (Surabaya: Imtiyaz, 2015), hlm. 24.
8
9
10
11
12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita ketahui bahwasanya pengarang dari kitab
Badr Al-Munir ini adalah Ibnu mulaqqin. Dan Kitab Takhrij Ibnu al-Mulqqin, disusun
berdasarkan abjad dan referensi nama, tempat dan bahasa yang terdapat pada
pembahasan kitabnya. Kitab ini ditulis pada tahun 743 h-745 H dan setelahnya beliau
tidak lagi menambah sampai 758 H.
Kitab ini adalah kitab yang menghimpun dari kitab Al-Fathu Al-‘Aziz yang
kemudian Ibnu Al-Mulaqqin men-takhrij sedetail-detailnya sampai pada kesimpulan
hukum apakah riwayat tersebut sahih, hasan, maudhu’ dll. Beliau membahasnya
dengan penuh keobyektifan, keadilan, dan amanah ilmiah. Mana yang bersifat kuat
dan lemah beliau katakan dengan jelas.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun dari ibu
dosen dan para pembaca sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua
13
DAFTAR PUSTAKA
At-Tahhan, Mahmud. 2015. Metode Takhrij Al-Hadits dan Penelitian Sanad Hadis.
(Surabaya: Imtiyaz).
Irtaqi. Jasa Kitab Badr Al-Munir Dalam Mazhab Syafi’i. Retrieved from
https://irtaqi.net/2017/08/10/jasa-kitab-al-badrul-munir-dalam-madzhab-syafii/
Izzan, Ahmad. 2012. Studi Takhrij Hadis: Kajian Tentang Metodologi Takhrij dan
kegiatan penelitian Hadis. (Bandung: Tafakur)
Mulaqqin, Ibnu. 2004. Badr Al-Munir Fi Takhrij Al Hadis Atsar Al-Waqiah Fi Asy-
Syarhil Kabir. (Saudi Arabia: Dar Al-Hijr)
14