Contoh Sinopsis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

KONOTASI BASYR DALAM AL-QUR`AN RELEVANSINYA TERHADAP

PERBUATAN MANUSIA

(Studi Analisis Tafsir Tahlili)

SINOPSIS

Diserahkan Untuk Melengkapi Syarat Pengajuan Proposal


Penelitian Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

HOTMARTUA NASUTION
NIM. 11732100581

Program S1
Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Tahun 2022 M / 1443 H
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur`an di turunkan bukan hanya sebagai dokumen Historis atau


pedoman hidup dan tuntunan spiritual bagi umat manusia akan tetapi juga sebagai
mitra dialog. Dari ayat-ayat yang terdapat dialog langsung dengan pembacanya
agar menuntun,memperhatikan,merenungkan dan menekuni kandungannya,
kemudian menariknya sebagai pelajaran untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Nya.1 Al-Qur`an
adalah kitab suci yang tidak akan pernah sepi dari pembahasan para pemikir dan
intelektual. Dimensi kemurniannya bukan hanya terlihat dari segi kesucian
tekstualitas Al-Qur`an, tetapi juga terpancar dari makna-makna yang terdapat di
dalamnya. Sejak di turunkan dan seterusnya, kemurnian Al-Qur`an akan selalu
terjaga. Kemurnian tersebut terlihat dri segi makna dan pemahaman yang
semakin, berkembang, dan harus di kaji dari berbagai aspek dan dimensi
keilmuan. Al-Qur' n juga sebagai pedoman, maka diperlukan pemahaman yang
benar.2

Al-Qur' n menyatakan dirinya sebagai al-kitab yang mempunyai tujuan


sebagai hudan (petunjuk) bagi manusia pada umumnya dan bagi orang-orang
yang bertaqwa pada khususnya, al-furq n (pembeda antara yang baik dan buruk,
antara yang nyata dan khay 1, antara yang mutlak dengan nisbi), rahmat (kasih
sayang), syif (obat penawar), khususnya hati yang resah dan gelisah, mauidzat
(nasehat, wejangan, petuah), penjelasan bagi sesuatu, peringatan bagi seluruh
alam. Jadi secara eksplisit al-Qur' n adalah kitab suci yang berdimensi banyak dan
berwawasan luas.3

1
Ahmad Mustafa Adnan, Problematika Menafsirkan Al-Qur`an, Semarang : CV. Toha Putra 1993), Cet,
hlm.9
2
Nashruddin Baidan, Metode Penafsiran Al-Qur' n. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002),hlm. 2
3
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur' n Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat,
Bandung, Mizan, 1996, hlm. 71.
Meskipun demikian, dalam memahami al-Qur' n umat Islam sering
menemukan kesulitan. Hal ini karena ada ayat-ayat tertentu yang sukar dimengerti
maksud dan kandungannya atau artinya. Disinilah fugsi Tafsir sebagai kunci
untuk membuka gudang simpanan yang tertimbun dalam al Qur' n yang sangat
diperlukan. Dan karena fungsinya yang esensial, maka Tafsir sudah sepantasnya
sebagai ilmu yang paling tinggi derajatnya.4

Satu di antara ribuan kosakata atau term menarik yang tertulis dalam al-
Qur' n adalah kata basy r dan nadz r yang artinya pemberi kabar gembira dan
pemberi peringatan. Merujuk pada kitab Mu'jam al-Mufahraz li alf dz al-Qur' n,
kata basyr dalam al-Qur' n terdapat dalam 9 ayat dalam 8 Surat, kemudian lafazh
mubasy r terdapat dalam 9 ayat pada 9 Surat dalam al Qur' n. Sedangkan kata
nadz r terdapat dalam 40 Ayat pada 27 Surat dan lafazh mundzirun tardapat dalam
15 Ayat pada 13 Surat dalam al-Qur' n."5

Kata basy r berasal dari kata basysyara ( ) dan absyara yang mana dalam
kamus "al-Munjid" kata ini berarti menyampaikan kabar yang menggembirakan
(al-Busyro).6 Sedangkan kata nadz r berasal dari kata ) yang memiliki kesamaan
arti dengan lafazh a'lama ( ) dan khadzdzara ( ) yaitu memberi peringatan. 7
Sebagai contoh yaitu Firman Allah Swt :

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan


kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu
tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.
"(QS. Al-Baqarah: 119)

4
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur'an, Bogor, Litera Antara Nusa, 2010, Muhammad Fuad
Abdul Baqiy, Mu'jam al-Mufahras i Alfach al-Qur' n al-Karim, him. 327.
5
Muhammad Fuad Abdul Baqiy, Mu'jam al-Mufahras li Alfazh al-Qur' n al-Karim, hlm. 327. Daar al-Hadis,
Kairo, hlm.120 dan 693.
6
Louis Ma'luf al-Yassu'i dkk, Kamus al-Munjid, Daru Al-masyriq, Beirut, Libanon, 2007, hlm. 38.
7
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, Pustaka Progressif, Yogyakarta, 1997, hlm. 1405.
Kata basy r(i) berasal dari akar kata ba syin ra () yang derivasinya
membentuk beberapa kata antara lain: basyar () yang berarti manusia, dalam
firman Allah:

Artinya: "Dan Sesungguhnya jika kamu sekalian mentaati manusia yang


seperti kamu, niscaya bila demikian, kamu benar-benar (menjadi) orang-orang
yang merugi." (Q.S. Al-mu'minun: 34).

Selanjutnya yang juga merupakan derivasi dari akar kata ba syin ra)
adalah lafazh mubasyarah, berarti hubungan suami istri seperti pada Q.S. Al-
baqarah ayat: 187

Artinya: "janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf


dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia,supaya mereka
bertakwa."

Selain dua kata diatas dari akar kata ba syin ra ( ) juga membentuk
beberapa lafazh yaitu basyarah (bagian luar kulit manusia). bisyr (keceriaan
wajah), busyra (kabar gembira), basysyara (menampakkan hasil ) dan lain lain.8

Ibn Faris (329-395H) menyatakan bahwa akar kata memiliki arti dasar
muncul atau terlihatnya sesuatu bersama keindahan "9

8
Ibrahim Musthafa, dkk (Majma' Al-Lughah Al-Arabiyah Mesir), al-Mu'jam al-Wasith, Dar al-Da'wah,
Istanbul, 1989, hlm.57-58.
9
Abu al-husyain Ahmad in Zakaruya, Maqayis AL-luGHAH, Tahqiq,Abd al-Salam Muhmmad Harun, Dar al-
Fikr, Beirut,1979M/1399 H Jilid,I,hlm.251.
). Berdasarkan dari makna dasar inilah makna-makna derivasi kata bi synr
( ) disandarkan. Sedangkan makna dari basysyara seperti . dalam kalimat baik (
‫ ) بشرت فالنا ابشرة تبشيرا‬adalah memberi kabur baik.

Al-R ghib Al-Asfah ni (w.502H) lebih melihat kata basyarah yang berarti
"kulit luar yang terlihat" sebagai pusat arti/makna akar kata ba syin ra.
Menurutnya, manusia disebut basyar () karena kulitnya yang terlihat jelas tanpa
terhalang oleh rambut, berbeda dengan hewan yang tertutup oleh rambut ataupun
bulu. Maka tidak mengherankan pula ketika menjelaskan makna kata kerja
absyara ( ) dan basy-syara ( ), yang menjadi muasal kata basy r, beliau
memaknainya dengan "memberikan kabar gembira yang membuat kulit muka
menjadi berseri-seri, hal ini dikarenakan jiwa manusia ketika dalam kondisi
bergembira darahnya menyebar di permukaan kulit mukanya sebagai mana
tersebarnya air getah pada batang pohon". Al-Asfah ny menambahkan bahwa apa-
apa yang dibawa oleh seorang pembawa berita gembira (mubasysyir) disebut
dengan busyr ( ) atau bisy rah ( ), 10

Pendapat sedikit bered di kemukakan oleh inu Jar al-Thabary (224-310 H)


ketika menafsirkan Qs.al- Baqarah: 97.

Artinya: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu telah
menurunkannya (al-Qur' n) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan
apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi
orang-orang yang beriman.

Secara lebih tajam dan spesifik beliau menyatakan bahwa menurut tradisi
bahasa Arab kata al-bisyarah ( ) diartikan sebagai "pemberitahuan kepada
seseorang tentang berita yang belum pernah diketahuinya dan dapat membuatnya
gembira, sebelum dia mendengarnya dari orang lain atau mengetahuinya dari
orang lain." 11
10
Ab al-Qasm Al-Ragb Al-Asfah ni, Mufrad al-Fath Al-Qur`an,(Software Al-Maktabah Al-Sh mela Edisi 3.13)
11
Muhammad Ibn Jarir Ibn Yazid ibn Katsir bin Ghalib al-Amily, Abu Ja`far at-Thabary, Jami`ul Bayan `an
ta`wil al-Qur`an, Muassasah R-risalah,2000, Juz.II.hlm.393
Kata nadz r () menurut Ibnu Faris, berasal dari akar kata nun dzal ra ( )
yang menunjukkan pada makna dasar menakut-nakuti () maupun
ketakutan.12Adapun indzar memiliki arti yang kurang lebih sama dengan kata
iblagh yakni penyampaian informasi. Bedanya, yang pertama hampir selalu
digunakan untuk menyampaikan berita yang menakutkan. Sementara Al-Raghib
al-Asfahaniy menjelaskan bahwa kata al-nadz r maupun al-mundzir adalah segala
sesuatu yang dapat memberikan peringatan (indzar) baik berupa manusia ataupun
bukan. Selain kata nadz r akar kata nun dzal ra ( ) juga membentuk beberapa kata
yaitu antara lain: nadzara ( ) yang berarti bernadzar,

nadz ra ( ) yang berarti menyadari dan mudanaadzirun () yang berarti


singa.13

Keberagaman makna yang terkandung dalam lafazh-lafazh yang menjadi


derivasi dari akar kata ba syin ra ( ra ( ) dan akar kata nun dzal ), juga perbedaan
pendapat dari para pakar Islam dalam memahami makna baxy r dan nadz r seperti
yang telah dijelaskan di atas, menimbulkan suatu pertanyaan bagi penulis tentang
apa makna lafazh basy r dan nadz r yang terdapat dalam al-Qur' n menurut para
mufassirin Yang mana mereka lebih berkompeten dalam memahami makna yang
terkandung dalam ayat-ayat al-Qur' n. Terkait dengan latar belakang di atas, maka
penulis akan meneliti lebih jauh kajian Tafsir tentang term basy r dan nadz
rdengan judul, "MAKNA KATA BASY R DAN NADZR DALAM AL-QUR'AN
(Kajian Komparatif Antara Ibnu Katsir, Al-Maraghi dan Sayyid Quthb)".

B. Penegasan Istiah

Untuk menghindari kekeliruan dan sekaligus untuk memudahkan


pemahaman terhadap judul ini, maka penulis akan menegaskan beberapa istilah
yang terdapat di dalam judul. Antara lain :

12
Abu al-Husayn Ahmad ibn Faris ibn Zakariya,Maqayis al-Lughah at-Tahqiq, Abd al-Salam Muhammad
Harun, Dar al-Fikr, Beirut,1979 M/1399 H,Jilid 5,hlm.141
13
Ahmad Warso Munawwir, Kamus Al-Munawwir, Pustaka Progresif, Yogyakarta.1997,hlm.1405
1. Basy r
Kata Basy r berasal dari kata kerja absyara ( ) dan basy-syara ( ), yang
menurut Al-Asfahany kata tersebut mempunyai makna "memberikan
kabar gembira yang membuat kulit muka menjadi berseri seri, hal ini
dikarenakan jiwa manusia ketika dalam kondisi bergembira darahnya
menyebar di permukaan kulit mukanya sebagai mana tersebarnya air getah
pada batang pohon.14
2. Tahlili

Kata tahlili merupakan isim masdar dari kata hallala-yuhallilu-


tahlilan yang berasal dari kata halla-yahulhu-hallan yang berarti membuka
sesuatu. Tahlili secara bahasa berarti membuka sesuatu yang tertutup atau
terikat sesuatu yang herserakan agar tidak ada yang terlepas atau
tercecer.15" Ibnu Faris menjelaskan bahwa metode tahlili merupakan
metode penafsiran dengan cara menafsirkan heberapa ayat Alquran sesuai
susunan bacaannya dan tertib susunan di dalam mushaf, kemudian baru
menafsirkan dan menganalisisnya rinci." Akan tetapi, Al-Farmawi
menjelaskan penafsiran tahlili adalah suatu metode menafsirkan ayat-ayat
Alquran dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam
ayat-ayat yang ditafsirkan itu dan menerangkan makna-makna yang
tercakup di dalamnya, sesuai dengan keahlian dan kecenderungan
mufasstr yang menafsirkan ayat-ayat tersebut.16

C. BATAAN DAN RUMUSAN MASALAH

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, tentang makna basy r dan nadz r


dengan mengutip beberapa pendapat pakar Islam. Kata atau term basy r dan nadzr
tampil sebanyak 73 kali dalam al-Qur' n. Namun, sebagai pembatasan masalah
agar tidak melebarnya kajian penelitian, maka penulis hanya meneliti ayat-ayat
yang di dalamnya terdapat kedua lafazh tersebut, yaitu basy r dan nadz r.

14
Ab al-Qasim Al-Ragb Al-Asfah ni, Mufradhat al-Qur`an,(Sofware Al-Maktabah As-Syamilah) Edisi 3.13)
15
Ibnu Faris, Mu`jam Muqayyas al-Lugah, Beirut Darul Ihya`At-turats Al-Arab,2001, hlm.28

16
Ibid,hlm.65
Berdasarkan keterangan tersebut, maka yang akan menjadi materi inti
pembahasan penelitian ini adalah ayat-ayat sebagai berikut:

1. QS. al-Baqarah ayat: 119

2. QS. al-Maidah ayat:19

3. QS. al-A'raf ayat: 188

4. Q.S. Hud ayat: 2

5. Q.S. Saba' ayat:28

6. Q.S. Fathir ayat: 24

7. Q.S. Fushshilat ayat: 4

Kemudian untuk membatasi permasalah yang akan diteliti agar pembahasannya


tidak meluas. Maka sebagai batasannya adalah mengungkap makna basy r dan
nadz r dalam al-Qur' n. Selain ayat-ayat di atas, Hadis-hadis Nabi Saw dan
sumber-sumber penunjang lainnya juga akan penulis jadikan rujukan, lalu penulis
padukan sehingga makna basy dan nadzr yang ada dalam al-Qur' n akan semakin
mudah diketahui dan dapat dimengerti. Karena itu, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penafsiran Basyr perspektif Al-Qur`an?

2. Bagaimana Konotasi Basyr dan relevansinya terhadadap prilaku Manusia?


D. Tujuan dan Kegunaan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui Bagaimana Makna basy r dan nadz r dalam al-Qur' n.

2. Mengetahui hikmah yang terkandung dalam penafsiran atau makna dari kata
baryr dan nadz r, sehingga dapat menjadi petunjuk dan maslahat bagi kehidupan
manusia.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini merupakan langkah awal secara teoritis dalam mengkaji Al-Qur'
n secara tematik dan sebagai upaya untuk mengembangkan kajian terhadap al-
Qur' n

2. Memberikan pemahaman Tafsir atas ayat-ayat bary r dan nadz r.

3. Serta sebagai persyaratan untuk memproleh gelar S1 dari fakultas Ushuluddin,


UIN SUSKA RIAU.

E. Daftar Kepustakaan
Ahmad Mustafa Adnan, Problematika Menafsirkan Al-Qur`an,
Semarang : CV. Toha Putra 1993),
Nashruddin Baidan, Metode Penafsiran Al-Qur' n. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2002)
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur' n Fungsi dan Peran Wahyu
Dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung, Mizan, 1996
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur'an, Bogor, Litera Antara
Nusa, 2010, Muhammad Fuad Abdul Baqiy, Mu'jam al-Mufahras i Alfach al-Qur'
n al-Karim.
Louis Ma'luf al-Yassu'i dkk, Kamus al-Munjid, Daru Al-masyriq, Beirut,
Libanon, 2007
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, Pustaka Progressif,
Yogyakarta, 1997
Ibrahim Musthafa, dkk (Majma' Al-Lughah Al-Arabiyah Mesir), al-
Mu'jam al-Wasith, Dar al-Da'wah, Istanbul, 1989
Abu al-husyain Ahmad in Zakaruya, Maqayis AL-luGHAH, Tahqiq,Abd
al-Salam Muhmmad Harun, Dar al-Fikr, Beirut,1979M/1399 H.
Ab al-Qasm Al-Ragb Al-Asfah ni, Mufrad al-Fath Al-Qur`an,(Software
Al-Maktabah Al-Sh mela Edisi 3.13)
Muhammad Ibn Jarir Ibn Yazid ibn Katsir bin Ghalib al-Amily, Abu Ja`far
at-Thabary, Jami`ul Bayan `an ta`wil al-Qur`an, Muassasah R-risalah,2000
Abu al-Husayn Ahmad ibn Faris ibn Zakariya,Maqayis al-Lughah at-
Tahqiq, Abd al-Salam Muhammad Harun, Dar al-Fikr, Beirut,1979 M/1399 H.
Ibnu Faris, Mu`jam Muqayyas al-Lugah, Beirut Darul Ihya`At-turats Al-
Arab,2001

Anda mungkin juga menyukai