Bab I Sso Kel. 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu farmasi dan ilmu farmakologi mempunyai irisan lapangan yang cukup
besar. Namun hal mendasar yang membedakan adalah farmasi mencakup pada
sintesis, pembuatan dan proses obat sampai ke tangan pasien (dispensing) dan
farmakologi membahas bagaimanakah nasib dan efek obat ketika telah sampai ke
dalam tubuh.
Farmakologi atau ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan
obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisikanya, kegiatan
fisiologi, resorpsi, dan nasibnya dalam organisme hidup. Dan untuk menyelidiki
semua interaksi antara obat dan tubuh manusia khususnya, serta penggunaannya pada
pengobatan penyakit disebut farmakologi klinis. Farmakologi dapat dirumuskan
sebagai kajian terhadap bahan-bahan yang berinteraksi dengan sistem kehidupan
melalui proses kimia, khususnya melalui pengikatan molekul-molekul regulator yang
mengaktifkan/ menghambat proses-proses tubuh yang normal (Katzung, 1998).
Farmakologi sangat erat hubungannya dengan sistem saraf manusia. Sistem
saraf manusia merupakan jaringan saraf yang berhubungan, sangat khusus dan
kompleks. Sistem saraf ini mengkoordinasikan, mengatur dan mengendalikan
interaksi antar individu dengan lingkungan sekitarnya.
Sistem saraf otonom sesuai dengan namanya bersifat otonom dimana
aktifitasnya tidak dibawah kontrol kesadaran secara langsung. Sistem saraf otonom
(SSO) terutama berfungsi dalam pengaturan fungsi organ dalam seperti curah jatung,
aliran darah ke berbagai organ, sekresi dan motilitas gastrointestinal, kelenjar
keringat dan temperatur tubuh. Aktifasi SSO secara prinsip terjadi dipusat di
hipothalamus, batang otak dan spinalis. Impuls akan diteruskan melalui sistem
simpatis dan parasimpatis (Dermansyah, 1994).
Sistem simpatis dan parasimpatis memperlihatkan fungsi yang antagonistik.
Bila yang satu menghambat suatu fungsi maka yang lain memacu fungsi tersebut.
Secara umum dapat dikatakan bahwa sistem parasimpatis berperan dalam fungsi
konservasi dan reservasi tubuh. Sedangkan sistem simpatis berfungsi
mempertahankan diri terhadap tantangan dari luar tubuh dengan reaksi berupa
perlawanan atau pertahanan diri (Katzung, 2002).
Obat-obat yang menghasilkan efek terapeutik utamanya dengan cara
menyerupai atau mengubah fungsi sistem saraf otonom disebut obat-obat otonom
contohnya obat propanolol dan bisoprolol yang merupakan golongan Beta-blocker.
Beta-blocker merupakan golongan obat yang bekerja melalui mekanisme
penghambatan reseptor reseptor beta adrenergik di beberapa organ seperti jantung,
pembuluh darah perifer, bronkus, pankreas dan hati (BNF, 2018)
Berdasarkan uraian di atas, maka praktikum ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh obat propanolol dan bisoprolol terhdayap system saraf otonom yang
diberikan pada mencit (Mus Musculus).
1.2 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan sistem saraf
otonom
2. Untuk mengetahui efek farmakologi dari obat-obat sistem saraf otonom yaitu
obat bisoprolol dan propanolol pada hewan uji mencit (Mus musculus).
1.3 Prinsip Percobaan
Penentuan efektivitas pemberian obat yakni bisprolol pada hewan coba mencit
(Mus musculus) secara intravena dengan melihat efek yang ditimbulkan seperti pupil
mata, diare, grooming, tremor, dan warna daun telinga setelah pemberian obat
tersebut.
1.4 Manfaat Percobaan
Manfaat Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu mahasiswa dapat melihat
efek farmakologi obat sistem saraf otonom yang diberikan kepada hewan coba
mencit.

Anda mungkin juga menyukai