Farmakologi
Farmakologi
Farmakologi
Bagi praktisi dunia kesehatan, pasti tak ASING lagi dengan istilah ini dimana hamper semua Lembaga Pendidikan membahas pelajaran ini, baik itu keperawatan, kedokteran, kesehatan masyarakat serta yang banyak pembahasanya oleh Pendidikan Farmasi sendiri baik itu di tingkat SLTA ( SAA/SMF), Diploma maupun Stratanya . Farmakologi atau yang bisa disebut dengan ilmu khasiat obat adalah merupakan ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dalam seluruh aspeknya baik sifat kimiawinya,fisikanya,kegiatan fisiologi,resorpsi dan nasibnya dalam organisme hidup. Farmakologi Klinik menyelidiki semua interaksi antara obat dan tubuh serta penggunaannya pada pengobatan penyakit. Farmalogi mencakup ilmu : Farmakognosi BioFarmasi Farmakokinetika dan Farmakodinamika Toksikologi dan Farmakoterapi Sedangkan pengertian Farmakologi ( menurut Wikipedia )adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan obat-obatan. Biasa dalam ilmu ini dipelajari: 1. Penelitian mengenai penyakit-penyakit 2. Kemungkinan penyembuhan 3. Penelitian obat-obat baru 4. Penelitian efek samping obat-obatan dan atau teknologi baru terhadap beberapa penyakit berhubungan dengan perjalanan obat di dalam tubuh serta perlakuan tubuh terhadapnya.
Ikatan reseptor dan obat : Ikatan Kovalen, merupakan ikatan yang paling kuatZ Ikatan HydrofobZ Ikatan HydrogenZ Ikatan Van der WaalsZ Ikatan IonZ Interaksi reseptor dan obat : Z Agonis : Obat yang bekerja sejalan dengan senyawa endogen dalam tubuh dimana obat menginduksi kerjanya. Sifatnya bisa berupa full-agonis dan juga partial-agonis yang berbeda dari efek yang dihasilkannya. Antagonis : Obat yang bekerja menghambat efek agonis dengan atau tanpa bersaing denganZ agonis dalam menempati reseptor. Z Inverse Agonis : agonis yang dapat bekerja tanpa adanya agonis, bekerja dengan menghentikan aktifitas intrinsic pada respeptor bebas. Spare Receptor : reseptor yang dapat mencapai efek maksimal tanpa harus berikatan dengan ligand.Z Transmisi sinyal : Z Transmembrane ion channels, adanya kanal yang terbuka akibat melekatnya suatu ligand. Contoh : neurotransmitter, konduksi cardiac, otot. Z Tranmembrane G Protein-coupled receptors, adanya G protein yang menginduksi enzim siklase untuk menghasilkan second messenger dan dilanjutkan dengan proses tingkat seluler Transmembrane receptorsZ with enzymatic cytosolic domains, adanya aktifasi beberapa enzim seperti: tirosin kinase, tirosin phosphatase, terkait protein kinase, serin/treoinin, guanilat siklase untuk menghasilkan respon tingkat selular. Intracellular receptors, reseptor berada di sitoplasmaZ atau didalam sel. Ligand yang mampu tentunya yang bersifat lipofilik. Dia menganggu regulasi transkripsi. Contoh: steroid
Kebutuhan Farmakologi Intranatal, Natal dan Postnatal. Obat : zat yang dibuat bertujuan untuk mendapatkan efek pengobatan (terapi) bila diberikan pada individu yang sakit atau memerlukan pengobatan. Obat diberikan atas indikasi, perlu menimbang secara rasional, apakah seseorang perlu memperoleh obat. Saat Hamil :
y y y y
Terjadi perubahan fisiologis secara dinamis, hal ini dikarenakan terbentuknya unit fetal-plasental-maternal. Karena perubahan fisiologis inilah maka farmakokinetika obat baik absorpsi, distribusi, metabolisme maupun ekskresi pun ikut berubah. Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut antara lain perubahan fungsi saluran cerna, fungsi saluran nafas, dan peningkatan laju filtrasi glomerulus pada ginjal Penelitian : kebanyakan obat dapat melewati sawar plasenta ( plasenta barrier ) dengan mudah, sehingga janin yang dikandung pun ikut menerima obat.
Functions of the placenta: 1. 2. 3. 4. 5. Transfer gasses Transport nutrients Excretion of wastes Hormone production temporary endocrine organ estrogen and progesterone Formation of a barrier incomplete, nonselective alcohol, steroids, narcotics, anesthetics, some antibiotics and some organisms can cross
Respon ibu dan janin terhadap obat selama kehamilan dipengaruhi oleh dua faktor utama: 1. Perubahan absorbsi, distribusi, dan eliminasi obat dalam tubuh wanita hamil. 2. Unit plasental-fetal yang mempengaruhi jumlah obat yang melewati sawar plasenta, persentase obat yang dimetabolisme oleh plasenta, distribusi dan eliminasi obat oleh janin Masa kehamilan :
1. Trisemester I : tahap paling kritis, proses pembentukan organ-organ penting bayi, janin sangat peka terhadap zat teratogenik (mampu menimbulkan kerusakan / kecacatan ). Contoh : Thalidomide 2. Trisemester II : Organ bayi sudah terbentuk, beberapa obat dapat mempengaruhi perkembangan janin 3. Trisemester III : resiko terbesar adalah kesulitan bernafas, lahir prematur atau calon bayi lebih lama dalam kandungan Wanita hamil normal adalah individu sehat yang seharusnya hanya memerlukan suplementasi asam folat untuk memenuhi kebutuhan janin. Obat termasuk zat asing yang bila diberikan kepada ibu hamil berpotensi menimbulkan efek samping pada ibu dan janin yang dikandungnya. Alasan Medis pemberian obat pada ibu hamil / melahirkan : 1. Makanan yang dikonsumsi tidak mampu memenuhi kebutuhan ibu hamil 2. Ada infeksi yang harus segera dihilangkan. 3. Ada penyakit yang harus dikendalikan dengan obat : misal penyakit kencing manis, penyakit gondok . 4. Bagian dari standar pelayanan medis (SPM), misalnya :
y o
obat oksitosin pada persalinan normal, bagian dari manajemen aktif kala III (melahirkan plasenta) dalam mencegah perdarahan pasca persalinan. o antibiotika pada pasien yang menjalani operasi caesar untuk mencegah terinfeksinya luka operasi atau untuk mengobati infeksi yang sudah terjadi sebelum operasi caesar dilakukan.
y y y y
Pethidine : berefek tenang, rileks, malas bergerak dan terasa agak mengantuk, tetapi tetap sadar . Diberikan pada kala I persalinan ( mulai kontraksi uterus sampai pembukaan lengkap), diberikan pada keadaan kontraksi rahim yang terlalu kuat. Anestesi epidural : berefek ibu tidak merasakan sakit tanpa tidur, disuntikkan pada rongga kosong tipis (epidural) di antara tulang punggung bagian bawah Entonox : campuran oksigen dan nitrous oxida TENS : menggunakan mesin TENS (transcutaneous Electrical Nerves Stimulation) ILA (Intrathecal Labour Analgesia) : hampir mirip dengan epidural
Uterotonika : Oksitosik
y y y
obat yang merangsang kontraksi uterus bekerja selektif dan banyak digunakan dalam praktek kebidanan Contoh : Ergonovin / ergometrin, Metilergonovin, Oksitosin, Prostaglandin semisintetik
Penggunaan klinik oksitosik, indikasi : 1. Induksi (memacu ) partus aterm (telah cukup usia kehamilan) 2. Mengontrol perdarahan pasca persalinan
3. Menginduksi abortus terapeutik sesudah trimester I kehamilan 4. Uji oksitosin 5. Menghilangkan pembengkakan mamae Contoh oksitosik :
1. Oxytocin / Oksitosin sintetik. Indikasi : induksi persalinan, penanganan kala III persalinan. Sediaan : Ampul 10 iu/ml, Vial 2. Metilergometrin hidrogen maleat. Indikasi : o Penanganan aktif kala III persalinan, o atonia uteri (tidak adanya tegangan atau kekuatan otot) dan perdarahan post partum, o perdarahan dalam masa nifas, o subinvolusi (mengecilnya kembali rahim sesudah persalinan hampir seperti bentuk asal), o lokiometra (pembendungan getah nifas di dalam rongga rahim). Contoh merk dagang : methergin 0,125 mg. Sediaan : Ampul 1ml (0.2mg), Tablet Kesimpulan :
y y
Nutrisi penting untuk ibu hamil dan janin adalah : asam folat, vitamin A, B, C, E, mineral (besi, kalsium, magnesium, zinc, iodium, selenium). Defisiensi zat-zat gizi pada fase kehamilan berhubungan erat dengan tingginya angka kematian pada ibu (AKI) dan bayi (AKB) yang merupakan komponen penting Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Panduan umum pemberian obat pada kehamilan : 1. Pertimbangkan mengatasi penyakit tanpa menggunakan obat, terutama trimester I . 2. Gunakan bila manfaat yang diperoleh ibu lebih besar dibandingkan kemungkinan resiko yang bakal terjadi pada janin. 3. Bila harus, pilihlah obat yang telah dipakai secara luas selama kehamilan (secara empiris / pengalaman pemakaian obat di lapangan relatif aman). Hindarilah penggunaan obat yang baru beredar karena belum cukup waktu untuk mengetahui keamanannya. 4. Sebaiknya hindari penggunaan obat polifarmasi (menelan berbagai jenis obat , 4 atau 5 jenis atau lebih) 5. Cari tahu apakah obat yang akan digunakan aman sesuai kategori dunia pengobatan