Kel. 3 Penyandang Masos
Kel. 3 Penyandang Masos
Kel. 3 Penyandang Masos
PENDEKATAN PSIKOANALISA
MAKALAH
BKPI – A
FAKULTAS TARBIYAH
MARET 2023
KATA PENGANTAR
Selesainya tugas ini tidaklah terlepas dari adanya bimbingan, bantuan dan
petunjuk serta saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya.
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan maupun dari segi materi. Oleh karena itu dengan rasa
rendah hati dan hormat penulis menerima setiap kritik dan saran yang bersifat
membangun yang dapat memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.
Demikian hal ini disampaikan secara tertulis, atas perhatian Ibu dosen pengampu
kami ucapakan terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah
masalah yang tidak ada habis-habisnya di Negara kita. PMKS merupakan
Individu atau kelompok yang memiliki suatu kesulitan dikarenkan adanya
gangguan dalam permasalahan sosial sehingga mengakibatkan kurang
mampunya dalam melakukan fungsi sosial dan hubungan dengan
lingkungannya serta kurang mampu dalam pemenuhan kebutuhan jasmani
maupun rohani secara normal.Kategori PMKS sendiri berjumlah 26
macam dengan kriteria-kriteria tertentu berdasarkan Peraturan Menteri
Sosial Republik Indonesia No. 8 Tahun 2012.
Manusia merupakan makhluk sosial, dimana manusia tidak
akanlepas dari pengaruh lingkungannya. Manusia memiliki kebutuhan,
kemampuan dan kebiasaan untuk berkomunikasi serta saling berinteraksi
dengan manusia lain atau disebut juga dengan interaksi sosial. Interaksi
sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang
berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan dalam
masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, interaksi sosial
itu sendiri dapat berlangsung dengan baik. Didalam kehidupan sehari-hari
tentunya manusia tidak lepas dari hubungan antara satu dengan yang
lainnya, setiap manusia akan selalu mencari individu ataupun kelompok
lain untuk dapat berinteraksi atau hanya sekedar bertukar pendapat.
Corey (2009) mengatakan, bahwa psikonalisis merupakan teori
pertama yang muncul dalam psikologi, khususnya yang berhubungan
dengan gangguan kepribadian dan perilaku neurotik, kemudian di susul
oleh behafiorisme dan eksistensial humanistik. Psikonalisis di ciptakan
oleh sigmund freud pada tahun 1986. Pada kemunculannya, teori freud ini
banyak mengundang kontroversi, eksplorasi, penelitian dan dijadikan
landasan berpijak bagi aliran lain yang muncul kemudian.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Konseling Penyandang Masalah Sosial Dengan
Pendekatan Psikoanalisa?
2. Apa Saja Teknik-Teknik Yang Digunakan Dalam Konseling
Penyandang Masalah Sosial Dengan Pendekatan Psikoanalisa?
3. Bagaimana Hubungan Korban penyalahgunaan Napza dan
Konseling Psikoanalisis?
4. Bagaimana Peran dan Fungsi Konselor Dalam Konseling
Penyandang Masalah Sosial Dengan Pendekatan Psikoanalisa?
C. Tujuan Masalah
1. Sejarah Konseling Penyandang Masalah Sosial Dengan Pendekatan
Psikoanalisa
2. Untuk Mengetahui Teknik-Teknik Yang Digunakan Dalam
Konseling Penyandang Masalah Sosial Dengan Pendekatan
Psikoanalisa
3. Untuk Mengetahui Hubungan Korban penyalahgunaan Napza dan
Konseling Psikoanalisis
4. Untuk Mengetahui Peran dan Fungsi Konselor Dalam Konseling
Penyandang Masalah Sosial Dengan Pendekatan Psikoanalisa
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
yang mengemukakan bahwa penyebab histeria adalah ingatan-ingatan tak
sadar tentang peristiwa traumatis. Dalam buku ini di kemukakan
permulaan penemuan freud yaitu metode hypnosis. 1
1
Gantina Komalasari dkk, Teknik- Teknik Konseling, (Jakarta Barat: PT Indeks, 2011), hal: 57- 59
4
membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat
proses menyadarkan hal-hal yang tersembunyi. Interpretasi
mengarahkan tilikan dan hal-hal yang tidak disadari klien.
3. Analisis mimpi
Analisis mimpi merupakan prosedur yang penting untuk
membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk
emperileh tilikan kepada masalah-masalah yang belum
terpecahkan.Selama tidur pertahanan menjadi lebih lemah dan
perasaan-perasaan yang tertekan muncul ke permukaan.Freud
melihat bahwa mimpi sebagai “royal road to the uncounciuos”,
dimana dalam mimpi semua keinginan, kebutuhan, dan ketakutan
yang tidak disadari diekspresikan. Beberapa motivasi yang tidak
diterima oleh orang lain, dinyatakan dalam simbolik dari pada
secara terbuka dan langsung.
4. Analisis dan interpretasi resistensi
Resistensi sebagai sesuatu konsep fundamental praktek-
praktek psikoanalisis, yang bekerja melawan kemajuan terapi dan
mencagah klien untuk menampilkan hal-hal yang tidak
disadari.Selama asosiasi bebas, atau asosiasi mimpi, klien mungkin
cenderung menunjukkan ketidak mau-an untuk mengkaitkan
pemikiran, perasaan, dan pangalaman tertentu.Interpretasi konselor
terhadap resistensi ditujukan kepada bantuan klien untuk
menyadari alasan timbulnya resistensi.Sebagai ketentuan umum
konselor meminta perhatian klien dan menafsirkan resistensi yang
paling nampak dan memperkecil kemungkinan penolakan klien
terhadap interpretasi.
5. Analisis dan interpretasi transferensi
Seperti halnya resistensi, trasferensi terletak dalam arti
terapi psikoanalitik. Transferensi muncul dengan sendirinya dalam
proses terapeutik pada masa saat dimana kegiatankegiatan klien
masa lalu yang tak terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan
5
dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada analisis sebagai
yang dia lakukan kepada ibumya atau ayahnya. Kini, dalam
hubungan dengan konselor, klien mengalami kembali perasaan
penolakan atau permusuhan yang pernah dialami terhadap orang
tuanya.2
2
H. Mohamad Surya, Makna Dan Fungsi Teori, (Pustaka Bani Quraisi, 2003), hal.36-38
6
Menurut Corey (2009), tujuan dari konseling psikoanalisis adalah
untuk membentuk kembali struktur karakter individu, dengan cara
merekontruksi, membahas, menganalisa, dan menafsirkan kembali
pengalaman-pengalaman masa lampau yang terjadi pada masa kanak-
kanak. Psikoanalisis membantu individu untuk membentuk kembali
struktur karakter dengan spesifik mendorong ketidaksadaran yang
menimbulkan kecemasan kearah perkembangan sadar yang intelektual,
menghidupkan kembali masa lalu individu dengan mengangkatkan
kembali konflik yang ditekan, dan memberikan kesempatan kepada
individu untuk menghadapi situasi yang selama ini ia gagal mengatasinya.
7
g. Membantu konseli menemukan kesadaran diri, kejujuran dan
hubungan pribadi yang efektif, dapat mengatasi kecemasan dengan
cara realistis, dan dapat mengendalikan tingkah laku inpulsif dan
irasional.3
3
Ibid, hal. 78
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan psikoanalisis di kembangkan oleh sigmund freud
(1856-1939). Sigmund freud merupakan orang jerman keturunan yahudi
lahir 6 mei 1856 di freiberg dan meninggal di london 23 september 1939.
Psikoanalisis mulai di perkenalkan oleh freud pada buku pertamanya yaitu
penafsiran atas mimpi (dres interpretation) pada tahun 1900. Freud
menjelasakan istilah psikoanalisis dalam arti yang berbeda-beda. Salah
satu penjelasan yang terkenal terdapat dalam sebuah artikel yang ia tulis
pada tahun 1923.
Teknik-teknik dalam konseling psikoanalisis digunakan untuk
meningkatkan kesadaran mendapatkan tilikan intelektual ke dalam prilaku
klien, dan memahami makna gejala-gejala yang nampak. Ada lima teknik
dasar dalam terapi psikoanalisis, yaitu: Asosiasi Bebas, Interpretasi,
Analisis mimpi, Analisis dan interpretasi resistensi, dan Analisis dan
interpretasi transferensi.
Sebagai alternative untuk menuju seseorang yang sehat tanpa zat
psikoaktif adalah dengan konseling psikoanalisis. Konseling psikonalisis
ini besifat preventif dan kuratif. Preventif yakni membantu mencegah
seseorang dalam mengambil pilihan yang salah akan permasalahan yang
mereka hadapi khususnya ketika mereka berfikir untuk lari dari masalah
dan menuju zat aktif. Kuratif yakni membantu mengeluarkan seseorang
dari ketergantungan zat psikoaktif. Proses konseling psikoanalisis
membutuhkan waktu dalam pelaksanaanya. Konseling dikatakan sukses
jika terjadi secara otomatif berubahan kondisi seseorang atau dalam hal ini
disebut konseli.
9
B. Saran
Demikian yang dapat kami susun mengenai materi Konseling
Penyandang Masalah Sosial Dengan Pendekatan Psikoanalisa tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahan, karena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini.Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya, juga para
pembaca pada umumnya, atas kritik dan sarannya kami ucapkan terima
kasih.
10
DAFTAR PUSTAKA
Surya, H. Mohamad. Makna Dan Fungsi Teori. Pustaka Bani Quraisi, 2003.
11