Bab Iii
Bab Iii
Bab Iii
PEMBAHASAN
3.1 Sinopsis Novel Romeo Juliet
1. Judul : Romeo Juliet
2. Penulis : William Shakespeare
3. Alih Bahasa : Manda Milawati A.
4. Penerbit : Navila
5. Tahun Terbit : 2010
6. Tempat Terbit : Yogyakarta
7. Jumlah halaman : xii + 184 halaman
8. Kategori : Novel
Dikisahkan di Kota Verona, Italia, terdapat dua keluarga yang saling bermusuhan sejak lama,
yaitu Keluarga Montague dan Keluarga Capulet. Mulanya, Romeo yang berasal dari keluarga
Montague jatuh hati kepada Rosaline yang berasal dari keluarga Capulet. Suatu ketika, Tuan besar
Capulet, yaitu ayah Juliet, berencana mengadakan pesta besar dan mengundang semua rekan
bisnis serta teman-temannya. Keluarga Montague tentu saja tidak diundang. Namun, Romeo nekat
menghadiri pesta tersebut karena ingin bertemu Rosaline. Dengan kecerdasannya, ia pun sukses
menyamar dan menyelinap ke pesta tersebut. Begitu sampai di tengah pesta, perhatian Romeo
justru teralihkan dengan pesona Juliet, bukannya Rosaline. Romeo pun langsung jatuh hati. Di
tengah masa saling mengagumi satu sama lain, keduanya harus menelan kekecewaan setelah
mengetahui bahwa mereka lahir dari keluarga yang saling bermusuhan. Meski demikian, sepasang
remaja ini tidak ingin menyerah dengan permusuhan keluarga yang mereka dihadapi. Mereka
berusaha menyatukan diri di tengah ancaman dan kekerasan dari keluarga masing-masing. Dengan
bantuan teman Romeo, yaitu Pastor Laurance, mereka menikah secara diam-diam. Sayangnya, di
tengah kebahagiaan tersebut, salah satu sahabat Romeo meninggal ditangan sepupu Juliet, Tybalt.
Romeo yang awalnya tidak lagi menyimpan dendam untuk keluarga Capulet, akhirnya membalas
dengan membunuh Tybalt. Kejadian ini tentu saja memperbesar api permusuhan antara Capulet
dan Montague. Ayah Juliet yang tidak mengetahui pernikahan putrinya, memutuskan untuk
menikahkan Juliet dengan seorang pemuda bernama Paris. Cinta yang ditentang membuat Juliet
putus asa. Ia pun berkonsultasi dan membuat rencana dengan Pastor Laurance. Pastor Laurance
menyarankan agar Juliet pura-pura menyetujui pernikahan yang diatur ayahnya. Namun ketika pagi
hari menjelang pernikahan, dia harus minum ramuan yang akan membuatnya tampak seperti sudah
meninggal. Setelah itu, dia akan dimasukkan ke dalam lemari besi penguburan Capulet. Kemudian,
Pastor pun akan mengirimkan Romeo untuk menyelamatkannya. Ironisnya, sebelum rencana ini
sampai ke telinga Romeo, ia telah mengetahui kematian istri tercintanya dari orang lain. Dengan hati
yang hancur, Romeo pun pergi melihat Juliet untuk terakhir kalinya. Di sana, ia sempat dihadang
oleh Paris yang dengan sekejap dibunuh oleh romeo. Tak ada satu pun yang bisa menghentikannya
untuk bersatu dengan kekasih tercintanya. Di samping tubuh Juliet, ia menelan racun yang dibelinya
lalu mati seketika. Namun beberapa waktu kemudian, Juliet pun terbagun dengan sebuah harapan
kosong. Ia justru melihat tubuh suaminya yang tak berdaya lagi. Merasa tak punya alasan untuk
hidup, Juliet perlahan mengambil belati Romeo dan menghujam dirinya dengan benda tersebut.
Anti Klimaks
Anti klimaks dalam Novel Romeo Juliet adalah keluarga Capulet dan keluarga Montague
menemukan Romeo, Juliet, serta Paris telah tewas. Pastor Laurance menceritakan kisah cinta
Romeo dan Juliet kepada kedua keluarga tersebut. Berikut adalah kutipannya.
“…Tuan Capulet melihat sosok putrinya, “Ya Tuhan! Istriku! Lihat putri kita berdarah, dadanya
tertusuk belati! Lihat, sarung belati itu masih menggantung di punggung Romeo!” Nyonya Capulet
terpukul jiwanya. Ia mengeluh panjang “Oh, ini semua akan mempercepat kematianku!” Tiba-tiba
datang rombongan keluarga Montague. Pangeran Escalus segera menyambutnya dan berkata,
“Kemarilah Tuan Montague, karena engkau bangun pagi untuk menyaksikan putramu pergi
mendahuluimu.” Teriak Tuan Montague, “Oh betapa malang diriku!...” (halaman 177)
“…Pastor Laurance menjelaskan semua yang terjadi, “Akulah tertuduh utama dari semua kejadian
ini, karena berada pada waktu dan tempat yang sama…” (halaman 178)
Penyelesaian
Keluarga Capulet dan keluarga Montague mengakhiri permusuhan, dan keduanya bersahabat
kembali. Berikut adalah kutipannya.
“…Oh saudaraku Montague, berikan tanganmu. Aku tak bisa meminta apa-apa lagi, selain demi
kehendak putriku untuk mendamaikan kita,” ucap Tuan Capulet sambil mengulurkan tangan. Uluran
tangan Tuan Capulet disambut Tuan Montague. Keduanya bersalaman! Yang hadir bertepuk
tangan. Kejadian amat langka tetapi sangat diharapkan oleh semua penghuni Verona telah
berlangsung. Tuan Montague runtuh keangkuhannya, demikian juga Tuan Capulet. Mereka menjadi
sahabat kembali…” (halaman 181)
3. Latar
- Latar Tempat
1. Di Verona, dalam kutipan “…Di Verona hidup dua orang bangsawan yang saling bermusuhan, yaitu
Tuan Capulet dan Tuan Montague…” (halaman 9)
2. Di kediaman Capulet, dalam kutipan “…Upacara perjamuan itu diselenggarakan di kediaman
Capulet…” (halaman 17)
3. Di Gereja, dalam kutipan “…Sesampai di gereja, Juliet tidak berani menatap ke dalam gereja tempat
para pemuda kota berkumpul…” (halaman 60)
- Latar Waktu
1. Tengah malam, dalam kutipan “…Tengah malam ia memasuki ruangan bersama dengan lima orang
kawannya…” (halaman 18)
2. Malam hari, dalam kutipan “…Tahukah engkau, malam menyembunyikan wajahku, jika tidak engkau
pasti melihat pipiku bersemu merah, karena engkau mendengar perkataanku malam ini…” (halaman
41)
3. Pagi hari, dalam kutipan “…pagi itu sang pengasuh berusaha mempengaruhi pemikiran Juliet…”
(halaman 58)
4. Hari Sabtu, dalam kutipan “…Hari Sabtu yang dinanti tiba, Juliet memakai pakaian berkabung, dan
meminta izin pada ibunya…” (halaman 60)
- Latar Suasana
1. Gembira karena merasa telah menemukan gadis impian, dan bingung karena gadis yang
diimpikannya berasal dari Keluarga Capulet yang merupakan musuh besar keluarga Romeo. Dalam
kutipan “…Romeo melihat dirinya berada dalam amukan badai baru yang mengguncang antara
harapan akan bertemu pelabuhan baru yang lebih menyenangkan dengan bahaya tersesat
menghadang. Kebingungan membuat Romeo tak mampu memikirkan tindakan selanjutnya…”
(halaman 21)
2. Takut, dalam kutipan “…Baiklah Tuan, aku akan segera pergi dan tidak mengganggu apa yang
Tuan lakukan,” jawab Peter ketakutan seraya berlalu dengan tergopoh-gopoh…” (halaman 170)
3. Gelisah, dalam kutipan “…Dengan segenap sisa tenaga ia berusaha menyembunyikan dukanya dari
semua orang. Ia hanya bisa sembunyi di dalam rumah, mondar-mandir dengan hati gelisah, sampai
akhirnya ia memutuskan untuk keluar…” (halaman 165)
4. Penokohan
- Pangeran Escalus, bersifat protagonis. Ia ingin mendamaikan permusuhan antara Keluarga Capulet
dengan Keluarga Montague. Dalam kutipan “…Pangeran Escalus benar-benar merasa prihatin
mendengar perselisihan kedua sahabat dekatnya itu. Dengan segenap daya upaya ia berusaha
mendamaikan kembali Tuan Capulet dan Tuan Montague…” (halaman 10)
- Romeo
Secara fisiologis, Romeo digambarkan sebagai laki-laki yang tampan, bertubuh tegap, keturunan
bangsawan, dan dikagumi oleh para gadis. Dalam kutipan “…para wanita nampak takjub dengan
mata terbelalak memandangnya. Mereka terpesona melihat tubuh tegap Romeo dipadu dengan
parasnya yang tampan alami. Mereka menganggap Romeo seumpama langit yang berpadu dengan
alam dan menjelma menjadi keindahan…” (halaman 19)
Secara sosiologis, Romeo digambarkan sebagai laki-laki yang cerdas, cekatan, setia, dan tidak takut
bahaya atau suka mengambil risiko. Berikut adalah kutipannya.
“…Kala senggang, Romeo mengunjungi taman rumah Juliet secara sembunyi-sembunyi untuk
melihat sang kekasih dari kejauhan, agar tidak diketahui oleh orang lain…” (halaman 43)
“…Romeo membeli racun di apotek kecil untuk bunuh diri agar bisa mati bersama Juliet…” (halaman
181)
- Juliet
Juliet digambarkan sebagai perempuan yang cantik, lemah lembut, keturunan bangsawan, bersifat
dewasa, sopan, setia, hormat kepada orang tua, dan dikagumi oleh para laki-laki dari keturunan
bangsawan ataupun laki-laki kebanyakan. Berikut adalah kutipannya.
“…perilaku terpuji Juliet pun ikut tumbuh. Ia selalu bersikap bijaksana, rendah hati dan penuh
kelembutan…” (halaman 160)
“…Juliet merupakan gadis istimewa, selain kecantikan parasnya, ia juga masih muda, menarik,
lincah dan menyenangkan bila dipandang. Kelebihan yang membedakan Juliet dengan gadis
kebanyakan ialah karena tumbuh dalam asuhan serta lingkungan yang mendukung serta mendapat
pendidikan bagus. Sebagai satu-satunya putri kesayangan Tuan Capulet, dalam usia yang masih
muda ia mampu bersikap bijaksana layaknya orang dewasa…” (halaman 126)
- Tybalt
Ia berasal dari keturunan bangsawan, bersifat pemberani, bertubuh tegap dan kekar. Berikut adalah
kutipannya.
“…Tybalt merupakan seorang pemuda penuh semangat, bertubuh tinggi, kuat dengan lengan kekar
dan tangkas. Tybalt memiliki kedudukan paling terhormat disbanding pemuda lain dalam keluarga
Tuan Capulet. Mereka tidak perlu suara terompet untuk menantang lawan, cukuplah teriakan dan
suara keras Tybalt…” (halaman 75)
- Paris
Ia berasal dari keluarga bangsawan. Paris adalah seorang laki-laki yang sangat tergila-gila dengan
Juliet. Paris pulalah yang akan dijodohkan dengan Juliet. Berikut adalah kutipannya.
“…Country Paris tampak tergila-gila pada gadis itu. Sorot matanya amat tajam, seolah-olah menelan
gadis itu dalam seketika waktu…” (halaman 20)
“…Nyonya Capulet sangat membanggakan Country Paris. Ia memuji Paris mulai dari kegagahan
tubuh, ketampanan paras, pemuda yang cakap, postur tubuh, kekayaan serta keramahan pria
tersebut seolah tak ada seorang pemuda pun yang mampu melebihi Paris…” (halaman 127)