Analisis Novel Rantau 1 Muara (Kel 5)
Analisis Novel Rantau 1 Muara (Kel 5)
Analisis Novel Rantau 1 Muara (Kel 5)
I. IDENTITAS NOVEL
1. Judul : Rantau 1 Muara
2. Penulis : Ahmad Fuadi
3. Cetakan : Pertama
4. Tahun Terbit : Mei 2013
5. Kota Terbit : Jakarta
6. Penerbit : PT.Gramedia Pustaka Utama
7. Jumlah Halaman : xii + 401 halaman
c. Penyelesaian
“Kok oleh-olehnya Cuma ini aja?” katanya bercanda.
“Ada yang lebih besar. Mau?”
“Mana? Mana?” katanya penasaran mengintip ke dalam ranselku.
“Hadiahnya: we are going home for good.”
Matanya membesar. “Really? Pulang ke Indonesia?”
“Really. Ke Indonesia.”
Kini senyumnya terkembang hangat bagai matahari pagi. Dia
menghambur ke pelukanku. Mata Dinara yang kejora mengerjap-ngerjap.
“Alhamdulillah, Abang mau juga,” katanya menggandeng tanganku dan
mengayun-ayunkannya sepanjang jalan menuju apartemen.
Rantau 1 Muara, 2013:377
2. Tokoh dan Penokohan
a. Alif Fikri: Pantang menyerah, pekerja keras, optimis
Aku menggertakkan gigi. Jangan sampai penolakan ini mengurungkan
niatku merantau ke Jakarta. Akupun memasang target pribadi. Bulan depan,
kalau belum dapat pekerjaan juga, maka aku tetap akan pindah ke Jakarta,
berjuang bersama juataan pencari kerja lainnya. Apa boleh buat, aku akan
menjadi salah satu dari juataan pengangguran yang akan mengadu nasib di Ibu
Kota. Semoga setiap kesusahan selalu ada kemudahan, bisikku dalam hati.
Rantau 1 Muara, 2013:32
4. Latar
a. Waktu: Pagi hari
Ketika matahari baru tergelincir ke Barat, aku mendengar suara motor
yang berhenti di depan pintu kosku. Aku kembali deg-degan. Jangan-jangan
debt collector tadi belum puas mengintimidasiku.
Rantau 1 Muara, 2013:37
b. Tempat: Washington DC, Amerika Serikat
Ketika kakiku mencecah di Washington DC, hanya dua orang yang ada di
kepalaku. Yaitu menelepon Amak dan Dinara. Untuk bertanya apa arti “call
me” itu.
Rantau 1 Muara, 2013:197
c. Suasana: Tegang
Semua orang tegang dan panik, termasuk Tom yang biasanya tenang itu.
Adiknya bekerja di gedung dekat WTC yang roboh barusan. Beberapa teman
tampak mencoba menelepon saudara yang tinggal di New York untuk
memastikan mereka aman. Erica, seorang teman yang punya adik yang bekerja
di gedung WTC, mulai menangis sambil menyebut-nyebut nama adiknya.
Teleponnya dari tadi tidak dijawab.
Rantau 1 Muara, 2013:336
2. Nilai Ekonomi
Dalam Sekejap, Indonesia dipenuhi demonstrasi seiring dengan harga dolar yang
membubung dan kenaikan harga BBM. Aku dan Geng Uno, walau sudah lulus, tetap
ikut bergabung dengan demo mahasiswa sampai ke Gedung Sate. Ketika hamper
semua kampus bergerak di segala penjuru Tanah Air, untuk pertama kalinya Pak
Harto yang selama ini perkasa, tampak mulai goyah.
Rantau 1 Muara, 2013:19
3. Nilai Pendidikan
Keajaiban injury time terjadi hanya dalam hitungan seminggu. Hari ini aku
mendapat e-mail resmi dari dua fakultas komunikasi yang bagus di East Coast,
Boston University dan George Washington University di Washington DC. Mereka
telah menyetujui aplikasi S-2-ku.
Rantau 1 Muara, 2013:186
KELOMPOK 5 :