Kel 7a Ipe Maternal Lengkap

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

PERAN KOLABORASI ANTAR PROFESI DALAM PENERAPAN KASUS MATERNAL

“KESEHATAN IBU HAMIL DENGAN ANEMIA”

DOSEN PEMBIMBING :

1. Dr. Hotmaida Siagian, SKM, M.Kes


2. Aries Prasetyo, SKM, MPH.

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7 / KELAS A

1. FARIZ AGIEL PRAMUDYA 11. FIRDHA AMELIA


2. DWI CAHYO SAPUTRA 12. KIKY AULIA SABRINA
3. MEISYA ARGIA SISVIANI D. 13. MOCH ARFA F.
4. PUTRI MAULIDIA NINGSIH 14. ARINKA AZZAHRA P. L.
5. FEFI DWI ANGGRAINI 15. ANITA PUTRI
6. ANISA OLIVIA AZHARA 16. NATHACIA VICKY P.
7. BELLENZ MILVIA PUTRI 17. ADELIA LUTFIA SARI
8. ARISKI NURFADHILAH 18. ADINDA DWI A.
9. ENY SRI RAHAYU 19. MARSYA FARADILLA S.
10. DEA AYU LIANDARI 20. JESSYA IYUD LEYLA N.S.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

2022/2023
SKENARIO KASUS
Seorang ibu hamil G1P0A0 dengan usia kehamilan 12 minggu datang ke pelayanan KIA di
puskesmas dengan keluhan merasa,pusing, mual, lidah terasa pahit dan susah makan selama 2
hari. Pasien tersebut mengatakan setiap mau makan rasa ingin muntah selalu muncul dan hanya
bisa makan sedikit. Pasien tersebut juga mengatakan mempunyai riwayat anemia. Setelah itu
pasien menuju ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan kadar HB. Keluarnya hasil
pemeriksaan membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit. Selain itu ibu juga akan diarahkan ke
poli-poli yang lain seperti polo gigi dan poli gizi untuk mendapatkan KIE untuk kesehatan ibu
dan janin
PEMICU 1.1
JUDUL : Anemia pada ibu hamil
TUGAS
TAHAP I DISKUSI KELOMPOK FASILITATO
R
PENULIS Kelompok 7A IPE
SKENARIO
SASARAN Memberikan Informasi Secara terpadu pada pelayanan ANC Bahwa diskusi
PEMBELAJARAN Terpadu saat ini
mencakup
sasaran yang
telah ditentukan.
LINGKUP Memahami mengenai perawatan dan pengobatan pada ibu
BAHASAN hamil dengan anemia
PENGETAHUAN 1. Pengertian ANC Terpadu Fasilitator harus
AWAL Memberikan Informasi Kepada Ibu Hamil dalam hal menggali
kehamilan pengetahuan
2. Memberikan Informasi Kepada Ibu Hamil dalam hal awal bila diskusi
keperawatan di kala sakit tidak berjalan.
3. Memberikan Informasi Kepada Ibu Hamil dalam hal (Apabila tidak
keperawatan di kala sakit mampu
4. Memberikan Informasi Kepada Ibu Hamil dalam menyebutkan
pemeriksaan laborat pengetahuan
5. Memberikan Informasi Kepada Ibu Hamil dalam hal awal, cukup di
menjaga sanitasi lingkungan cata tsaja)
PEMICU Seorang ibu hamil G1P0A0 dengan usia kehamilan 12 minggu
datang ke pelayanan KIA di puskesmas dengan keluhan
merasa,pusing, mual, lidah terasa pahit dan susah makan
selama 2 hari. Pasien tersebut mengatakan setiap mau makan
rasa ingin muntah selalu muncul dan hanya bisa makan sedikit.
Pasien tersebut juga mengatakan mempunyai riwayat anemia.
Setelah itu pasien menuju ke laboratorium untuk melakukan
pemeriksaan kadar HB. Keluarnya hasil pemeriksaan
membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit. Selain itu ibu juga
akan diarahkan ke poli-poli yang lain seperti polo gigi dan poli
gizi untuk mendapatkan KIE untuk kesehatan ibu dan janin
KATA BARU 1. G1P0A0
(Kata Baru 2. ANC Terpadu
adalah kata yang 3. KIE
menurut anggota
kelompok sebagai kata
yang baru
diketahuinya)

IDENTIFIKASI 1. Pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil dengan anemia


FAKTA 2. Kolaborasi dengan lintas profesi pada anc terpadu ibu
(Identifikasi fakta hamil
adalah fakta-fakta dari
pemicu yang dianggap
menjadi masalah / atau
bagian dari masalah
MASALAH UTAMA Keluhan mual,muntah (morning sickness) dan anemia pada
ibu hamil trimester 1
RUMUSAN 1. Pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil dengan anemia
MASALAH 2. Kolaborasi dengan lintas profesi pada anc terpadu ibu
(Yaitu kalimat hamil
bertanya yang 3. Bagaimana peran masing-masing profesi untuk
dirumuskan dengan penanganan anemia pada ibu hamil?
mengacu pada masalah
utama dan data lain di
pemicu)

DATA TAMBAHAN 1. Pemeriksaan Tekanan darah


(Dapat ditanyakan 2. Pemeriksaan Hemoglobin
pada fasilitator) 3. Pemeriksaan Trombosit
4. Pemeriksaan Kadar Protein Urin
5. Pemeriksaan DJJ
LEARNING ISSUES Jurusan Keperawatan :
YANG MUNGKIN 1. Identifikasi status nutrisi
TERJARING 2. Monitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
(Kelompok membuat 4. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
pertanyaan- pertanyaan 5. Berikan suplemen makanan, jika perlu
yang bertujuan untuk Jurusan Kebidanan
menjawab 1. Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada ibu hamil trimester 1
/ 2. Memberikan KIE untuk mengurangi keluhan mual atau
menyelesaikanmasalah morning sickness pada Ibu Hamil
pada Pemicu) 3. Memberikan KIE untuk nutrisi pada Ibu Hamil
Jurusan Gizi:
1. Identifikasi status gizi
2. Monitor kebiasaan makan
3. Memonitor diet yang dibutuhkan
4. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga makanan yang
diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi
Jurusan Teknik Elektromedik:
1. Dianjurkan pada ibu hamil untuk rutin mengontrol tekanan
darah menggunakan sphygmomanometer dan lebih mudah
lagi menggunakan sphygmomanometer digital.
2. Tenaga medis dapat melakukan pemeriksaan menggunakan
fetal doppler untuk mendeteksi denyut jantung bayi yang
berada dalam kandungan
3. Melakukan kalibrasi alat yang akan digunakan
Jurusan Kesehatan Gigi :
1. Melakukan pemeriksaan rongga mulut pasien.
2. Edukasi mengenai manifestasi rongga mulut pada ibu
hamil
3. Edukasi mengenai hubungan kehamilan dengan kesehatan
gigi dan mulut
4. Edukasi mengenai akibat dari mual/muntah terhadap karies
gigi
5. Edukasi mengenai penyebab karies gigi
6. Edukasi mengenai pentingnya memelihara kesehatan
rongga mulut seperti menyikat gigi minimal 2 kali sehari,
menggunakan benang gigi, konsumsi makanan berserat
serta melakukan pemeriksaan gigi secara rutin terutama
dimasa kehamilan
7. Menjelaskan mengenai pemilihan sikat gigi dan pasta gigi
untuk menghindari mual saat menyikat gigi.
Jurusan Kesehatan Lingkungan
1. Memberikan informasi Kesehatan Lingkungan terkait
penggunaan air bersih, dan jamban yang sehat
2. Mengambil sampel air untuk pemeriksaan kandungan besi
didalam air minum
Jurusan Analis Kesehatan
1. Melakukan pengambilan sampel darah vena
2. Melakukan pemeriksaan darah lengkap
3. Melakukan pemeriksaan urine lengkap
4. Memberikan hasil pemeriksaan kepada dokter/perawat
yang bertanggung jawab
ANALISIS
MASALAH
(yaitu kelompok
diminta membuat
suka minum kopi
diagram alur/ peta
dan teh. Sering
mengkonsumsi
konsep dari penyebab
Gaya makanan cepat saji
dan proses terjadinya Hidup
masalah tersebut
berdasarkan
pengetahuan yang
sudah dimiliki dan
diskusi kelompok). Ny. Y Faktor
menderita Lingkun
Preeklamsia gan

Kurang Klien tidak melakukan diit


Pengetahuan dengan tepat

HIPOTESIS
REFERENSI Penyebab Preklamsia
TERKAIT
PERTANYAAN 1. Apakah ada pengetahuan baru yang diperoleh mengenai
REFLEKSI penanganan preklamsia ?
INTERPROFESI 2. Apakah ada pengetahuan yang sudah dimiliki untuk dapat
menyelesaikan kasus ini?
3. Apakah ada informasi/ilmu yang tidak diketahui oleh
kelompok?
4. Apakah semua anggota tiap kelompok memahami
keilmuan atau profesi masing-masing?
Solusi/penanganan kasus dari tiap profesi :
A. Perawat
1. Melakukan pengkajian dan identifikasi klien dan keluarga
2. Melakukan pemeriksaan TTV dengan memonitor tekanan darah sesuai kriteria. Batas
dikatakan preeklamsia adalah sistolik ≥140 mmHg dan diastolic ≥90mmHg dalam dua
kali pengukuran dan interval setidaknya 4 jam dengan posisi terlentang.
3. Menganjurkan konsultasi dan kolaborasi dengan dokter terdekat untuk pemberian obat
hipertensi.
4. Menganjurkan klien untuk dapat memanajemen stress dengan baik.
5. Memberikan teknik manajemen nyeri dengan teknik non farmakolgis seperti relaksasi.
6. Mengidentifikasi pengetahuan klien dan keluarga tentang preeklamsia
7. Mengidentifikasi kesiapan klien dan keluarga dalam menerima informasi
8. Memberikan informasi terkait preeklamsia kepada klien dan keluarga.
B. Bidan
Penatalaksanaan Preeklamsia ringan
1. Monitor tekanan darah 2x sehari dan cek protein urin rutin.
2. Pemeriksaan laboratorium darah (Hb, Hct, AT, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT) dan urin
rutin.
3. Monitor kondisi janin
4. Rencana terminasi kehamilan pada usia 37 minggu. Atau usia <37 minggu bila kondisi
janin memburuk, atau sudah masuk dalam persalinan/ Ketuban pecah dini (KPD)
5. Pengawasan dengan ketat atau dirawat untuk perkembangan, perburukan atau
komplikasi PE, dan imaturitas janin ditangani ekspektatif dengan pemberian
kortikosteroid guna memacu pematangan paru janin untuk persiapan persalinan prematur

Penatalaksanaan Preeklamsia berat

1. Stabilisasi pasien dan rujuk ke pusat pelayanan lebih tinggi


2. Monitor tekanan darah, albumin urin, kondisi janin, dan pemeriksaan laboratorium
3. Mulai pemberian antihipertensi
4. Kontrol tekanan darah dan kejang
5. Pemberian antihipertensi pilihan pertama adalah nefidipim (oral short acting),
hidralazine dan labetalol parenteral. Alternatif pemberian antihipertensi yang lain adalah
nitogliserin, metildopa, labetalol
C. Gizi
1. Menentukan status gizi pasien.
LLA = 25 cm
Usia = 27 th
25
=90,25 % (Status Gizi Normal)
27,7
2. Memberikan Diet Preeklampsia III
Tujuan Diet Syarat Diet
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi 1. Energi dan semua zat gizi cukup.
normal Penambahan energi tidak melebihi 300
2. Mencapai tekanan darah normal kkal.
3. Mengurangi retensi garam atau air 2. Garam diberikan rendah (600-800 mg
4. Menjaga agar penambahan BB tidak Na). Pada pengolahan makananya boleh
melebihi normal menggunakan ½ sdt garam dapur (2 g).
5. Mengurangi dan mencegah timbulnya faktor Menghindari makanan yang tinggi kadar
resiko lain atau penyulit baru saat natriumnya.
kehamilan atau setelah melahirkan 3. Protein tinggi 1 ½ - 2 g/kg BB
4. Lemak sedang, 10-25% dari kebutuhan
total
5. KH sisa dari protein dan lemak

 Perhitungan Kebutuhan
LLA = 25 cm
BB (estimasi) = (2,001 x 25) – 1,223 = 48,8 kg
TB = 155 cm
BBI = 49,5 kg
BEE = 655 + (9,6 x 49,5 kg) + (1,7 x 155) – (4,7 x 27 th)
= 1266,8
TEE = 1266,8 x 1,1 x 1,1
= 1532,8 kkal + 300
= 1832,8 kkal
Protein = 1 ½ x 49,5 = 74,25 g
Lemak = 20% x 1832,8 kkal : 9 = 40,72 g
KH = 63,8 x 1832,8 kkal : 4 = 292,33 g
Natrium = 600-800 mg
3. Memberikan konseling terkait Diet Preeklampsia
 Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan

Sumber karbohidrat Beras, kentang, singkong, terigu, makaroni, mi, bihun, roti, biskuit,
tapioka, hunkwe, gula, makaan yang kue-kue yang dimasak dengan
diolah dari bahan makanan tersebut garam dapur dan atau baking powder
tanpa garam dapur dan soda dan soda

Sumber protein hewani Telur maksimal 1 butir sehari, Otak, ginjal, lidah, sardin, daging,
daging dan ika maksimal 100 g ikan, susu, dan telur yang diawetkan
sehari dengan garam dapur seperti daging
asap, ham, bacon, dendeng, abon,
keju, ikan asin, udang kering, ebi,
kornet, telur asin, dan telur pindang.

Sumber protein nabati Semua kacang-kacangan dan hasil Keju kacang tanah dan semua
olahannya yang diolah dan dimasak kacang-kacangan dan hasil
tanpa garam dapur olahannya yang diolah dan dimasak
dengan garam dapur dan ikatan
natrium

Sayuran Semua sayuran segar Sayuran yang dimasak dan


diawetkan dengan garam dan lain
ikatan natrium seperti sayuran dalam
kalengan, sawi asin, asinan, acar.

Buah-buahan Semua buah-buahan segar Buah-buahan yang diawetkan


dengan garam dan lain ikatan
natrium

Lemak Minyak goring Margarin dan mentega

Bumbu Semua bumbu-bumbu kering yang Garam dapur (untuk diet RG I),
tidak mengandung garam dapur dan baking powder, soda kue, vetsin, dan
ikatan natrium. Garam disesuaikan bumbu-bumbu yang mengandung
dengan diet (Diet RG II) garam dapur seperti kecap, terasi,
maggi, saos, petis, dan tauco.
D. Analis Kesehatan

1. Memberikan penjelasan mengenai pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan untuk


diagnosa ibu hamil dengan preeklamsia.
2. Melakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium ibu hamil dengan
preeklamsia.
3. Melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui diagnosa ibu hamil dengan
preeklamsia.
4. Melakukan identifikasi terhadap pemeriksaan yang telah dilakukan untuk menunjang
hasil diagnosa ibu hamil dengan preeklamsia.

E. Kesehatan Gigi

1. Manifestasi yang ditemukan pada kasus yaitu oral hygiene buruk dikarenakan pada ibu
hamil tersebut mempunyai kebiasaan buruk seperti kebiasaan pasien suka minum kopi
dan sofdrink serta makan makanan yang lengket.
2. Pemberian upaya promotif berupa penyuluhan cara menjaga oral hygiene yang baik dan
benar, diet makan yang menyehatkan gigi dan mulut serta hal-hal yang menghambat
kesehatan gigi dan mulut
3. Pemberian upaya preventif berupa praktif cara menggosok gigi yang benar dan
pengolesan larutan fluor. Tindakan scalling tidak dianjurkan terlebih dahulu dikarenakan
ditakutkan akan terjadinya pendarahan secara terus menerus.

F. Kesehatan Lingkungan

1. Memberikan konseling tentang pengolahan makanan yaitu dengan melakukan pencucian


bahan makanan sebelum diolah, menutup makanan jadi, mengolah air bersih menjadi air
minum
2. Memberikan konseling mengenai kondisi sanitasi rumah meliputi jamban, ventilasi,
pencahayaan, kelembaban, dan area pembuangan sampah
3. Memberikan konseling tentang PHBS misalnya tidak merokok, rajin berolahraga,
mengkonsumsi makanan yg sehat dan selalu menjaga kebersihan diri
4. Memberikan penyuluhan untuk memakai air bersih, jamban sehat.
G. Teknik Elektromedik

1. Tensimeter harus dikalibrasi sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54


Tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan dan telah mendapatkan
sertifikat kalibrasi yang menyatakan bahwa alat tersebut laik pakai.
2. Apabila tensimeter mengalami kerusakan, hendaknya pasien diperiksa dengan
tensimeter lain yang masih dalam kondisi laik pakai, sementara tensimeter yang rusak
diperbaiki di lain tempat.
3. Lingkungan tempat pemeriksaan harus memiliki standar sesuai anjuran penggunaan
tensimeter.
4. Pengguna tensimeter harus mengetahui SOP persiapan, penggunaan, dan
penyimpanannya.
5. Pengguna tensimeter harus mengutamakan aspek keselamatan diri dan pasien sejak
persiapan, penggunaan, hingga penyimpanan alat.

Anda mungkin juga menyukai