Kel 7a Ipe Maternal Lengkap
Kel 7a Ipe Maternal Lengkap
Kel 7a Ipe Maternal Lengkap
DOSEN PEMBIMBING :
2022/2023
SKENARIO KASUS
Seorang ibu hamil G1P0A0 dengan usia kehamilan 12 minggu datang ke pelayanan KIA di
puskesmas dengan keluhan merasa,pusing, mual, lidah terasa pahit dan susah makan selama 2
hari. Pasien tersebut mengatakan setiap mau makan rasa ingin muntah selalu muncul dan hanya
bisa makan sedikit. Pasien tersebut juga mengatakan mempunyai riwayat anemia. Setelah itu
pasien menuju ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan kadar HB. Keluarnya hasil
pemeriksaan membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit. Selain itu ibu juga akan diarahkan ke
poli-poli yang lain seperti polo gigi dan poli gizi untuk mendapatkan KIE untuk kesehatan ibu
dan janin
PEMICU 1.1
JUDUL : Anemia pada ibu hamil
TUGAS
TAHAP I DISKUSI KELOMPOK FASILITATO
R
PENULIS Kelompok 7A IPE
SKENARIO
SASARAN Memberikan Informasi Secara terpadu pada pelayanan ANC Bahwa diskusi
PEMBELAJARAN Terpadu saat ini
mencakup
sasaran yang
telah ditentukan.
LINGKUP Memahami mengenai perawatan dan pengobatan pada ibu
BAHASAN hamil dengan anemia
PENGETAHUAN 1. Pengertian ANC Terpadu Fasilitator harus
AWAL Memberikan Informasi Kepada Ibu Hamil dalam hal menggali
kehamilan pengetahuan
2. Memberikan Informasi Kepada Ibu Hamil dalam hal awal bila diskusi
keperawatan di kala sakit tidak berjalan.
3. Memberikan Informasi Kepada Ibu Hamil dalam hal (Apabila tidak
keperawatan di kala sakit mampu
4. Memberikan Informasi Kepada Ibu Hamil dalam menyebutkan
pemeriksaan laborat pengetahuan
5. Memberikan Informasi Kepada Ibu Hamil dalam hal awal, cukup di
menjaga sanitasi lingkungan cata tsaja)
PEMICU Seorang ibu hamil G1P0A0 dengan usia kehamilan 12 minggu
datang ke pelayanan KIA di puskesmas dengan keluhan
merasa,pusing, mual, lidah terasa pahit dan susah makan
selama 2 hari. Pasien tersebut mengatakan setiap mau makan
rasa ingin muntah selalu muncul dan hanya bisa makan sedikit.
Pasien tersebut juga mengatakan mempunyai riwayat anemia.
Setelah itu pasien menuju ke laboratorium untuk melakukan
pemeriksaan kadar HB. Keluarnya hasil pemeriksaan
membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit. Selain itu ibu juga
akan diarahkan ke poli-poli yang lain seperti polo gigi dan poli
gizi untuk mendapatkan KIE untuk kesehatan ibu dan janin
KATA BARU 1. G1P0A0
(Kata Baru 2. ANC Terpadu
adalah kata yang 3. KIE
menurut anggota
kelompok sebagai kata
yang baru
diketahuinya)
HIPOTESIS
REFERENSI Penyebab Preklamsia
TERKAIT
PERTANYAAN 1. Apakah ada pengetahuan baru yang diperoleh mengenai
REFLEKSI penanganan preklamsia ?
INTERPROFESI 2. Apakah ada pengetahuan yang sudah dimiliki untuk dapat
menyelesaikan kasus ini?
3. Apakah ada informasi/ilmu yang tidak diketahui oleh
kelompok?
4. Apakah semua anggota tiap kelompok memahami
keilmuan atau profesi masing-masing?
Solusi/penanganan kasus dari tiap profesi :
A. Perawat
1. Melakukan pengkajian dan identifikasi klien dan keluarga
2. Melakukan pemeriksaan TTV dengan memonitor tekanan darah sesuai kriteria. Batas
dikatakan preeklamsia adalah sistolik ≥140 mmHg dan diastolic ≥90mmHg dalam dua
kali pengukuran dan interval setidaknya 4 jam dengan posisi terlentang.
3. Menganjurkan konsultasi dan kolaborasi dengan dokter terdekat untuk pemberian obat
hipertensi.
4. Menganjurkan klien untuk dapat memanajemen stress dengan baik.
5. Memberikan teknik manajemen nyeri dengan teknik non farmakolgis seperti relaksasi.
6. Mengidentifikasi pengetahuan klien dan keluarga tentang preeklamsia
7. Mengidentifikasi kesiapan klien dan keluarga dalam menerima informasi
8. Memberikan informasi terkait preeklamsia kepada klien dan keluarga.
B. Bidan
Penatalaksanaan Preeklamsia ringan
1. Monitor tekanan darah 2x sehari dan cek protein urin rutin.
2. Pemeriksaan laboratorium darah (Hb, Hct, AT, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT) dan urin
rutin.
3. Monitor kondisi janin
4. Rencana terminasi kehamilan pada usia 37 minggu. Atau usia <37 minggu bila kondisi
janin memburuk, atau sudah masuk dalam persalinan/ Ketuban pecah dini (KPD)
5. Pengawasan dengan ketat atau dirawat untuk perkembangan, perburukan atau
komplikasi PE, dan imaturitas janin ditangani ekspektatif dengan pemberian
kortikosteroid guna memacu pematangan paru janin untuk persiapan persalinan prematur
Perhitungan Kebutuhan
LLA = 25 cm
BB (estimasi) = (2,001 x 25) – 1,223 = 48,8 kg
TB = 155 cm
BBI = 49,5 kg
BEE = 655 + (9,6 x 49,5 kg) + (1,7 x 155) – (4,7 x 27 th)
= 1266,8
TEE = 1266,8 x 1,1 x 1,1
= 1532,8 kkal + 300
= 1832,8 kkal
Protein = 1 ½ x 49,5 = 74,25 g
Lemak = 20% x 1832,8 kkal : 9 = 40,72 g
KH = 63,8 x 1832,8 kkal : 4 = 292,33 g
Natrium = 600-800 mg
3. Memberikan konseling terkait Diet Preeklampsia
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sumber karbohidrat Beras, kentang, singkong, terigu, makaroni, mi, bihun, roti, biskuit,
tapioka, hunkwe, gula, makaan yang kue-kue yang dimasak dengan
diolah dari bahan makanan tersebut garam dapur dan atau baking powder
tanpa garam dapur dan soda dan soda
Sumber protein hewani Telur maksimal 1 butir sehari, Otak, ginjal, lidah, sardin, daging,
daging dan ika maksimal 100 g ikan, susu, dan telur yang diawetkan
sehari dengan garam dapur seperti daging
asap, ham, bacon, dendeng, abon,
keju, ikan asin, udang kering, ebi,
kornet, telur asin, dan telur pindang.
Sumber protein nabati Semua kacang-kacangan dan hasil Keju kacang tanah dan semua
olahannya yang diolah dan dimasak kacang-kacangan dan hasil
tanpa garam dapur olahannya yang diolah dan dimasak
dengan garam dapur dan ikatan
natrium
Bumbu Semua bumbu-bumbu kering yang Garam dapur (untuk diet RG I),
tidak mengandung garam dapur dan baking powder, soda kue, vetsin, dan
ikatan natrium. Garam disesuaikan bumbu-bumbu yang mengandung
dengan diet (Diet RG II) garam dapur seperti kecap, terasi,
maggi, saos, petis, dan tauco.
D. Analis Kesehatan
E. Kesehatan Gigi
1. Manifestasi yang ditemukan pada kasus yaitu oral hygiene buruk dikarenakan pada ibu
hamil tersebut mempunyai kebiasaan buruk seperti kebiasaan pasien suka minum kopi
dan sofdrink serta makan makanan yang lengket.
2. Pemberian upaya promotif berupa penyuluhan cara menjaga oral hygiene yang baik dan
benar, diet makan yang menyehatkan gigi dan mulut serta hal-hal yang menghambat
kesehatan gigi dan mulut
3. Pemberian upaya preventif berupa praktif cara menggosok gigi yang benar dan
pengolesan larutan fluor. Tindakan scalling tidak dianjurkan terlebih dahulu dikarenakan
ditakutkan akan terjadinya pendarahan secara terus menerus.
F. Kesehatan Lingkungan