2.5.5 - 2.8 RLL
2.5.5 - 2.8 RLL
2.5.5 - 2.8 RLL
2. Waktu Hijau
DS = Derajat jenuh
GR = Rasio hijau
C = Kapasitas (smp/jam) = arus jenuh x rasio hijau (S x
GR)
20
PA = NQ ×
𝐿𝑚
Gambar 2.4. Peluang Pembebanan Lebih
Sumber: MKJI 1997
Keterangan:
POL adalah pembebanan lebih yang mungkin terjadi. Untuk perancangan dan
perencanaan gunakan POL < 5% sedangkan untuk operasi gunakan POL 5% - 10%
2.6.2. Tundaan
Tundaan lalu-lintas rata-rata setiap pendekat (DT) akibat pengaruh timbal balik
dengan gerakan - gerakan lainnya pada simpang.
Kelebihan dari metode Webster yaitu penggunaan dari metode ini sangat mudah
dalam pengerjaannya. Selain itu pada metode ini untuk volume kendaraan yang
tinggi akan terjadi penambahan pada lampu hijau. Tetapi tidak menutup
kemungkinan bahwa metode ini juga memiliki kekurangan yaitu pada penentuan
waktu siklus akan selalu berubah-ubah dikarenakan pada metode ini diasumsikan
dengan kedatangan kendaraan secara acak. Sehingga pada lalu lintas lebih efektif
jika pengoperasian sinyal lalu lintas menggunakan sinyal traffic responsive yang
merupakan sistem operasi sinyal yang menggunakan pengaturan waktu siklus
yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi lalu lintas.
Arus jenuh dinotasikan (s) dan dinyatakan dalam satuan mobil penumpang
per jam. Untuk menentukan besarnya arus jenuh pada masing-masing
pergerakan, dapat dilakukan dengan mengukur lebar jalan.
Untuk menghitung arus jenuh (s), kita dapat menggunakan persamaan:
s = 525 x w (smp/jam)
Keterangan:
s = Arus jenuh
w = Lebar jalur (m) (lebih dari 5,5 meter)
Setiap ruas individu-individu pada suatu fase akan mempunyai tingkat arus
berbeda-beda yang bervariasi menurut waktu.
Untuk menghitung tingkat arus lalu lintas (y), kita dapat menggunakan
persamaan:
q
y=
s
Keterangan:
y = Tingkat arus lalu lintas
q = Arus kendaraan
s = Arus jenuh
Tingkat Pelayanan pada umumnya digunakan sebagai ukuran dari pengaruh yang
membatasi akibat peningkatan volume lalu lintas. Indeks Tingkat Pelayanan jalan
dapat di gambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 2.4. Indeks Tingkat Pelayanan Jalan (ITP) Berdasarkan Arus Bebas dan
Tingkat Kejenuhan Lalu Lintas
Tingkat Kecepatan
Karakteristik Lalu Lintas NVK (Q/C)
Pelayanan Rata-Rata
Kondisi arus lalu lintas bebas dengan
A kecepatan tinggi dan volume lalu lintas ≤ 90 0,00 – 0,20
rendah.
Arus stabil, tetapi kecepatan operasi
B ≤ 70 0,21 – 0,44
mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas
Arus stabil, tetapi kecepatan gerak
C ≤ 50 0,45 – 0,74
kendaraan dikendalikan
Arus mendekati stabil, kecepatan masih
D dapat dikendalikan, V/C masih dapat ≤ 40 0,75 – 0,84
ditolerir
Arus tidak stabil, kecepatan terkadang
E terhenti, permintaan sudah mendekati ≤ 33 0,85 – 1,00
kapasitas
Arus dipaksakan (forged flow),
F kecepatan rendah, volume di atas ≤ 33 ≥1,00
kapasitas, antrian panjang (macet)
Sumber: PKJI, 2014
Kriteria penilaian kualitas tingkat pelayanan jalan menurut (BASRI, 2017) diambil
sebagai berikut:
a. V / C < 1 = Jalan yang ditinjau masih memenuhi syarat.
b. V / C > 1 = Jalan yang ditinjau telah melebihi kapasitas, sehingga terjadi
penurunan kualitas dimana:
V = Volume jam puncak (smp/jam)
C = Kapasitas