Paper Kinerja Simpang - Program 8 Semester
Paper Kinerja Simpang - Program 8 Semester
Paper Kinerja Simpang - Program 8 Semester
C. Arus Jenuh
MKJI 1997 menyatakan Arus jenuh biasanya dinyatakan sebagai hasil
perkalian dari arus jenuh dasar (So) yaitu arus jenuh pada keadaan standar,
dengan faktor penyesuaian (F) untuk penyimpangan dari kondisi
sebenarnya, meliputi ukuran kota, gangguan samping, gradien, pergerakan
kendaraan berbelok kanan dan berbelok kiri dalam satuan smp/jam hijau.
Untuk menentukan nilai arus jenuh yang disesuaikan menggunakan
persamaan berikut :
S = S0 x FCS x FSF x FG x FP x FRT x FLT
Dimana:
S0 : Arus jenuh dasar
FCS : Faktor penyesuaian ukuran kota
FSF : Faktor penyesuaian hambatan samping
FG : Faktor penyesuaian gradien jalan
FP : Faktor penyesuaian parkir
FRT : Faktor penyesuaian belok kanan
FLT : Faktor penyesuaian belok kiri
D. Penentuan Waktu Sinyal
Penentuan waktu sinyal untuk keadaan dengan kendali waktu tetap
dilakukan berdasarkan metoda webster (1996) untuk meminimumkan
tundaan total pada suatu simpang. Pertama-tama dintentukan waktu siklus
(c), selanjutnya waktu hijau (gi) pada masing-masing fase (i). Rumus:
Cua = (1.5 x LTI + 5) /(1 − ΣFRcrit )
Dimana:
Cua : Panjang Siklus (detik)
LTI : Jumlah waktu yang hilang setiap siklus (detik)
FR : Rasio arus perbandingan dari arus terhadap arus jenuh, arus /arus
jenuh (Q/S)
FRcrit : Nilai tertinggi rasio arus dari seluruh pendekat yang terhenti pada
suatu fase.
ΣFRcrit : Rasio arus simpang = Jumlah FRcrit dari semua fase pada siklus
tersebut
G. Tundaan
Tundaan pada suatu simpang dapat terjadi karena dua hal:
• Tundaan lalu lintas (DT) karena interaksi lalu lintas dengan gerakan
lainnya suatu simpang.
0,5 𝑥 (1−𝐺𝑅)2 𝑁𝑄1 𝑥 3600
DT = c x +
(1−𝐺𝑅 𝑥 𝐷𝑆) 𝐶
Dimana :
DTj : Tundaan lalu lintas rata-rata pendekat j (detik/smp)
GR : Rasio hijau(g/c)
DS : Derajat kejenuhan
C : Kapasitas (smp/jam)
NQ1 : Jumlah smp yang tertinggal dari fase hijau sebelumnya
B. Pengolahan data
Pengolahan data merupakan pekerjaan proses awal untuk menilai kinerja
persimpangan.
Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan formulir survey arus lalu lintas
2. Menjumlahkan arus lalu lintas tiap arah untuk dijadikan volume lalu
lintas tiap jam, untuk masing-masing jenis kendaraan dan pendekat
3. Mengkonversikan data jumlah lalu lintas ke dalam satuan mobil
penumpang (smp) untuk tiap pendekat.
4. Menghitung rasio kendaraan tak bermotor (PUM), rasio kendaraan
belok kiri (PLT) dan rasio kendaraan belok kanan
5. Menyusun data-data tersebut untuk perhitungan selanjutnya.
C. Kapasitas
Kapasitas adalah jumlah maksimum kendaraan yang melewati suatu
persimpangan atau ruas jalan selama waktu tertentu pada kondisi jalan dan
lalu lintas dengan tingkat kepadatan yang ditetapkan kapasitas suatu ruas
jalan. Kapasitas dapat dihitung dari rumus berikut :
C = CO x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI (Smp/jam)
Dimana :
C : Kapasitas (smp/jam)
Co : Kapasitas dasar (smp/jam)
Fw : Faktor koreksi lebar masuk
FM : Faktor koreksi tipe median jalan utama
FCS : Faktor koreksi ukuran kota
FRSU : Faktor penyesuaian kendaraan tak bermotor dan hambatan
samping dan lingkungan jalan.
FLT : Faktor penyesuaian belok kiri
FRT : Faktor penyesuaian belok kanan
FMI : Faktor penyesuaian rasio arus jalan simpang
D. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan merupakan rasio lalu lintas terhadap kapasitas. Jika
yang diukur adalah kejenuhan suatu simpang maka derajat kejenuhan
disini merupakan perbandingan dari total arus lalulintas (smp/jam)
terhadap besarnya kapasitas pada suatu persimpangan (smp/jam).
DS = QTOT /C
Dimana :
DS : Derajat Kejenuhan
QTOT : Arus total simpang (smp/jam)
C : Kapasiias (smp/jam)
E. Tundaan
Tundaan dipergunakan sebagai kriteria untuk menentukan lalu lintas
tingkat kemacetan suatu jalan, makin besar nilai tundaan, makin besar pula
tingkat kemacetan pada ruas jalan tersebut.
D = DG + DT1
Dimana:
D = Tundaan Simpang (det/smp)
DG = Tundaan geometrik simpang
DT1 = Tundaan lalulintas simpang
F. Peluang Antrian
Panjang antrian merupakan jumlah kendaraan yang antri dalam suatu
lengan atau pendekat. Panjang antrian diperoleh dari perkalian jumlah
rata-rata antrian (smp) pada awal sinyal hijau dengan luas rata-rata yang
digunakan per smp (20m2) dan pembagian dengan lebar masuk simpang.
Terdapat rumusnya sebagai berikut :
PA% = 47,71 DJ – 24,68 x DJ2 + 56,47 x DS3 (nilai atas)
2 3
PA% = 9,02 x DS + 20,66 x DS + 10,49 x DS (nilai bawah)