PDF 20230520 100954 0000

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 3 - 2B FARMASI

PENGADAAN
OBAT DI
PUSKESMAS
Dosen pengampu :
Bpk. Akhmad aniq barlian
Perkenalkan anggota kelompok kami :

RISMA AYU AVILIANI 22080034


ROISAH 22080037
DELA PURNAMASARI 22080041
MARCELINA 22080042
DIVA WIDIANTI 22080045
RIZKI AULIA 22080046
WINONA NUR AFFNI 22080047
REZKY PUTRI H.Y. 22080049
CAHYA SETIANI 22080055
PAMELA TRI NANDYA 22080061
Apa itu pengadaan obat
di puskesmas?
Pengadaan obat di puskesmas merupakan suatu
proses pemenuhan kebutuhan operasional obat
dan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan
oleh puskesmas, sebagai bentuk realisasi dari
perencanaan kebutuhan obat yang telah
dilakukan sebelumnya
Tujuan pengadaan obat
dipuskesmas
Tujuan pengadaan obat adalah agar tersedianya obat
dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan
dengan mutu yang terjamin serta dapat diperoleh pada
saat diperlukan (Hartono, 2007).
ADA 8 PROSES PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS

1. TAHAP PERENCANAAN OBAT DI PUSKESMAS


2. TAHAP PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS


3. TAHAP PENERIMAAN OBAT DI PUSKESMAS


4. TAHAP PENYIMPANAN
OBAT DI PUSKESMAS

5. TAHAP PENDISTRIBUSIAN

6. TAHAP PENCATATAN DAN PELAPORAN


7. TAHAP PEMUSNAHAN DAN PENARIKAN


8. TAHAP MONITORING DAN EVALUASI


1. Tahap Perencanaan Obat di Puskesmas


Tahap perencanaan adalah serangkaian kegiatan untuk memilih


obat dan bahan habis pakai yang akan dibutuhkan di masa
mendatang dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas.

Pada saat melakukan perencanaan, diperlukan koordinasi dan


keterpaduan dari pihak yang berkepentingan seperti dokter
puskesmas, pemangku program kesehatan, dan bagian
perencanaan di Dinas Kesehatan.
Contoh surat LPLPO
puskesmas

Nantinya pihak puskesmas akan diminta untuk membuat data pemakaian


Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO) yang akan diserahkan kepada Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
terkait.
2. Tahap Pengadaan Obat di Puskesmas

Tahap selanjutnya adalah tahap pengadaan obat. Frekuensi


pengadaan obat dilakukan satu kali dalam setahun.
Pengadaan obat dilaksanaan dengan metode epurchasing
dengan e-catalogue , e-tendering dan pengadaan langsung
ketika dengan e-catalogue tidak menyediakan obat yang
dibutuhkan.
3. . Tahap Penerimaan Obat di Puskesmas
Pada tahap penerimaan
obat petugas kefarmasian
menerima obat dan bahan habis pakai dari Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota sesuai dengan permintaan
yang telah diajukan.
Kemudian petugas juga wajib melakukan
pengecekan terhadap sediaan farmasi dan bahan
medis habis pakai yang diterima mencakup jumlah,
kemasan, jenis dan jumlah sediaan farmasi, bentuk
sediaan farmasi
Lanjutan...

untuk memastikan bahwa semuanya sesuai dengan


yang ditulis pada tahap perencanaan. Apabila
terdapat obat yang tidak sesuai atau rusak, maka
petugas gudang obat langsung memberitahu Dinas
Kesehatan.
4. Tahap Penyimpanan Obat di Puskesmas

Pada tahap ini petugas melakukan pengaturan terhadap obat yang


diterima serta memastikan dalam kondisi aman, terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan. Petugas menyusun dan
mengklasifikasikan obat yang disimpan berdasarkan, bentuk sediaan,
suhu penyimpanan obat, kestabilan kondisi obat, serta menerapkan
sistem FEFO dan FIFO.
5. Tahap Pendistribusian

Tahap pendistribusian dilakukan oleh petugas gudang


obat. Pada tahap ini petugas menyalurkan kebutuhan
obat pada masing-masing sub unit.
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain)
dapat dilakukan dengan cara pemberian obat sesuai dengan yang
diresepkan (floor stock), pemberian obat per sekali minum (dispensing
dosis unit) atau kombinasi,
sedangkan pendistribusian ke jaringan Puskesmas
dilakukan dengan cara penyerahan obat sesuai dengan
kebutuhan (floor stock).
6. Tahap Pencatatan dan Pelaporan

Pada tahap ini petugas gudang obat melakukan


pencatatan pada kartu stok dan melakukan stock
opname. Kegiatan stock opname dapat dilakukan
setiap sebulan sekali pada minggu ketiga tergantung
kebijakan masing-masing. Kegiatan tersebut bertujuan
untuk memeriksa kesesuaian jumlah fisik obat
digudang dengan data jumlah obat yang ada di sistem.
7. Tahap Pemusnahan dan Penarikan
Sebelum petugas melakukan tahap ini, petugas harus
memisahkan dan menandai obat-obat kadaluwarsa atau
rusak. Kemudian petugas akan mencatat obat-obat yang
kadaluwarsa atau rusak, dan akan dibuat berita acaranya.
Lalu petugas akan mengusulkan untuk pemusnahan obat-
obat kadaluwarsa atau rusak kepada kepala puskesmas
jika disetujui maka petugas apotek akan membuat berita
acara pengembalian obat kadaluwarsa atau rusak ke
Gudang Farmasi.
8. Tahap Monitoring dan Evaluasi

Petugas melakukan pemantauan dan evaluasi secara


berkala dengan tujuan untuk mengendalikan dan
menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan obat. Serta melakukan perbaikan secara
terus-menerus dalam pengelolaan obat agar tercipta
manajemen stok obat yang efisien.
SEKIAN
TERIMAKASIH
Wassalamualaikum Wr.wb
Standar Pelayanan
Kefarmasian di
Puskesmas

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas adalah Lampiran


Permenkes 74 tahun 2016. Standar Kefarmasian di Puskesmas ini
meliputi standar pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai; dan pelayanan farmasi klinik.

Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan


sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas adalah hal yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan
penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi
masyarakat

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan


yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang
berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
bagi masyarakat.
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan
1. kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan
farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dan
2.kegiatan pelayanan farmasi klinik
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI

Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai



Bahan Medis Habis Pakai
Penerimaan Sediaan Farmasi dan
Penyimpanan Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai

dan Bahan Medis Habis Pakai
Pendistribusian Sediaan Farmasi
Pemusnahan dan penarikan

Pengendalian
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Administrasi

Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

PELAYANAN FARMASI KLINIK


Pengkajian dan pelayanan Resep


Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Konsel
Ronde/Visite Pasien
Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Pemantauan Terapi Obat (PTO)

Evaluasi Penggunaan Obat


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
A. Prosedur penerimaan resep
1. Menerima resep dan memberi nomor
2. Melakukan skining resep
3. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter
penulis resep denganmemberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya, bilaperlu
meminta persetujuan setelahpemberitahuan.
B. prosedur peracikan tetap peracikan obat
1. Membersihkan tempat dan peralatan kerja.
2. Mengambil obat/bahan obat dari wadahnya dengan menggunakan alat yang sesuai
misalnyasendok/spatula, nama dan jumlah obat sesuai yang diminta, memeriksa mutu
secara organoleptisdan tanggal kadaluarsa obat.
3. Sediaan
4. Menuliskan nama pasien, tanggal, nomor dan aturan pakai pada
etiket yang sesuai denganpermintaan dalam resep dengan jelas dan
dapat dibaca. Etiket putih untuk obat dalam, etiket biruuntuk obat
luar, dan label kocok dahulu untuk sediaan emulsi dan suspensi.
5. Memeriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan pada
resep, lalu memasukkan obat kedalam wadah yang sesuai agar terjaga
mutunya.

Anda mungkin juga menyukai