Li Monica Lplpo

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Monica Virdaus

33101700033
1. Bagaimana tata cara mengisi LPLPO dan Bagaimana cara mengisi RKO ? (Dwi)
- Mengisi RKO

a. Menetapkan Tim Perencanaan Logistik


b. Menetapkan tujuan perencanaan logistik obat
c. Menetapkan prioritas
d. Menggambarkan keadaan setempat dan ketersediaan sumber daya
e. Mengidentifikasi kelemahan dalam proses logistik
f. Membuat rancangan perbaikan
Data yg diperlukan :
a. Data populasi total di suatu wilayah dan rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun
b. Data status kesehatan yang menyangkut angka penyakit terbanyak pada dewasa dan
anak
c. Data yang berkaitan dengan obat, seperti jumlah penulis resep (prescriber), jumlah
biaya yang tersedia, jumlah farmasis dan asisten apoteker dan jumlah item obat yang
tersedia di pasaran
Sumber : Permenkes, republik indonesia. (2014). Materi Pelatihan Manajemen
Kefarmasian Di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota. Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Puskesmas, 41.

2. Apa kegunaan LPLPO? (Mulida)


- Laporan pemakaian obat bulanan
- Lembar permintaan obat
- Lembar kunjungan resep
- Dokumen bukti pengeluaran obat/sumber informasi
- Dokumen bukti penerimaan obat/sumber informasi
- Sumber informasi untuk perencanaan
- Sarana monitoring dan evaluasi persediaan dan penggunaan obat
- Sumber informasi untuk melakukan supervisi dan pembinaan (hasil pengelolaan
LPLPO)
- Sarana untuk meningkatkan kepatuhan petugas dalam menyampaikan laporan
pemakaian obat
Dyah,dkk. 2015. ADMINISTRASI FARMASI 3. Yogyakarta: Deepublish
3. Apa tujuan dari RKO ? (Monica)

Tujuan RKO yaitu :


- menjamin stok obat tidak berlebih
- efisiensi anggaran
- memberikan dukungan data bagi estimasi pengadaan, penyimpanan dan biaya
distribusi obat
- sebagai dasar bagi pemerintah dalam merencanakan kebutuhan obat nasional
- untuk mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah obat yang mendekati kebutuhan;
- meningkatkan penggunaan obat secara rasional
- menjamin ketersediaan obat
Sumber : Permenkes, republik indonesia. (2014). Materi Pelatihan Manajemen
Kefarmasian Di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota. Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Puskesmas, 41.

4. Bagaimana sistem permintaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan distribusi


hingga pelaporan obat di puskesmas ? (Zidnal)
a. Permintaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
Tujuan permintaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai adalah memenuhi
kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di puskesmas, sesuai dengan
perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas
kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan dan kebijakan
pemerintah daerah setempat.
b. Pengadaan
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan merupakan proses untuk fjenyediaan obat yang
dibutuhkan di Unit Pelayanan Kesehatan. Fjengadaan obat dan perbekalan kesehatan
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten/ Kota sesual dengan
ketentuan-ketentuan dalam Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Instansi Pemerintah dan
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan obat adalah :
a) Kriteria obat dan perbekalan Kesehatan
Pemeriksaan mutu secara organoleptik dilakukan oleh Apoteker penanggung jawab
Instalasi Farmasi Propinsi, Kabupaten/ Kota. Bila terjadi keraguan terhadap mutu obat
dapat dilakukan pemeriksaan mutu di Laboratorium yang ditunjuk pada saat pengadaan
dan merupakan tanggung jawab distributor yang menyediakan
a) Persyaratan pemasok
Pemilihan pemasok adalah penting karena dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas
obat. Persyaratan pemasok sebagai berikut:
- Memiliki izin Pedagang Besar Farmasi / Industri Farmasi yang masih
berlaku.
- Pedagang Besar Farmasi (PBF) harus ada dukungan dari Industri
Farmasi yang memiliki Sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang
Balk) bagi tiap bentuk sediaan obat yang dibutuhkan untuk pengadaan.
- Industri Farmasi hams memiliki Sertifikat CPOB bagi tiap bentuk
sediaan obat yang dibutuhkan untuk pengadaan.
- Pedagang Besar Farmasi atau Industri Farmasi harus memiliki reputasi
yang baik dalam bidang pengadaan obat.
- Pemilik dan atau Apoteker penanggung jawab Pedagang Besar
Farmasi, Apoteker penanggung jawab produksi dan quality control
Industri Farmasi tidak sedang dalam proses pengadilan atau tindakan
yang berkaitan dengan profesi kefarmasian.
- Mampu menjamin kesinambungan ketersediaan obat sesuai dengan
masa kontrak.
b) Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan obat
Waktu pengadaan dan waktu kedatangan obat dari berbagai sumber anggaran perlu
ditetapkan berdasarkan hasil analisis data :
- Sisa stok dengan memperhatikan waktu
- Jumlah obat yang akan diterima sampai dengan akhir tahun anggaran
- Rata-rata pemakaian
- Waktu tunggu/ lead time
c) Penerimaan dan pemeriksaan obat
Penerimaan dan pemeriksaan merupakan salah satu kegiatan pengadaan ; agar obat yang
diterima sesuai dengan jenis dan jumlah serta sesuai dengan dokumen yang
menyertainya.
d) Pemantauan status pesanan.
Pemantauan dan evaluasi pesanan harus dilakukan dengan memperhatikan : Nama obat,
Satuan kemasan, Jumlah obat diadakan, Obat yang sudah diterima, Obat yang belum
diterima
a) Penerimaan
b) Penyimpanan
c. Penyimpanan : suatu kegiatan pengaturan terhadap sediaan farmasi yang diterima agar
aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuan adalah agar mutu sediaan
farmasi yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
Penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai dengan mempertimbangkan
hal – hal sebagai berikut :
- Bentuk dan jenis sediaan
- Kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan sediaan farmasi, seperti
suhu penyimpanan, cahaya dan kelembaban
- Mudah atau tidaknya meledak/terbakar
- Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan perundang – undangan
- Tempat penyimpanan sediaan farmasi tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
d. Pendistribusian : kegiatan pengeluaran dan penyerahan sediaan farmasi dan bahan medis
habis pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi
peskesmas dan jaringannya. Tujuannya yaitu untuk memenuhi kebutuhan sediaan farmasi
sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu,
jumlah dan waktu yang tepat.
e. Sub – sub unit di puskesmas dan jaringan antara lain :
- Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan puskesmas
- Puskesmas pembantu
- Puskesmas keliling
- Posyandu
- Polindes
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dll) dilakukan dengan cara
pemberian obat sesuai resep yang diterima (floor stock), pemberian obat per sekali
minum (dispensing dosis unit) atau kombinasi, sedangkan pendistribusian ke jaringan
puskesmas dilakukan dengan cara penyerahan obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock)
Sumber : Kementerian Kesehatan, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas,Departemen Kesehatan RI, Jakarta
5. Apa tujuan dari pengelolaan obat di puskesmas? (ahmad)
a. Penggunaan obat sesuai dengan formularium rumah sakit
b. Penggunaan obat sesuai dengan diagnosis dan terapi
c. Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kesalahhan dan
kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, dan kehilangan serta pengembalian
pesanan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.
Irmawati. 2014. MANAJEMEN LOGISTIK DFARMASI DI RUMAH SAKIT. Yogyakarta:
deepublish

Anda mungkin juga menyukai