Kel Pkpa

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

Rumah Sakit Pasar Rebo

Pasar Rebo adalah Rumah Sakit Umum kelas B non pendidikan, yaitu
Rumah Sakit Umum milik pemerintah yang memiliki fasilitas dan
kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan
subspesialistik terbatas. Standar akreditasi Rumah Sakit ditentukan oleh
Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS).

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu unit di


rumah sakit tempat penyelenggaraan semua kegiatan
pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan
rumah sakit dan pasien.
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit

• Pemilihan
Pemilihan obat di RSUD Pasar Rebo dilakukan atas permintaan
dokter kemudian dirapatkan dengan Panitia Farmasi dan Terapi
(PFT) dengan direktur, setelah disetujui oleh Gudang farmasi
pengadaan obat dapat dilakukan.
• Perencanaan
Perencanaan di RSUD Pasar Rebo dibuat berdasarkan riwayat
pemakaian, sisa stock, jumlah anggaran, harga, efektifitas dan
keamanan, pola penyakit, permintaan user, obat e-katalog,
ketersediaan di pasaran, dan kebijakan FORNAS. Terdapat dua
jenis perencanaan yang dilakukan, yaitu perencanaan besar yang
dilakukan setahun sekali, serta perencanaan yang dilakukan setiap
6 bulan. Perencanaan dilihat dari pola pemakaian 3 bulan terakhir
• Pengadaan
Pengadaan di RSUD Pasar Rebo dilakukan berdasarkan kebutuhan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai. Kepala
Instalasi Farmasi dan penanggung jawab logistik farmasi membuat
pengajuan belanja untuk kebutuhan bulanan yang dibuat mingguan.
• Penerimaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
dikirim oleh distributor atau pedagang besar farmasi (PBF) diterima
oleh tim penerima barang farmasi RSUD Pasar Rebo untuk dilakukan
pengecekan sesuai pesanan pengecekan yang dilakukan meliputi cek
faktur, Rumah sakit yang dituju, nama barang, jumlah barang, mutu,
expired date minimal 2 tahun, dan kesesuaian no batch.
• Penyimpanan
Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP diawali dari
penerimaan barang (barang datang) beserta dokumen yang dibutuhkan,
kemudian dilakukan pengecekan barang, pengarsipan, menginput
barang masuk kedalam komputer dan juga mengupdate kartu stok
berdasarkan barang yang datang, setelah itu mengatur penyimpanan
sediaan farmasi.
• Pendistribusian
Sistem distribusi di RSUD Pasar Rebo dilakukan dengan sistem
sentralisasi. Dimana masing-masing depo akan meminta
permintaan sediaan farmasi sesuai kebutuhan. Masing-masing
depo akan meminta barang melalui komputer (berupa list
permintaan) yang terhubung ke gudang lalu petugas gudang
akan memprint list permintaan tersebut dan selanjutnya
menyiapkan permintaan berdasarkan list.
• Pemusnahan dan penarikan
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai yang tidak dapat digunakan
dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
• Pengendalian
Pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP di gudang farmasi
RSUD Pasar Rebo menggunakan kartu stok sehingga memudahkan
pengendalian persediaan. Pencatatan pada kartu stok dilakukan saat
melakukan pemasukan barang dan pengeluaran, meliputi tanggal pemasukan
atau pengeluaran barang, jumlah barang yang masuk atau keluar, nama depo
atau outlet yang menjadi tujuan barang yang dikeluarkan, serta sisa barang.
Selain pencatatan pada kartu stok, dilakukan stock opname selama 2 kali
dalam setahun atau setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui kesesuaian jumlah
barang yang tersedia digudang dengan jumlah barang yang tersedia di sistem.

Administrasi
Dukomen farmasi adalah dokumen yang dikumpulkan sesuai dengan tahun
anggaran dan waktu transaksi , disimpan ditempat yang mudah
dibaca/dicapai dan dapat dimusnahkan dengan berita acara penghapusan.
Pembekalan farmasi atau dokumen yang tidak terpakai karena kadaluarsa,
rusak dan mutu tidak memenuhi standar yang telah disepakati dilakukan
pendataan. Membuat berita acara penghapusan barang, kemudian
melakukan penguburan, pembakaran,menyesuaikan dengan jenis barang
atau arsip.
Pelayanan Farmasi Klinik

1. Pengkajian dan pelayanan Resep


Pengkajian dan pelayanan resep di unit pelayanan rawat jalan RSUD Pasar Rebo
dilakukan oleh apoteker dengan melakukan skrining resep dan telaah 7 benar terkait.
Skrining resep yang dilakukan yaitu persyaratan administrasi, farmasetik dan klinis.
Adapun telaah 7 benar meliputi tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat cara
pemberian, tepat frekuensi, dokumentasi dan informasi.
2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
Kegiatan penelusuran riwayat penggunaan obat yang telah dilakukan di RSUD Pasar
Rebo sudah dijalankan sesuai dengan Menteri Kesehatan Nomor 72 tahun 2016
terkait standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit, yang mana kegiatan ini
umumnya dilakukan bersamaan dengan proses apoteker melakukan visite pasien di
ruang rawat inap. Apoteker mewawancarai pasien dengan membandingkan riwayat
penggunaan obat dengan data rekam medik dan menanyakan riwayat alergi maupun
obat-obatan yang sebelumnya digunakan dalam 3 bulan terakhir secara akurat, dan
didokumentasikan dalam form rekonsiliasi pasien, mengidentifikasi potensi terjadinya
interaksi obat, menilai kepatuhan pasien dalam menggunakan obat dan memberikan
pasien alternative terapi dengan memodifikasi dosis atau interval pemberian.
3. Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi Obat di merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan
dengan Obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi obat di RSUD Pasar Rebo
diprioritaskan terhadap pasien baru, pasien transfer dan pasien pulang. Rekonsiliasi
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan Obat (medication error) seperti
Obat tidak diberikan, duplikasi, kesalahan dosis atau interaksi Obat. Tujuan
dilakukannya rekonsiliasi Obat di RSUD Pasar Rebo adalah untuk memastikan
informasi yang akurat tentang Obat yang digunakan pasien; mengidentifikasi
ketidaksesuaian akibat tidak terdokumentasinya instruksi dokter; dan
mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya instruksi dokter.

4. Pelayanan Informasi Obat


Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian
informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, terkini dan komprehensif
yang dilakukan apoteker kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan
lainnya serta pasien dan pihak lain diluar Rumah Sakit.
Pelayanan informasi obat yang dilakukan di instalasi farmasi RSUD Pasar Rebo adalah
meliputi menjawab pertanyaan baik dari pasien, keluarga pasien serta sesama
tenaga kesehatan lainnya, membuat leaflet tentang hepatitis C, penggunaan inhaler,
penggunaan insulin, dagusibu, cara penggunaan durogesic patch, membuat banner,
PKRS dan menyediakan informasi obat untuk panitia farmasi dan terapi.
5. Konseling
Kegiatan konseling yang telah dilakukan di instalasi farmasi RSUD Pasar
Rebo sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 tahun
2016 terkait standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit yang mana
kegiatan konseling yang dilakukan oleh apoteker kepada pasien, perawat,
dokter ataupun tenaga kesehatan lainnya.

6. Visite
Kegiatan visite yang telah dilakukan di instalasi farmasi RSUD Pasar Rebo
sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 tahun 2016
terkait standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit yang mana kegiatan
visite di RSUD Pasar Rebo telah dilakukan baik visite mandiri maupun visite
Bersama dokter, dan tenaga kesehatan lain. Pada kegiatan visite di RSUD Pasar
Rebo dilakukan secara langsung terhadap pasien rawat inap kecuali ruang
rawat inap covid. Visite dilakukan dengan menggali informasi terkait
penggunaan obat, efek samping dari penggunaan obat, kemudian menanyakan
keluhan-keluhan pasien selama di ruang perawatan serta melakukan edukasi
obat yang diberikan oleh dokter selama dirawat.
7. Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan terapi obat merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan
untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien.
Kegiatan ini dilakukan oleh Apoteker dengan mengunjungi ruang inap pasien
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Monitoring efek samping obat merupakan sebuah kegiatan yang memastikan
keamanan penggunaan obat pasien. Efek samping pada obat dapat berupa
derajat ringan, sedang dan berat. Seorang Apoteker harus dapat
mengidentifikasi obat-obatan yang berpotensi terdapat efek samping,
mendeteksi efek samping yang berat, dan memberikan penyelesaian baik
secara mandiri atau berdikusi dengan tenaga kesehatan seperti Dokter.
Kegiatan MESO di RSUD Pasar Rebo dilakukan ketika Apoteker visite dan
konseling pasien dengan melakukan deteksi kejadian ROTD, mengidentifikasi
obat-obatan pasien yang berisiko tinggi mengalami efek samping, mengevaluasi
MESO dengan algoritma Naranjo, mendiskusikan serta mengdokumentasikan ke
Tim PFT dan melakukan pencatatan dan pelaporan pada formulir MESO, yang
diharapkan dapat menurunkan terjadinya keterulangan efek samping obat yang
merugikan pasien, atau meminimalkan resiko terjadinya efek samping pada
pasien.
9. Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) merupakan program evaluasi penggunaan obat
yang terstruktur dan berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif. Proses
sistematis dan berkesinambungan dalam menilai kerasionalan terapi obat pada
suatu sistem pelayanan dengan mengacu pada kriteria dan standar yang telah
ditetapkan (ASHP).
Tujuan EPO yaitu mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan
obat, membandingkan pola penggunaan obat pada periode waktu tertentu,
memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan obat, dan menialai pengaruh
intervansi atas pola penggunaan obat.

10. Aseptic Dispensing


Dispensing sediaan steril dilakukan pada Ruang NICU yaitu pengaturan obat
terkait TPN (Total Parenteral Nutrition) dan pembuatan antibiotic yang
disesuaikan berdasarkan kebutuhan pasien, dan berat badan pasien. Selain
dari penyiapan obat yang dibutuhkan pasien, Apoteker juga melakukan
konsultasi ke Dokter yang bertangguang jawab di bagian NICU jika ada
perubahan atau penambahan obat, sehingga terakhir dokter memutuskan
terkait dengan penggunaan obat.
Instalasi OK dan IGD
Instalasi IGD
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit yang
harus dapat memberikan pelayanan darurat kepada masyarakat yang
menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar.
RSUD Pasar Rebo melayani kegawat daruratan medik selama 24 jam.
Sistem distribusi yang diterapkan pada sediaan farmasi, alat kesehatan
dan BMHP di depo farmasi IGD adalah berdasarkan dua sistem, yaitu sistem
peresepan individual dan sistem floor stock. Dalam rangka penanganan
terhadap kemungkinan terjadinya kondisi kegawat daruratan medis di IGD.
Peran Apoteker pada bagian Instalasi Gawat darurat adalah melakukan
supervisi dalam memastikan obat tersedia sesuai dengan kebutuhan IGD,
melakukan supervise terhadap obat yang akan mendekati expired date serta
juga memperhatkan obat yang mengalami fast moving dan slow moving,
sehingga penggunaan obat dapat dievaluasi berdasarkan kondisi dan seberapa
banyak penggunaan obat tersebut
Pemilihan kondisi pasien di IGD berdasarkan jalur triase dengan 4
kategori:
• Kategori merah (gawat darurat)
Merupakan pasien dengan prioritas pertama (area resusitasi) yang
butuh pertolongan segera. kriteria pasien yang masuk dalam
kategori ini mengalami kondisi kritis.
• Kategori kuning (gawat tidak darurat)
Merupakan prioritas kedua (area tindakan) yang juga membutuhkan
pertolongan segera. Hanya saja pasien dalam kategori ini tidak
dalam kondisi kritis.
• Kategori hijau (darurat tidak gawat)
Kategori ini termasuk dalam prioritas ketiga (area observasi). Pasien
umumnya mengalami cedera ringan dan masih bias berjalan. Pasien
dengan kategori ini dapat menebus obat ke apotek lantai 2.
• Kategori hitam (tidak darurat tidak gawat)
Kategori hitam hanya diperuntukkan bagi pasien yang sudah tidak
mungkin bisa ditolong (meninggal dunia).
Kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai meliputi:

• 1. Pemilihan
Pemilihan obat di RSUD Pasar Rebo dilakukan atas permintaan dokter
kemudian dirapatkan dengan Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) dengan direktur,
setelah disetujui oleh Gudang farmasi pengadaan obat dapat dilakukan.

pemilihan di RSUD Pasar Rebo berdasarkan Formularium dan standar


pengobatan/pedoman diagnose dan terapi, pola penyakit, harga, efektifitas
kemanan, serta standar sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai yang telah ditetapkan.
• 2. Perencanaan
Perencanaan di RSUD Pasar Rebo dibuat berdasarkan riwayat pemakaian, sisa
stock, jumlah anggaran, harga, efektifitas dan keamanan, pola penyakit,
permintaan user, obat e-katalog, ketersediaan di pasaran, dan kebijakan
FORNAS

Terdapat dua jenis perencanaan yang dilakukan, yaitu perencanaan besar yang
dilakukan setahun sekali, serta perencanaan yang dilakukan setiap 6 bulan
• 3. Pengadaan
Terdapat 2 jenis pengadaan yaitu pembelian langsung dan pembelian tidak
langsung (lelang). Pembelian langsung dilakukan apabila pembelian dengan
jumlah kecil. Pembelian langsung menggunakan dana BLUD (Badan Layanan
Umum Daerah). Pembelian tidak langsung dilakuakan apabila pembelian
dengan jumlah besar, pembelian menggunakan dana APBD (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah).

Instalasi RS Pasar Rebo mendapatkan sumbangan untuk obatobatan seperti


obat TBC (FDC), TB MDR, HIV/AIDS (ARV), Hepatitis dan Vaksin.
• 4. Penerimaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang dikirim
oleh distributor atau pedagang besar farmasi (PBF) diterima oleh tim penerima
barang farmasi RSUD Pasar Rebo untuk dilakukan pengecekan sesuai pesanan
pengecekan yang dilakukan meliputi cek faktur, Rumah sakit yang dituju, nama
barang, jumlah barang, mutu, expired date minimal 2 tahun, dan kesesuaian no
batch. Selanjutnya tim penerima barang membuat berita acara dan dilakukan
verifikasi oleh kepala gudang
• 5. penyimpanan
Proses penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP disusun dengan
menggunakan metode kombinasi FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In
First Out)
Obat-obatan disimpan berdasarkan bentuk sediaan dan disusun berdasaran alfabetis.
Untuk sediaan-sediaan yang memerlukan perhatian khusus seperti sediaan
suppositoria, insulin dan vaksin disediakan lemari pendingin dengan suhu 2-8 oC.

Untuk penyusunan golongan LASA biasanya penyusunannya dipisah atau diberi


antara 2 kotak dan diberi stiker/simbol LASA

High Alert disimpan pada lemari tersendiri dimana ditandai dengan stiker yang
berwarna merah yang bertuliskan “High Alert”.

untuk penyimpanan obat golongan psikotropik dan narotik sendiri disimpan pada
lemari khusus yang memiliki 2 pintu dan 2 kunci yang berbeda
• 6. Pendistribusian
Sistem distribusi di RSUD Pasar Rebo dilakukan dengan sistem sentralisasi.
Dimana masing-masing depo akan meminta permintaan sediaan farmasi sesuai
kebutuhan. Masing-masing depo akan meminta barang melalui komputer
(berupa list permintaan) yang terhubung ke gudang lalu petugas gudang akan
memprint list permintaan tersebut dan selanjutnya menyiapkan permintaan
berdasarkan list.
• 7. Pemusnahann dan Penarikan
• Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai yang tidak dapat digunakan dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Tahapan pemusnahan obat terdiri dari:

a. Mengumpulkan dan membuat daftar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis

habis pakai yang akan dimusnahkan baik dari depo rawat jalan maupun rawat inap.

b. Menyiapkan berita acara pemusnahan.

c. Mengkoordinasikan jadwal pemusnahan kepada pihak terkait.

d. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan

yang berlaku

e. Membuat laporan pemusnahan sediaan farmasi


• 8. Pengedalian
Pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP di gudang farmasi
RSUD Pasar Rebo menggunakan kartu stok sehingga memudahkan
pengendalian persediaan

Selain pencatatan pada kartu stok, dilakukan stock opname selama 2 kali dalam
setahun atau setiap 6 bulan sekali
• 9 Administrasi
Dukomen farmasi adalah dokumen yang dikumpulkan sesuai dengan tahun anggaran dan
waktu transaksi , disimpan ditempat yang mudah dibaca/dicapai dan dapat dimusnahkan
dengan berita acara penghapusan.

Administrasi dokumen farmasi terdiiri dari:

1. Resep

2. Dokumen floor stock (Berdasarkan bulanan)

3. SPPB. Dokumen SPPB disimpan oleh Rumah sakit sampai usia dukumen 1 tahun

4. Kartu Stock

5. Faktur

6. Laporan Narkotika Dan Psikotropika


CSSD
Alur pelayanan CSSD di RSUD Pasar Rebo terdiri dari perencanaan dan penerimaan barang, kemudian dilakukan

precleaning dengan membersihkan barang dengan air mengalir sampai kotoran secara kasat mata tidak terlihat.

• Alur kerja CSSD di RSUD Pasar Rebo:

1. Dekontaminasi

2. Pengemasan

3. pemberian tanda ( labeling)

4. Proses sterilisasi atau penataan pada mesin

5. Penyimpanan sementara

6. Distribus

Instalasi pusat sterilisasi melayani melayani semua unit di RSUD pasar rebo yang membutuhkan bahan steril

seperti instalasi farmasi,rawat inap,rawat jalan, IGD, OK, laundry,sanitasi,instalasi pemeliharaan sarana.
K3L
• Pengolahan limbah di RSUD Pasar Rebo dilakukan oleh unit Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan (K3L). Pengolahan limbah padat di RSUD Pasar Rebo dibagi menjadi tiga:

1. Limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran rumah

sakit seperti generator dan boiler.

2. Limbah cair adalah semua limbah berbentuk cair yang berasal dari seluruh saluran air di

rumah sakit.

3. Limbah padat dibagi menjadi limbah domestik dan B3 yaitu :

a. Limbah domestik terdiri dari: bekas infus, bekas obat, dan organ tubuh dan limbah non medis

seperti obat rusak, obat kadaluarsa dan diserahkan ke TPS Bantar Gebang

b. Limbah B3 seperti jarum suntik, aki bekas, oli bekas, lampu TL, dll. Limbah B3 dibagi lagi :

a) B3 infeksius, segala sesuatu yang terinfeksi tubuh pasien seperti kapas, benda tajam, jarum,

ampul benda tajam dimasukan kedalam kardus.

b) B3 non infeksius, aki bekas, lampu, jerigen obat.

Anda mungkin juga menyukai