Contoh Askep HT
Contoh Askep HT
Contoh Askep HT
KTI
NIM. P1337420515069
JURUSAN KEPERAWATAN
SEMARANG 2018
LAPORAN KASUS
KTI
NIM. P1337420515069
JURUSAN KEPERAWATAN
SEMARANG 2018
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P1337420515069
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai
acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang, dan judul buku aslinya
serta dicantumkan dalam daftar pustaka.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Yang membuat
Pernyataan,
Penulis
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Hipertensi dengan Fokus Studi
Nyeri Akut pada Tn. D dan Ny. Y di RSUD Tidar Kota Magelang”. Penyusunan
laporan kasus ini disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas
dan hambatan. Tetapi, berkat bantuan, arahan serta bimbingan dari berbagai pihak
maka hasil laporan kasus ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis
4. Dwi Ari Murti Widigdo, MN., dan Sunarko, S.Pd., M.Med.Ed., selaku
pembimbing I dan pembimbing II, serta penguji hasil laporan kasus yang
v
telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis dalam penyusunan
5. Sunarmi, S.ST., M.Kes., selaku dosen penguji hasil laporan kasus peminatan
Medikal Bedah.
6. Bapak dan Ibu dosen beserta para staf Program Studi DIII Keperawatan
Magelang.
8. Orang tua Bapak Kardi, Ibu Islamiyah, Kakak Fitria, selaku orang tua, dan
kakak tercinta penulis yang selalu memberikan doa, nasehat, motivasi, dan
dukungan.
9. Rista, Nia, Stevani, dan Anita, selaku sahabat tercinta penulis yang selalu
Penulis menyadari bahwa hasil studi kasus ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
ini. Semoga hasil studi kasus ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................iv
KATA PENGANTAR...................................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................................vii
DAFTAR TABEL.........................................................................................x
DAFTAR GAMBAR...................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................7
C. Tujuan Penulisan.................................................................................7
D. Manfaat Penulisan..............................................................................8
A. Tinjauan Pustaka.................................................................................9
1. Definisi Hipertensi..................................................................9
2. Klasifikasi Hipertensi...........................................................10
3. Etiologi Hipertensi................................................................11
4. Gambaran Klinis Hipertensi.................................................15
5. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi......................................16
6. Penatalaksanaan Hipertensi..................................................19
7. Komplikasi Hipertensi..........................................................20
vii
B. Konsep Nyeri pada Hipertensi..........................................................23
1. Definisi Nyeri.......................................................................23
2. Klasifikasi Nyeri...................................................................24
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Respon Nyeri...............26
4. Penilaian Respon Intensitas Nyeri........................................28
5. Patofisiologi..........................................................................29
6. Pathway Hipertensi...............................................................33
C. Pengelolaan Nyeri Akut pada Hipertensi.........................................35
1. Kompres Hangat...................................................................35
2. Relaksasi Napas Dalam........................................................36
3. Distraksi................................................................................38
4. Hipnosis................................................................................39
D. Asuhan Keperawatan Hipertensi......................................................39
1. Pengkajian.............................................................................39
2. Diagnosa Keperawatan.........................................................44
3. Intervensi Keperawatan........................................................50
4. Implementasi Keperawatan...................................................59
5. Evaluasi Keperawatan...........................................................60
A. Rancangan Penelitian........................................................................62
B. Subyek Penelitian.............................................................................62
C. Fokus Studi.......................................................................................63
D. Definisi Operasional Fokus Studi.....................................................63
E. Tempat dan Waktu............................................................................64
F. Pengumpulan Data............................................................................64
G. Instrumen Penelitian.........................................................................66
H. Rencana Analisis dan Penyajian Data..............................................67
I. Etika Penelitian.................................................................................68
viii
A. Hasil..................................................................................................70
B. Pembahasan....................................................................................100
A. Kesimpulan.....................................................................................112
B. Saran...............................................................................................114
DAFTAR PUSTAKA................................................................................115
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Klien II......................................................................................77
Tabel 4.5. Hasil Pemeriksaan Fisik pada Klien I dan Klien II..............84
Tabel 4.6. Hasil Pemeriksaan Penunjang pada Klien I dan Klien II....85
Tabel 4.7. Hasil Analisis Data pada Klien I dan Klien II.......................88
Tabel 4.11. Hasil Evaluasi Keperawatan pada Klien I dan Klien II.....99
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
5. Instrumen Penelitian
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis saat
Oleh karena itu, jantung harus memompa lebih keras untuk suplai oksigen
normal adalah 90%, sampai dengan umur 55 tahun, laki-laki lebih banyak
kematian tiap tahun. Peringkat tertinggi hipertensi adalah Afrika 46% dan
terendah Amerika sekitar 35% baik itu pria maupun wanita. Menurut Riset
1
mencapai 26,5%. Berdasarkan data RSUD Tidar Kota Magelang, prevalensi
angka kesakitan rawat inap karena hipertensi pada tahun 2016 dari bulan Juni
terdiri dari 911 kasus, yang keseluruhannya merupakan hipertensi primer dan
tidak ada kasus hipertensi sekunder. Tahun 2017 dari bulan Januari sampai
hipertensi primer dan tidak ada kasus hipertensi sekunder, tertinggi terjadi
pada bulan Maret yaitu 132 kasus dan terendah pada bulan November yaitu
tahun yaitu sebanyak 521 kasus dan berjenis kelamin perempuan yaitu 509
kasus serta rata-rata lama perawatan pasien yaitu 4 hari. (RSUD Tidar, Data
Primer, 2017).
Edelweis Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota Magelang, keluhan yang
dikemukakan oleh 2 klien pada hari pertama rawat inap adalah nyeri kepala di
bagian tengkuk leher dengan intensitas nyeri berada pada skala 5. Menurut
sibuk mengelola banyak pasien sehingga tidak ada waktu untuk melakukan
infark miokardium, dan gagal ginjal. Hal tersebut didukung dengan pendapat
Price & Wilson (2006 : 583) yang menyatakan bahwa hipertensi kronis
2
merupakan penyebab kedua terjadinya gagal ginjal stadium akhir dan 21%
tekanan darah. Gejala yang sering muncul pada hipertensi salah satunya
salah satu kebutuhan fisiologis yang harus segera ditangani, apabila tidak
gangguan pola tidur, gangguan mobilitas fisik, dan masalah perawatan diri
Menurut Price & Wilson (2006) nyeri kepala pada pasien hipertensi
menyempit maka aliran arteri akan terganggu. Pada jaringan yang terganggu
laktat dan menstimulasi peka nyeri kapiler pada otak. Selain merasakan
3
mempengaruhi sistem pulmonar, kardiovaskular, gastrointestinal, endokrin,
analgesik sangat efektif untuk mengatasi nyeri, namun hal tersebut akan
berdampak kecanduan obat dan akan memberikan efek samping obat yang
berbahaya bagi pasien (Potter & Perry, 2010 : 245). Masing-masing obat
mempunyai efek samping yang berbeda pada orang yang berbeda. Efek
samping obat anti hipertensi meliputi pusing saat berdiri dari posisi tidur atau
mulut kering, sakit kepala, bengkak atau oedem, konstipasi dan depresi
jaringan otak (Setyawan, 2014). Menurut Rohimah (2015) dalam jurnal yang
4
mayoritas mengalami nyeri skala ringan, sehingga ada pengaruh signifikan
napas dalam yaitu pernafasan pada abdomen dengan frekuensi lambat serta
perlahan, berirama, dan nyaman dengan cara memejamkan mata saat menarik
napas. Efek dari terapi ini ialah distraksi atau pengalihan perhatian (Setyoadi
dkk 2011 : 127). Kerja dari terapi ini dapat memberikan peregangan
sinus karotis diterima dan diteruskan oleh saraf vagus ke medula oblongata
2009 : 18-22).
5
Hipertensi” menyatakan bahwa klien dengan melakukan pelatihan relaksasi
melakukan relaksasi adalah sakit di leher, sakit kepala, sulit tidur, badan yang
klien menjadi tenang, perasaan cemas serta khawatir pun menjadi berkurang.
digunakan untuk mengatasi nyeri kepala pada klien dengan hipertensi, namun
dianggap kurang efektif dan sulit dilaksanakan. Banyak dari klien atau
6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
klien hipertensi dengan fokus studi nyeri akut di RSUD Tidar Kota
Magelang.
7
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perawat
nyeri akut.
akut.
d. Bagi Klien
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Hipertensi
dengan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di
102).
a. Pria berusia < 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah pada
b. Pria berusia > 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya >
145/95 mmHg.
9
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan dan mungkin klien
besar resikonya (Price & Wilson, 2006). Bila klien kurang atau bahkan
2. Klasifikasi Hipertensi
Tabel 2.1
1
Menurut Aspiani (2016 : 211) Joint Nation Comitten on Detection
berbeda. Tahun 1993 dikenal dengan sebutan JPC-V, tekanan darah pada
Tabel 2.2
3. Etiologi Hipertensi
1
1) Faktor keturunan atau genetik; individu yang mempunyai
2) Jenis kelamin dan usia; laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita
tekanan darah (bila gaya hidup yang tidak sehat tersebut tetap
diterapkan).
b. Hipertensi Sekunder
1
2) Penyakit parenkim dan vascular ginjal.
2010 : 107).
4) Gangguan endokrin.
1
paling umum dan meningkatkan sekresi katekolamin yang
berolahraga).
7) Kehamilan
9) Merokok.
1
4. Gambaran Klinis Hipertensi
timbul antara lain : sakit kepala; kelelahan; mual / muntah; sesak napas,
kuat, cepat, atau tidak teratur; impotensi; darah di urine; dan mimisan
(jarang dilaporkan).
a. Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah akibat
saraf pusat;
kapiler.
1
Gejala yang dialami klien dengan kasus hipertensi berat antara lain
tekanan darah meninggi dan hanya akan terdeteksi pada saat pemeriksaan
fisik. Sakit kepala di tengkuk merupakan ciri yang sering terjadi pada
pada beberapa klien, bahkan pada beberapa kasus klien dengan tekanan
baru akan muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau
jantung.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1
3) Darah perifer lengkap
b. EKG
3) Peninggian gelombang P
4) Gangguan konduksi
c. Foto Rontgen
b. Kimia darah
katekolamin.
1
3) Kadar kolesterol atau trigliserida : peningkatan kadar
hipertensi.
c. Elektrolit
d. Urine
e. Radiologi
1
2) Rontgen toraks : menilai adanya klasifikasi obstruktif katup
6. Penatalaksanaan Hipertensi
1
c. Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium
darahnya terkendali).
dengan empat cara, yakni diet rendah garam, diet rendah kolesterol dan
lemak terbatas, diet tinggi serat, dan diet rendah energi (bagi yang
kegemukan). Kini, bertambah satu cara diet pada klien hipertensi yang
utama dari diet DASH adalah menyajikan menu makanan dengan gizi
tanpa atau sedikit lemak, ikan, daging unggas, biji-bijian, dan kacang-
7. Komplikasi Hipertensi
2
jantung hipertensi, penyakit arteri koronaria, aneurisma, gagal ginjal, dan
darah tersebut kekurangan nutrisi dan akhirnya mati. Darah yang keluar
dari pembuluh darah yang pecah juga dapat merusak sel-sel otak yang
berkurangnya aliran darah pada beberapa bagian otot jantung. Hal ini
menyebabkan rasa nyeri di dada dan dapat berakibat gangguan pada otot
miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
2
menyebabkan infark. Demikian juga, hipertrofi ventrikel dapat
aorta terpisah atau disebut aorta disekans. Hal ini dapat menimbulkan
penyakit aneurisma. Gejalanya adalah sakit kepala yang hebat serta sakit
2
akibat kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan
mungkin memiliki berat lahir kecil akibat perfusi plasenta yang tidak
: 220).
1. Definisi Nyeri
nyeri sebagai segala hal yang dikatakan oleh orang yang mengalami
Nyeri kepala adalah perasaan sakit atau nyeri, termasuk rasa tidak
arah atas dan belakang kepala dan bagian wajah (Wiyoto, 2011).
2
2. Klasifikasi Nyeri
1) Nyeri akut
2) Nyeri kronik
: 213).
1) Nyeri Kutaneus
2
3) Nyeri Viseral
1) Nyeri Radiasi
2) Nyeri Alih
Nyeri alih adalah nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang
Nyeri yang tidak dapat dilacak adalah nyeri yang sangat sulit
diatasi.
4) Nyeri Neuropatik
atau tepi yang terjadi saat ini atau masa lalu dan mungkin tidak
2
dan dapat digambarkan sebagai rasa terbakar, tumpul, dan gatal;
5) Nyeri Phantom
b. Tahap Perkembangan
nyeri.
2
kesepian yang tidak mempunyai individu pendukung dapat
lebih suka menarik diri ketika merasa nyeri, sebaliknya yang lain
terhadap nyeri. Orang yang sudah pernah mengalami nyeri atau telah
e. Makna Nyeri
dengan klien lain, hal ini bergantung pada kondisi dan interpretasi
mungkin akan berespons putus asa, cemas, dan depresi sebab mereka
tidak dapat mengambil makna atau tujuan yang positif dari nyerinya.
2
f. Kecemasan dan Stress
416-418).
kiri yaitu “tidak ada nyeri”, “nyeri ringan”, “nyeri sedang”, “nyeri
hebat”, “nyeri sangat hebat”, dan ujung kanan “nyeri paling hebat”.
rasakan.
2
b. Skala Intensitas Nyeri Numerik
5. Patofisiologi
saraf simpatis dari pusat vasomotor ini, yang berlanjut ke bawah ke korda
2
di mana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi
2013).
Menurut Price & Wilson dalam Setyawan (2014) nyeri kepala pada
3
arteri-arteri kecil dan arteriola menyebabkan penyumbatan pembuluh
arteri merupakan produk total atau hasil dari resistensi perifer dan curah
pada nyeri kepala atau distensi dari struktur di kepala atau leher.
volume darah serebral yang terjadi karena adanya peningkatan daya kerja
3
tahanan vaskuler dengan mengakibatkan pengurangan aliran, sebaliknya
kontraksi jantung, (c) dilatasi arteriol, dan (d) dilatasi vena besar.
normal.
3
6. Pathway Hipertensi
Faktor predisposisi
(umur, jenis kelamin,gaya hidup,
3
Kerusakan vaskular
Sistemik Koroner
Otak
Menurunkan
Pengurangan tekanan arteri
Susunan saraf otonom kekuatan ke arah
Gambar 2.5. Pathway Hipertensi (Aspiani, 2016), (Price & Wilson, 1995), (Guyton, 1994),
(Potter & Perry, 2010), dan (Muttaqin, 2009).
3
C. Pengelolaan Nyeri Akut pada Hipertensi
1. Kompres Hangat
elastik, namun pembuluh ini mempunyai lapisan otot polos yang tebal
dan dipersarafi oleh serat saraf simpatis. Otot polosnya juga peka
3
2014). Kompres hangat dilakukan di daerah leher dengan diikuti latihan
(Kusyati, 2006).
Kahuripan Tasikmalaya.
memejamkan mata saat menarik napas. Efek dari terapi ini ialah distraksi
3
atau pengalihan perhatian (Setyoadi dkk 2011 : 127). Kerja dari terapi ini
3
3. Distraksi
sesuatu selain nyeri, dapat menjadi strategi yang sangat berhasil dan
terganggu oleh nyeri dan lebih toleransi terhadap nyeri. Distraksi diduga
(Tamsuri, 2007).
2012).
3
Distraksi imajinasi terbimbing adalah menggunakan imajinasi
4. Hipnosis
analgesik yang dibutuhkan pada nyeri akut dan kronis. Teknik ini
oleh orang yang terlatih secara khusus (seringkali seorang psikolog atau
1. Pengkajian
yaitu:
a. Aktivitas/istirahat
3
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
b. Sirkulas
i Gejala
2) Episode
palpitasi Tanda :
c. Integritas Ego
pola bicara.
d. Eliminasi
4
e. Makanan/
cairan Gejala :
(meningkat/turun)
3) Riwayat penggunaan
diuretik Tanda :
2) Adanya edema
3) Glikosuria
f. Neurosensori
Gejala :
beberapa jam)
epistaksis) Tanda :
g. Nyeri/ketidaknyamanan
4
Gejala : angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung), sakit
kepala
nyeri pada skala verbal (misal : tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri
4
4) Efek nyeri terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari (misal tidur,
h. Pernapasan
Gejala :
ortopnea, dispnea
3) Riwayat merokok
Tanda :
3) Sianosis
i. Keamanan
j. Pembelajaran/penyuluhan
Gejala :
4
2) Faktor lain; risiko etnik, penggunaan pil KB atau hormone,
k. Rencana pemulangan
terapi obat.
2. Diagnosis Keperawatan
vaskuler serebral.
Association for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat
Batasan Karakteristik :
2) Diaphoresis
4
3) Ekspresi wajah nyeri (misal mata kurang bercahaya, tampak
meringis).
penilaian numerik)
waspada)
4
2) Agens cidera fisik (misal abses, amputasi, luka bakar, terpotong,
Batasan Karakteristik :
1) Bradikardia
2) Palpitasi jantung
4) Takikardia
Perubahan Preload
2) Edema
3) Keletihan
4) Murmur jantung
Pressure)
4
7) Peningkatan PAWP (Pulmonary Artery Wedge Pressure)
8) Penurunan PAWP
Perubahan Afterload
1) Dispnea
Kulit lembab
Oliguria
Peningkatanresistansivascularparu/PVR (Pulmonary
Vascular Resistance)
Vascular Resistance)
Perubahan Kontraktilitas
1) Batuk
3) Bunyi S3
4) Bunyi S4
4
5) Dispnea paroksimal nocturnal
6) Ortopnea
Perilaku/Emosi
1) Ansietas
2) Gelisah
1) Perubahan afterload
4) Perubahan kontraktilitas
5) Perubahan preload
ingin dilakukan.
Batasan Karakteristik :
4
1) Dispnea setelah beraktivitas
2) Keletihan
2) Imobilitas
4) Tirah baring
hipertensi.
Batasan Karakteristik :
3) Kurang pengetahuan
4
2) Gangguan memori
3) Kurang informasi
3. Intervensi Keperawatan
vaskuler serebral.
NOC :
1) Kontrol nyeri
analgesik
5
e) Menggunakan analgesik yang direkomendasikan
profesional kesehatan
kesehatan
2) Tingkat nyeri
e) Berkeringat
darah NIC :
nyeri.
5
4) Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup
memperberat nyeri.
sebelumnya.
dengan tepat.
kompres hangat).
10) Gali penggunaan metode farmakologi yang dipakai klien saat ini
nyeri.
analgesik
5
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan beban
NOC :
: deviasi berat dari kisaran normal, 2 : deviasi yang cukup besar dari
ringan dari kisaran normal, 5 : tidak ada deviasi dari kisaran normal)
4) Urin output
5) Disritmia
7) Diaphoresis
8) Mual
9) Kelelahan
13) Pucat
5
NIC :
konduksi jantung
4) Batasi merokok
7) Lakukan auskultasi pada paru untuk mencari tahu apa ada bunyi
tambahan lainnya
denyut nadi
diuretik
11) Monitor asupan dan pengeluaran, output urine, dan berat badan
klien
NOC :
5
Respon fisiologis terhadap pergerakan yang memerlukan energi
2) Daya tahan
b) Aktivitas fisik
c) Konsentrasi
NIC :
pingsan.
5
4) Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan
hipertensi.
NOC :
5
12) Membatasi kudapan berkalori tinggi
adekuat
waktu ke waktu
hipertensi NIC :
yang spesifik
kebutuhan
manajemen gejala
5
8) Identifikasi kemungkinan penyebab, sesuai kebutuhan
kebutuhan
direkomendasikan
19) Edukasi klien mengenai tanda dan gejala yang harus dilaporkan
5
21) Kaji pola makan klien saat ini dan sebelumnya, termasuk
yang disarankan
27) Instruksikan klien mengenai dosis, rute dan dosis setiap obat
obat
4. Implementasi Keperawatan
yang
5
berfokus pada klien dan berorientasi pada hasil, sebagaimana
Kenney, 2009).
5. Evaluasi Keperawatan
distraksi
aktivitas
aktivitas
6
d. Diagnosis keperawatan : Defisiensi pengetahuan
komplikasinya.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Metode penulisan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode
kasus yang dipilih yaitu asuhan keperawatan pada klien hipertensi dengan
B. Subjek Penelitian
1. Kriteria Inklusi
≥ 210/120 mmHg.
2. Kriteria Eksklusi
6
b. Klien dengan cedera traumatik di daerah leher.
C. Fokus Studi
Masalah keperawatan yang menjadi kajian utama dalam studi kasus ini
Asuhan keperawatan pada klien hipertensi dengan fokus studi nyeri akut
6
ini untuk menurunkan nyeri; memonitor tanda vital sebelum dan setelah
memberikan analgesik.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
F. Pengumpulan Data
Dalam studi kasus ini terdapat langkah pengumpulan data yaitu sebagai
berikut:
maupun keluarga.
6
pencetus; menentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas
distraksi.
1. Wawancara
2. Observasi langsung
6
sesudah dilakukan tindakan pada asuhan keperawatan nyeri akut yang
3. Pemeriksaan fisik
4. Studi dokumentasi
akut, darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula
G. Instrumen Penelitian
Alat atau instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar atau
dibantu dengan melihat beberapa data dari data dokumentasi klien, alat tulis,
6
alat kesehatan (tensimeter, stetoskop, termometer), Standar Operasional
relaksasi distraksi, dan alat untuk kompres hangat (baskom berisi air hangat
analisis yang digunakan dengan membuat narasi yang diperoleh dari hasil
wawancara yang telah mengacu pada pengkajian fokus nyeri akut sehingga
klien sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Lalu data disajikan
secara narasi dan juga dengan ungkapan verbal dari subjek penelitian yang
teori dan respon serta pelaksanaan pada klien hipertensi dengan fokus studi
nyeri akut yang telah dipilih menjadi objek penelitian. Selain itu juga untuk
menilai kesenjangan antara klien satu dengan yang lain dalam responnya
6
I. Etika Penelitian
ini mencakup beberapa hal mengenai etika yang ditekankan, yaitu sebagai
berikut:
5. Confidentiality (kerahasiaan)
penelitian.
6
6. Right to privacy (hak untuk dijaga kerahasiannya)
harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama dan rahasia
(Nursalam, 2008).
6
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Magelang pada tanggal 8-21 Januari 2018. Studi kasus ini melibatkan 2 klien
sebagai subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Klien I
2) Klien II
7
Nama penanggung jawab klien adalah Ny. T, berjenis
Tabel 4.1
Identitas Klien I dan Klien II
NO. KLIEN I KLIEN II
1. Nama Tn. D Ny. Y
2. Tanggal Masuk RS 9 Januari 2018 15 Januari 2018
3. Usia 47 tahun 57 tahun
4. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
5. Pekerjaan Buruh harian Ibu rumah tangga
lepas
6. Agama Islam Islam
7. Alamat Magelang Magelang
b. Riwayat Keperawatan
1) Klien I
hipertensi, tetapi tidak tahu sejak kapan dan baru satu kali ini
7
penyakit menular seperti TBC, HIV, Hepatitis, maupun penyakit
menular lainnya.
2) Klien II
2018. Saat dikaji, klien mengeluh pusing sejak sehari yang lalu,
Tabel 4.2
Riwayat Keperawatan Klien I dan Klien II
NO. KLIEN I KLIEN II
1. Bangsal Gladiol Edelweis
2. Keluhan utama Pusing Pusing
3. Riwayat penyakit Pusing, mual, Pusing sejak
sekarang muntah sudah 3 sehari yang lalu,
kali sehari mual, muntah 1
kali sehari
4. Riwayat penyakit Riwayat Riwayat
dahulu hipertensi, baru hipertensi ± sejak
satu kali ini rawat 10 tahun yang
inap di RS lalu, sekitar 2
tahun yang lalu
7
pernah rawat inap
di Budi Rahayu
dengan penyakit
miom.
5. Riwayat penyakit Tidak ada Ayah, ibu, dan
keluarga anak-anaknya
juga mempunyai
riwayat penyakit
hipertensi
1) Klien I
memiliki berat badan 52 kg, tinggi badan 165 cm, sehingga IMT
19,11, mukosa bibir lembab, mual, muntah setiap kali makan dan
minum sehari sudah 3 kali. Klien minum air putih hanya sedikit.
BAK sudah 2 kali, jumlah setiap kali BAK sekitar dua gelas
belimbing (kurang lebih 400 cc), warna urine seperti teh, bau
7
mandi sehingga BAK dilakukan menggunakan pispot. Dulu
tidak lagi.
7
tidak memiliki gangguan pada sistem reproduksi. Klien anak ke 4
2) Klien II
masuk rumah sakit, selama ini klien tidak pernah kontrol tekanan
memiliki berat badan 40 kg, tinggi badan 150 cm, sehingga IMT
7
17,78, mukosa bibir lembab, muntah satu kali ketika di IGD
makan yang diberikan dari rumah sakit dan sudah minum 3 gelas
air putih. Ketika di rumah, klien lebih suka minum teh manis
7
merasa pusing biasanya tidur, kalau belum sembuh lalu beli obat
Tabel 4.3
Hasil Pengkajian Fungsional Gordon pada Klien I dan Klien II
NO. KLIEN I KLIEN II
1. Persepsi- tidak pernah cek tidak pernah cek
manajemen kesehatan secara kesehatan secara
kesehatan rutin di pusat rutin di pusat
pelayanan pelayanan
kesehatan, kesehatan,
7
jika tidak enak jika merasa pusing
badan klien biasanya tidur
memeriksakan dan mengkonsumsi
ke Puskesmas obat yang dibeli di
warung. Namun,
kalau belum
sembuh juga klien
memeriksakan diri
ke Puskesmas
2. Pola BB = 52 kg, BB = 40 kg,
metabolisme- TB = 165 cm, TB = 150 cm,
nutrisi IMT = 19,11, IMT = 17,78,
mukosa bibir mukosa bibir
lembab, mual, lembab, muntah
muntah setiap satu kali sedikit,
kali makan dan sekarang masih
minum sehari mual tapi tidak
sudah 3 kali, mengganggu nafsu
minum air putih makan, makan dan
hanya sedikit. minum sudah 3 kali
sehari.
3. Pola tidak terpasang tidak terpasang
eliminasi kateter urine, kateter urine, BAK
BAK menggunakan
menggunakan pispot,
pispot, BAK = 5 kali,
BAK = 2 kali, awalnya berwarna
jumlah sekitar 2 kuning tetapi
gelas belimbing sekarang sudah
(± 400 cc), mulai jernih, tidak
warna urine nyeri ketika BAK.
seperti teh, bau BAB = belum
khas, tidak nyeri BAB, terakhir 2
ketika BAK. hari yang lalu.
BAB = belum
BAB, terakhir
BAB kemarin 1
kali.
4. Pola klien belum klien belum
aktivitas- diperbolehkan diperbolehkan
latihan berjalan ke berjalan ke kamar
kamar mandi mandi sehingga
sehingga BAK BAK dilakukan
dilakukan menggunakan
menggunakan pispot, di rumah
pispot, tidak hanya melakukan
7
pernah aktivitas sehari-hari
berolahraga sebagai ibu rumah
tangga
5. Pola susah tidur tidak mengalami
istirahat-tidur karena pusing, gangguan pola
biasanya di tidur, klien tidur
rumah tidur sehari ± 7 jam
selama ± 6 jam
7
stress – pikiran karena menceritakannya
koping tidak bisa kepada anak-
mencukupi anaknya
kebutuhan
ekonomi
keluarga.
Cara mengelola
stress yaitu
berkumpul
dengan istri dan
anak-anaknya
11. Pola Beragama Islam, Beragama Islam
keyakinan - berkeyakinan dan selalu
nilai bahwa melaksanakan
mendekatkan diri ibadah tepat waktu,
kepada Allah namun ketika sakit
SWT dapat klien agak kesulitan
mengurangi untuk
stress dan melaksanakan
masalah pada ibadah sholat.
kehidupannya.
1) Klien I
2) Klien II
8
menerus. Klien mengatakan nyeri kepalanya terkadang
merasa pusing biasanya tidur, kalau belum sembuh lalu beli obat
di warung.
Tabel 4.4
Hasil Pengkajian Fokus Nyeri Akut dengan Hipertensi pada Klien I
dan Klien II
NO. KLIEN I KLIEN II
1. Pengkajian persepsi P : hipertensi, P : hipertensi,
ketidaknyamanan Q : nggliyer, Q : berat seperti
nyeri R : kepala bagian ada beban,
belakang, R : kepala bagian
S : 6/sedang, belakang,
T : terus-menerus. S : 5/sedang,
T : terus-menerus.
Klien mengatakan Klien mengatakan
2. nyeri kepalanya nyeri kepalanya
mengganggu terkadang
aktivitas sehari- mengganggu
hari. aktivitas sehari-
hari.
Ketika di rumah, Ketika di rumah,
3. klien merasa jika klien merasa
pusing biasanya pusing biasanya
kerokan dan tidur, kalau belum
minum obat yang sembuh lalu beli
dibeli di warung. obat di warung.
e. Pemeriksaan Fisik
1) Klien I
8
saat pengkajian : tekanan darah : 150/100 mmHg, denyut nadi :
lesi. Mata, tidak ada kantung mata, tidak ikterik, pandangan agak
bantu nafas, tidak ada polip. Mulut, tidak ada sianosis, mukosa
urine.
2) Klien II
8
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data kesadaran
lesi. Mata, tidak ada kantung mata, tidak ikterik. Hidung, simetris,
tidak terpasang alat bantu nafas, tidak ada polip. Mulut, tidak ada
bising usus normal 8 kali/menit. Kulit, turgor kulit baik, tidak ada
8
Pemeriksaan ekstremitas yaitu atas : tangan kiri terpasang
Tabel 4.5
Hasil Pemeriksaan Fisik pada Klien I dan Klien II
NO. KLIEN I KLIEN II
1. Kesadaran Composmentis Composmentis
2. TTV masuk TD : 180/100 TD : 200/120
RS mmHg, mmHg,
N : 80 kali/menit, N : 86 kali/menit,
S : 36.2 0C, S : 37 0C,
RR : 20 kali/menit RR : 20 kali/menit
3. TTV saat TD : 150/100 TD : 150/90 mmHg,
pengkajian mmHg, N : 80 kali/menit,
N : 60 kali/menit, S : 36 0C,
S : 36.7 C,
0
RR : 20 kali/menit
RR : 20 kali/menit
4. Mata tidak ada kantung tidak ada kantung
mata, tidak ikterik, mata, tidak ikterik
pandangan agak
kabur pada kedua
mata
5. Telinga normal, simetris, normal, simetris,
tidak ada luka tidak ada luka,
pendengaran agak
menurun pada kedua
telinga
6. Leher tidak ada tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada luka tiroid, tidak ada luka
7. Jantung I : ictus cordis tidak I : ictus cordis tidak
tampak tampak
Pa : ictus cordis di Pa : ictus cordis di
intercosta 4 dan 5 intercosta 4 dan 5
Pe : pekak Pe : pekak
A : S1 dan S2 A : S1 dan S2
reguler reguler
8
f. Pemeriksaan Penunjang
1) Klien I
2) Klien II
8
Tabel 4.6
Hasil Pemeriksaan Penunjang pada Klien I dan Klien II
NO. Pemeriksaan Klien Klien II Satuan Nilai
I Rujukan
1. Leukosit 14.1 9.6 10^3/uL 4.00 – 11.00
2. Eosinofil 1 0 % 1-6
3. Netrofil 66 84 % 40-75
Segmen
4. Limfosit 27 12 % 20-45
5. P-LCR 23.8 30.3 % 9.3-27.9
6. GDS 168 98 mg/dL 70-140
g. Terapi Medis
1) Klien I
2) Klien II
2. Analisis Data
a. Klien I
8
1) Masalah keperawatan I
2) Masalah keperawatan II
biologis.
b. Klien II
berikut :
1) Masalah keperawatan I
8
Hasil pengkajian diperoleh data subjektif klien
2) Masalah keperawatan II
Tabel 4.7
Hasil Analisis Data pada Klien I dan Klien II
NO. Klien I Klien II Penyebab Masalah
1. DS : klien DS : klien berhubungan nyeri akut
mengataka mengatakan dengan
n pusing sejak peningkatan
kepalanya sehari yang tekanan
pusing dan lalu vaskuler
nggliyer Persepsi serebral
Persepsi ketidaknyaman
8
ketidaknya an nyeri :
manan P : hipertensi,
nyeri : Q : berat
P : seperti ada
hipertensi, beban,
Q : R : kepala
nggliyer, bagian
R : kepala belakang,
bagian S : 5/sedang,
belakang, T : terus-
S : menerus.
6/sedang,
T : terus- DO : klien
menerus. terlihat
menahan nyeri.
DO : klien TTV saat
terlihat pengkajian :
menahan TD : 150/90
nyeri. mmHg,
TTV saat N : 80
pengkajian kali/menit,
: S : 36 0C,
TD : RR : 20
150/100 kali/menit.
mmHg,
N : 60
kali/menit,
S : 36.7
0
C,
RR : 20
kali/menit.
2. DS : klien DS : klien berhubungan ketidaksei
mengataka mengatakan dengan faktor mbangan
n mual mual dan biologis nutrisi
dan muntah, sehari kurang
muntah, sudah muntah dari
sehari satu kali kebutuhan
muntah sedikit tubuh
bisa 3 kali
DO : klien
DO : klien terlihat lemas
terlihat
lemas
3. Diagnosis Keperawatan
8
a. Klien I
b. Klien II
Tabel 4.8
Diagnosis Keperawatan pada Klien I dan Klien II
NO. Klien I Klien II
1. Nyeri akut berhubungan Nyeri akut berhubungan
dengan peningkatan tekanan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral vaskuler serebral
2. Ketidakseimbangan nutrisi Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor berhubungan dengan faktor
biologis biologis
4. Intervensi Keperawatan
a. Klien I
9
mengenali kapan nyeri terjadi, klien mampu menggambarkan faktor
b. Klien II
9
dilakukan yaitu lakukan pengkajian nyeri komprehensif PQRST,
Tabel 4.9
Intervensi Keperawatan pada Klien I dan Klien II
Intervensi Keperawatan
Klien I Dx : Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan
Klien II tekanan vaskuler serebral
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x3 jam diharapkan nyeri akut dapat teratasi dengan
kriteria hasil :
klien mampu mengenali kapan nyeri terjadi,
klien mampu menggambarkan faktor penyebab,
klien mampu menggunakan tindakan pengurangan
nyeri kepala tanpa analgesik seperti kompres hangat
dan relaksasi distraksi,
klien melaporkan nyeri yang terkontrol, dan
tekanan darah dalam batas normal yaitu 120/70
mmHg.
Intervensi :
1. lakukan pengkajian nyeri komprehensif PQRST,
2. tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap
kualitas hidup klien,
3. gali bersama klien faktor-faktor yang dapat
menurunkan atau memperberat nyeri,
4. evaluasi bersama klien dan tim kesehatan lainnya
mengenai efektivitas tindakan pengontrolan nyeri
yang pernah digunakan sebelumnya,
5. ajarkan penggunaan teknik non farmakologis seperti
kompres hangat dan relaksasi distraksi, dan
6. monitor tanda-tanda vital klien.
5. Implementasi Keperawatan
9
a. Klien I
b. Klien II
9
Tabel 4.10
9
tidur tetapi tidak bisa tidur
Mengevaluasi bersama klien dan tim DS : DS :
kesehatan lainnya, mengenai - Klien mengatakan biasanya di - Klien mengatakan
efektivitas tindakan pengontrolan rumah kalau mengeluh pusing sebelumnya kalau pusing
nyeri yang pernah digunakan kemudian minum obat dan tidur, biasanya tidur, kalau belum
sebelumnya bangun tidur sudah lebih enakan. sembuh minum obat yang
- Perawat bangsal mengatakan dibeli di warung.
untuk mengontrol nyeri selama - Perawat bangsal mengatakan
ini yang digunakan dengan terapi untuk mengontrol nyeri, selama
farmakologis. ini yang digunakan dengan
terapi farmakologis.
DO : -
DO : -
Mengajarkan penggunaan teknik non DS : Klien mengatakan bersedia DS : Klien mengatakan bersedia
farmakologis seperti kompres hangat diajarkan teknik tersebut diajarkan teknik tersebut
dan relaksasi distraksi
DO : Klien terlihat dapat DO : Klien terlihat dapat
melakukannya dengan baik melakukannya
Memonitor tanda-tanda vital klien DS : - DS : -
DO : DO :
TD : 140/90 mmHg TD : 150/90 mmHg
N : 76 kali/menit N : 80 kali/menit
S : 360C S : 360C
RR : 22 kali/menit RR : 20 kali/menit
1. Hari ke-2 Melakukan pengkajian nyeri DS : Klien mengatakan masih merasa DS : Klien mengatakan pusing
komprehensif PQRST pusing P : hipertensi
P : hipertensi Q : berat seperti ada beban
9
Q : nggliyer R : kepala bagian belakang
R : kepala bagian belakang S:5
S:5 T : terus menerus
T : terus menerus
DO : Klien terlihat menahan nyeri
DO : Klien terlihat masih menahan
nyeri
Mengajarkan penggunaan teknik non DS : Klien mengatakan sudah bisa DS : Klien mengatakan sudah bisa
farmakologis seperti kompres hangat mempraktikkan sendiri cara melakukan kompres hangat dan
dan relaksasi distraksi melakukan kompres hangat dan relaksasi distraksi
relaksasi distraksi, serta melakukannya
ketika nyeri kepala dan rasa berat di DO : Klien terlihat bisa melakukan
tengkuk timbul kompres hangat dan relaksasi
distraksi dengan baik dan benar
DO : Klien terlihat dapat melakukan
kompres hangat dan relaksasi distraksi
dengan baik dan benar
Memonitor tanda-tanda vital klien DS : - DS : -
DO : DO :
TD : 130/80 mmHg TD : 160/100 mmHg
N : 92 kali/menit N : 82 kali/menit
S : 36.10C S : 360C
RR : 20 kali/menit RR : 21 kali/menit
1. Hari ke-3 Melakukan pengkajian nyeri DS : Klien mengatakan DS : Klien mengatakan pusing
komprehensif PQRST pusing P : hipertensi P : hipertensi
Q : nggliyer Q : berat seperti ada beban
R : kepala bagian belakang R : kepala bagian belakang
9
S:4 S:4
T : hilang timbul T : terus menerus
9
6. Evaluasi Keperawatan
a. Klien I
(T)
: hilang timbul.
b. Klien II
hipertensi, kualitas (Q) : berat seperti ada beban, lokasi (R) : kepala
98
dengan baik. Tanda-tanda vital klien : tekanan darah : 145/90
rate : 20 kali/menit.
Tabel 4.11
Hasil Evaluasi Keperawatan pada Klien I dan Klien II
NO. Klien I Klien II
1. S : Klien mengatakan pusing S : Klien mengatakan pusing
sudah mulai berkurang. sudah berkurang dibandingkan
Persepsi ketidaknyamanan dengan hari-hari sebelumnya.
nyeri : Persepsi ketidaknyamanan
P: nyeri :
hipertensi, Q P : hipertensi,
: nggliyer, Q : berat seperti ada beban,
R : kepala bagian belakang, R : kepala bagian
S : 3, belakang, S : 3,
T : hilang timbul T : hilang timbul
99
mengajarkan dan memberikan kesempatan kepada keluarga klien
B. Pembahasan
akut pada Tn. D dan Ny. Y dengan hipertensi di bangsal Gladiol dan
kesenjangan antara kasus yang dikelola di rumah sakit dengan konsep teori.
1. Pengkajian
bahwa gejala hipertensi yang dapat timbul antara lain : sakit kepala;
10
engah); gelisah; pandangan menjadi kabur, mata berkunang-kunang;
suatu plak dalam pembuluh darah, dapat menjadi suatu proses awal
10
Klien II (Ny. Y) mempunyai riwayat hipertensi sejak kurang
tanda dan gejala hipertensi sekarang ini seperti nyeri kepala yang
mmHg. Menurut JNC VII, tekanan darah dengan sistolik antara 140-
10
tekanan darah dan makin lama hipertensi tersebut berlangsung, maka
pada retina yang terjadi akibat tekanan darah yang tinggi adalah
iskemik optik neuropati atau kerusakan pada saraf mata akibat aliran
darah yang buruk, oklusi arteri dan vena retina akibat penyumbatan
oleh Moonika Todingan, Palandeng OI, dan Pelealu OCP tahun 2013
10
yang mengalami gangguan pendengaran adalah >9 tahun. Klien
yang lalu.
c. Pemeriksaan penunjang
2. Perumusan Masalah
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cidera akut, penyakit,
atau intervensi bedah yang memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas
10
yang bervariasi (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu
singkat. Nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari
nggliyer, lokasi kepala bagian belakang dengan skala 6 dan waktu terus
menerus, serta mual dan muntah, sehari muntah bisa 3 kali. Kemudian
ditambah dengan data objektif klien terlihat menahan nyeri dan lemas,
Klien II ditemukan data bahwa klien pusing sejak sehari yang lalu,
lokasi kepala bagian belakang dengan skala 5 dan waktu terus menerus,
serta mual dan muntah, sehari sudah muntah satu kali sedikit. Kemudian
ditambah dengan data objektif klien terlihat menahan nyeri dan lemas,
Data yang diperoleh pada klien 1 dan 2 sesuai dengan teori yang
10
3. Perencanaan
diambil oleh penulis yaitu nyeri akut. Klien 1 dan 2 diberikan rencana
terkontrol, dan tekanan darah dalam batas normal yaitu 120/70 mmHg.
nyeri terhadap kualitas hidup klien, gali bersama klien faktor-faktor yang
10
tidak diberikan kompres hangat di RSUD Tugurejo Semarang (Setyawan,
2010 : 632).
dan sinus karotis diterima dan diteruskan oleh saraf vagus ke medula
10
rangka mengeluarkan asetilkolin yang menyebabkan dilatasi pembuluh
18-22).
4. Pelaksanaan
nutrisi ke jaringan otak (Potter & Perry, 2010 : 632). Kompres hangat
tekanan darah menurun (Setyoadi dkk 2011 : 127). Kedua terapi non
telah diajarkan dan mengulanginya dengan baik dan benar. Kedua klien
10
tanpa didampingi oleh penulis. Namun terdapat perbedaan respon dari
kedua klien yaitu pada klien I terapi non farmakologis kompres hangat
dan relaksasi distraksi mampu mengurangi skala nyeri pada hari pertama,
5. Evaluasi
(Q), lokasi (R), skala (S), waktu (T) yang disampaikan secara verbal oleh
didapatkan data tekanan darah kedua klien pada hari ketiga adalah klien I
= 130/80 mmHg dan klien II = 145/90 mmHg. Oleh karena itu, tujuan
10
Selanjutnya persepsi ketidaknyamanan nyeri pada kedua klien
mengalami penurunan skala nyeri pada hari ketiga yaitu 3, serta waktu
dicapai.
masalah nyeri akut, dapat disimpulkan bahwa masalah nyeri akut belum
teratasi menurut NOC dengan kriteria hasil antara lain klien mampu
klien melaporkan nyeri yang terkontrol, dan tekanan darah dalam batas
Masalah nyeri akut pada klien I dan klien II belum teratasi ditandai
tekanan darah klien I sudah berada pada batas high normal yaitu 130/80
11
hipertensi derajat 1 atau ringan yaitu 145/90 mmHg. Meskipun masalah
C. Keterbatasan Penelitian
distraksi.
11
BAB V
A. Kesimpulan
D dan Ny. Y dengan nyeri akut pada hipertensi di ruang Gladiol dan
1. Pengkajian
berat seperti ada beban. Lokasi nyeri sama-sama berada kepala bagian
belakang. Skala nyeri kedua klien berada di intensitas sedang yaitu Tn. D
dan klien II 150/90 mmHg yang menurut JNC VII, tekanan darah tersebut
2. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan data subjektif dan objektif pada klien I dan klien II,
11
3. Intervensi Keperawatan
tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup klien, gali
klien.
4. Implementasi Keperawatan
mengurangi skala nyeri pada hari pertama, sedangkan pada klien II skala
5. Evaluasi Keperawatan
masalah nyeri akut, dapat disimpulkan bahwa masalah nyeri akut pada
hangat dan relaksasi distraksi pada klien. Hal ini dimaksudkan untuk
11
memandirikan keluarga untuk melakukan perawatan klien dengan
hipertensi di rumah.
B. Saran
terakhir tentunya menjadi suatu hambatan, dimana buku saat ini tahun
11
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, Reny Yuli. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskular Aplikasi NIC & NOC. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Berman, Audrey., Snyder, Shirlee., Kozier, Barbara., Erb, Glenora. (2009). Buku
Ajar Praktik Keperawatan Klinis Edisi 5. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Brunner & Suddarth. (2015). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 12. Terjemahan
oleh Devi Yulianti, Amelia Kimin. 2015. Jakarta : EGC.
Bulechek, G. M., Howard K. B., Joanne M. D., & Cherly M. W. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC) Edisi Keenam. (Intansari Nurjannah, &
Roxsana Devi Tumanggor, Trans) Singapore : Elsevier.
Christensen, Paula J. & Janet W.K. (2009). Proses Keperawatan : Aplikasi Model
Konseptual, Ed 4. Jakarta : EGC.
Hartanti, Rita Dwi., Wardana, Desnanda Pandu., Fajar, Rifqi Ari. (2016). Terapi
Relaksasi Napas Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pasien Hipertensi.
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK), 9 (1).
http://3.bp.blogspot.com/gObVM9dLfE8/Up7rjPfUztI/AAAAAAAAAec/RPkh7
CTSrM0/s1600/Skala+Intensitas+Nyeri+Numerik+0+%E2%80%93+10.jp
g. Diakses pada 12 Agustus 2017.
11
http://lh6.ggpht.com/Gundoel007/SQih8uQfhWI/AAAAAAAAATY/KJWRTbdj
wic/clip_image001%5B5%5D.gif?imgmax=800. Diakses pada 12 Agustus
2017.
Izzo, Joseph L,. Sica, Domenic,. & Black, Hendry R. (2008). Hypertension
Primer: The essentials of High Blood Pressure Basic Science, Population
Science, and Clinical Management, Edisi ke-4. Philadelphia : Lippincott
Williams & Wilkins.
Kowalak, J.P., Welsh, W., & Mayer, B. (2012). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta :
EGC.
Kurniadi, Helmanu & Nurrahmani, Ulfa. (2014). STOP! Gejala Penyakit Jantung
Koroner, Kolesterol Tinggi, Diabetes Melitus, Hipertensi. Yogyakarta :
Istana Media.
Muttaqin, Arif. (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Penerbit Salemba
Medika.
Ns. Kusyati, Eni, S.Kep, dkk. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium.
Jakarta : EGC.
11
Program Studi S1 Keperawatan STIKES Banyuwangi. (2009). Panduan
Keterampilan Prosedur Lab KDM 2. Jawa Timur : EGC.
Rohimah, Siti & Kurniasih, Eli. (2015). Pengaruh Kompres Hangat pada Pasien
Hipertensi Esensial di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota
Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada 13 (1) : 213-227.
RSUD Tidar Kota Magelang (2017). Rekapitulasi Data Klien Tahun 2016 dan
2017. Bagian Rekam Medis RSUD Tidar Kota Magelang.
Setyawan, Dodi & Kusuma, Muslim Argo Bayu. (2014). Pengaruh Pemberian
Kompres Hangat pada Leher terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Kepala
pada Pasien Hipertensi di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) : 1-11.
Sitepu, Djafar, dan Panda. (2016). Gambaran Jumlah Leukosit pada Pasien Infark
Miokard Akut di RSUP Prof. Dr. R. D. Kahdou Manado Periode Januari –
Desember 2015. Jurnal e-Clinic 4 (2).
Smeltzer, Suzanne C., & Bare, Brenda G. (2013). Buku Ajar Keperawatan
Medikal-Bedah Edisi 8. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
11
Udjianti, Wajan Juni. (2010). Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta : Salemba
Medika.
11
LAMPIRAN
11
STANDAR KOMPRES HANGAT
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Kompres hangat adalah metode pemeliharaan suhu tubuh
dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat
menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
TUJUAN 1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Mengurangi rasa sakit
3. Memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
4. Merangsang peristatik usus
KEBIJAKAN 1. Klien yang kedinginan (suhu tubuh yang rendah)
2. Klien dengan perut kembung
3. Klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang
persendian
4. Spasme otot
5. Adanya abses, hematoma
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Tensimeter, stetoskop, termometer
2. Baskom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-500C)
3. Pengalas
4. Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan
PROSEDUR A. TAHAP PRA ORIENTASI
PELAKSANAAN 1. Melihat data nyeri yang lalu.
2. Melihat intervensi keperawatan yang telah
diberikan oleh perawat.
3. Mengkaji program terapi yang diberikan oleh
dokter.
4. Melihat apakah ada luka, cedera, atau perdarahan
di daerah leher.
B. TAHAP ORIENTASI
1. Menyapa dan menyebut nama pasien.
2. Menanyakan cara yang biasa digunakan agar
rileks.
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur.
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien.
C. TAHAP INTERAKSI
1. Dekatkan alat-alat ke dekat pasien.
2. Menjaga privasi pasien.
3. Cuci tangan
4. Mengatur posisi pasien untuk duduk.
5. Cek tanda-tanda vital pasien.
6. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan di
kompres.
7. Peras kain/waslap yang digunakan untuk
12
mengkompres, jangan terlalu basah.
8. Letakkan kain/waslap di daerah leher.
9. Lama kompres sekitar 15-20 menit dan dapat
diperpanjang.
10. Sebaiknya diikuti dengan latihan pergerakan atau
pemijatan.
11. Jika sudah selesai, bereskan alat.
12. Cek tanda-tanda vital pasien.
D. TAHAP TERMINASI
1. Mengevaluasi hasil tindakan.
2. Menganjurkan pasien untuk mengulangi teknik
ini bila pasien merasakan nyeri.
3. Berpamitan pada pasien.
4. Cuci tangan
5. Mendokumentasikan tindakan dan respon pasien
dalam catatan perawatan.
DOKUMEN 1. Program Studi S1 Keperawatan STIKES Banyuwangi.
TERKAIT 2009. Panduan Keterampilan Prosedur Lab KDM 2.
Jawa Timur : EGC.
2. Ns. Kusyati, Eni, S.Kep, dkk. 2006. Keterampilan dan
Prosedur Laboratorium. Jakarta : EGC.
12
STANDAR MEMBIMBING RELAKSASI DISTRAKSI
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Memberikan rasa nyaman kepada pasien yang mengalami
nyeri dengan membimbing pasien untuk melakukan teknik
relaksasi distraksi.
TUJUAN 5. Mengurangi atau menghilangkan nyeri
6. Menurunkan ketegangan otot
7. Menimbulkan perasaan aman dan damai
KEBIJAKAN 6. Pasien dengan nyeri
7. Pasien ansietas
PETUGAS Perawat
PERALATAN -
PROSEDUR E. TAHAP PRA ORIENTASI
PELAKSANAAN 5. Melihat data nyeri yang lalu.
6. Melihat intervensi keperawatan yang telah
diberikan oleh perawat.
7. Mengkaji program terapi yang diberikan oleh
dokter.
F. TAHAP ORIENTASI
5. Menyapa dan menyebut nama pasien.
6. Menanyakan cara yang biasa digunakan agar
rileks dan tempat yang paling disukai.
7. Menjelaskan tujuan dan prosedur.
8. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien.
G. TAHAP INTERAKSI
13. Mengatur posisi yang nyaman menurut pasien
sesuai kondisi pasien (duduk/berbaring).
14. Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman.
15. Meminta pasien memejamkan mata.
16. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran
pasien pada kedua kakinya untuk dirilekskan,
kendorkan seluruh otot-otot kakinya, perintahkan
pasien untuk merasakan relaksasi kedua kaki
pasien.
17. Meminta pasien untuk memindahkan pikirannya
pada kedua tangan pasien, kendorkan otot-otot
kedua tangannya, meminta pasien untuk
merasakan relaksasi keduanya.
18. Memindahkan fokus pikiran pasien pada bagian
tubuhnya, memerintahkan pasien untuk
merilekskan otot-otot tubuh pasien mulai dari
otot
pinggang sampai ke otot bahu, meminta pasien
untuk merasakan relaksasi otot-otot tubuh pasien.
12
19. Meminta pasien untuk senyum agar otot-otot
muka menjadi rileks.
20. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran
pada masuknya udara lewat jalan nafas.
21. Membawa alam pikiran pasien menuju ke tempat
yang menyenangkan pasien.
H. TAHAP TERMINASI
6. Mengevaluasi hasil relaksasi (skala nyeri,
ekspresi)
7. Menganjurkan pasien untuk mengulangi teknik
relaksasi ini bila pasien merasakan nyeri.
8. Berpamitan pada pasien.
9. Mendokumentasikan tindakan dan respon pasien
dalam catatan perawatan.
DOKUMEN 1. Depkes RI, Instrumen Evaluasi Penerapan Standar
TERKAIT Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit.
2. Patricis AP, Anne GP, 1996, Fundamental of Nursing,
Toronto, Mosby Company.
12
12
12
Lembar Informasi dan Kesediaan
Saya, Nur Mei Rosalina dari Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi DIII
Studi Nyeri Akut di RSUD Tidar Kota Magelang” yang akan dilaksanakan oleh
1. Tujuan penelitian
hipertensi dengan fokus studi nyeri akut di RSUD Tidar Kota Magelang.
2. Keikutsertaan sukarela
Partisipasi Anda dalam penelitian ini adalah sukarela tanpa paksaan. Anda
berhak untuk menolak keikutsertaan dan berhak pula untuk mengundurkan diri
berpartisipasi. Tidak akan ada kerugian atau sanksi apa pun (termasuk
yang akan Anda alami akibat penolakan atau pengunduran diri Anda. Jika
12
Anda memutuskan untuk tidak berpartisipasi atau mengundurkan diri dari
4. Manfaat penelitian
Menjadi partisipan dalam penelitian ini mungkin sedikit menyita waktu Anda.
6. Kerahasiaan
atau mempublikasikan informasi tentang data diri Anda tanpa ijin langsung
dari Anda sebagai partisipan. Nama Anda akan dituliskan dengan inisial dan
7. Klarifikasi
12
Jika Anda memiliki pertanyaan apapun terkait prosedur penelitian, atau
8. Kesediaan
satu salinan dari lembar informasi dan kesediaan ini. Tandatangan Anda pada
penelitian.
12
Tanggal: ……………………………..
…………………………………….......
Nama : ……………………………………………………….
Usia : ……………………………………………………….
Alamat:
………………………………………………………………………………………
Alamat orangtua/wali :
………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………..
………………………………………
12
PENGUKURAN INTENSITAS NYERI PADA KLIEN HIPERTENSI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1 –2 : Nyeri ringan
3 –5 : Nyeri sedang
6 –7 : Nyeri berat
Nama :
Umur :
Opname hari ke :
13
3. Histori/Riwayat:
a. sebutkan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan nyeri?
b. apakah sudah mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri?
Sudah Belum
c. Apakah nyeri ini mengganggu aktivitis sehari-hari?
Ya Tidak
13
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
2. NIM : P1337420515069
6. Alamat Rumah
b. Kelurahan : Bulurejo
c. Kecamatan : Mertoyudan
d. Kab/Kota : Magelang
7. Telepon
a. HP 085729801697
b. E-mail : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
13
RIWAYAT PRESTASI
2. Juara 1 Lomba Seni Tari SMP Tingkat Kota Magelang Tahun 2011.
SMP dan SMA se-Kota Magelang pada Kegiatan Prosesi Budaya dan Grebeg
Gethuk dalam Rangka Peringatan Hari Jadi ke-1108 Magelang Tahun 2014.
13
13
13
13
13
13
13
14