Nikmatul Hidayah Kti WTMK
Nikmatul Hidayah Kti WTMK
Nikmatul Hidayah Kti WTMK
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Oleh:
Nikmatul Hidayah
NIM. P1337420516072
APRIL 2019
LAPORAN KASUS
KTI
Oleh:
Nikmatul Hidayah
NIM. P1337420516072
APRIL 2019
ii
PERNYATAAN KEASLIAAN PENULISAN
NIM : P1337420516072
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini adalah
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil
pengelolaan kasus ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi
Nikmatul Hidayah
NIM. P1337420516072
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Kasus Karya Tulis Ilmiah tentang Asuhan Keperawatan Post Apendiktomi dengan
Penulis menyadari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Berkat bimbingan dan petunjuk serta dorongan dari
berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai tepat waktunya. Pada
Semarang.
3. Hermani Triredjeki, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Ketua Progam Studi DIII
5. Dwi Ari Murti Widigdo, M.N, selaku dosen pembimbing 2 penyusunan Karya
Tulis Ilmiah.
vi
8. Seluruh staf perpustkaan Poltekkes Kemenkes Semarang Progam Studi DIII
Keperawatan Magelang.
9. Keluarga yang senantiasa memberikan dukungan, doa, serta cinta kasih yang
tak tergantikan.
10. Rekan-rekan seperjuangan khususnya Fita, Ratih, Rahayu, Utruja, dan Arum
kasus ini.
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis
berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................i
HALAMAN JUDUL...........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................v
KATA PENGANTAR........................................................................................vi
DAFTAR ISI....................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................4
D. Manfaat Penelitian...................................................................................4
1. Definisi..............................................................................................6
2. Klasifikasi..........................................................................................6
3. Patofisiologi.......................................................................................7
4. Pathway............................................................................................11
viii
B. Konsep Nyeri Post Apendiktomi...........................................................12
1. Definisi.............................................................................................12
C. Asuhan Keperawatan.............................................................................17
1. Pengkajian........................................................................................17
2. Diagnosa Keperawatan....................................................................21
3. Intervensi Keperawatan...................................................................23
4. Implementasi Keperawatan..............................................................23
5. Evaluasi............................................................................................30
A. Rencana Penelitian.................................................................................31
B. Subyek Penelitian...................................................................................31
C. Fokus Studi............................................................................................32
E. Instrumen Penelitian..............................................................................32
I. Etika Penelitian......................................................................................34
A. Hasil Penelitian......................................................................................36
ix
B. Pembahasan............................................................................................53
A. Simpulan................................................................................................65
B. Saran......................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
`Apendiks disebut juga umbai cacing. Istilah usus buntu yang selama ini
dikenal dan digunakan masyarakat kurang tepat, karena yang merupakan usus
buntu sebenarnya adalah sekum (Wijaya & Putri, 2017). Pada klien apendisitis
tindakan yang paling tepat dan merupakan satu-satunya pilihan yang baik
Umum Daerah Tidar Kota Magelang, kasus apendisitis pada tahun 2017
sebanyak 256 kasus yang terdiri dari apendisitis akut sebanyak 156 kasus,
sebanyak 197 dan laparotomi sebanyak 49. Sedangkan, pada Januari hingga
September 2018 ada 228 kasus apendisitis terdiri dari apendisitis akut
1
2
Intensitas lama perawatan di rumah sakit antara 2-10 hari (RSUD Tidar, Data
Primer, 2018).
nyeri (Potter & Perry 2010). Menurut hasil penelitian Lasander, Humende, &
orang (56,7%) dan skala nyeri berat (7-10) sebanyak 13 orang (43,3%).
Berdasarkan hasil penelitian Diantara, Wiguna, & Niryana (2018) nyeri yang
peningkatan aktivitas saraf simpatis (Kozier & Erb, 2009). Dampak lain dari
nyeri berupa respon emosi seperti cemas, takut, depresi, dan tidak mempunyai
harapan. Hal tersebut terjadi karena klien yang mengalami nyeri yang
metode laparatomi dengan skala nyeri sedang (4-6) sebanyak 8 orang (50%)
dan klien dengan skala nyeri berat terkontrol (7-9) sebanyak 8 orang (50%).
bahwa terjadi penurunan skala nyeri yaitu skala nyeri ringan (1-3) sebanyak 9
orang (56,2%) dan skala nyeri sedang (4-6) sebanyak 7 orang (43,8%).
Namun, kenyataan yang terjadi di rumah sakit pada klien post apendiktomi
masih takut untuk bergerak atau mobilisasi dini karena dianggap dapat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai penulis pada klien post
akut.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
2. Bagi Institusi
Menambah sarana bacaan dan informasi bagi peserta didik untuk lebih
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Apendiks disebut juga umbai cacing. Istilah usus buntu yang selama ini
paling sering terjadi antara usia 10 dan 30 tahun (Smeltzer & Bare, 2013).
tanpa penyebab yang jelas, setelah obstruksi apendiks oleh feses atau
2. Klasifikasi
6
7
a. Apendisitis Akut
saluran yang tidak berujung yang terhubung ke sekum (Aya, Yngve, &
Charls, 2018).
b. Apendisitis Abses
c. Apendisitis Perforasi
mana apendiks telah pecah sehingga isi apendiks keluar menuju rongga
d. Apendisitis Kronis
lebih dari dua minggu, terbukti terjadi radang kronik apendiks baik
3. Patofisiologi
terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus
2017).
8
nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progesif dalam beberapa
umbilikus dan spina anterior ilium), terasa nyeri tekan lokal dan kekakuan
pada bagian bawah otot rektus kanan. Nyeri pantul dapat dijumpai lokasi
apendiks menentukan kekuatan nyeri tekan, spasme otot, dan adanya diare
terdistensi akibat ileus paralitik, dan kondisi memburuk (Smeltzer & Bare,
2013).
S. C., 2013; Wijaya & Putri, 2017; Yasmara, Arafat, & Nursiswati, 2017).
beberapa kasus dapat dilakukan dengan anestesi spinal (Torpy, Burke, &
tusukan kecil seperti laparoskop (teleskop tipis yang melekat pada kamera
jaringan yang menyebabkan rasa nyeri sehingga klien takut untuk bergerak
dalam posisi fowler karena dapat mengurangi tegangan pada insisi dan
dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selama 2x30 menit. Hari
kedua penderita dapat dianjurkan untuk duduk di luar kamar. Hari ke tujuh
2018).
11
4. Pathways
Apendiks
Apendisitis
Apendiktomi
Trauma Jaringan
MK: Nyeri
Takut Bergerak
MK: Hambatan
MK: Ansietas
Mobilitas Fisik
1. Definisi
tidak bisa disamakan satu sama lain (Asmadi, 2008). Nyeri merupakan
dan inflamasi (Prasetyo, 2010). Nyeri akut yang dirasakan pasca operasi
gangguan tidur, cemas, tidak nafsu makan, dan ekspresi tegang (Potter &
Perry , 2010).
adalah kerusakan jaringan pada apendiks karena adanya luka insisi akibat
(Manurung, 2018).
a. Persepsi Nyeri
b. Usia
reda sebelum nyeri tersebut menjadi lebih parah (Smeltzer & Bare,
2013).
d. Teknik Koping
rumah sakit adalah hal yang sangat tak tertahankan. Secara terus-
e. Ansietas (kecemasan)
2010).
f. Arti Nyeri
g. Jenis Kelamin
2015).
h. Kelemahan (fatigue)
Perry, 2010).
2010).
dosis, jenis kelamin, dan perbedaan etnis. Lebih baik daripada VAS
tingkat nyeri dengan lebih teliti dan dianggap terdapat jarak yang
Keterangan :
yang sangat sedih, dan wajah yang sangat ketakutan (nyeri sangat).
Digunakan pada klien dewasa dan anak >3 tahun yang tidak dapat
1. Pengkajian
bawah dengan skala nyeri lebih dari lima (0-10). Nyeri yang
istirahat.
pembedahan sebelumnya.
e. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
periode akut rasa nyeri. Tanda vital umumnya stabil kecuali akan
19
apendiks.
2) Sistem Pernafasan
3) Sistem Kardiovaskuler
4) Sistem Pencernaan
mendeteksi suara usus kembali normal, 5-30 bunyi keras per menit
20
5) Sistem Perkemihan
output urin, hal ini akan terjadi karena adanya pembatasan intake
6) Sistem Muskuluskeletal
7) Sistem Intergumen
8) Sistem Persarafasan
9) Kenyamanan
2. Diagnosa keperawatan
a. Definisi :
Kamitsuru, 2018).
2013).
b. Batasan Karakteristik
3) Diaforesis
4) Perilaku distraksi
22
6) Perilaku ekspresif
9) Putus asa
instrumen nyeri
sampai kaku)
2) Gangguan tidur (mata terlihat kuyu, gerakan tidak teratur atau tidak
4) Pucat
5) Menarik diri
23
(2013)
yang membantu klien dalam mencapai hasil yang diharapkan kriteria hasil
4. Implementasi Keperawatan
2008).
pada fase apa saja ketika sehat atau sakit (Potter & Perry, 2010).
menyenangkan)
f. Gunakan suara yang lembut dengan irama yang lambat untuk setiap
kata.
Efek samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah
penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis besar (Ikawati, 2010).
afferen, sehingga impuls nyeri akan terhenti pada spinal cord dan tidak
Iswatiningsih (2015) :
Tambayong (2014) yaitu benar klien, benar obat, benar dosis, benar
a. Benar Klien
b. Benar Obat
c. Benar Dosis
(Tambayong, 2014).
d. Benar Waktu
2018).
(2013) :
5. Evaluasi Keperawatan
nyeri akut menurut Doenges , Moorhouse, & Murr (2014) adalah sebagai
berikut :
METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian
penting dalam kasus yang dipilih yaitu asuhan keperawatan pada klien post
B. Subyek Penelitian
percaya).
laparatomi.
31
32
C. Fokus Studi
nyeri.
nyeri skala sedang (4-6) sampai nyeri berat (7-10) di RSUD Tidar Kota
nafas dalam dan masase untuk mengurangi nyeri yang dirasakan, kolaborasi
E. Instrumen Penelitian
mengumpulkan data pada studi kasus ini adalah format pengkajian asuhan
1. Wawancara
pada klien atau keluarga klien seputar keluhan dan penyakitnya dengan
2. Observasi langsung
yang diberikan pada klien post apendiktomi dengan fokus studi nyeri di
3. Pemeriksaan fisik
teknik inspeksi yaitu melihat keadaan luka insisi klien kondisinya bersih
atau kotor dan teknik palpasi yaitu apakah terdapat nyeri pada klien post
apendiktomi.
4. Studi dokumentasi
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Analisa data dimulai
apendiktomi dengan fokus studi nyeri ini dilakukan secara deskriptif yang di
sajikan secara narasi. Teknik analisis yang digunakan membuat narasi yang
diperoleh dari proses asuhan keperawatan yang telah dilakukan dimulai dari
I. Etika Penelitian
studi kasus ini mencakup beberapa hal mengenai etika yang ditekankan, yaitu
sebagai berikut:
2. Meminta ijin secara tertulis kepada Direktur RSUD Tidar Kota Magelang
Dalam studi kasus ini penulis menggunakan nama inisial klien untuk
5. Confidentiality (kerahasiaan)
Data klien digunakan hanya sebagai studi kasus dalam pengelolaan klien
serta hanya data-data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil studi
kasus.
Subjek mempuunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
A. HASIL PENELITIAN
Magelang pada tanggal 02-14 Januari 2019. Studi kasus ini melibatkan 2
klien sebagai subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan yaitu Klien I (Sdr. M) dan klien II (Nn. N). Pengelolaan pada
1. Pengkajian
Klien I Klien II
1. Nama : Sdr. M 1. Nama : Nn. N
2. Jenis kelamin : Laki-laki 2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Diagnosa medis : Post 3. Diagnosa medis : Post
operasi apendiktomi operasi apendiktomi
b. Status Kesehatan
Tabel 4.2
Status kesehatan klien I dan klien II
36
37
c. Pengkajian Fokus
Tabel 4.3
Pengkajian fokus klien I dan klien II
Klien I Klien II
P : post operasi apendiktomi P : post operasi apendiktomi
Q : terasa panas seperti ditusuk- Q : terasa panas seperti ditusuk-
tusuk tusuk
R : perut kanan bawah R : perut kanan bawah
S : skala 6 (sedang) S : skala 7 (berat)
T : hilang timbul T : terus menerus
Nyeri yang dirasakan Nyeri yang dirasakan
bertambah saat bergerak bertambah saat bergerak dan
dan berkurang saat istirahat berkurang saat istirahat atau
atau relaksasi. relaksasi.
Ekspresi klien tampak Ekspresi klien tampak
meringis dan meringis dan menahan nyeri.
menahan nyeri. Sebelum sakit klien dapat
Sebelum sakit klien dapat melakukan aktivitas secara
melakukan aktivitas secara mandiri, selama sakit
mandiri, selama sakit aktivitas klien harus dibantu
aktivitas klien harus dibantu oleh orang lain.
oleh orang lain. Klien mengatakan masih
takut untuk bergerak karena
dianggap dapat
meningkatkan nyeri.
d. Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.4
Hasil pemeriksaan fisik pada klien I dan klien II
bawah ± 10 cm.
40
Tabel 4.5
Pemeriksaan penunjang & terapi obat klien I dan klien II
Klien I Klien II
1) Klien I
2) Klien II
2. Analisa Data
Tabel 4.6
Hasil analisa data klien I dan klien II
Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa data subjektif dan data
3. Diagnosa Keperawatan
4. Intervensi Keperawatan
Tabel 4.7
Intervensi keperawatan pada klien I dan klien II
Intervensi Keperawatan
Klien I Dx : nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik,
Klien II tujuan intervensi yang dilakukan adalah setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan masalah klien teratasi dengan kriteria hasil :
a. Klien mengatakan nyeri terkontrol atau berkurang
menjadi skala 2.
b. Klien menunjukkan ekspresi rileks dan tidak
menahan nyeri.
c. Klien mampu menggunakan teknik pengurang nyeri
secara nonfarmakologi.
Intervensi:
1. Kaji nyeri secara komprehensif (faktor pencentus,
kualitas, lokasi, durasi, frekuensi, intensitas atau
beratnya nyeri).
2. Observasi petunjuk non verbal dan monitor tanda-
tanda vital.
3. Dukung istirahat tidur yang adekuat dan berikan
posisi yang nyaman.
4. Ajarkan teknik nonfarmakologi (relaksasi, distrkasi,
napas dalam, dan mendengarkan musik).
5. Kolaborasi dengan dokter jika tidak berhasil dalam
pemberian dalam pemberian teknik nonfarmakologi
yaitu dengan pemberian analgesik.
44
kedua klien sama agar mudah untuk melihat respon kedua klien
apabila berbeda.
5. Implementasi Keperawatan
Tabel 4.8
Hasil implementasi keperawatan klien I dan klien II tanggal 12
Februari 2019 (hari pertama)
2. Mengobservasi DS : - DS : -
petunjuk DO : ekspresi klien DO : ekspresi klien
nonverbal dan tampak meringis tampak nyeri
memonitor menahan nyeri. kesakitan.
tanda-tanda TD : 100/70 mmHg TD : 100/70 mmHg
vital. N : 84x/menit N : 82x/menit
RR : 20x/menit RR : 20x
S : 36℃ S : 36,2℃
45
Pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pada hari pertama kedua klien
masih terlihat menahan nyeri dengan skala nyeri kategori berat. Kedua
nyerinya dengan cara napas dalam serta kedua klien mampu untuk
mempraktikannya.
46
Tabel 4.9
Hasil implementasi keperawatan klien I dan klien II tanggal 13 Februari
2019 (hari kedua)
2. Mengobservasi DS : - DS : -
petunjuk DO : ekspresi klien DO : ekspresi klien
nonverbal dan tampak meringis tampak meringis saat
memonitor saat nyeri. nyeri.
tanda-tanda TD : 110/60 mmHg TD : 100/80 mmHg
vital. N : 85x/menit N : 82x/menit
RR : 20x/menit RR : 20x/menit
S : 36,5℃ S : 36,3℃
DO : klien berkurang.
melakukan teknik DO : klien tampak
napas dalam susah untuk
dengan benar. berkonsentrasi karena
nyeri yang dirasakan
Tabel 4.10
Hasil implementasi keperawatan klien I dan klien II tanggal 14 Februari
2019 (hari ketiga)
2. Mengobservasi DS : - DS : -
petunjuk DO : ekspresi DO : ekspresi klien
nonverbal dan wajah klien tampak tampak meringis saat
memonitor lebih rileks. nyeri.
tanda-tanda TD : 110/70 mmHg TD : 100/80 mmHg
vital. N : 83x/menit N : 80x/menit
RR : 20x/menit RR : 20x/menit
S : 36,3℃ S : 36℃
6. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.11
Hasil evaluasi formatif pada klien I dan klien II
Hari ke 1 Hari ke 1
Selasa, 12 Februari 2019 pukul Selasa, 12 Februari 2019 pukul
14.30 14.30
Klien I Klien II
S: S:
Klien mengeluh nyeri pada luka klien mengeluh nyeri pada luka
post operasi apendiktomi bagian post operasi apendiktomi bagian
perut kanan bawah, nyeri kanan bawah, nyeri bertambah
bertambah saat bergerak dan saat bergerak dan berkurang saat
berkurang saat istirahat atau istirahat atau relaksasi.
relaksasi. P : luka post operasi apendiktomi
P : luka post operasi apendiktomi Q : terasa tertusuk-tusuk dan
Q : terasa tertusuk-tusuk dan panas
panas R : perut kanan bawah
R : perut kanan bawah S : skala 7
S : skala 6 T : terus menerus
T : hilang timbul
O: O:
Terdapat luka post operasi Terdapat luka post operasi
pada perut kanan bawah ± 10 pada perut kanan bawah ± 10
cm. cm.
Ekspresi klien tampak Ekspresi klien tampak
meringis menahan meringis menahan nyeri.
nyeri. Klien mampu mempraktikan
Klien mampu mempraktikan teknik napas dalam secara
teknik napas dalam secara
mandiri. mandiri.
Nyeri berkurang Nyeri berkurang setelah
setelah diberikan diberikan injeksi obat
injeksi obat
ketorolac 30 mg melalui ketorolac 30 mg melalui
intravena. intravena.
TD : 100/70 mmHg TD : 100/70 mmHg
N : 84 x/menit N : 82 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
S : 36℃ S : 36,2℃
A : masalah nyeri akut belum A : masalah nyeri akut belum
teratasi teratasi
P : lanjutkan intervensi P : lanjutkan intervensi
50
Hari ke II Hari ke II
Rabu, 13 Februari 2019 pukul Rabu, 13 Februari 2019 pukul
14.30 14.30
Klien I Klien II
S: S:
Klien mengatakan nyeri sudah Klien mengatakan nyeri pada
berkurang, nyeri yang dirasakan luka post operasi berkurang, nyeri
bertambah saat bergerak dan yang dirasakan bertambah saat
berkurang saat istirahat. bergerak dan berkurang saat
P : luka post operasi apendiktomi istirahat.
Q : seperti ditusuk-tusuk dan P : luka post operasi apendiktomi
panas Q : seperti ditusuk-tusuk dan
R : perut kanan bawah panas
S : skala 4 R : perut kanan bawah
T : hilang timbul S : skala 5
O: T : hiang timbul
Terdapat luka post operasi O:
pada perut kanan bawah ± 10 Terdapat luka post operasi
cm terpasang verban dan pada perut kanan bawah ± 10
tidak ada rembesan. cm terpasang verban dan tidak
Ekspresi klien tampak ada rembesan.
meringis menahan Ekspresi klien tampak
nyeri. meringis menahan nyeri.
Klien mampu Klien mampu mempraktikan
mempraktikan teknik napas teknik napas dalam secara
dalam secara mandiri. mandiri.
Nyeri berkurang setelah Nyeri berkurang setelah
diberikan injeksi obat diberikan injeksi obat
ketorolac 30 mg ketorolac 30 mg melalui
melalui intravena.
51
Tabel 4.12
Hasil evaluasi sumatif pada klien I dan klien II
Klien I Klien II
S : Klien mengatakan sudah tidak S : Klien mengatakan masih nyeri
merasakan nyeri. jika ada pergerakan yang
O : Ekspresi wajah menahan lebih.
nyeri tidak ada, peningkatan O : Ekspresi wajah menahan nyeri
tekanan darah, dan frekuensi tidak ada, peningkatan
napas tidak ada. tekanan darah, dan frekuensi
TD : 110/70 mmHg napas tidak ada.
N : 83 x/menit TD : 100/80 mmHg
RR : 20 x/menit N : 80 x/menit
S : 36,3℃ RR : 20 x/menit
S : 36℃
A : masalah keperawatan nyeri A : masalah keperawatan nyeri
akut teratasi akut teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi hingga P : lanjutkan intervensi hingga
klien sembuh klien sembuh
53
B. PEMBAHASAN
Pada sub bab ini penulis akan membahas tentang hasil laporan kasus
1. Pengkajian
keluhan dan gejala, salah satunya keluhan yang sering ditemukan adalah
nyeri (Sjamsuhidajat, 2010). Hal ini sesuai dengan teori bahwa akibat dari
rasa nyeri (Mansjoer, 2010). Nyeri akut berdurasi singkat (kurang dari 6
skala nyeri pada klien II (skala 7) lebih berat dibandingkan pada klien I
(skala 6) Nyeri yang dirasakan pada klien I hilang timbul, sedangkan pada
yang menunjukkan bahwa wanita lebih nyeri dari laki-laki ini dapat
lebih rendah dibandingkan wanita atau kurang merasakan nyeri dan wanita
kembalinya aktivitas klien dan menjadi salah satu alasan klien untuk tidak
akan mencegah kekauan otot dan sendi, sehingga dapat mengurangi nyeri
pertama klien harus tirah baring dahulu, namun klien dapat melakukan
menekuk dan menggeser kaki. Setelah 6-10 jam, klien diharuskan untuk
pada perut sebelah kanan bawah dengan balutan kurang lebih 10 cm pada
klien I dengan insisi Rocky Davis dan pada klien II dengan midline insisi,
balutan dalam keadaan bersih dan tidak merembes, saat diauskultasi bising
usus klien I 8 kali per menit dan klien II 10 kali per menit, palpasi terdapat
kronis.
56
2. Diagnosa Keperawatan
nyeri akut. Nyeri akut berdurasi singkat (kurang dari 6 bulan), memiliki
sebagai nyeri (Zakiyah, 2015). Nyeri akut yang dirasakan pasca operasi
gangguan tidur, cemas, tidak nafsu makan, dan ekspresi tegang (Potter &
Perry , 2010). Oleh karena itu nyeri harus segera ditangani atau
yang dirasakan yaitu nyeri. Pada klien I skala nyeri 6 (sedang) hilang
terus-menerus.
3. Intervensi Keperawatan
meliputi tekanan darah sistolik 90-120 mmHg, tekanan darah diastol 60-80
mmHg, nadi 60-100 x/menit, suhu 36,5℃ − 37,5℃ , dan menyatakan rasa
setiap hasil pengkajian terjadi penurunan skala nyeri dan tanda gejala nyeti
perlahan-lahan berkurang.
dan berikan posisi yang nyaman. Istirahat yang cukup dapat mengurangi
intensitas nyeri yang dirasakan klien. Posisi yang tepat dapat mengurangi
Ralph, 2015).
4. Implementasi Keperawatan
pada setiap hasil pengkajian didapatkan data bahwa setiap harinya terjadi
yaitu pada klien I mengalami nyeri skala 6 hilang timbul, sedangkan klien
dirasakan kedua klien dipengaruhi oleh jenis kelamin dan mobilisasi dini
kelamin yang menunjukkan bahwa wanita lebih nyeri dari laki-laki ini
yang lebih rendah dibandingkan wanita atau kurang merasakan nyeri dan
bedah yang berdasarkan waktu, alat, jenis anestesi, teknik operasi, luasnya
insisi/sayatan, dan resiko yang dialami, hal ini meliputi operasi kecil,
terjadi. Lokasi dan ukuran insisi adalah salah satu faktor yang juga
yang adekuat dan berikan posisi yang nyaman. Menurut Muttaqin (2008)
kenyamanan. Pada klien I dan klien II posisi yang nyaman adalah dengan
juga mendapat waktu istirahat tidur yang cukup sehingga tidak menambah
cukup daripada di akhir hari yang panjang (Potter & Perry, 2010). Rasa
3 hari berturut-turut pada klien I saat diajarkan teknik ini yaitu kooperatif,
ketegangan otot (Prasetyo, 2010). Menurut Smeltzer & Bare (2013) teknik
kedua klien mendapatkan dosis obat yang sama yaitu 30 mg per 8 jam
5. Evaluasi Keperawatan
kondisi klien.
2019 klien mengatakan nyeri akibat post operasi apendiktomi pada perut
nyeri hanya terasa aat bergerak dan nyeri akan berkurang saat istirahat atau
intervensi.
berkurang, nyeri bertambah saat bergerak dan berkurang saat istirahat atau
nyeri di bagian perut kanan bawah dengan skala nyeri 3, nyeri yang
dirasakan hilang timbul dengan durasi yang tidak menentu. Ekspresi wajah
64
intervensi.
BAB V
A. SIMPULAN
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
selama 3x24 jam nyeri berkurang atau bahkan hilang dengan kriteria
tekanan darah sistolik 90-120 mmHg, tekanan darah diastol 60-80 mmHg,
65
66
4. Implementasi Keperawatan
memberikan posisi yang nyaman dan istirahat yang adekuat, dan tindakan
5. Evaluasi Keperawatan
sedangkan klien II masalah nyeri akut teratasi sebagian dengan hasil skala
nyeri menjadi 3.
baik dari klien terhadap tindakan yang diberikan. Namun, hasil penelitian
ini mungkin akan berbeda apabila terdapat perbedaan usia, jenis kelamin,
dan persepsi terhadap nyeri dari kedua klien. Klien yang kurang
kooperatif ketika diajarkan teknik napas dalam yang benar juga akan
B. SARAN
berikut :
1. Praktisi Keperawatan
lain yang menyebabkan timbulnya nyeri pada klien dengan diagnosa post
diatasi.
DAFTAR PUSTAKA
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :
2. Tanda-tanda vital
TD : mm/Hg
Nadi : x/menit
Suhu : ℃
RR : x/menit
BB : kg
TB : cm
3. Abdomen
I:
A:
P:
P:
D. Data Penunjang
E. Terapi Obat
F. Analisis Data
No. Hari/Tanggal Data Etiologi Masalah
KLIEN 1
DS :
DO :
DS :
DO :
DS :
DO :
KLIEN 2
DS :
DO :
DS :
DO:
DS :
DO :
G. Diagnosa Keperawatan
Tanggal Tanggal
No. Data Diagnosa Paraf
Ditemukan Teratasi
KLIEN 1
DS :
DO :
DS :
DO :
DS :
DO :
KLIEN 2
DS :
DO :
DS :
DO :
DS :
DO :
H. Intervensi Keperawatan
Tanggal/ No.
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Paraf
Jam Dx
KLIEN 1
KLIEN 2
I. Implementasi
Tanggal/ No.
Hari Implementasi Respon Paraf
Jam Dx
KLIEN 1
Hari
1
Hari
2
Hari
3
KLIEN 2
Hari
1
Hari
2
Hari
3
J. Evaluasi
No.
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Dx
KLIEN 1
KLIEN 2
Lampiran 4
Nama :
Umur :
Post Op hari ke :
Tindakan Operasi :
1. Pengkajian nyeri (PQRST)
P (Penyebab) :
Q (Kualitas) : (meringis/menyebar/menusuk/menekan/panas)
R (Tempat) :
S (Skala) : (Lingkarilah nomor/skala yang sesuai dengan nyeri
yang dirasakan)
T (Waktu) : (terus menerus/kadang-kadang)
2. Kondisi bagaimana nyeri timbul
Bila bergerak Hilang timbul Tiba-tiba
3. Histori/Riwayat:
a. sebutkan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan nyeri?
B. TAHAP ORIENTASI
1. Menyapa dan menyebut nama pasien.
2. Menanyakan cara yang biasa digunakan agar rileks
dan tempat yang paling disukai.
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur.
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien.
PROSEDUR
C. TAHAP INTERAKSI
PELAKSANAAN
1. Mengatur posisi yang nyaman menurut
pasien sesuai kondisi pasien
(duduk/berbaring).
2. Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman.
3. Meminta pasien memejamkan mata.
4. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran pasien
pada kedua kakinya untuk dirilekskan, kendorkan
seluruh otot-otot kakinya, perintahkan pasien untuk
merasakan relaksasi kedua kaki pasien.
5. Meminta pasien untuk memindahkan pikirannya
pada kedua tangan pasien, kendorkan otot-otot
kedua tangannya, meminta pasien untuk merasakan
relaksasi keduanya.
6. Memindahkan fokus pikiran pasien pada bagian
tubuhnya, memerintahkan pasien untuk
merilekskan otot-otot tubuh pasien mulai dari otot
pinggang sampai ke otot bahu, meminta pasien
untuk merasakan relaksasi otot-otot tubuh pasien.
7. Meminta pasien untuk senyum agar otot-otot muka
menjadi rileks.
8. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran pada
masuknya udara lewat jalan napas.
9. Membawa alam pikiran pasien menuju ke tempat
yang menyenangkan pasien.
D. TAHAP TERMINASI
1. Mengevaluasi hasil relaksasi (skala nyeri, ekspresi)
2. Manganjurkan pasien untuk mengulangi
teknik relaksasi ini, bila pasien merasakan
nyeri.
3. Berpamitan pada pasien.
4. Mendokumentasikan tindakan dan respon
pasien dalam catatan perawatan.
1. Depkes RI, Instrumen Evaluasi Penerapan Standar
DOKUMEN Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit.
TERKAIT 2. Patricis AP, Anne GP, 1996, Fundamentals of Nursing,
Toronto, Mosby Company.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
2. NIM : P1337420516072
6. Alamat Rumah
a. Dusun : Sanggar RT 04 RW 03
b. Kelurahan : Cokro
c. Kecamatan : Grabag
d. Kabupaten : Magelang
7. Telepon
a. HP 081413000227
b. Email : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan