Skripsi: (Studi Pada Latif Konveksi, Al-Chabiba Konveksi
Skripsi: (Studi Pada Latif Konveksi, Al-Chabiba Konveksi
Skripsi: (Studi Pada Latif Konveksi, Al-Chabiba Konveksi
Oleh :
191102024
Oleh :
191102024
JUDUL PENELITIAN :
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENCAHAYAAN
DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA
KONVEKSI DI KECAMATAN DUDUKSAMPEYAN
(Studi pada Latif Konveksi, Al-Chabiba Konveksi
dan Azka konveksi)
Mengetahui, Mengesahkan,
Dekan Fakultas Kesehatan Kaprodi Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Gresik Fakultas Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Gresik
Dr. Siti Hamidah, SST., Bd., M.Kes Sestiono Mindiharto, S.Psi., M.Kes
NIDN. 0724125901 NIDN. 0724047602
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Oleh :
191102024
Usulan penelitian skripsi ini telah diperiksa, disetujui, dan siap untuk
dipertahankan dihadapan tim penguji hasil penelitian skripsi
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gresik
idr. Nugrahadi Dwi Pasca Budiono, M.Biomed Zufra Inayah, S.KM., M.Kes
NIDN. 0725078805 NIDN. 0715087601
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI
Ketua Penguji
Penguji I Penguji II
Dwi Faqihatus Syarifah Has, S.KM., M.Epid Zufra Inayah, S.KM., M.Kes
NIDN. 0703098602 NIDN. 0715087601
iii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
NIM : 191102024
Mahasiswa,
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
iiJawa Timur
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
v
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENCAHAYAAN DENGAN
KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA KONVEKSI
DI KECAMATAN DUDUKSAMPEYAN
ABSTRAK
Latar Belakang: Pencahayaan merupakan faktor lingkungan kerja yang termasuk
dalam kelompok faktor resiko, apabila intensitas pencahayaan tidak memadai
maka dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Pencahayaan dibutuhkan untuk
mendukung aktivitas kerja, salah satunya di konveksi. Penelitian ini meneliti
hubungan intensitas pencahayaan dan kecelakaan kerja pada pekerja di Konveksi
di Kecamatan Duduksampeyan. Kondisi tidak aman tersebut salah satunya
dipengaruhi oleh pencahayaan yang tidak memnuhi standar. Faktor lingkungan
kerja fisik yang mempengaruhi adalah pencahayaan. Pencahayaan yang baik
dapat memberikan semangat dalam bekerja. Tujuan Penelitian: Menganalisis
hubungan intensitas pecahayaan dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja
Konveksi di Kecamatan Duduksampeyan. Metode: Jenis penelitian kuantitatif.
Metode penelitian observasional analitik. Pendekatan yang digunakan adalah
cross sectional. Teknik pegambilan sampel yaitu degan teknik probability
sampling dengan jenis cluster random sampling, 44 pekerja konveksi. Uji yang
digunakan dalam analisis yaitu uji Coefficient Contingency. Hasil: Terdapat
hasil intensitas pencahayaan (63,6%) dengan kecelakaan kerja (70,5%) di
konveksi menunjukkan bahwa nilai ρ=0,003 yang berarti bahwa korelasi
bermakna. Nilai signifikan 0,003 < 0,005 sehingga dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan antara intensitas pencahayaan dengan kecelakaan kerja di Konveksi
yang ada di Kecamatan Duduksampeyan. Kesimpulan: Berdasarkan analisis
penelitian diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara intensitas pencahayaa
dengan kecelakaan kerja, sehingga diperlukan intensitas pencahayaan yang
memeuhi syarat untuk meminimalisir kecelakaan kerja.
vi
RELATIONSHIP BETWEEN LIGHTING INTENSITY AND WORK
ACCIDENT IN CONVECTION WORKERS
IN DUDUKSAMPEYAN DISTRICT
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat, berkah dan rahmat-Nya, sehingga peneliti akhirnya mampu
menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS
PENCAHAYAAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA
KONVEKSI DI KECAMATAN DUDUKSAMPEYAN”. Laporan skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Strata-1 di
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Gresik.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu :
1. Nadhirotul Lailiyah, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Gresik
2. Dr. Siti Hamidah, SST., Bd, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Sestiono Mindiharto S.Psi., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat
4. Zufra Inayah S.KM., M.Kes selaku Dosen pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan masukan kepada peneliti
5. Dwi Faqihatus Syarifah Has S.KM., M.Epid selaku Dosen pembimbing II
yang telah memberikan arahan dan masukan kepada peneliti
6. dr. Nugrahadi Dwi Pasca Budiono, M.Biomed selaku Dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan arahan serta masukan kepada peneliti
7. Pemilik usaha konveksi di Latif koveksi, Al-Chabiba konveksi dan Azka
konveksi yang telah memberikan izin tempat penelitian.
8. Pekerja konveksi di Latif koveksi, Al-Chabiba konveksi dan Azka konveksi
yang sudah mau meluangkan waktunya.
9. Teristimewa khususnya kepada Orang Tua saya, Ayahanda Nurmiato dan
Ibunda Lilik Latifah, yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam
penulisan skripsi ini. Saya mengucapkan terima kasih yang tulus dan tak
terhingga kepada kedua orang tua saya.
viii
10. Sahabat-sahabat terbaik di bangku perkuliahan. Terima kasih atas semua
dukungan, semangat, doa, dan waktunya dalam pengerjaan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat terbaik saya sedari kecil. Terima kasih atas semua
dukungan dan do’a yang diberikan dalam pengerjaan skripsi ini.
12. Pihak-pihak yang telah memberikan doa dan dukungan dalam
menyelesaikan pembuatan skripsi ini.
Semoga Allah SWT. dapat memberikan balasan atas kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis baik di dunia maupun di akhirat kelak. Penulis juga
menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dalam bidang penulisan
maupun isi. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca untuk perbaikan dalam menyempurnakan isi skripsi ini.
ix
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PENGESAHAN............................................................................i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI.......................................................iii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT......................................................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................................v
ABSTRAK..............................................................................................................vi
ABSTRACT.............................................................................................................vii
KATA PENGANTAR..........................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum..........................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus.........................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................5
1.5 Hipotesis..................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
2.1 Pencahayaan............................................................................................7
2.1.1 Definisi Pencahayaan..............................................................................7
2.1.2 Sumber Pencahayaan...............................................................................8
2.1.3 Sistem Pencahayaan..............................................................................11
2.1.4 Nilai Ambang Batas (NAB) Pencahayaan............................................13
2.1.5 Pengukuran Intensitas Pencahayaan......................................................16
2.2 Kecelakaan Kerja...................................................................................18
2.2.1 Definisi Kecelakaan Kerja.....................................................................18
2.2.2 Teori Penyebab Kecelakaan Kerja........................................................19
2.2.3 Kecelakaan Kerja pada konveksi...........................................................23
x
2.3 Penjahit..................................................................................................24
2.4 Kerangka Kosep....................................................................................25
2.5 Kerangka Teori.........................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................28
3.1 Jenis Penelitian......................................................................................28
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian.................................................................28
3.3 Populasi dan Sampel..............................................................................28
3.3.1 Populasi.................................................................................................28
3.3.2 Sampel...................................................................................................28
3.4 Definisi Operasional..............................................................................30
3.5 Teknik Pengumpulan Data....................................................................31
3.6 Teknik Pengelolaan Data.......................................................................31
3.7 Teknik Analisis Data.............................................................................32
BAB IV HASIL PENELITIAN.............................................................................34
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.....................................................34
4.1.1 Distribusi Frekuensi Pekerja Konveksi berdasarkan Usia.....................35
4.1.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...............35
4.1.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Intensitas Pencahayaan
Umum pada Pekerja Latif Konveksi di Kecamatan Duduksampeyan
Tahun 2023............................................................................................36
4.1.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Intensitas Pencahayaan
Umum pada Pekerja Azka Konveksi di Kecamatan Duduksampeyan
pada Tahun 2023...................................................................................36
4.1.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Intensitas Pencahayaan
Umum pada Pekerja Al-Chabiba Konveksi di Kecamatan
Duduksampeyan pada Tahun 2023.......................................................37
4.2 Data Khusus...........................................................................................37
4.2.1 Distribusi Frekuensi Pekerja Konveksi Berdasar Intensitas Pencahayaan
...............................................................................................................37
4.2.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasar Kecelakaan Kerja...............38
4.2.3 Hubungan Intensitas Pencahayaan Terhadap Kecelakaan Kerja
Karyawan Konveksi di Kecamatan Duduksampeyan...........................38
xi
BAB V PEMBAHASAN.......................................................................................40
5.1 Intensitas Pencahayaa pada Pekerja Konveksi......................................40
5.2 Kecelakaan kerja pada Pekerja Konveksi..............................................42
5.3 Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Kecelakaan Kerja pada
Pekerja Konveksi...................................................................................43
BAB VI PENUTUP...............................................................................................45
6.1 Kesimpulan............................................................................................45
6.2 Saran......................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................47
LAMPIRAN...........................................................................................................51
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
tergantung pada jenis industri, teknologi dan sumber pengendalian yang ada.
Tempat kerja memiliki risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Penggunaan
mesin, alat kerja, material dan proses produksi telah menjadi sumber bahaya yang
antara lain, faktor fisik yang berasal dari pekerjaan, faktor lingkungan yang
bersumber dari lingkungan kerja dan faktor manusia yang melakukan pekerjaan
tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima baik secara fisik maupun psikis
(Luthan, 2021).
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (pasal 1 angka 2).
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien
1
2
konveksi jahit bekerja dengan sikap kerja statis, duduk di depan mesin jahit
selama kurang lebih delapan jam. Kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan
selama jam kerja yang panjang sehingga menimbulkan rasa bosan atau jenuh yang
2020).
yang terlibat dalam pekerjaan sepanjang hari rentan terhadap ketegangan mata
yang disertai dengan keletihan mental, perasaan marah dan gangguan fisik
lainnya. Pencahayaan disini tidak hanya terbatas pada pencahayaan listrik, tetapi
Angka kematian karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja cukup
setiap tahun sekitar 380.000 pekerja atau 13,7% dari 2,78 juta pekerja meninggal
akibat kecelakaan ditempat kerja atau penyakit akibat kerja. Terdapat lebih dari
374 juta orang yang mengalami cedera, luka ataupun jatuh sakit setiap tahun
akibat kecelakaan yang terjadi dengan pekerja. Kondisi tidak aman tersebut salah
kecelakaan kerja sebanyak 317 juta kecelakaan terjadi pada pekerjaan per tahun
dan banyak dari kasus tersebut yang mengakibatkan karyawan absen dari
3
pekerjaan mereka. Setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat kerja
dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit, karena bahaya di tempat kerja.
tahun 2018 mencapai 173.105 kasus. Rata-rata setiap tahunnya BPJS melayani
130.000 kasus kecelakaan akibat kerja mulai dari kasus ringan sampai dengan
Ketenagakerjaan pada 2019 terdapat 114.000 kasus kecelakaan kerja dan pada
2020 kasus tersebut terjadi peningkatan. Rentang Januari hingga Oktober 2020,
(75,6%) yang pernah mengalami kecelakaan kerja dan 10 responden (24,4%) yang
Hasil statistic yaitu ρ value = 0,003, hal ini berarti bahwa ada hubungan
Kota Makassar.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Jasna, J., & Dahlan, 2019)
bahwa intensitas pencahayaan < 100 lux yaitu sebanyak 47 atau 92,2% dan hanya
sebagian kecil dengan intensitas pencahayaan > 100 lux yaitu sebanyak 4 atau
4
7,8%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan didapatkan hasil bahwa
ada hubungan antara intensitas pencahayaan dengan kelelahan mata pada penjahit
di Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar, hal ini dapat dilihat dari
hasil uji analisis dengan chi square yang didapatkan nilai ρ value = 0,019.
tenaga kerja. Tempat kerja seperti itu, terutama di tempat kerja produksi,
pencahayaan di ruang bagian produksi tersebut tidak merata pada seluruh bagian
menggunakan lampu tambahan yang diletakkan di dekat mesin jahit. Tempat kerja
5
di tiga tempat konveksi yaitu Latif koveksi, Al-Chabiba konveksi dan Azka
Kecamatan Duduksampeyan?”
kerja pada pekerja konveksi di Latif konveksi, Al-Chabiba konveksi dan Azka
Konveksi.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
konveksi.
b. Bagi responden
responden agar lebih waspada dalam hal risiko kekurangan atau kelebihan
1.5 Hipotesis
AzkaKonveksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pencahayaan
Cahaya adalah salah satu dari berbagai jenis energi gelombang (wave
satuan lux (lm/m²), dimana lm adalah lumens dan m² adalah satuan dari luas
permukaan.
kebutuhan, tidak terlalu terang tetapi juga tidak terlalu gelap. Sistem pencahayaan
yang baik membuat karyawan dapat menjalankan tugasnya dengan lebih teliti,
cahaya yang menerangi benda-benda, obyek kerja, peralatan atau mesin dan
merupakan salah satu faktor yang penting di tempat kerja (SNI, 2019).
7
8
produktivitas kerja.
berlaku melalui pengukuran intensitas pencahayaan secara berkala, oleh sebab itu
meliputi ruang lingkup, istilah dan definisi, serta metode pengukuran intensitas
a Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah sumber cahaya yang berasal dari alam dan
1) Sunlight yaitu sinar matahari langsung biasanya memiliki intensitas yang tinggi
dan sudut penyebaran cahaya tinggi dan sempit. Cahaya seperti ini harus dijaga
agar jumlahya tetap terkendali sehingga tidak menimbulkan silau dan radiasi
2) Daylight yaitu sinar matahari tidak langsung yang disebabkan oleh partikel
dengan rendah dan sudut penyebaran cahaya yang lebar. Cahaya itu biasanya
karena tidak terlalu menyilaukan dan radiasi panasnya tidak terlalu tinggi.
Menurut (Juliana, 2020) cahaya alam selalu merubah intensitas dan warna
karena dipengaruhi oleh peredarannya dalam tata surya, serta cuaca saat mendung,
atau pergantian musim. Manfaat cahaya matahari dalam desain interior sangat
penting untuk menerangi ruang agar orang dapat bekerja dan kenyamanannya
Tinggi rendah dan lebar bukaan pintu, lebar jendela dan dinding merupakan hal
c. Cahaya alam sangat baik dilihat dari sudut kesehatan karena memiliki
daya panas dan kimiawi yang diperlukan bagi mahluk hidup dibumi.
ruang.
b. Pencahayaan Buatan
bersumber dari alat-alat yang diciptakan oleh manusia seperti lampu pijar, lilin,
minyak tanah dan obor. Cahaya buatan sering secara langsung diartikan dengan
serta terlaksannya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat.
aman.
kerja.
(Triyanto, 2018a) tentang tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada
ruangan, digunakan jika tugas visual yang dilakukan di seluruh tempat dalam
Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan pada bidang kerja yang tidak
tersebut.
area dengan kriteria tidak terlihat langsung oleh mata pengguna ruang. Cahaya
dapat menerangi ruangan secara langsung, seperti dinding. Efek yang tercipta
sumber cahaya diatas dan menerangi apa yang ada dibawahnya. Cahaya yang
accent lighting.
penerangan ataupun menonjolkan tekstur yang ada pada sisi yang diterangi.
dua dimensional seperti lukisan untuk mendapatkan teang yang merata bagi
8. Wall washer ialah teknik menerangi suatu bidang dinding sehingga tercipta
berada ditempat kerjanya, meskipun banyak hal terjadi. Nilai ambang batas juga
nilai ambang batas (NAB) atau Threshold Limit Value (TLV) adalah standar
faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadar atau intensitas rata-rata tertimbang
waktu (time weighted avarage) yang dapat diterima tenaga kerja tanpa
Intensitas
No Keterangan
(LUX)
1 Penerangan darurat 5
2 Halaman dan jalan 20
14
Intensitas
No Keterangan
(LUX)
3 Pekerjaan membedakan barang kasar seperti: 50
a) Mengerjakan bahan-bahan yang kasar
b) Mengerjakan arang atau abu
c) Menyisihkan barang-barang yang besar
d) Mengerjakan bahan tanah atau batu
e) Gang-gang, tangga di dalam Gedung yang selalu dipakai
f) Gedung-gedung untuk menyimpan barang-barang
4 Pekerjaan membedakan barang-barang kecil secara sepintas seperti: 100
a) Mengerjakan barang-barang besi dan baja yang setengah
selesai
b) Pengemasan yang kasar
c) Penggilingan padi
d) Pengupasan/pengambilan dan penyisihan bahan kapas
e) Pengerjaan bahan-bahan pertanian
f) Kamar mesin uap
g) Alat pengangkut orang dan barang
h) Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal
i) Tempat peyimpanan barang-barang dan kecil
j) Toilet dan tempat mandi
5 Pekerjaan membeda-bedakan barang kecil yang agak teliti seperti: 200
a) Pemasangan alat-alat yang sedang (tidak besar)
b) Pengerjaan mesin dan bubut yang kasar
c) Pemeriksaan dan percobaan kasar terhadap barang- barang
d) Menjahit tekstil atau kulit yang berwarna muda
e) Pemasukan dan pengawetan bahan-bahan makanan dalam
kaleng
f) Pembungkusan daging
g) Mengerjakan kayu
h) Melapisi perabot
Intensitas
No Keterangan
(LUX)
7 Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang halus 500-1000
dengan kontras yang sedang dan dalam waktu yang lama
seperti:
a) Pemasangan yang halus
b) Pekerjaan-pekerjaan mesin yang halus
c) Pemeriksaan yang halus
d) Penyemiran yang halus atau pemotongan gelas kaca
e) Pekerjaan kayu yang halus (ukir-ukiran)
f) Menjahit bahan-bahan wol yang berwarna tua
g) Akuntan, pemegang buku, pekerjaan steno,
mengetik atau pekerjaan kantor yang lama
8 Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang yang sangat 1000
halus dengan kontras yang kurang untuk waktu yang lama
seperti:
a) Pemasangan yang ekstra halus (arloji, dll)
b) Pemeriksaan yang ekstra halus (ampul obat)
c) Percobaan alat-alat yang ekstra halus
d) Tukang mas dan intan
e) Penilaian dan penyisihan hasil-hasil tembakau
f) Penyusunan huruf dan pemeriksaan copy dalam
percetakan
g) Pemeriksaan dan penjahitan bahan pakaian berwarna
tua
Sumber: Permenaker No. 5 Tahun 2018
oleh instansi pemerintah dalam hal ini dikeluarkan oleh Badan Standarisasi
Nasional (BSN). Standar pencahayaan didalam ruangan dapat dilihat pada tabel
umum:
17
a. Pengukuran Setempat
benda-benda, obyek kerja, peralatan atau mesin dan proses produksi serta area
b. Pengukuran Umum
titik temu antara dua garis diagonal panjang dan lebar ruangan.
Tidak terduga karena peristiwa tersebut tidak terdapat unsur kesengajaan, dan
penderitaan dari yang paling ringan sampai yang paling fatal. Kecelakaan kerja
adalah kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja pada tempat kerja yang
dapat berarti kecelakaan terjadi diakibatkan oleh pekerja pada saat melakukan
proses, maupun merusak harta benda yang terjadi di dalam suatu proses kerja
faktor-faktor sebelumnya, dimana jika salah satu bagian dari peristiwa atau
unsafe action dan unsafe condition. Unsafe action adalah tindakan atau perbuatan
adalah keadaan lingkungan tempat kerja yang tidak aman, misalnya keadaan
beberapa faktor penyebab, ada beberapa teori penyebab kecelakaan adalah sebagai
berikut:
yang merupakan kehendak tuhan (Act of God), sehingga tidak ada pola yang
jelas dalam rangkain peristiwanya karena itu terjadi secara kebetulan saja.
kecenderungan untuk celaka, misalnya sifat yang ceroboh dan tidak berhati-
berbahaya.
Kecelakaan terjadi oleh karena kesalahan dari faktor manusia yang dikenal
3. Keadaan tempat kerja yang tidak memenuhi syarat, seperti faktor fisik dan
faktor kimia yang tidak sesuai dengan persyaratan yang tidak diperkenankan
4. Kurangnya pengetahuan dan pegalaman para pekerja tentang cara kerja dan
keselatan kerja serta kondisi fisik dan mental pekerja yang kurang baik.
Kecelakaan akibat kerja pada dasarnya disebabkan oleh 3 faktor , yaitu faktor
a. Faktor Manusia
1. Umur
muda, karena umur muda mempunyai reaksi dan kegesitan yang lebih
2. Tingkat Pendidikan
3. Pengalaman Kerja
b. Faktor pekerjaan
1. Shift kerja
Shift kerja merupakan pembagian waktu kerja dalam waktu sehari atau 24
jam. 2 masalah utama pada pekerja yang bekerja secara bergantian yaitu
2. Jenis pekerjaan
22
c. Faktor lingkungan
1. Lingkungan Fisik
a. Pencahayaan
oleh standar yang ada, tergantung pada jenis pekerjaan dan tempat
pekerjaan.
b. Kebisingan
ambang batas kebisingan adalah 85dBa untuk 8 jam kerja sehari atau
2. Lingkungan kimia
dapat berupa bahan baku suatu produksi, hasil suatu produksi dari proses,
3. Ligkungan biologi
2.3 Penjahit
pakaian seperti celana, rok, jas, kemeja baik untuk laki-laki atau perempuan
dengan menggunakan alat mesin jahit. Menjahit itu dapat dilakukan dengan
tangan memakai jarum tangan ataupun menggunakan mesin jahit. Seseorang yang
menjadi penjahit pakaian untuk pria biasanya disebut dengan nama tailor,
Seorang penjahit harus memahami model busana dengan jelas, jika tidak jelas
maka perlu menanyakan kepada pemesan agar pola yang dibuat tidak keliru
Pengambilan ukuran dengan tepat dan teliti agar menghasilkan pakaian yang
pas jika dipakai. Langkah pengambilan ukuran yaitu melepas ikat pinggang
3. Membuat pola
Membuat pola dilakukan pada kertas agar kesalahan mudah diperbaiki dan
4. Menggunting kain
panjang dan lebar kain, arah serat lalu menggunting dengan hati–hati agar
dihasilkan baik.
5. Menjahit
Menjahit adalah menggabungkan dua helai kain atau lebih dengan benang
rapi, kuat dan bermutu perlu memperhatikan sistem menjahit yang tepat.
6. Penyempurnaan (finishing)
benda yang merupakan obyek kerja, peralatan atau mesin pada proses produksi
penerangan yang optimal, selain untuk menerangi obyek kerja, penerangan juga
kecelakaan kerja oleh sebab itu daerah disekitar lingkungan kerja harus
Faktor Manusia
Umur
Tingkat Pendidikan
Pengalaman kerja
Faktor pekerjaan
Shift Kerja Kecelakaan Kerja
Jenis Pekerjaan
Faktor Lingkungan
Fisik (Pencahayaan dan
kebisingan)
Kimia
Biologi
METODE PENELITIAN
menggunakan metode Point Time Approach, artinya tiap subjek penelitian hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau
Februari 2023.
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja di Latif konveksi, Al-
3.3.2 Sampel
Sampel yang akan diteliti adalah karyawan yang bekerja di Latif konveksi, Al-
Chabiba Koveksi dan Azka Koveksi. Teknik pegambilan sampel yang akan
29
dilakukan dalam penelitian yaitu degan teknik probability sampling dengan jenis
N
n=
1+ Ne ²
Keterangan:
n= Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
Skala
NO Variabel Definisi Operasional Parameter Alat ukur Skala Pengukuran
data
1 Intensitas Jumlah penyinaran pada suatu Pencahayaan Lux meter 0. Tidak memenuhi syarat = bila Nominal
Pencahayaan budang kerja yang diperlukan 1000 LUX pencahayaan ≤ 1000 lux setelah
untuk melaksanakan kegiatan melakukan pengukuran
secara efektif 1. Memenuhi syarat = bila
pencahayaan >1000 lux
setelah melakukan pengukuran
2 Kecelakaan Kecelakaan yang terjadi pada a. Tertusuk Kuesioner 0. Tidak pernah = Bila tidak Nominal
Kerja saat pekerja melakukan jarum ditemukan pekerja yang
pekerjaan dalam hubungan b. Terkena mengalami kecelakaan kerja saat
kerja dan terjadi pada saat jam seterika sedang bekerja ditempat kerja.
kerja. c. Cedera 1. Pernah = bila ditemukan pekerja
akibat yang mengalami kecelakaan kerja
Mesin saat sedang bekerja
pemotong 2. ≤1000 lux setelah melakukan
kain pengukuran
d. Tersengat
aliran listrik
31
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Variabel yang telah diteliti diberi kode untuk memudahkan dalam pengolahan
selanjutnya.
jawaban pada kuesioner. Data ini merupakan data input utama untuk
penelitian ini.
Memasukkan data dari hasil kuesioner yang sudah di berikan kode pada
dan multivariat.
Tahap terakhir yaitu pengecekkan kembali data yang telah dimasukkan untuk
memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan demikian
1. Analisis Univariat
sebaran data dari setiap variabel independen yaitu intensitas pecahayaan dan
2. Analisis Bivariat
variabel (variabel independen dan dependen), dalam analisis bivariat ini, uji
HASIL PENELITIAN
menimbangkan beberapa aspek yang ada. Konveksi tersebut yaitu Latif Konveksi,
Gresik. Sebagian besar pekerjanya adalah tetangga dan kerabat yang merupakan
pekerja tetap yang tinggal di sekitar homeindustry konveksi. Jumlah pekerja pada
ketiga konveksi tersebut sebanyak 50 orang yang terdiri dari laki-laki dan
perempuan.
yaitu:
sebanyak 25 orang.
sebanyak 10 orang.
ruangan-ruangan produksi yang ada di Azka Konveksi, Latif Konveksi, dan Al-
34
35
kurang. Melihat penggunaan lampu yang digunakan, lampu neon sangat cocok
digunakan untuk jenis pekerjaan dengan tingkat ketelitian tinggi seperti pekerja
konveksi, namun karena jarak, tata letak dan posisi lampu yang tidak sesuai
sehingga intensitas pencahayaan yang ada pada tempat kerja kurang optimal.
konveksi maka dapat diperoleh gambaran bahwa usia pekerja yang saya teliti
berusia kurang dari 45 Tahun. Pekerja sebanyak 44 pekerja diketahui bahwa yang
berusia <45 tahun terdapat 28 pekerja (63,6%) dan berusia >45 tahun terdapat 16
pekerja (36,6%).
konveksi, maka dapat diperoleh gambaran bahwa jenis kelamin pekerja konveksi
berjenis kelamin perempuan, dalam tabel dapat dilihat distribusi pekerja koveksi
pencahayaan umum di Latif konveksi tidak memenuhi syarat sesuai NAB. Tabel
yang memenuhi syarat (0%) dan 42 yang tidak memenuhi syarat (100%).
pencahayaan umum di Azka konveksi tidak memenuhi syarat sesuai NAB. Tabel
yang memenuhi syarat (0%) dan 55 yang tidak memenuhi syarat (100%).
konveksi dengan 0 yang memenuhi syarat (0%) dan 32 yang tidak memenuhi
syarat (100%).
Pencahayaan
koveksi maka dapat diperoleh gambaran bahwa kecelakaan kerja pekerja yang
pernah terjadi Sebagian besar mempunyai intensitas cahaya yang tidak memenuhi
39
syarat yaitu 43,75%. Yang tidak pernah mengalami kecelakaan kerja Sebagian
PEMBAHASAN
dikarenakan cahaya lampu LED yang kurang menyebar dan merata, hal tersebut
(63,6%) dan yang termasuk dalam kategori memenuhi syarat terdapat 16 pekerja
dan diperoleh besarnya intensitas pencahayaan umum pada tiap titik bervariasi
antara 227 lux sampai dengan 808 lux. Kondisi tersebut tidak sesuai dengan NAB
yang ditentukan.
(Luthan, 2021) tentang tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada
merata di seluruh ruangan yang digunakan jika tugas visual yang dilakukan di
2021) intensitas pencahayaan yang baik bagi pekerja konveksi yaitu minimal
40
41
1.000 lux apabila pencahayaan tersebut tidak memenuhi standard maka akan
sedang dan dalam waktu yang lama seperti: Pemasangan yang halus, pekerjaan-
pekerjaan mesin yang halus, pemeriksaan yang halus, penyemiran yang halus atau
pemotongan gelas kaca, pekerjaan kayu yang halus (ukir-ukiran), menjahit bahan-
besar di ruang konveksi, namun intensitas yang dihasilkan dari pencahayaan alami
tidak tetap dikarenakan faktor cuaca. Selain itu, pencahayaan alami akan
konveksi yakni terdapat banyak lampu LED yang menerangi ruangan secara
merata. Pencahayaan buatan sangat dibutuhkan jika posisi ruangan sulit dicapai
(Sukmawati, 2020).
pencahayaan ruangan yang terang sehingga para pekerja dapat melihat secara
akan mempermudah penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman,
mayoritas dalam kategori pernah mengalami kecelakaan kerja, hal ini terbukti
mengalami kecelakaan kerja dan yang tidak pernah mengalami kecelakaan kerja
No. 609 Tahun 2012 mengenai Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja
yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul
karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan
dan seringkali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik
waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam proses
insiden, jari tangan teriris benda tajam 2 insiden , jari tangan terpotong sebanyak 4
Pekerja Konveksi
signifikansi sebesar 0,003 yang berarti bahwa korelasi bermakna. Sehingga dapat
kecelakaan kerja karena memiliki nilai P-value sebesar 0,003 yang kurang dari α
sebesar 0,05.
bahwa pekerja yang mengalami kecelakaan kerja lebih banyak pada kategori
pekerja memiliki intensitas pencahayaan yang tidak memenuhi syarat yang tidak
R., & Ginanjar, 2019) yang menyebutkan bahwa pekerja yang memiliki tingkat
pengetahuan yang rendah, sikap yang negatif serta ruang kerja dengan intensitas
terdapat hubungan yang signifikan atau bermakna antara faktor kondisi sumber
pencahayaan dan usia pekerja dengan keluhan kelelahan mata yang dialami oleh
pekerja. Hasil penelitian ini juga didukung dengan teori bahwa tingkat intensitas
lux. Pencahayaan kurang, maka akan berdampak pada karyawan seperti kurang
teliti dalam proses menjahit, maupun dalam pekerjaan lainnya, selain itu
seperti tertusuk jarum, jari tangan teriris benda tajam, kaki terinjak benda tajam,
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
Duduksampeyan.
6.2 Saran
terbaik bagi para pekerja atau karyawan terutama pada pencahayaan atau
setiap pekerjaan dan jika terjadi kendala apapun dalam pekerjaan hendaknya
45
46
kedua belah pihak serta menghindari adanya resiko yang besar. Pemilik
2. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian yang lebih meluas
usaha konveksi.
47
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Khalik, R., & Rahmat Hermawanto, A. (2019). Analisis Kebisingan Pada
Ruangan Mesin Border Terhadap Kelelahan Operator Mesin Border Di
Home Industri Berkah Border. Sistemik : Jurnal Ilmiah Nasional Bidang
Ilmu Teknik, 7(2), 34–44.
Jasna, J., & Dahlan, M. (2019). Jurnal Kesehatan Masyarakat Pada Pekerja
Penjahit Di Kabupaten Polewali Mandar Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Al Asyariah
Mandar J-Kesmas Jurnal Kesehatan Masyarakat. 4(1), 48–58.
Nurhayati, I., Atmojo, T. B., & Sari, Y. (2022). Hubungan Intensitas Pencahayaan
dan Jarak Penglihatan dengan Keluhan Kelelahan Mata Operator Jahit.
Ikesma: Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 18(1), 45–50.
Purwanti, I., Poerwanto, I., Dini, I., & Mt, W. (2013). Analisa Pengaruh
49
LAMPIRAN
52
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
Eksklusif ini Universitas Muhammadiyah Gresik berhak menyimpan, mengalih
media / formatkan, mengelola, dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis / pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Khamidah Salsabila R
191102024
58
(INFORMED CONSENT)
KUESIONER PENELITIAN
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Tempat,Taggal Lahir :
Alamat :
Jenis Kelamin :
B. INTENSITAS PENCAHAYAAN
1. Hasil pengukuran intensitas pencahayaan : ……………… Lux
2. Apakah hasil pengukuran intensitas pencahayaan sudah memenuhi standar?
a. Menenuhi standar
b. Tidak memenuhi standar
C. KECELAKAAN KERJA
46 234
47 236
48 239
49 236
50 224
51 220
52 224
53 226
54 220
55 219
65
USIA
Fre P Valid Cumul
quency ercent Percent ative Percent
Valid <44 Tahun 28 6 63.6 63.6
3.6
>45 Tahun 16 3 36.4 100.0
6.4
Total 44 1 100.0
00.0
INTENSITAS CAHAYA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak memenuhi syarat 28 63.6 63.6 63.6
Memenuhi syarat 16 36.4 36.4 100.0
Total 44 100.0 100.0
KECELAKAAN KERJA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 13 29.5 29.5 29.5
pernah 31 70.5 70.5 100.0
Total 44 100.0 100.0
66
Crosstabulation
KECELAKAAN KERJA
Tidak
pernah pernah Total
INTENSITAS Tidak memenuhi syarat Count 4 24 28
CAHAYA Expected Count 8.3 19.7 28.0
Memenuhi syarat Count 9 7 16
Expected Count 4.7 11.3 16.0
Total Count 13 31 44
Expected Count 13.0 31.0 44.0
Symmetric Measures
Approximate
Value Significance
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .405 .003
N of Valid Cases 44
67
Pertemuan ke :
BAB I
13-September- -Latar Belakang Mencari sumber terbaru
2022 Referensi 5 tahun terakhir
Lebih diringkas lagi
Menentukan S+P+0+K
Pertemuan ke :
Paraf
Tanggal Materi Bimbingan Masukan Pembimbing
Pembimbing
28-September-2022 BAB I-III Mencantumkan sumber
Referensi 8 tahun terakhir
Kata-kata yang Typo
Menambahkan definisi
operasional
12-Januari-2023 BAB IV-VI Pada tabel Usia,
mengkategorikan usia 45
di kategori yang mana
Penulisan pada tabel
Penambahan teori pada
pembahasan