Bab 1 Kia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien harus

merupakan asuhan keperawatan yang berkualitas agar dapat menciptakan

keamanan dan keyamanan bagi pasien. Pelayanan keperawatan yang

berkualitas harus memperhatikan mutu pelayanan asuhan keperawatan

yang menjadi standar manajemen di rumah sakit (Nursalam, 2016).

Banyak hal yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk menjaga

mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Upaya

tersebut dilakukan terarah dan terencana, dimana dalam ilmu administrasi

kesehatan disebut dengan program menjaga mutu (quality assurance

program), contohnya yakni upaya untuk mencapai peran perawat sebagai

tenaga profesional dengan melakukan pembinaan dan pemantauan secara

berkesinambungan sehingga menjadikan perawat sebagai tenaga kerja

yang diperhatikan, diakui dan dihargai keprofesionalannya melalui

penerapan sistem manajemen keperawatan, salah satunya dengan

supervisi. Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan

peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat

melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan dengan efektif dan

efisien (Nursalam, 2017).

Kegiatan supervisi merupakan proses memberikan bantuan,

dukungan, bimbingan atau pengajaran, kepada seseorang untuk


menyelesaikan pekerjaannya sesuai kebijakan dan prosedur yang

seharusnya, juga untuk mengembangkan ketrampilan baru dan

memberikan pemahaman yang lebih luas untuk melakukan tugas dengan

lebih baik. Supervisi merupakan proses formal dari belajar dan dukungan

profesional yang memungkinkan perawat untuk mengembangkan

pengetahuan dan kompetensi, menerima tanggung jawab dalam

praktiknya dan meningkatkan perlindungan terhadap pasien dan

pelayanan keperawatan yang aman dalam situasi yang kompleks

(Sutanto, 2018).

Supervisi dalam konteks keperawatan dipahami sebagai suatu

proses kegiatan pemberian dukungan sumber-sumber yang dibutuhkan

perawat dalam rangka menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Pelaksanaan supervisi bukan hanya ditujukan untuk

mengawasi apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya

dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah

digariskan, tetapi juga bagaimana memperbaiki proses keperawatan

yang sedang berlangsung. Kegiatan supervisi yang baik menjadikan

seluruh staf keperawatan bukan sebagai obyek tetapi juga sebagai

subyek. Perawat diposisikan sebagai mitra kerja yang memiliki ide-ide,

pendapat, dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan

diikutsertakan dalam melakukan asuhan keperawatan (Aditama, 2016).

Butterworth et al (2018) dalam Review of The Clinical

Supervision Literature merangkum tingkat keterlibatan supervisi klinis di

beberapa negara. Di tahun 2011 di Inggris, hanya 18% tenaga


keperawatan yang menerima supervisi. Penelitian 2012 di Swiss

menyebutkan bahwa tenaga keperawatan yang menerima supervisi sekitar

50,9% dan meningkat menjadi 85,9% pada tahun 2015. Kegiatan

supervisi yang tidak dilakukan dengan baik akan memberikan dampak

bagi kinerja perawat pelaksana juga terjadinya pemberian layanan

kesehatan yang menurun atau tidak optimal sehingga dapat muncul

kecenderungan akan adanya kejadian yang tidak diharapkan atau nyaris

cedera yang bertentangan dengan pasient safety. Sesuai dengan penelitian

Nainggolan (2017), penurunan kinerja perawat akan mempengaruhi mutu

pelayanan kesehatan. Pada tahun 2013 ditemukan kinerja perawat baik

sejumlah 50%, sedang 34,37% dan kurang sebanyak 15,63%. Kinerja

perawat sendiri dapat dikatakan baik jika minimal 75% (Nainggolan,

2017).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada perawat di ruang

wijaya kusuma ibnu sina gresik mengatakan bahwa pelaksanaan supervisi

keperawatan di ruangan wijaya kusuma belum terjadwal secara rutin dan

belum teroptimal dengan baik karena banyaknya kegiatan yang disupervisi.

Permasalahan ini menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan dalam

peningkatan kualitas layanan keperawatan .

Pelaksanaan supervisi yang belum optimal menjadi salah satu faktor

yang mempengaruhi tingkat kualitas pelayanan yang diberikan. Dapat

dilihat dalam Penelitian yang dilakukan oleh (Pratama et al., 2020) meneliti

tentang supervisi keperawatan di rumah sakit hasil penelitian ini

menunjukan bahwa 29 orang atau 52,7% perawat mengatakan bahwa


pelaksanaan supervisi belum berjalan baik oleh karena itu maka diharapkan

bahwa adanya program kebijakan atau prosedur pelaksanaan supervisi

diuangan rawat inap. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Desi Harmatiwi

et al., 2017) meneliti tentang Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Keperawatan

di Rumah sakit umum daerah Panembahan Senopati Bantul didapatkan hasil

bahwa pelaksanaan supervisi belum berjalan dengan maksimal,

dikarenakan program monitor dan evaluasi supervisi belum dilaksanakan,

supervisor masih belum paham terhadap tekhnik pelaksanaan supervisi yang

seharusnya. Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa pelaksanaan supervisi

yang baik menjadi salah satu hal yang dapat meningkatkan kualitas

pelayanan keperawatan di Rumah sakit.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan wijaya

kusuma RSUD Ibnu Sina Gresik mengatakan bahwa diruangan tersebut

sudah ada format baku dalam melakukan supervisi dan sudah tercatat

dengan lengkap tetapi pelaksanaan supervisi belum berjalan secara rutin

sehingga belum teroptimal pelaksanaannya.

Berdasarkan latar belakang dan situasi diatas maka penulis tertarik

untuk mengangkat Karya Ilmiah Akhir (KIA) dengan topik Penerapan

Supervisi Keperawatan di Ruang Wijaya Kusuma RSUD Ibnus Sina Gresik


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka

penulis dapat menarik rumusan masalah yaitu bagaimana

Penerapan Supervisi keperawatan di Ruang Wijaya Kusuma

RSUD Ibnu Sina Gresik?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan umum

“Untuk menganalisis Penerapan Supervisi Keperawatan

di Wijaya Kusuma RSUD Ibnu Sina Gresik.”

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya Metode Penerapan Supervisi Keperawatan di

Ruang Wijaya Kusuma RSUD Ibnu Sina Gresik.

2. Diketahuinya Pengkajian manajemen terkait dalam Penerapan

Supervisi Keperawatan di Ruang Wijaya Kusuma RSUD Ibnu

Sina Gresik.

3. Diketahuinya Sosialisasi Penerapan supervisi keperawatan di

Ruang Wijaya Kusuma RSUD Ibnu Sina Gresik

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat Teoritis

Tugas Akhir ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam

prakitk manajemen keperawatan sebagai proses

pembelajaran dalam melakukan analisis Pelaksanaan

Supervisi dalam meningkatkan kualitas pelayanan


keperawatan di Ruang Wijaya Kusuma RSUD Ibnu Sina
Gresik

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai konsep

supervisi.

2. Bagi Rumah Sakit

Dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di Ruang

Wijaya Kusuma RSUD Ibnu Sina Gresik.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat digunakan sebagai acuan dan meningkatkan penelitian

lebih lanjut mengenai penerapan supervisi keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai