Mikroenkapsulasi Salbutamol Sulfat Dengan Matriks Etil Selulosa Menggunakan Metode Penguapan Pelarut
Mikroenkapsulasi Salbutamol Sulfat Dengan Matriks Etil Selulosa Menggunakan Metode Penguapan Pelarut
Mikroenkapsulasi Salbutamol Sulfat Dengan Matriks Etil Selulosa Menggunakan Metode Penguapan Pelarut
ATI HARSISA
N111 07 043
SKRIPSI
ATI HARSISA
N111 07 043
ATI HARSISA
N111 07 043
Disetujui oleh :
Oleh :
Ati Harsisa
N111 07 043
Mengetahui :
Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya saya
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
benar, maka skripsi dan gelar yang diperoleh, batal demi hukum.
Penyusun,
Ati Harsisa
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kepada Allah swt, karena atas taufik dan hidayahNya
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk
Hasanuddin.
haturkan kepada Ibu Dra. Aliyah, M.S, Apt. selaku pembimbing utama dan
Ibu Dr. Latifah Rahman, DESS, Apt. selaku pembimbing pertama yang
1. Dekan Fakultas Farmasi, Bapak dan Ibu Dosen Farmasi, seluruh staf
3. Kak Andi Affandi dan pihak PT Hexpharm Jaya Lab. atas pengadaan
bahan baku.
Juga buat abang-abangku, Ir.Asrul Yusuf dan Andhi Yusuf, S.K.M, dan
Washita K., Indra Marianie Harun, Rezy Ulfayanti, yang selalu memberi
- Yusuf Polat yang selalu sabar mendengar keluh kesah dan tidak berhenti
memberi semangat.
Makassar, 2011
Penulis
ABSTRAK
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................ ix
ABSTRACT .......................................................................................... x
Gambar Halaman
Lampiran Halaman
PENDAHULUAN
oral pada pasien asma atau pada pasien dengan obstruksi paru kronis.
Salbutamol sulfat memiliki sifat mudah larut dalam air sehingga langsung
paro sekitar 4-6 jam (1). Dengan waktu paro tersebut, maka dosis yang
hingga 1000 µm. Keuntungan mikrokapsul yaitu dapat menutupi rasa atau
mikrokapsul dengan metode lain. Untuk itu telah dibuat tiga formula
TINJAUAN PUSTAKA
sehingga diperlukan pelepasan obat orde nol. Contoh sediaan dari sistem
MIC dan MTC disebut therapeutic window atau therapeutic range yang
kekurangan ini, jika kadar pelepasan obat pada saat obat masuk
dalam tubuh dapat diatur, maka kadar obat pada reseptornya dapat
penting untuk obat yang memiliki waktu paro in vivo yang pendek.
saat dini hari. Contohnya risiko serangan asma yang meningkat pada
pada dini hari. Untuk mengatasi hal ini, sediaan lepas lambat dengan
profil pelepasan obat yang diubah dapat digunakan pada malam hari
sebelum tidur. Pada awal malam hari, tidak ada pelepasan obat,
pati, sukrosa, dan laktosa. Granul inti yang kasar dibulatkan selama
penyalut (9).
2. Tablet Prolonged Action
obat yang kurang larut, maka obat dapat digranulasi dengan suatu
tidak larut yang mampu bereaksi dengan suatu obat kationik atau
membentuk suatu kompleks obat yang tidak larut dan tidak dapat
kolom yang berisi resin penukar ion yang akan dibuat kompleks
dan resin dicuci dan dapat dibuat tablet, kapsul, atau suspensi dalam
Konsep dari semua tablet berinti adalah tablet dalam tablet. Inti
ringan untuk membentuk suatu inti yang tidak mampat dan kemudian
konsistensi menyerupai gel. Bila hal ini terjadi, maka gel memberi
suatu barier alami untuk terjadinya difusi obat dari tablet. Karena
bahan menyerupai gel cukup kental dan tidak dapat menyebar selama
6. Mikroenkapsulasi
sediaan dengan lama kerja yang lebih pendek (seperti teknik yang
untuk difusi obat sehingga didapat laju pelepasan obat yang relatif
secara topikal untuk absorpsi sistemik melalui kulit dalam suatu laju
sediaan terdiri atas obat yang diisikan pada suatu lapisan reservoir
reservoir (9).
ukuran 1-1000 µm. Terdapat nama yang berbeda untuk partikel dengan
perbedaan, yaitu mikrokapsul terdiri atas satu atau lebih penyalut (padat
1. Koaservasi
larutan polimer hidrofilik menjadi dua fase, yaitu fase yang banyak
mengandung polimer dalam tetesan kecil dan fase cair yang encer.
2. Pemadatan Emulsi
Mikropartikel dapat diperoleh dari emulsi dua atau lebih cairan yang
dan polimer dalam pelarut organik (fase minyak, fase yang terdispersi)
air (o/w). Partikel polimer yang mengandung zat obat dapat memadat
misalnya air dalam minyak dalam air (w/o/w) digunakan untuk obat
yang larut dalam air dalam polimer yang tidak larut air, juga tipe emulsi
air dalam minyak dalam minyak (w/o/o) untuk obat yang larut dalam air
dalam polimer yang tidak larut air, tipe air dalam minyak (w/o) untuk
enkapsulasi obat yang larut air polimer yang larut air, dan tipe padat
dalam minyak dalam air (s/o/w) untuk enkapsulasi partikel obat yang
larut air dalam polimer yang tidak larut air. Berdasarkan proses
silang (10).
a. Penguapan pelarut
b. Ekstraksi pelarut
c. Pautan silang
80 (10).
memadat (10).
(13).
5. Polimerisasi Interfasial
6. Spray Drying
tertutup yang dapat digunakan pada berbagai jenis bahan. Zat aktif
panas. Hasil dari proses spray drying sangat bergantung pada sifat
bahan, begitu juga pengaturan instrumen seperti suhu, laju aliran, laju
aliran penyemprotan yang dapat mempengaruhi ukuran partikel, hasil,
7. Spray Desolvation
8. Spray Coating
b. Pan Coating
9. Supercritical Fluid
Secara umum, metode ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu rapid
laju pelepasan obat seragam pada setiap batch dan harus sama dengan
𝑑𝑐
= KS (Cs-C)
𝑑𝑡
Di mana dc/dt adalah laju disolusi obat, K adalah konstanta laju disolusi,
menjelaskan bahwa laju disolusi dari dari suatu obat dapat ditingkatkan
1) Wadah
Wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan lain
mm dan kapasitas nominal 1000 ml. Pada bagian atas wadah ujungnya
2) Pengaduk
diameter 6-10,5 mm. Keranjang terdiri atas dua bagian, bagian atasnya
stainless steel, biasanya tipe 316. Jika tidak disebutkan dalam monografi,
pengaduk dan bagian dasar wadah disolusi diatur 2,5 ± 0,2 cm selama
diganti dengan dayung yang dibentuk dari pisau dan tongkat sebagai
antara pengaduk dan bagian dasar wadah disolusi diatur jaraknya 2,5 ±
dasar labu sebelum diaduk. Sediaan obat dapat saja diberi “sekeping kecil
benda nonreaktif, misalnya tidak lebih dari beberapa putaran kawat helix”
3) Media
(13).
4) Suhu
D = kT/(6πηr)
K adalah tetapan Boltzmann dan 6πηr adalah gaya Stokes untuk molekul
molekul) (11).
skema proses yang terlibat pada proses disolusi sediaan padat (15).
Partikel
Granul Halus
Sediaan Disintegrasi Deagregasi
atau
Padat agregat
Disolusi Disolusi
Disolusi (Mayor) (Mayor)
(Minor)
Obat in vitro atau in vivo
1. Luas Permukaan
partikel yang lebih kecil dalam jumlah besar, maka luas permukaan
obat tersebut ditingkatkan. Untuk obat yang sukar larut atau dengan
kelarutan yang lebih besar dan laju disolusi yang lebih besar
3. Bentuk Garam
terhadap laju disolusi dan bioavaibilitas bahan obat dari tablet dan
kapsul telah dipelajari oleh berbagai peneliti sejak awal tahun 1960
(11).
Umumnya produk tablet dan kapsul dengan bahan aktif yang sama,
diproduksi oleh perusahaan yang berbeda, menunjukkan perbedaan
II.4.1.Salbutamol Sulfat
pada reseptor β-2 dengan daya kerja yang singkat sehingga banyak
silia. Pada jaringan lain, beta agonis juga memicu adenyl cyclase dan
oleh tubuh, terutama melalui urin, dan sebagian kecil melalui feses.
dalam air, sukar larut dalam alkohol, kloroform, dan eter. Memiliki bobot
yang bersifat hidrofobik pada tablet dan granul. Etil selulosa digunakan
Etil selulosa berupa serbuk putih tidak berasa. Praktis tidak larut
obat pada sediaan dengan penyalut etil selulosa terjadi melalui difusi
II.4.3 Tween 80
berupa cairan kuning kental, dengan nilai HLB 15, dan viskositas
II.4.4 Aseton
C3H6O dan berat molekul 58,08. Aseton digunakan sebagai pelarut atau
bahan aktif yang sensitif terhadap air atau melarutkan zat pengikat
pada tablet sukar larut dalam air, dan dalam formulasi mikrosfer
terbakar, dengan bau dan rasa yang khas. Titik didih aseton adalah
56,2°C. Aseton larut dalam air dan mudah larut dalam etanol 95% (5).
campuran dari alifatik jenuh dan hidrokarbon siklik yang diperoleh dari
minyak bumi. Biasa digunakan dalam emulsi minyak dalam air sebagai
pelarut dan sebagai lubrikan pada formulasi tablet dan kapsul. Parafin
cair praktis tidak larut dalam etanol (95%), gliserin, dan air. Larut dalam
PELAKSANAAN PENELITIAN
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat uji disolusi
kecepatan pengadukan yaitu pada kecepatan 500 rpm, 700 rpm dan 1000
menggunakan mikroskop.
okuler dan skala objektif yang telah dikalibrasi hingga diperoleh nilai
dengan air suling bebas CO2 dan dicukupkan volumenya hingga batas
tanda.
klorida P dan dicukupkan volumenya dengan air suling hingga 1000 ml.
air suling, lalu dicukupkan volumenya dengan air suling hingga 1000 ml.
dalam 100 ml dapar fosfat (pH 6,8). Kemudian larutan ini disaring dan
media cairan lambung buatan tanpa enzim dan dalam dapar fosfat pH
200 bpj. Kemudian diambil sebanyak 0,5 ml, 1 ml, 1,5 ml, 2 ml, dan
2,5 ml dan diencerkan hingga 10 ml dengan cairan lambung tanpa
spektrofotometer UV-Visible.
tidak kurang 1 cm dari dinding wadah. Uji disolusi pada media cairan
delapan jam.
BAB IV
mendekati bentuk spheris adalah 700 rpm. Untuk lebih jelas morfologi
lebih jelas dapat dillihat pada gambar 8, gambar 9, dan gambar 10.
rata-rata yang berbeda, yaitu formula I 1116,67 µm, formula II 1044 µm,
dan formula III 795,67 µm. Hasil selengkapnya dapat dilihat tabel 2.
175,26 bpj, dan untuk formula III dalam tiap 500 bpj mikrokapsul
Hasil uji disolusi dalam media cairan lambung buatan tanpa enzim
19,75%, dan salbutamol sulfat sebanyak 18,21%. Pada jam ke-6, formula I
sebanyak 55,73%, dan salbutamol sulfat sebanyak 44,55%. Pada jam ke-
8, formula I terdisolusi sebanyak 64,72%, formula II sebanyak 58,59%,
IV.1.5 Pembahasan
pelarut karena metode ini dapat digunakan untuk penyalut yang hidrofobik
dan memiliki kelarutan yang rendah dalam air namun larut dalam pelarut
pada kemampuan penyalut untuk menghambat difusi dari zat aktif dengan
partikel yang hampir spheris yaitu 700 putaran per menit. (Gambar 3)
penyalut. Air dapat diserap melalui pori permukaan etil selulosa tanpa
sulfat yang paling kecil diperoleh pada formula III (perbandingan inti dan
penyalut 1:1) dan formula II (perbandingan inti dan penyalut 1:2). Hasil
ukuran partikel yang diperoleh, formula III memenuhi range ukuran partikel
Dari hasil ini, semakin banyak salbutamol sulfat yang terjerap maka
Uji disolusi pada sediaan obat padat bertujuan untuk mengukur dan
mengetahui jumlah zat aktif yang terlarut dalam media cair yang diketahui
dari sediaan padat. Uji disolusi dilakukan dalam dua media yaitu media
cairan lambung buatan tanpa enzim pH 1,2 selama empat jam dengan
pengambilan sampel sebanyak tiga kali yaitu pada jam ke-1, ke-2, dan ke-
pengambilan sampel sebanyak lima kali yaitu pada jam ke-1, ke-2, ke-4,
Dari hasil uji disolusi pada media cairan lambung buatan tanpa
disolusi yang lebih besar daripada salbutamol sulfat pada jam ke-1, ke-2,
ke-4, ke-6, dan ke-8. Sedangkan untuk formula III menunjukkan memiliki
persentase disolusi yang kecil hanya pada jam ke-1 dan jam ke-2
sulfat.
V.1 Kesimpulan
salbutamol sulfat hanya pada jam ke-1, jam ke-2, dan jam ke-4
V.2 Saran
12. Lachman L, Lieberman HA and Kanig JL. The Theory and Practice
of Industrial Pharmacy. Third Edition. Lea and Febiger.
Philadelphia. 1986. hal. 52,299, 302,317.
Formula I
Rata-Rata Jumlah
Range Ukuran Partikel
Ukuran(d)
Pada Tiap nd
Range
(μm) (μm) Ukuran (n)
680-780 730 7 5110
780-880 830 30 24900
880-980 930 34 31620
980-1080 1030 67 69010
1080-1180 1130 50 56500
1180-1280 1230 45 55350
1280-1380 1330 44 58520
1380-1480 1430 15 21450
1480-1580 1530 5 7650
1580-1680 1630 3 4890
Jumlah 300 335000
Σnd 335000
drata-rata = = = 1116,67 μm
Σn 300
Formula II
Rata-Rata Jumlah
Range Ukuran Partikel
Ukuran(d)
Pada Tiap nd
Range
(μm) (μm) Ukuran (n)
700-800 750 9 6750
800-900 850 47 39950
900-1000 950 88 83600
1000-1100 1050 47 49350
1100-1200 1150 54 62100
1200-1300 1250 34 42500
1300-1400 1350 15 20250
1400-1500 1450 6 8700
Jumlah 300 313200
Σnd 313200
drata-rata = = = 1044 μm
Σn 300
Formula III
Rata-Rata Jumlah
Range Ukuran Partikel
Ukuran(d)
Pada Tiap nd
Range
(μm) (μm) Ukuran (n)
280-380 330 3 990
380-480 430 7 3010
480-580 530 33 17490
580-680 630 35 22050
680-780 730 58 42340
780-880 830 52 43160
880-980 930 57 53010
980-1180 1030 55 56650
Jumlah 300 238700
Σnd 238700
drata-rata = = = 795,67 μm
Σn 300
Tabel 3. Nilai Serapan Salbutamol Sulfat dalam Media Cairan
Lambung Buatan Tanpa Enzim pH 1,2 pada Panjang
Gelombang 276 nm untuk Membat Kurva Baku
Persamaan garis:
y = a + bx
a = 0,017638
b = 0,0060641
r = 0,995
Persamaan garis:
y = a + bx
a = -0,006892
b = 0,0061459
r = 0,993
Tabel 5. Nilai Serapan Mikrokapsul Salbutamol Sulfat untuk
Penetapan Kadar Zat Aktif
Formula
Replikasi
I II III
1 0,234 0,224 0,181
2 0,243 0,204 0,188
3 0,263 0,193 0,177
Rata-rata 0,247 0,207 0,182
Keterangan:
I: Formula mikrokapsul dengan perbandingan zat aktif dan penyalut 1:1
II: Formula mikrokapsul dengan perbandingan zat aktif dan penyalut 1:2
III: Formula mikrokapsul dengan perbandingan zat aktif dan penyalut 1:3
Tabel 8. Hasil Perhitungan Kadar Mikrokapsul Salbutamol Sulfat
(mg) Terdisolusi tiap Satuan Waktu Dalam Media Cairan
Lambung Buatan Tanpa Enzim pH 1,2
Waktu Perlakua
(jam) n Kadar (mg)
Salbutamol
I II III Sulfat
1 8,708 4,996 2,993 8,617
1 2 5,824 8,424 1,832 12,292
3 9,381 4,499 4,520 16,778
Rata-rata 7,971 5,973 3,115 12,562
1 10,049 5,804 6,641 9,725
2 2 6,491 9,159 5,368 12,700
3 6,102 4,671 8,892 16,725
Rata-rata 7,547 6,544 6,967 13,049
1 6,372 8,436 10,484 10,456
4 2 10,918 8,406 7,779 12,667
3 6,897 6,106 11,461 22,622
Rata-rata 8,062 7,649 9,908 15,248
Keterangan:
I: Formula mikrokapsul dengan perbandingan zat aktif dan penyalut 1:1
II: Formula mikrokapsul dengan perbandingan zat aktif dan penyalut 1:2
III: Formula mikrokapsul dengan perbandingan zat aktif dan penyalut 1:3
Tabel 9. Hasil Perhitungan PersentaseTerdisolusi Mikrokapsul
Salbutamol Sulfat tiap Satuan Waktu Dalam Media Cairan
Lambung Buatan Tanpa Enzim pH 1,2
Persen Terdisolusi (%)
Waktu Perlakuan
Salbutamol
(jam) I II III
Sulfat
1 6,55 5,06 2,06 9,69
1 2 9,79 5,62 3,37 13,83
3 10,55 9,48 5,08 18,88
Rata-rata 8,97 6,72 3,50 14,13
1 6,94 5,31 6,06 11,05
2 2 7,41 6,59 7,51 14,44
3 11,42 10,41 10,06 19,02
Rata-rata 8,59 7,44 7,88 14,84
4 1 7,32 6,98 8,84 11,99
2 7,95 9,59 11,92 14,56
3 12,53 9,71 13,06 25,87
Rata-rata 9,26 8,76 11,27 17,48
Keterangan:
I: Formula mikrokapsul dengan perbandingan zat aktif dan penyalut 1:1
II: Formula mikrokapsul dengan perbandingan zat aktif dan penyalut 1:2
III: Formula mikrokapsul dengan perbandingan zat aktif dan penyalut 1:3
Tabel 10. Nilai Serapan Hasil Disolusi Mikrokapsul Salbutamol Sulfat
Dalam Media Dapar Fosfat pH 6,8
Nilai Serapan
Waktu
Perlakuan Salbutamol
(jam) I II III
Sulfat
1 0,145 0,231 0,080 0,083
1 2 0,144 0,149 0,109 0,079
3 0,144 0,123 0,068 0,095
Rata-rata 0,144 0,168 0,085 0,086
1 0,272 0,217 0,069 0,089
2 2 0,289 0,146 0,078 0,081
3 0,336 0,182 0,072 0,086
Rata-rata 0,299 0,182 0,073 0,085
1 0,239 0,386 0,087 0,100
4 2 0,218 0,409 0,092 0,087
3 0,229 0,188 0,118 0,084
Rata-rata 0,229 0,327 0,099 0,090
1 0,246 0,391 0,358 0,262
6 2 0,322 0,263 0,266 0,201
3 0,346 0,243 0,259 0,237
Rata-rata 0,305 0,299 0,294 0,233
1 0,253 0,332 0,291 0,212
8 2 0,365 0,289 0,255 0,272
3 0,388 0,285 0,268 0,222
Rata-rata 0,336 0,302 0,273 0,236
Keterangan:
I: Formula mikrokapsul dengan perbandingan zat aktif dan penyalut 1:1
II: Formula mikrokapsul dengan perbandingan zat aktif dan penyalut 1:2
III: Formula mikrokapsul dengan perbandingan zat aktif dan penyalut 1:3
Tabel 11. Hasil Perhitungan Kadar Mikrokapsul Salbutamol Sulfat (mg)
Terdisolusi tiap Satuan Waktu Dalam Media Dapar Fosfat pH
6,8
Kadar (mg)
Waktu Salbutamol
(jam) Perlakuan I II III Sulfat
1 24,739 38,673 14,146 14,686
1 2 24,472 25,336 18,811 14,009
3 24,547 21,175 12,115 16,587
Rata-rata 24,586 28,394 15,024 15,094
1 45,309 36,446 12,442 15,695
2 2 48,151 24,957 13,763 14,285
3 55,855 30,661 12,787 15,105
Rata-rata 49,772 30,688 12,997 15,028
1 40,170 63,853 15,3581 17,443
4 2 36,651 67,644 16,067 15,296
3 38,329 31,678 20,316 14,822
Rata-rata 38,384 54,392 17,247 15,854
1 41,186 64,707 59,409 43,745
6 2 53,647 43,994 44,474 33,864
3 57,382 40,613 43,214 39,65115
Rata-rata 50,738 49,771 49,032 39,086
1 42,359 55,136 48,481 35,679
8 2 60,472 48,237 42,596 45,497
3 64,309 47,429 44,715 37,31138
Rata-rata 55,713 50,267 45,264 39,496
Tabel 12. Hasil Perhitungan Persentase Terdisolusi Mikrokapsul
Salbutamol Sulfat tiap Satuan Waktu Dalam Media Dapar
Fosfat pH 6,8
Persen Terdisolusi (%)
Waktu
Perlakuan Salbutamol
(jam) I II III
Sulfat
1 27,53 23,82 13,63 15,76
1 2 27,62 28,50 15,92 16,52
3 27,83 43,51 21,16 18,66
Rata-rata 27,66 26,16 16,90 16,98
1 51,28 28,34 14,15 16,24
2 2 54,48 34,81 14,56 17,18
3 63,15 41,48 15,72 17,86
Rata-rata 56,30 34,88 14,81 17,09
1 42,10 36,22 17,58 17,03
4 2 44,01 72,54 18,41 17,58
3 46,19 77,04 23,26 20,03
Rata-rata 44,11 61,93 19,75 18,21
1 47,66 46,62 49,12 38,64
6 2 61,74 50,99 50,57 45,17
3 66,06 74,58 67,49 49,84
Rata-rata 58,49 57,41 55,73 44,55
1 49,49 54,84 48,96 41,10
8 2 70,09 56,32 51,39 43,04
3 74,58 64,62 52,32 52,35
Rata-rata 64,72 58,52 50,89 45,49
Keterangan:
I: Formula mikrokapsul dengan perbandingan zat aktif dan penyalut 1:1
II: Formula mikrokapsul dengan perbandingan zat aktif dan penyalut 1:2
III: Formula mikrokapsul dengan perbandingan zat aktif dan penyalut 1:3
Gambar 6. Mikrokapsul salbutamol sulfat dengan kecepatan 500
putaran per menit (dilihat dengan mikroskop optik
dengan perbesaran 4x10)
Ukuran (µm)
100
90
80
70
Jumlah Partikel
60
50
40
30
20
10
0
750 850 950 1050 1150 1250 1350 1450
Ukuran (µm)
Gambar 16. Distribusi ukuran partikel mikrokapsul salbutamol sulfat
formula II
70
60
50
Jumlah Partikel
40
30
20
10
0
330 430 530 630 730 830 930 1030
Ukuran (µm)
0,7
0,6
0,5
Serapan
0,4
0,2 linear
0,1
0
20 40 60 80 100
Konsentrasi (bpj)
20
18
16
Persen terdisolusi (%)
14
12
formula 1
10
8 formula 2
6 formula 3
4 salbutamol sulfat
2
0
jam-1 jam-2 jam-4
Waktu (jam)
Konsentrasi (bpj)
Gambar 21. Kurva baku salbutamol sulfat dalam media dapar fosfat
pH 6,8
60
kadar SS yang terdisolusi (mg)
50
40
formula 1
30
formula 2
20
formula 3
10
salbutamol sulfat
0
jam-1 jam-2 jam-4 jam-6 jam-8
Waktu (jam)
Didispersikan
Larutan etil selulosa +
aseton Salbutamol sulfat
Didekantasi
Dicuci dengan n-heksan
Dikeringkan
Mikrokapsul kering
Dievaluasi
Jumlah Jumlah
Jumlah
Jumlah salbutamol salbutamol
salbutamol
salbutamol sulfat yang sulfat yang Persen
Serapan sulfat yang Koreksi
sulfat yang larut larut terdisolusi
larut dalam
larut (µg/ml) dalam10 setelah
900 ml (µg)
ml (µg) koreksi
0,14351 24,472 244,72 22024,8 - 22024,8 27,531
Keterangan:
Persamaan garis regresi kurva baku
y = -0,006892+ 0,0061459x
dengan koefisien korelasi (r) = 0,993
x adalah konsentrasi
y adalah absorbansi
sehingga
Y- a
X= b misalnya, serapan adalah 0,14351
1. Dipipet 10 ml. Jadi jumlah salbutamol sulfat yang terdisolusi dalam tiap
ml adalah
(0,14351 +0,006892)
X= = 24,472 µg/ml
0,0061459
24,472x 10 = 244,72
900
244,72 × = 22024,8 µg
10
Koreksi
Pada jam awal koreksi belum ada, pada jam selanjutnya koreksi
adalah hasil tambah dari jumlah salbutamol sulfat yang larut dalam 10
ml.
= 22024,8 + 0
= 22024,8 µg
5. Persen disolusi
22024,8 µg
%= × 100%
80000 µg
% = 27,531 %