Makalah PBIKL Kelompok 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS LANJUT

PENDEKATAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK I

DWI SISCA FAJRIANI 105401127820

UMMUL MUSTAZIFA P. 105401128020

MITA ARYANI 105401128320

MUH. YUSRAN NUR 105401129120

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “.”

Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki


kekurangan, baik dari segi penulisan dan lain sebagainya. Maka kami sangat
mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah di hari
yang akan mendatang.

Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga


tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca. Atas
perhatiannya, kami ucapkan terimakasih.

Makassar, 21 Oktober 2022


Hormat Kami

Kelompok I
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran
yang wajib dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013
menempatkan Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain dan
karenanya harus berada di depan semua mata pelajaran lain. Pembelajaran
Bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa yang harus
dimiliki siswa yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis (Dalman, 2012:3).
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan
mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bahasa
Indonesia merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peranan penting
dalam kehidupan manusia serta untuk menguasai ilmu dan teknologi. Sebagai
masyarakat Indonesia, penting untuk kita mempelajari dan memahami Bahasa
Indonesia secara baik dan benar (Afifah, 2012:2).
Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran
yang sangat penting di sekolah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia sudah di
ajarkan mulai jenjang pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas, hingga Perguruan Tinggi. Pembelajaran
Bahasa Indonesia di sekolah diharapkan membantu siswa mengenal dirinya,
budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan
menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada
dalam dirinya. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal
dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, selain itu, pembelajaran
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan
kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Untuk
menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran dengan baik, maka peran
guru sangatlah penting.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pendekatan pembelajaran?
2. Apa sajakah macam-macam pendekatan dalam pembelajaran?
3. Apakah fungsi dari pendekatan dalam pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi apa itu pendekatan pembelajaran.
2. Untuk mengetahui macam-macam pendekatan dalam pembelajaran.
3. Untuk mengetahui fungsi pendekatan dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan

Pendekatan menurut Edwar M. Anthoni, 1963 adalah seperangkat


asumsi korelatif yang menangani hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa.
Pendekatan bersifat aksiomatik. Metode merupakan rencana keseluruhan
penyajian bahasa secara rapi, tertib, yang tidak ada bagian-bagiannya yang
berkontradiksi dan kesemuanya itu didasarkan pada pendekatan terpilih.
Metode bersifat prosedural. Di dalam satu pendekatan mungkin terdapat
banyak metode. Teknik merupakan suatu muslihat, tipu daya dalam
menyajikan bahan. Teknik harus sejalan dengan metode dan serasi dengan
pendekatan. Teknik bersifat implementasi. Richards & Rodgers,1986
menyempurnakan pendapat Anthoni. Mereka menambahkan peran guru,
siswa bahan, tujuan silabus dan tipe kegiatan dan pengajaran pada segi
metode, sehingga muncul istilah desain atau rancang-bangun.istilah teknik
diganti dengan istilah prosedur. Pendekatan menurut Kosadi, dkk (1979)
adalah seperangakat asumsi mengenai hakikat bahasa, pengajaran dan proses
belajar-mengajar bahasa. 

Menurut Tarigan (1989) Pendekatan adalah seperangkat korelatif yang


menangani teori bahasa dan teori pemerolehan bahasa. Sedangkan menurut
Djunaidi (1989) Pendekatan merupakan serangkaian asumsi yang bersifat
hakikat bahasa, pengajaran bahasa dan belajar bahasa. Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).

B. Macam-macam pendekatan dalam pembelajaran


1. Pendekatan Behaviorisme
Kelompok ini berpandangan bahwa proses penguasaan
kemampuan berbahasa anak sebenarnya dikendalikan di luar sebagai
akibat berbagai rangsangan yang diterapkan lingkungan kepada Si Anak.
Bahasa sebagai wujud perilaku manusia merupakan kebiasaan yang harus
dipelajari. Jadi kemampuan berkomunikasi anak melalui bahasa pada
dasarnya sangat ditentukan oleh stimulus-respon dan peniruan-peniruan.
2. Pendekatan Nativisme
Pandangan ini berpendapat bahwa anak sudah dibekali secara
alamiah dengan apa yang disebut LAD (Language Acquisition Device).
LAD sudah diprogramkan untuk mengolah butir-butir tatabahasa yang
dianggap sebagai suatu bagian dari otak. LAD membekali anak dengan
kemampuan alamiah untuk dapat berbahasa. Dengan demikian belajar
berbahasa pada hakikatnya hanyalah mengisi detail dalam struktur yang
sudah ada secara alamiah.
3. Pendekatan Kognitif
Kemapuan berbahasa anak berasal dan diperoleh sebagai akibat
dari kematangan kognitif anak. Bahasa dalam pandangan kognitif
distrukturlisasi dan dikendalikan oleh nalar. Dengan demikian
perkembangan kognisi sangat berpengaruh pada perkembangan bahasa.
4. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif didasarkan pada pandangan bahwa bahasa
adalah sarana berkomunikasi. Karena itu tujuan utama pengajaran bahasa
adalah meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, bukan kepada
pengetahuan tentang bahasa, pengetahuan bahasa diajarkan untuk
menunjang pencapaian keterampilan bahasa.
5. Pendekatan Tujuan
Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap
kegiatan belajar mengajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih
dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai. Dengan memperhatikan tujuan
yang telah ditetapkan itu dapat ditentukan metode mana yang akan
digunakan dan teknik pengajaran yang bagaimana yang diterapkan agar
tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai. Jadi, proses belajar mengajar
ditentukan oleh tujuan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan itu
sendiri.
Penerapan pendekatan tujuan ini sering dikaitkan dengan “Cara
belajar tuntas”. Dengan “Cara belajar tuntas”, berarti suatu kegiatan
belajar mengajar dianggap berhasil apabila sedikitnya 85% dari jumlah
siswa yang mengikuti pelajaran itu menguasai minimal 75% dari bahan
ajar yang diberikan oleh guru. Penentuan keberhasilan itu didasarkan hasil
tes sumatif, jika sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa dapat
mengerjakan atau dapat menjawab dengan benar minimal 75% dari soal
yang diberikan oleh guru maka pembelajaran dapat dianggap berhasil.
6. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam
pembelajaran bahasa, yang dilandasi oleh asumsi bahwa bahasa sebagai
seperangkat kaidah, norma, dan aturan. Atas dasar anggapan tersebut
timbul pemikiran bahwa pembelajaran bahasa harus mengutamakan
penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. Oleh sebab itu,
pembelajaran bahasa perlu dititikberatkan pada pengetahuan tentang
struktur bahasa yang tercakup dalam fonologi, morfologi, dan sintaksis
dalam hal ini pengetahuan tentang pola-pola kalimat, pola kata, dan suku
kata menjadi sangat penting. Jelas bahwa aspek kognitif bahasa lebih
diutamakan.
Di samping kelemahan, pendekatan ini juga memiliki kelebihan.
Dengan pedekatan struktural, siswa akan menjadi cermat dalam
menyusun kalimat, karena mereka memahami kaidah-kaidahnya.

7. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)


Pendekatan Kontekstual merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu,
hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja
dan mengalamai, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa
manfaatnya, dalam status apa mereka, dan begaimana mencapainya.
Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti.
Dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang
memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti.
8. Pendekatan Pragmatik
Pendekatan ini mengutamakan keterampilan berbahasa dengan
memperhatikan faktor-faktor penentu berbahasa, seperti: pemeran serta,
tujuan, situasi, konteks juga aspek pengembangan: emosi, moral, sosial
dan intelektual.
C. Fungsi Pendekatan Pembelajaran

Fungsi pendekatan dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai acuan


pengorganisasian bahan ajar yang akan dipelajari oleh peserta didik selama
proses pembelajaran. Bahan ajar merupakan uraian materi dari silabus yang
akan diajarkan sebagai sarana untuk mewujudkan ketercapaian kompetensi.
Sedangkan proses pembelajaran menunjukan bagaimana upaya guru dalam
memfasilitasi peserta didik dalam mewujudkan ketercapaian kompetensi yang
diharapkan. Keterlaksanaan proses pembelajaran ini mencerminkan kondisi
yang dibangun oleh guru dengan memanfaatkan berbagai metode, media, dan
sumber belajar terpilih dalam tahapan kegiatan pembelajaran yang sistematis.

Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah:

1. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langlah metode


pembelajaran yang akan digunakan.
2. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
3. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
4. Mendiagnosis masalah-masalah belajar yang timbul, dan
5. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan merupakan seperangkat asumsi yang aksiomatik tentang


hakikat bahasa, pengajaran dan belajar bahasa yang dipergunakan sebagai
landasan dalam merancang, melaksanakan dan manilai proses belajar-
mengajar bahasa.

Ada beberapa pendekatan yang selayaknya difahami oleh guru-guru


sekolah dasar, baik guru kelas maupun guru bidang studi, yaitu pendekatan
behaviorisme, pendekatan nativisme, pendekatan kognitif, pendekatan tujuan,
pendekatan struktural, pendekatan kontekstual, dan pendekatan komunikatif.

B. Saran

Agar implementasi pendekatan pembelajaran bahasa dapat tercapai,


guru hendaknya menguasai perencanaan pembelajaran berdasarkan langkah-
langkah pendekatan tersebut. Dukungan media pembelajaran sangat
dibutuhkan guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalam kegiatan
pembelajaran harus berpusat pada siswa dengan memberikan kesempatan
seluas-luasnya pada siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Hartati, T. (2013). Pendekatan Dan Metode Pembelajaran Bahasa Di Sekolah Dasar.


Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Iskandar, D. (2017). Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pendidikan, 1–5.
Rifai, Achmad, G. S. (2020). Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis
teks pada siswa kelas VII di SMP 4 Klaten. Kekuatan Hukum Lembaga Jaminan
Fidusia Sebagai Hak Kebendaan, 21(2), 1–5.
 

Anda mungkin juga menyukai