TUGAS 1 PEND BAHASA INDO DI SD. Heni

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 1

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD


PDGK4500

DIBUAT OLEH:

HENI YUDI KUSWATI


859515992

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UPBJJ – UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA
TAHUN 2023 .1
Assalamualaikum wr wb

Tugas
1. Jelaskan fungsi umum dan fungsi khusus bahasa! (skor maksimal 20)
2. Jelaskan empat teori yang menonjol dalam perolehan bahasa kedua (B2)! (skor
maksimal 20)
3. Jelaskan empat metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia! (skor maksimal 20)
4. Jelaskan fungsi kurikulum bagi guru! (skor maksimal 20)
5. Jelaskan syarat yang berhubungan dengan isi buku teks! (skor maksimal 20)
Jawaban:

1. Fungsi Umum Bahasa

Fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Bahasa sangat menyatu dengan
kehidupan manusia. Setiap manusia menjadi anggota masyarakat. Aktivitasnya sebagai
anggota masyarakat sangat tergantung pada penggunaan bahasa masyarakat setempat.
Gagasan, ide, pemikiran, harapan dan keinginannya disampaikan dengan bahasa. Setiap
masyarakat memiliki bahasa dan menggunakan alat komunikasi sosial tersebut. Aksi dan
reaksi manusia dalam kelompok masyarakat bergantung pada bahasa yang digunakan
(Samsuri. 1991).
Bahasa merupakan hal yang amat penting bagi manusia. Namun, bahasa memang menyatu
dalam kehidupan manusia sejak kelahirannya maka adanya bahasa dinilai sebagai hal yang
biasa saja. Sesungguhnya bahasa itu, menandakan keberadaan manusia. Bahasa merupakan
akar kebudayaan. Kebudayaan manusia hidup, berkembang dan diwariskan karena adanya
bahasa yang mendukungnya. Demikian pula ilmu pengetahuan dan teknologi .(Samsuri.
1991).
Bahasa merupakan tanda yang jelas dari kepribadian manusia. Dari bahasa yang digunakan
kita dapat memahami keinginan, motif, latar belakang pendidikan, pergaulan, dan adat
istiadat (Samsuri, 1991).

Fungsi Khusus Bahasa

Menurut Samsuri (1991) fungsi khusus bahasa Indonesia adalah alat komunikasi dan social.
Yang di gunakan untuk hubungan dalam pergaulan sehari-hari guna mewujudkan seni
(sastra), yang di ambil berdasarkan dari bahasa kuno guna mengekploitasi Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.
2. Empat Teori pemerolehan bahasa kedua
Telah banyak dilakukan penelitian tentang pemeolehan B2. Ellis(1986) telah
mengidentifikasi tujuh teori pemerolehan B2 telah mengidentifikasi tujuh teori pemerolehan
B2, yang terdiri dari beberapa model, yaitu :
1. Model Akulturasi
Akulturasi adalah proses adaptasi atau penyesuaian dengan kebudayaan baru.
Akulturasi ditentukan oleh jarak sosial dan jarak psikologis antara pembelajar(B1)
dengan budaya bahasa sasaran(B2). Faktor-faktor yang menentukan jarak sosial antara
kelompok B1 dan B2 adalah :
a. Kesamaan derajat sosial
b. Timbulnuya keinginan asimilasi
c. Saling terlibatnya antar dua kelompok

d. Kelompok belajar B2 kecil dan kohesif


e. Kesesuaian budaya
f. Saling memiliki sikap positif
g. Lama tidaknya berasimilasi antara kelompok B1 da B2
2. Teori Akomodasi
Teori akomodasi menyatakan bahwa hubungan masyarakat B1 dengan B2 dalam
berinteraksi sangat menentukan pemerolehan B2. Faktor-faktor berikut akan
mempermudah dan mempengaruhi keberhasilan pembelajar dalam mempelajari B2.
a. Anggapan pembelajar B2 bahwa dirinya merupakan anggota dari
masyarakat B2
b. Tidak memandang rendah masyarakat B2
c. Persepsi pembelajar tentang pentingnya etnolinguistik
d. Terbuka dan ketat dalam mempersepsikan batas kelompok B1 dengan B2
e. Pembelajar B1 mengidentifikasi diri sama kuat dan memuaskannya dengan
kelompok sosial lainnya
3. Teori Wacana
Teori wacana menekankan pentingnya pembelajar B2 menemukabn makna bahasa
melalui keterlibatannya dalam berkomunikasi. Teori wacana mempunyai sejumlah
prinsip utama berikut:
a. Pemerolehan B2 mengikuti urutan alamiah dalam perkembangan sintaksis
b. Penutur asli akan menyesuaikan tuturannya untuk mencapai makna yang
disepakati bersama penutur nonasli
c. Strategi percakapan yang ditempuh untuk mencapai makna yang disepakati
dan masukan mempengaruhi kecepatan dan urutan pemerolehan data terbaik
bagi pembelajar
4. Model Monitor
Teori ini menyatakan bahwa tampilan berbahasa pembelajar (B2) ditentukan oleh cara
mereka menggunakan monitor (proses konstruksi kreatif). Penggunaan bahasa yang
berlebihan akan menghambat penguasaan bahasa pembelajar.
3. Empat Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menurut Richards, metodologi terdiri atas kegiatan, tugas, dan pengalaman belajar yang
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Menurut Syukur Ghazali, metodologi
pembelajaran bukanlah seperangkat prosedur pengajaran yang pasti, melainkan metode
adalah sebuah proses yang dinamis dan kreatif dan dapat mencerminkan asumsi-asumsi
tertentu tentang bahasa, tentang proefisiensi, dan pembelajaran.

Dalam membelajarkan bahasa Indonesia, banyak metode yang dapat digunakan. Sehingga
pembelajaran bahasa Indonesia menjadi efektif dan menyenangkan serta mudah dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
1. Metode Tata Bahasa – Terjemahan
Metode ini dilakukan dengan cara memusatkan pembelajaran pada kosakata bahasa.
Sehingga pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode ini dapat
cukup mudah dan sederhana.
Metode ini diwarisi dari pola pengajaran bahasa Latin. Pada metode pembelajaran ini,
siswa ditekankan untuk memahami kosakata, dan menggunakannya sesuai dengan
aturan-aturan kebahasaan yang mana aturan-aturan tata bahasa tersebut diajarkan
secara deduktif.
Metode ini awalnya digunakan untuk keperluan dalam menelaah bahasa secara
ilmiah, dan bukan secara praktis sebagai alat komunikasi. Sehingga menelaah bahasa
secara ilmiah dengan metode tata bahasa ini akan berhasil. Sebab langkah-langkah
dalam metode ini yang pertama adalah mempelajari kosakata, kemudian bunyi dan
tanda dalam bahasa tersebut, dan langkah yang terakhir adalah mempelajari tata
bahasanya.
Pada metode tata bahasa ini, kemampuan menyimak dan berbicara tidak
dikembangkan. Sehingga dengan menggunakan metode ini, peserta didik dapat
menerjemahkan suatu bahasa dengan baik dan menyusunnya sesuai dengan tata
bahasa yang baik. Namun, peserta didik akan mengalami kesulitan jika menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi.
Keunggulan metode ini terletak pada kesederhanaan dalam penggunaan metode
pembelajaran. Pembelajaran sangat mudah untuk dilaksanakan sebab siswa hanya
diberikan wacana dan daftar kosakata, selanjutnya siswa mengamati dan
menerjemahkan kosakata tersebut dan menggunakannya sesuai dengan tata bahasa
yang sesuai.
Kelemahan metode tata bahasa ini antara lain: (1) hanya memperhatikan aspek bahasa
yang statis, bukan dalam situasi penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, (2)
hanya mengembangkan keterampilan membaca, menulis dan terjemah, sedangkan
keterampilan menyimak dan berbicara tidak dikembangkan. Sehingga penguasaan
kosakata dan tata bahasa hanya digunakan untuk linguistik dan bukan untuk
keterampilan berbahasa.
2. Metode Audio – Lingual
Metode audio lingual adalah metode pembelajaran bahasa Indonesia yang lebih
menekankan pada pentingnya pola bahasa dalam proses pembelajaran serta berasumsi
bahwasanya bahasa lisan sebagai bentuk komunikasi yang paling utama. Metode ini
diambil dari bidang psikologis behavioral. Sehingga kegiatan yang ditekankan pada
metode ini adalah menghafalkan dialog, mengulang kalimat, dan latihan berulang-
ulang (drill).
Dengan demikian, maka sesungguhnya pembelajaran bahasa, menurut metode ini,
merupakan proses kebiasaan. Yakni dengan cara mempraktekkan pola-pola kalimat,
dengan cara latihan berulang-ulang dan latihan transformasi.
Tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode audio lingual antara lain adalah:
a. Peserta didik dapat memahami bahasa ketika berbicara dengan kecepatan normal
dan peduli dengan hal-hal yang terjadi di sekitar pembicara
b. Pembelajar bahasa mampu berbicara dalam pengucapan yang diterima dan tata
bahasa yang tepat
c. Pembelajar bahasa tidak memiliki kesulitan dalam memahami materi cetak
d. Pembelajar bahasa mampu menulis dengan standar yang baik
Dalam melaksanakan metode pembelajaran bahasa audio lingual diperlukan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Penyajian dialog atau bacaan pendek dengan cara dibacakan secara berulang oleh
guru, sedangkan siswa menyimak tanpa melihat teks
b. Peniruan dan penghafalan dialog atau bacaan pendek
c. Penyajian pola-pola kalimat yang terdapat dalam dialog atau bacaan
d. Dramatisasi dialog atau bacaan pendek yang sudah dilatihkan
e. Latihan membuat kalimat lain sesuai dengan pola kalimat yang sudah dipelajari
Adapun kelebihan dari metode ini antara lain adalah:
a. Metode audio lingual mencoba membuat pembelajaran bahasa menjadi lebih
mudah diakses oleh peserta didik dalam jumlah besar
b. Secara positif dril dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan
oralnya

Sedangkan kekurangan metode audio lingual adalah:


a. Dril dengan mengulang-ulang sering kali membuat peserta didik jenuh
b. Pembelajaran akan berpusat pada guru bukan pada siswa
3. Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
Metode pembelajaran bahasa dengan SAS ini berdasarkan pada ilmu jiwa oleh
Gestalt, yakni ilmu jiwa totalitas. Ilmu jiwa ini berasumsi bahwasanya segala
penginderaan dan kesadaran sebagai satu keseluruhan. Sehingga pengamatan pertama
seseorang terhadap satu hal akan bersifat menyeluruh.
Dengan demikian, maka pembelajaran dengan menggunakan metode ini, siswa harus
diperkenalkan terhadap struktur secara totalitas terlebih dahulu. Selanjutnya siswa
akan mengamati struktur tersebut secara utuh yang kemudian akan dianalisis secara
berkelanjutan, hingga sampai pada wujud terkecil dari satuan bahasa yakni huruf-
huruf. Sehingga tahapan yang dilakukan siswa pada proses ini meliputi tiga tahapan,
yakni : (1) analisis kalimat menjadi kata-kata, (2) kata menjadi suku kata, dan (3)
suku kata menjadi huruf. Pada proses inilah disebut dengan proses analitik.
Tahap selanjutnya siswa akan didorong untuk menyimpulkan struktur bahasa yang
terurai tersebut menjadi satuan yang utuh kembali. Yakni dari huruf menjadi suku
kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. Dengan demikian, maka tahap
ini disebut dengan tahap sintesis.
Setelah melakukan tahap demi tahap di atas, diharapkan siswa dapat menemukan
kembali struktur bahasa secara utuh. Sebab, apabila seseorang berkehendak untuk
melakukan satu hal, maka diperlukan analisis terhadap perbuatan itu secara totalitas.
Yakni dengan mencari informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan hal
tersebut secara parsial atau bagian demi bagian. Setelah mengenal setiap bagian dari
satu hal, maka ia akan mengembalikan bagian-bagian tersebut menjadi satu kesatuan
yang utuh. Maka terwujudlah sebuah proses yang disebut dengan analisis – sintesis.
Beberapa keunggulan pada metode ini antara lain, (1) metode ini sejalan dengan
prinsip linguistik yang memandang bahwasanya satuan bahasa terkecil untuk
berkomunikasi adalah kalimat, yang mana kalimat tersusun oleh satuan-satuan bahasa
di bawahnya, yakni kata, suku kata, dan huruf, (2) metode ini mempertimbangkan
pengalaman bahasa anak, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa,
sebab pembelajaran bahasa dengan metode SAS ini bertolak dari hal-hal yang dikenal
oleh anak, (3) metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri, siswa dapat mengenal sesuatu
berdasarkan temuannya sendiri.
4. Metode Linguistik
Metode linguistik sering juga disebut dengan metode oral-aural. Metode ini
merupakan metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran bahasa
asing.

Ciri-ciri dari metode linguistik ini adalah:


a. Pembelajaran berdasarkan atas analisis deskriptif bunyi-bunyi dan sistem bahasa
yang akan diajarkan dan bahasa ibu siswa
b. Bahan yang akan diajarkan kepada siswa berdasarkan analis deskriptif bahasa
yang akan diajarkan dan bahasa ibu siswa
c. Diajarkan sistem sistem bunyi-bunyi bahasa yang bersangkutan terlebih dahulu
d. Pola penyusunan bahasa serta struktur bahasa diajarkan setelah siswa mengenal
bunyi-bunyi bahasa tersebut
e. Pengenalan kosakata Aris dimanfaatkan untuk pelajaran pembelajaran bunyi-
bunyi bahasa dan pola penyusunan strukturnya
f. Penjelasan tentang tata bahasa perlu diberikan dan hendaknya memanfaatkan
bahasa ibu siswa
g. Pembelajaran tata bahasa hendaknya dipadukan dengan latihan pemakaian bahasa
agar siswa tidak menggunakan bahasa tersebut secara otomatis
h. Penutur asli (native speaker) sebaiknya dimanfaatkan untuk latihan pemakaian
bahasa
i. contoh pemakaian bahasa dalam hubungan pemakaiannya yang sesungguhnya
sama pentingnya dengan memberikan penjelasan tentang pengertian kata-kata dan
struktur bahasa itu, dalam pemakaian sesungguhnya
Dalam menggunakan metode ini, perlu diketahui terlebih dahulu bahasa ibu siswa dan
bahasa yang akan diajarkan. Hal tersebut menyangkut bunyi bahasa, perbendaharaan
kata, dan strukturnya, sehingga diperoleh persamaan dan perbedaan antara bahasa ibu
siswa dan bahasa yang akan diajarkan. Dengan demikian, pada metode ini tidaklah
dilarang menggunakan bahasa ibu siswa dalam pembelajaran
bahasa yang akan diajarkan, sebab bahasa ibu siswa akan memperkuat pemahaman
siswa terhadap bahasa tersebut.

4. Fungsi kurikulum bagi guru

Kurikulum merupakan pedoman dalam sistem pendidikan agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan baik. Kurikulum dibuat dalam bentuk program pendidikan yang akan
membantu guru dalam menyampaikan bahan ajar secara tepat kepada peserta didik.

Saat ini kurikulum terus diperbarui dengan mengikuti perubahan pendidikan agar siswa tidak
hanya mendapatkan materi pelajaran saja tapi juga dapat mengasah minat dan bakatnya
secara luas.

Saat ini ada beberapa kurikulum yang dipakai seperti Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Merdekaa Belajar.

Berikut ini fungsi kedua kurikulum tersebut bagi guru, yaitu:

Fungsi Kurikulum 2013 bagi Guru

1. Guru dapat menyampaikan beberapa materi pelajaran sekaligus ketika tatap muka
yang berlangsung baru satu kali.
2. Ketika menyampaikan materi sekaligus, guru dapat menghemat waktu untuk
memberikan pemahaman mata pelajaran.
3. Guru dapat memahami kemampuan, karakter, dan cara belajar siswa dari berbagai
aspek seperti aspek pengetahuan, sosial, spiritual, dan aspek keterampilan.

Fungsi Kurikulum Merdeka bagi Guru

1. Di kurikulum Merdeka Belajar Guru mendapatkan kesempatan untuk menyusun


metode pembelajaran sesuai dengan kemampuan, bakat, dam kebutuhan siswa.
2. Guru dapat berekreasi terhadap kompetensi serta kualitas pembelajaran yang nantinya
akan menghasilkan kualitas lulusan yang lebih baik.
3. Guru mendapatkan kemerdekaan untuk mengembangkan kurikulum sendiri dalam
bentuk kegiatan proyek untuk pengembangan profil pelajar pancasila.

Fungsi kurikulum bagi guru adalah pedoman untuk dapat merancang, melaksanakan,
kemudian dapat mengevaluasi kembali apakah program yang dibuat sudah sesuai dengan
kompetensi siswa atau tidak. Selain itu, fungsi kurikulum juga mendorong guru untuk lebih
kreatif.

5. Syarat yang berhubungan dengan isi buku teks


Syarat-syarat yang berhubungan dengan isi buku teks mencakup sejumlah faktor yang harus
dipertimbangkan saat merancang dan menulis buku teks. Berikut adalah beberapa syarat
penting yang berkaitan dengan isi buku teks:

1. Relevansi Materi: Isi buku teks harus relevan dengan topik atau subjek yang dibahas.
Materi dalam buku teks harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan target audiens yang
dituju.

2. Keterpaduan Materi: Materi dalam buku teks sebaiknya terstruktur dengan baik dan
berurutan, sehingga memudahkan pemahaman. Setiap bagian harus saling terhubung dan
membangun pengetahuan dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.

3. Kualitas Informasi: Informasi yang disajikan dalam buku teks harus akurat, mutakhir, dan
berdasarkan penelitian yang dapat dipercaya. Referensi yang digunakan juga sebaiknya
transparan dan diverifikasi.

4. Bahasa yang Jelas dan Sesuai: Bahasa yang digunakan dalam buku teks harus jelas, sesuai
dengan tingkat pemahaman audiens yang dituju, dan bebas dari ambigu atau istilah yang sulit
dipahami.

5. Ilustrasi dan Grafis yang Mendukung: Buku teks yang baik biasanya menyertakan ilustrasi,
gambar, grafik, dan tabel yang mendukung teks. Hal ini membantu visualisasi dan
pemahaman materi.

6. Keberagaman Sumber: Materi dalam buku teks sebaiknya mencerminkan keberagaman


perspektif dan pengalaman, serta menghindari bias yang tidak seimbang.

7. Kesesuaian dengan Standar Pendidikan: Buku teks harus mematuhi standar pendidikan
yang berlaku. Ini termasuk kurikulum nasional atau regional, serta pedoman pengajaran.

8. Kejelasan Tujuan Pembelajaran: Buku teks harus menyampaikan tujuan pembelajaran


yang jelas, sehingga siswa tahu apa yang diharapkan mereka pahami atau kuasai setelah
menggunakan buku tersebut.

9. Latihan dan Evaluasi: Buku teks sebaiknya menyertakan latihan, pertanyaan, dan tugas
yang memungkinkan siswa untuk menguji pemahaman mereka. Ini juga bisa mencakup
panduan bagi guru untuk mengevaluasi.

Terimakasih.

Wassalamualaikum wr wb.

Anda mungkin juga menyukai