Bab 1
Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krim merupakan salah satu bentuk sediaan yang digunakan untuk kulit.
Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi yang mengandung air tidak
kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (Depkes RI 1979).
Krim ada dua tipe yakni krim tipe M/A dan tipe A/M. Krim yang dapat dicuci
dengan air (M/A), ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Sifat
umum sediaan krim ialah mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian
dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau dihilangkan. Krim
dapat memberikan efek mengkilap, berminyak, melembapkan, dan mudah
tersebar merata, mudah berpenetrasi pada kulit, mudah/sulit diusap, mudah/sulit
dicuci air (Anwar 2012). Pada pembuatan krim pertimbangan terpenting adalah
kestabilan fisiknya. Kestabilan fisik bercirikan tidak adanya penggabungan fase
dalam, tidak adanya creaming, dan memberikan penampilan bau, warna dan sifat-
sifat fisik lainnya yang baik. Dan kestabilan emulsi ini dipengaruhi oleh suhu dan
waktu (martin, 1993).
Kulit bisa mengalami penuaan terutama pada daerah-daerah yang sering
terpapar sinar matahari secara langsung seperti wajah, leher, bagian atas lengan,
dan tangan. Lapisan kulit akan semakin menipis (sekitar 10% per 10 tahun),
sehingga kulit akan semakin mudah mengalami iritasi dan rapuh. Jumlah
produksi proteoglikan dan natural moisturizing factor (NMF) berkurang,
sehingga kulit akan semakin kering. Jumlah pembuluh darah kulit juga berkurang
dan terjadi perpanjangan pergantian sel kulit sehingga kulit akan tampak kusam.
Oleh karena itu diperlukan suatu tambahan perlindungan bagi kulit yang salah
satunya adalah kosmetik antiaging. Kosmetik untuk antiaging sebagian besar
bekerja dengan cara mencegah kerusakan akibat radiasi sinar UV atau
memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi. Antioksidan sering ditambahkan
karena dapat mengurangi kerusakan oksidatif yang ditimbulkan oleh peningkatan
reactive oxygen species (ROS) akibat radiasi UV.
Penuaan dini telah terbukti dapat dicegah dengan menggunakan kosmetik
topical yang mengandung antioksidan karena dapat memberikan proteksi
tambahan dari kerusakan akibat paparan sinar matahari, memperlambat penuaan
dini, mengurangi peradangan dan memperbaiki tampilan kulit. Obat topikal
adalah obat yang mengandung dua komponen dasar yaitu zat pembawa
(vehikulum) dan zat aktif. Zat aktif merupakan komponen bahan topikal yang
memiliki efek terapeutik, sedangkan zat pembawa adalah bagian inaktif dari
sediaan topikal dapat berbentuk cair atau padat yang membawa bahan aktif
berkontak dengan kulit. Idealnya zat pembawa mudah dioleskan, mudah
dibersihkan, tidak mengiritasi serta menyenangkan secara kosmetik. Adapun
macam-macam kosmetik salah satunya adalah krim (Yanhendri dan Satya, 2012).
Krim merupakan salah satu bentuk sediaan yang digunakan untuk kulit. Krim
adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang
dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (Rahmatika, 2017).
Keuntungan sediaan krim ialah kemampuan penyebarannya yang baik pada kulit,
memberikan efek dingin karena lambatnya penguapan air pada kulit, mudah
dicuci dengan air, serta pelepasan obat yang baik. Selain itu tidak terjadi
penyumbatan di kulit (Astuti, 2015).
Anti-aging atau anti penuaan adalah sediaan yang berfungsi menghambat
proses kerusakan pada kulit (degeneratif), sehingga mampu menghambat
timbulnya tanda-tanda penuaan pada kulit (Muliyawan dan Suriana, 2013).
Terapi anti-aging akan lebih baik apabila dilakukan sedini mungkin, yakni disaat
seluruh fungsi sel-sel tubuh masih sehat dan berfungsi dengan baik. Akhir-akhir
ini banyak produk krim mengandung bahan anti-aging, namun kebenaran dari
produk-produk tersebut untuk mencegah penuaan dini sering menjadi bahan
untuk diperbincangkan dan diteliti. Menurut hasil penelitian para pakar, krim
anti-aging dirancang secara khusus untuk mencegah penuaan dini terutama jika
diaplikasikan pada malam hari (Fauzi dan Nurmalina, 2012).
Salah satu bahan alam yang bisa dipergunakan sebagai antiaging adalah
madu (Mel depuratum) dan minyak zaitun (Oleum olivarum/Olea europaea.
Faktanya penggunaan madu membuat awet muda bahkan panjang umur, madu
memiliki kemampuan menarik dan mengikat kelembapan. Sejalan dengan
bertambahnya usia, kulit kehilangan kemampuannya untuk mengikat air yang
mengakibatkan kulit kering dan keriput. Madu menutrisi kulit, menjaga
kelembapan sehingga kulit tidak mengering sedangkan Minyak zaitun
mempunyai peranan penting dalam industri kosmetik. Minyak zaitun digunakan
sebagai bahan dalam berbagai jenis kosmetik, karena diyakini berkhasiat untuk
menjaga kelembapan dan kelembutan kulit, sehingga kulit tetap awet muda
(Muliyawan dan Suriana, 2013). Kandungan vitamin E dalam minyak zaitun
mencapai 14 mg/100 gram. Vitamin E adalah antioksidan alami yang mampu
menangkal oksidasi di dalam tubuh yang bisa merusak sel, sehingga kandungan
ini efektif untuk mencegah penuaan dini (Agung, 2014). Minyak zaitun memiliki
kandungan asam oleat hingga 80% (Surtiningsih, 2005).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian tentang krim
untuk membuat “ Formulasi sediaan krim dari madu (Mel depuratum) dan
minyak zaitun (Oleum olivarum/Olea europaea) Dengan Berbagai Konsentrasi “.
Dalam pembuatan sediaan krim antiaging ini semoga dapat dijangkau dan
diterima oleh masyarakat.
1.2.2 Apakah sediaan krim yang mengandung madu (Mel depuratum) dan
minyak zaitun (Oleum olivarum/Olea europaea) memiliki pH yang
memenuhi syarat dan stabil ?
1.2.3 Apakah sediaan krim yang mengandung madu (Mel depuratum) dan
minyak zaitun (Oleum olivarum/Olea europaea) menimbulkan iritasi
kulit ?