Formulasi Cream
Formulasi Cream
Formulasi Cream
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat yang
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah
digunakan untuk sediaan setengan padat yang mempunyai konsistensi relatif cair
diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini
batasn tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air
atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dlam air, yang
dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosetika dan estetika
(Anonim, 1995)
Krim yang dibuat pada praktikum ini menggunakan basis lemak dan minyak sebagai
berikut
1. Cera Alba (Malam putih)
Malam putih adalah hasil pemurnian dan pengelantangan Malam Kuning yang diperoleh
dari sarang lebah madu Apis melifera Linne (Familia Apidae) dan memenuhi syarat uji
kekeruhan penyabunan
Pemerian : Padatan putih kekuningan, sedikit tembus cahaya dalam keadaan lapisan tipis,
bau khas lemah dan bebas bau tengik. Bobot jenis lebih kurang 0,95%
Kelarutan : Tidak larut dalam air, agak sukar larut dalm etanol dingin, Etanol mendidih
melarutkan asam serotat dan bagian dari mirisin, yang merupakan kandungan malam putih.
Larut sempurana dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan minyak atsiri
(Anonim, 1995)
2. Parafin
Parafin adalh campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan yang diperoleh dari minyak
tanah
Pemerian : Hablur tembus cahaya atau agak buram; tidak berwarna atau putih; tidak
berbau; tidak berasa; agak berminyak
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol, mudah larut dalam kloroform, dalam
eter, dalam minyak menguap dalam hampir semua jenis minyak lemak hangat, sukar larut
dalam etanol mutlak (Anonim, 1995)
3. Adeps lanae
Lemak bulu domba adalh zat serupa lemak yang dimurnikan, diperoleh dari bulu domba
Ovis aries Linne (Familia Bovidae) yang dibersihkan dandihilangkan warna dan baunya.
Mengandung air tidak lebih dari 0,25%. Boleh mengandung antioksidan yang sesuai tidak
lebih dari 0,02%.
Pemerian massa seperti lemak, lengket, warna kuning dan bau khas
Kelarutan : Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air lebih kurang 2 kali beratnya;
agak sukar larut dlam etanol dingin, lebih larut dalam etanol panas; mudah larut dalam eter
dan dalam kloroform (Anonim, 1995)
4. Spermaceti
: Spermatophyta
Anak divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Bangsa
: Dialylpetalae
Suku
: Plantaginaceae
Marga
: Plantago
Jenis
: Plantago mayor L
Kandungan
Lendir, glikosida aukubin, invertin, emulsin, vitamin C, asam sitrat, tanin ( Anonim, 1977),
flavonid
Penggunaan
Astringen
Cream anti jerawat
Jerawat adalah penyakit kulit akibat peradangan menahun dari folikel polisebasea yang
ditandai dengan adanya erupsi, komdo, papul, pustule, nodus dan kista pada tempat
predileksi: muka, leher, lengan atas, dada, dan punggung
Bahan tanaman yang digunakan dalam cream anti jerawat adalah infusa daun Mimba
(Azadiracta indica Juss). Berikut Taksonomi dari Azadirachta indica;
Divisi
: Spermatophyta
Anak divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Bangsa
: Dialypetalae
Suku
: Rutales
Marga
: Meliaceae
Jenis
Kandungan kimia
Tanamann mimba mengandung senyawa fosfat, kalium, flavonol, minyak atsiri, alkaloid,
minyak lemak, quercetin, mangosin, beta-sitosterol ( Evans, 1989). Beberapa senyawa
yang terdapat dalam tanaman mimba telah diungkapkan mempunyai aktivitas anti-jamur
yaitu beta-sitosterol dan myrcetin pada bunga, nimbidin pada biji dan kulit batang, serta
scopoletin pada seluruh bagian tanaman mimba (Duke, 1992)
Kegunaan dalam kosmetika
Buah, daun, batang, akar, dan minyak biji mimba sering digunakan masyarakat sebagai
antiseptik, antimikroba, dan pengobatan infeksi kulit (Neem foundation, 1997)
Tanaman mimba juga dapat mengatasi gangguan yang kronis pada kulit seperti jerawat,
psoriasis, eksem, ketombe pada kulit kepala, dan rambut rontok ( Narula, 2000)
Minyak dalam biji mimba telah diketahui mengandung senyawa dengn unsur belerang
yang memiliki efek antikuman (Soesono, 1997
FORMULA
1. Cream Tabir Surya
Bagian A
Spermaceti
3,1 g
Cera Alba
3 g
Parafin Cair
13 g
Nipasol
0,05 g
Bagian B
Na Borat
0,125 g
Nipagin
0,03g
Air suling
10 ml
0,4 g
2. Cream Jerawat
Parafin Liquid
10,5 g
Adeps Lanae
2,75 g
Cera alba
3,75 g
Spermaceti
2,15 g
Air suling
6,125 g
Borax
g
Cara Kerja
: krem kehijauan
Bau
: Tidak berbau
Viskositas
: Kental
pH
: 6
2. Cream Jerawat
Warna
: Krem
Bau
Viskositas
pH
:6
PEMBAHASAN
cream. Penggunaan spermaceti dan parafin menguntungkan jika digukan sebagai basis
krim wajah, dapat menjaga kelembapan dan memberiakan lapisan pelindung. Dari kedua
jenis basis diatas, dapat diketahui bahwa krim mempunyai tipe emulsi w/o.
Bahan Bagian B adalah Na borat, nipagin, air suling dan ekstrak plantago mayor. Bagian B
ini terdiri dari bahan-bahan yang larut dalam air. Nipagin sebagai pengawet (preservatif).
Pengawet ditambahkan untuk mencegah kontaminasi, pengrusakan dan pembusukan oleh
bakteri dan fungi. Hal iitu dikarenakan adanya aquadest dan basis yang berlemak
merupakan substrat mikoorganisme.
Masing-masing, bagian A dan bagian B dipanaskan pada suhu 70oC. Pemanasan pada
bagian A berfungsi untuk melehkan bahan-bahan padat. Sedangkan pemanasan bagian B
bertujuan untuk melarutkan dan menghomogenkan bahan-bahan yang ada pada campuran
tersebut. Bagian A dan dan bagian B lalu dicampur didalam mortir dengan pengadukan
yang terus menerus hingga kental
Dari hasil praktikum didapatkan krim yang berwarna krem kehijauan, dengan viskositas
yang kental. Krim ini mempunyai pH 6, sedikit asam tapi mendekati pH netral jadi tidak
mengiritasi kulit. Krim ini tidak mempunyai bau yang spesifik.
.
Krim Anti Jerawat
Pada pembuatan krim Anti jerawat digunakan bahan aktif infus daun mimba. Penggunaan
Daun Mimba di masyarakat untuk mengobati penyakit infeksi kulit, salah satu diantaranya
adalah jerawat. Dari hasil-hasil penelitian, daun mimba mempunyai aktifitas antibakteri
dan antifungi. Maka dari itu, daun tanaman ini digunakan dalam krim yang berkhasiat
sebagai anti jerawat.
Penggunaan jenis basis krim pada krim anti jerawat ini tidak jauh berbeda denga krim tabir
surya yaitu, Parafin liquid, spermaceti, cera alba dan adeps lanae. Fungsi dari parafin,
spermaceti dan cera alba telah diuraikan pada bagian pembahasan krim tabir surya.
Sedangkan Adeps lanae merupakan basis absorbsi anhidrous. Basis ini bersifat hidrofilik
yang mempunyai kemampuan untuk mengabsorbsi air yang ditambahkan. Ketika air
ditambahkan, maka basis akan menyerap air dan membentuk emulsi tipe w/o. Bila basis ini
digunakan dalam kulit dapat merupakan lapisan penutup dan melunakkan kulit. Tetapi
banyak yang alergi terhadap adeps lanae. Di samping itu adeps lanae bertendensi menjadi
tengik dan baunya kurang menyenangkan
Krim yang dihasilkan berwarna coklat krem, tidak hijau sepeti krim tabir surya, karena
yang digunakan adalah infus daun mimba, sehingga klorofil tidak telarut dalam pelarut
tersebut. Sedangkan viskositasnya kental dan pHnya 6. Krim Berbau agak tengik
disebabkan adanya adeps lanae.
Dari hasil analisis diketahui bahwa tidak ada pertumbuhan mikroorganisme pada cream
tabir surya yang telah dibuat. Hal ini ditandai dengan tidak adanya perubahan warna dan
bau. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa cream tabir surya dengan bahan aktif infus daun
mimba yang telah dibuat mempunyai stabilitas yang cukup baik.
Tidak ada permasalahan yang mendasar pada pembuatan krim ini, karena pembuatannya
relatif mudah. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah kekuatan pengadukan dan waktu
pengadukan emulsi perlu diperhitungkan agar terbentuk krim dengan viskositas yang
diharapkan
Kesimpulan