LTA Bidan
LTA Bidan
LTA Bidan
Oleh :
PUTRI RAHAYU
2032004
Disusun oleh:
Putri Rahayu
2032004
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Amd.Keb pada Universitas Katolik Musi Charitas.
Peneliti menyadari bahwa Latihan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna
seperti apa yang diharapkan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati peneliti
mengharapkan segala kritik dan saran-saran demi kesempurnaan Proposal Tugas
Akhir ini.
Dalam menyusun Proposal Tugas Akhir ini tentu saja peneliti banyak
menemui kesulitan dan hambatan, akan tetapi berkat bantuan, bimbingan dan nasehat
dari berbagai pihak saya dapat menyelesaikan Latihan Tugas Akhir ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada :
1. Dr. Antonius Singgih Setiawan, SE., M.Si selaku Rektor Universitas Katolik Musi
Charitas Palembang.
2. Maria Nuraeni, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Katolik Musi Charitas Palembang.
3. Theresia Anita, M.Tr.Keb selaku ketua Program Studi DIII Kebidanan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas Palembang.
1. Tabel TFU
2. Tabel Imunisasi TT
3. Tabel IMT
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar pemeriksaan leopold
2. Gambar penurunan kepala janin
DAFTAR LAMPIRAN
1. Buku KIA
2. Informed consent
3. Lembar persetujuan pengambilan askeb
4. Lembar cek darah laboratorium
DAFTAR SINGKATAN
Abdomen : Perut
Anemia : Suatu keadaan yang ditandai penurunan jumlah entrosit,
kadar hemoglobin dan volume sel darah
Anterior : Depan
Appearance : Warna Kulit
Activity : Aktivitas
A. Identitas
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Nama Sekolah Tahun masuk dan
lulus
SD SD N 01 Peninggalan 2009 - 2013
SMP SMP N 08 Tungkal Jaya 2013 – 2017
SMA SMA N 01 Tungkal Jaya 2017 – 2020
Perguruan Tinggi Universitas Katolik Musi 2020 – 2023
Charitas
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa tingginya
angka kematian ibu di beberapa wilayah dunia mencerminkan ketidaksetaraan
dalam akses kelayanan kesehatan yang berkualitas dan menyoroti kesenjangan
antara kaya dan miskin. AKI dinegara berpenghasilan rendah pada tahun 2017
adalah adalah 462 per100.000 kelahiran hidup dibandingkan 11 per100.000
kelahiran hidup dinegara berpenghasilan tinggi. Setiap tahun lebih dari
300.000 wanita meninggal karena komplikasi kehamilan, persalinan dan 2,5
juta bayi meninggal selama bulan pertama kehidupan. Pada tahun 2019
ditingkat global rata-rata 17 kematian per1.000 kelahiran hidup. Angka
kematian dalam bulan pertama kehidupan bayi tahun 2019 sekitar 6.700
kematian neonatal setiap hari. (WHO, 2021)
Pada tahun 2018 AKI di kota Palembang sebanyak 4 orang dari 26.837
kelahiran hidup. Penyebab kematian yaitu perdarahan 1 orang. Hipertensi
dalam kehamilan 1 orang, gangguan sistem peredaran darah 1 orang dan
penyebab lain-lain sebanyak 1 orang. Berdasarkan laporan program anak di
Kota Palembang, jumlah kematian bayi ditahun 2018 sebanyak 24 kasus
kematian yang terdiri dari 18 bayi neonatus (0 s.d 28 hari) dan 6 bayi (29 s.d
11 bulan) dari kelahiran hidup. Penyebab kematian neonatal antara lain adalah
BBLR, Asfiksia dan lain-lain. Penyebab kematian Post Neonatal adalah diare
(3bayi) dan lain-lain (3 bayi) (Dinkes Provinsi Sumsel,2019).
Berdasarkan data Rekan medis di PMB Ellna pada tahun 2018 sampai
2020, jumlah AKI dan AKB 0 jiwa. Tahun 2018 kunjungan ibu hamil 1.776
jiwa, Persalinan 178 jiwa, Bayi baru lahir 178 jiwa, kunjungan ibu nifas 178
jiwa. Tahun 2019, kunjungan ibu hamil 1.621 jiwa, persalinan 187 jiwa, bayi
baru lahir 187 jiwa, kunjungan ibu nifas 187 jiwa. Tahun 2020 kunjungan ibu
hamil 1.553 jiwa, persalinan 227 jiwa, bayi baru lahir 227 jiwa, kunjungan
ibu nifas 227 jiwa. Persalinan dan bayi baru lahir dari tahun 2018 sampai
2020 mengalami peningkatan tetapi kunjungan ibu hamil mengalami
penurunan (Rekam medik tahunan Bidan Ellna, 2020).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya
adalah “Bagaimanakah asuhan kebidanan berkelanjutan (Continuity Of
Midwifery Care) pada Ny. “P” di praktik mandiri bidan Ellna. SST.M.Kes.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of
Midwifery Care) pada Ny. “P” di Praktik Mandiri Bidan Ellna.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. “P” mulai dari
Asuhan Kebidanan Kehamilan, persalinan, BBL, nifas, neonatus, dan
KB.
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny. “P” untuk
Asuhan Kebidanan kehamilan, persalinan, BBL, nifas, neonatus, dan
KB.
c. Mampu menegakan assessment kebidanan sesuai proritas pada Ny.
“P” untuk kehamilan, persalinan, BBL, nifas, neonatus, dan KB.
d. Mampu melakukan plan secara tepat pada Ny. “P” untuk kehamilan,
persalinan, BBL, nifas, neonatus, dan KB.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan serta
penerapan asuhan kebidanan dalam suatu batasan terhadap ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus, dan KB.
2. Manfaat aplikasi/ terapan
Dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
ibu dan anak (KIA), yang khususnya dalam memberikan informasi
mengenai tentang asuhan yang diberikan pada ibu hamil, bersalin, BBL,
nifas, neonatus, dan KB.
E. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan penulis disini ialah berupa metode deskriptif yang
menggambarkan apa yang telah diamati dan dilakukan dari awal sampai ahkir
dengan menggunakan metode SOAP, untuk pengumpulan data sebagai berikut :
1. Wawancara
2. Observasi
4. Pemeriksaan penunjang
5. Studi dokumentasi
6. Sistematika penulisan
a. BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tantang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat, dan metode penulisan.
Bab ini menjelaskan tentang desain studi kasus, lokasi pengambilan, sasaran
atau subjek pasien dari pengambilan kasus, waktu dan tempat pengambilan
kasus, Teknik dan instrument pengumpulan data.
e. BAB V PEMBAHASAN
f. BAB VI PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
2. Sistem payudara.
Mamae akan membesar dan melebar pada bulan pertama kehamilan
dan sedikit berwarna gelap serta munculnya kelenjar montgomery
ialah kelenjar sebasea hipertrofik. Cairan berwarna kekuningan yang
keluarnya dari payudara itu disebut dengan kolostrum. Mamae
membesar akibat adanya hormon somatomamtropin, estrogen dan
progesterone namun belum dapat mengelurkan ASI. Hormone
somatomamtropin mempergaruhi sel-sel asinus yang dapat munculnya
perubahan dalam sel yang terjadi pembuatan kasein, laktalbumun,
laktoglubin sehingga mamae dapat utuk laktasi.
3. Sistem endokrin.
(Hormon Corionic Gonadotropic) gonadotropin kronik manusia
(HCG) sel trofoblas dari plasenta yang disekresikan untuk
mempertahankan kehamilan. HCG dapat meningkat 8 hari setelah
ovulasi (9 hari sesudah puncak LH pertengahan siklus). Selama 6-8
minggu kehamilan HCG dapat mempertahankan korpus luteum untuk
memproduksi hormon estrogen dan progesteron dan akan diambil alih
oleh plasenta.
Hiperpigmentasi pada wanita berkulit gelap dan di area aerola
mammae, umbilikus cenderung mengalami gesekan yang seperti aksila
dan pada pahabagian dalam. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan
hormon penstimulasi, estrogen dan progesterone.
Berikut perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan dari
trimester I sampai dengan trimester III :
1.) Estrogen
Produksi estrogen plasenta yang terus naik selama kehamilan dan
sampai akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum
hamil.
2.) Progesteron
Produksi progesteron lebih banyak dibandingkan hormon estrogen.
Pada saat akhir kehamilan produksinya kira-kira 250 mg/hari.
Progesteron menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan sub
kutan di abdomen.
3.) Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
Hormon ini terdeteksi di beberapa hari yang setelah perubahan dan
merupakan dasar tes kehamilan. Fungsi HCG ini utamanya untuk
mempertahankan korpus luteum.
4.) Human Placental Lactogen (HPL)
Hormon ini diproduksi terus naik pada saat usia kehamilan aterm
menccapai 2 gram/ hari. Hal ini bersifat diabetogenic, sehingga
kebutuhan insulin wanita hamil jadi naik.
4. Sistem perkemihan.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan
tingga timbul rasa ingin buang air kecil, dengan menua nya usia
kehamilan tertekannya kandung kemih akan menghilang bila uterus
gravidus keluar dari panggul. Pada kehamilan yang normal, fungsi
ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi glomelurus (glomerural
filtrasion rate) dan aliran plasma ginjal meningkat pada kehamilan.
Fungsi ginjal berubah karena adanya hormon kehamilan, peningkatan
volume darah, postur wanita, aktifitas fisik dan asupan makanan. Pada
minggu ke-10 gestasi, pelvik ginjal dan ureter berdilatasi.
Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, Panjang
bertambah 1-1,5 cm, volume renal meningkat 60 ml dari 10 ml pada
wanita yang tidak hamil. Ureter berdilatas, perubahan fungsi ginjal
selama kehamilan mungkin dipengaruhi oleh hormon maternal dan
plasenta masuk adenocorticotrofik hormonal (ACTH), ADH (anti
diuretic hormon), aldostro, aldosteron, kortisol, HCS (human
chorionic somatotropin) dan hormon tiroid. Filtrasi glomerulus
meningkat sekitar 50% selama kehamilan peningkatannya dari awal
kehamilan relatif yang tinggi sampai aterm dan akan kembali normal
pada 20 minggu post partum.
5. Sistem pencernaan.
Pada kehamilan di trimester tiga lambung ada diposisi vertikal dan
tidak pada posisi normal, yaitu posisi horizontal. Kekuatan pada
mekanis ini menyebabkan terjadinya peningkatan intragastik dan
perubahan pada gastro-esofageal yang mengakibatkan terjadinya
refluks esophageal yang jadi besar. Pirosis (hearthburn) sering ditemui
pada kehamilan yang kemungkinan besar terjadi disebabkan oleh
reflus sekresi asam ke esophagus bawah yang menimbulkan rasa nyeri
pada ulu hati, konstipasi, dan hemoroid. Hemoroid ini dapat terjadi
kerena konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena yang dibawah uterus
termasuk pada vena hemoroidal.
6. Sistem musculoskeletal
Pada saat trimester pertama tidak banyak perubahan pada
musculoskeletal. Akibat peningkan kadar hormone estrogen dan
progesterone, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago, dan
ligament juga meningkatkan jumlah cairan synovial. Keseimbangan
kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal apabila asupan
nutrisinya khususnya produk susu terpenuhi, tulang dan gigi biasanya
tidak berubah pada kehamilan yang normal.
Pengaruh hormon estrogen dan progesteron, terjadi relaksasi dari
ligament-ligament dalam tubuh yang menyebabkan peningkatan
mobilitas dari sambungan/ otot terutama otot-otot pada pelvis.
Perubahan-perubahan tersebut dapat meningkatkan rasa
ketidaknyamanan dan rasa sakit pada bagian belakang yang bertambah
sering dengan penambahan umur kehamilan.
Hipertropi (pembesaran atau dilatasi ringan jantung mungkin
disebabkan oleh terjadinya peningkatan volume darah dan curah
jantung. Karena diafgragma terdorong keatas, jantung terangkat keatas
dan terotasi kedepan dan kekiri. pada trimester pertama aliran darah
meningkat dari 1-2% sampai 17% pada usia kehamilan yang cukup
bulan. Dalam peningkatan darah maternal ke dasar plasenta
diwujudkan kira-kira 500ml/menit pada usia kehamilan yang cukup
bulan.
Anemia ialah suatu kondisi yang terdapat kurangnya sel darah
merah atau hemoglobin. Diantara minggu ke-10 dan minggu ke-20
volume plasma dapat bertambah dan preload meningkat. Selama
kehamilan kinerja vertikel dapat dipengaruhi oleh penurunan resistensi
vascular sistemik dan terjadi perubahan aliran denyut darah arteri.
7. Sistem pernafasan
Adptasi ventilasi dan structural selama masa hamil bertujuan
menyediakan kebuuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu
meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju metabolic dan
peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudarah. Janin
membutuhkan oksigen dan satu cara untuk membuang karbondioksida.
Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamentum pada krangka
iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat.
Pada wanita hamil prekuensi napasnya hanya sedikit
meningkat, peningkatan volume tidal pernafasan yang berhubungan
dengan frekuensi napas normal menyebabkan peningkatan volume
napas 1menit sekitar 26%. Peningkatan volume napas 1menit disebut
hiperventilasi kehamilan yang menyebabkan konsentrasi
karbondioksida dialveoli menurun.terjadi kenaikan berat badan sekitar
5,5kg, penambahan BB dari mulai awal kehamilan sampai akhir
kehamilan adalah 11-12kg.
1) Fase Precquikening
Pada fase ini ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan
segala aspek di dalamnya terhadap apa yang telah terjadi selama ini.
Ibu akan menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan
interpersonal yang telah terjadi dan hal tersebut akan menjadi dasar
bagaimana ia akan mengembangkan hubungan dengan anak yang
akan dilahirkan nantinya.
2) Fase Postquickening
Secara umum pada fase ini ibu akan mengalami perubahan,
yaitu:
bersih dan kering. Pada akhir kehamilan akan terjadi pembesaran janin
Nurhayati, 2019).
dari duduk, berdiri, berjalan dan posisi tidur (Sutanto dan Fitriana,
2019).
1. Pengukuran BB dan TB
Penambahan berat badan ibu hamil maksimal 9kg atau 1kg
setiap bulan. tinggi badan ibu hamil untuk menentukan status gizi
ibu hamil (Kemenkes RI, 2020)
2. Tekanan darah
Normalnya tekanan darah berkisar antara 110/80 - 140/90
mmHg. Jika tekananan darah sistolik >140 mmHg dan diastolik
>90 kemungkinan ibu hamil mengalami hipertensi (Kemenkes RI,
2020).
3. LILA
Normalnya LILA < 23,5 cm jika kurang ibu hamil
kemungkinan mengalami KEK (Kurang Energi Kronis)
(Kemenkes RI, 2020).
4. Tinggi Fundus Uteri
TFU merupakan pengukuran jarak antara simfisis dan TFU
dengan menggunakan pita ukur dengan satuan cm dan hasil
ukurannya dapat memperkirakan usia kehamilan dalam minggu
(Kemenkes RI, 2020).
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan
UK TFU dalam cm
22-28 minggu 24-25 cm
28 minggu 26 cm
30 minggu 29,5-30 cm
32 minggu 31 cm
34 minggu 32 cm
36 minggu 33 cm
40 minggu 37,7 cm
(Sumber: Pratiwi, 2020)
d. Jadwal ANC
b. Abdomen
Pemeriksaan abdomen meliputi apakah pembesaran abdomen
sesuai dengan usia kehamilan, ada tidaknya luka bekas operasi,
menentukan letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala. Pada
pemeriksaan abdomen, kita harus menentukan letak, presentasi, posisi,
dan penurunan kepala (Muthe dkk, 2019).
Berikut ini adalah cara pemeriksaan abdomen dengan
menggunakan leopold:
1) Leopold I
Tujuan pemeriksaan dari leopold I adalah untuk menentukan
tuanya kehamilan dan menentukan bagian-bagian janin yang
berada di fundus uteri (Sutanto dan Fitriana, 2019).
Cara pemeriksaan leopold I adalah menghadap ke arah ibu,
kemudian minta ibu untuk menekuk kaki lalu mengumpulkan
fundus uteri ke arah tengah dengan menggunakan jari-jari tangan
kiri kemudian ukur tinggi fundus uteri dengan batasan Sympisis-
pusat-Processus Xiipoudeus(Muthe dkk, 2019).
2) Leopold II
Tujuan pemeriksaan pada leopold ke II adalah untuk
mengetahui bagian-bagian janin yang berada pada bagian samping
kanan dan kiri uterus. Cara pemeriksaan yang dilakukan adalah
dengan meletakkan tangan di bagian kanan dan kiri uterus ibu,
tengan kanan meraba bagian janin yang berada di samping kiri
uterus, sedangkan tangan kiri menahan pada sisi sebelahnya,
begitu juga sebaliknya. Apabila teraba bagian yang keras, datar
dan memanjang itu adalah sifat dari punggung janin, kemudian
kita harus menentukan pada bagian mana punggung janin berada
(Muthe dkk, 2019).
Setelah melakukan pemeriksaan leopold II dan telah
menentukan posisi punggung janin maka dilanjutkan dengan
melakukan pemeriksaan detak jantung janin (DJJ) dengan
menggunakan fetoslop atau doppler. Bunyi yang terdengar
meliputi bunyi jantung janin, gerakan janin, bising tali pusat,
bunyi aorta dan bising usus (Sutanto dan Fitriana, 2019).
Denyut jantung janin dapat terdengar dengan fetoskop/leanec
pada usia kehamilan 20 minggu, dengan menggunakan doppler
pada usia kehamilan 12 minggu. Cara pemeriksaannya yaitu
(Muthe dkk, 2019):
a) Tentukan area terdengarnya DJJ yang paling keras (Punktum
Maximum), apabila janin dengan posisi membujur dan
presentasi kepala maka punctum maksimum berada di area
antara pusat dan symfisis tergantung dengan letak punggung
janin. Selain itu melalui pemeriksaan ini dapat diketahui
apakah janin tunggal atau kembar dari DJJ yang terdengar di
dua tempat berbeda.
b) Meletakkan fetoskop/leanec pada area punctum maksimum,
apabila sudah terdengar bunyi denyut jantung janin maka
pastikan DJJ dengan cara membedakannya dengan denyut
nadi ibu pada arteri radialis.
c) Hitung bunyi denyut jantung janin dengan cara 3x tiap 5 detik
kemudian jumlahkan dan dikalikan 4 atau hitung selama 1
menit penuh dan perhatukan iramanya.Frekuensi DJJ normal
pada janin ialah 120-160x/menit.
3) Leoplod III
Tujuan pemeriksaan pada leopold III adalah menentukan
presentasi janin dan menentukan apakah bagian terbawah janin
sudah masuk pintu atas panggul (Sutanto dan Fitriana, 2019).
Cara pemeriksaan yang dilakukan yaitu dengan meraba
samping kanan dan kiri uterus, pindahkan tangan kiri ke arah
fundus dan tangan kanan ke bagian bawah uterus. Apabila teraba
keras dan saat digoyangkan terasa lentingan itu pertanda kepala
janin. Apabila teraba lunak dan bila dogoyangkan tidak ada
lentingan pertanda bahwa itu adalah bokong janin. Pada saat
bagian terbawah janin tidak dapat digoyangkan artinya janin sudah
masuk ke pintu atas panggul, dan sebaliknya (Muthe dkk, 2019).
Gambar 2.1Pemeriksaan Leopold
(Sumber :Munthe dkk, 2019).
c. Ekstermitas
Pemeriksaan ekstremitas meliputi pemeriksaan tangan dan
kaki untuk mengetahui adanya pembengkakan/edema sebagai
indikasi preeklamsia. Pada kaki dilakukan pemeriksaan varises
dan edema. Pemeriksaan edema dilakukan dengan cara
menekan pada bagian pretibial, dorsopedia dan malleolus
selama 5 detik, apabila terdapat bekas cekungan yang lambat
kembali menandakan bahwa terjadi pembengkakan pada kaki
ibu (Munthe dkk, 2019).
d. Genetalia
Pemeriksaan genetalia eksterna dan anus dilakukan untuk
mengetahui kondisi anatomis genetalia eksternal dan
mengetahui adanya tanda infeksi dan penyakit menular
seksual. (Muthe dkk, 2019).
e. Refleks Patella
Pemeriksaan refleks patella ibu harus dalam keadaan rileks
dengan kaki yang menggantung. Pada kondisi normal apabila
tendon patella diketuk maka akan terjadi refleks pada otot paha
depan berkontraksi dan menyebabkan kaki menendang keluar.
(Muthe dkk, 2019).
2. Ibu merasa gembira, lega dan bangga akan dirinya, ibu juga
merasa lelah.
perlu dijahit.
2019).
d) Kala IV
Ibu juga merasa bahagia terlepas dari ketakutan dan kecemasan
yang dialami. Ibu memiliki rasa ingin tahu yang kuat akan bayinya dan
ibu merasa bangga sebagai seorang ibu (Fitriana dan Nurwiandani,
2019).
5. Tahapan persalinan
Adapun tahapan-tahapan pada persalinan yaitu (Sulisdian dkk, 2019):
a) Kala I
Pada kala I terdapat dua fase yaitu fase laten terjadi ketika
pembukaan 0-3 cm dan fase aktif terjadi dari pembukaan 4-10 cm.
b) Kala II
Pada kala II dimulai dari tahapan proses persalinan yaitu
pembukaan 10 cm atau lengkap. Proses ini berlngsung 2 jam pada
primigravidan dan 1 jam pada multigravida. Pada tahap ini his terjadi
lebih kuat dan cepat. Dalam kondisi yang normal kepala janin sudah
masuk dalam rongga panggul.
c) Kala III
Pada tahap ini dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta
yang normalnya berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
d) Kala IV
Pada tahap ini terjadi pada masa 1-2 jam setelah plasenta lahir. Pada
kala IV dilakukan observasi setiap 15 menit pada jam pertama dan 30
menit pada jam kedua.
6. Tanda-tanda persalinan
a) Terjadinya his persalinan, merupakan kontraksi rahim yang
menimbulkan rasa nyeri perut serta dapat menimbulkan adanya
pembukaan serviks ketika kontraksi terjadi (Sulfianti dkk, 2020).
b) Keluarnya lender bercampur darah, lender berasal dari pembukaan dari
serviks sedangkan pengeluaran darah disebabkan karena adanya
robekan pembuluh darah ketika serviks mengalami pembukaan
(Sulfianti dkk, 2020).
c) Ketuban pecah, sebagian ibu hamil mengalami pecah ketuban ketika
memasuki proses persalinan. Jika ketuban pecah maka ibu hamil
mengalami proses persalinan berlangsung kurang dari 24 jam
(Sulfianti dkk, 2020).
8. Bidang Hodge
Bidang hodge adalah menentukan sampai manabagian terendah janin
turun dalam panggul persalinan.
a) Bidang Hodge I : Bidang datar yang melalui bagian atas simfisis dan
promontorium. Bidang ini dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul.
b) Bidang Hodge II : Bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I terletak
setinggi bagian bawah simfisis.
c) Bidang Hodge III : Bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I dan II,
terletak setinggi spina ischiadika kanan dan kiri. Pada referensi lain,
bidang Hodge III disebut juga bidang O. Kepala yang berada diatas 1
cm disebut (-1) atau sebaliknya.
d) Bidang Hodge IV : Bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I, II, II,
teletak setimggi Os. Coccgygis.
berikut :
c) Perineum menonjol
d) Vulva membuka
yang tersedia.
c) Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi, lepaskan dan rendam
Cuci tangan setelah sarung tangan dilepaskan dan tutup kembali partus
set.
10) Perikasa denyut jantung janin (DJJ setelah konteraksi uterus mereda
11) Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
ada.
12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa
ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi ini, ibu
bagi ibu.
13) Lakukan bimbingan meneran pada saat merasa ingin meneran atau
a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif. Dukung
g) Segera rujuk bila bayi belum akan segera lahir setelah pembukaan
14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman.
15) Letakkan handuk bersih di perut bawah ibu, jika kepala bayi sudah
17) Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan alat dan bahan.
19) Setelah kepala bayi tampak membuka vulva maka lindungi perineum
dengan satu tangan dilapisis dengan kain bersih dan kering, tangan
20) Periksa adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan yang sesuai jika hal itu
21) Setelah kepala bayi lahir, tunggu putaran paski luar yang berlangsung
secara spontan.
22) Setelah putaran paksi luar, pegang kepala bayi secara bipariental.
kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah
arkus pubis dan kemudian gerakan ke arah atas dan distal untuk
23) Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu
belakang, tangan uang lain menelusuri lengan dan siku anterior bayi
24) Setalah tubuh dan lengan lahir penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang kedua mata kaki dengan
melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi lain.
kering. Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi aman di perut bagian
bawah ibu.
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada bayi kedua.
28) Beritahu ibu bahwa akan disuntikan oksitosin agar uterus berkontraski
dengan baik.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit di
oksitosin).
30) Setelah dua menit bayi lahir, jepit tali pusat dengan kelm kira-kira 2-3
cm dari pusar bayi. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah yang lain
untuk mendorong isi tali pusat kearah ibu, dan klem tali pusat pada
a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit dan
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan lagi benang dan ikat tali pusat dengan simpul kunci
32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi.
kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah
33) Pindahkan klem tali pusat sehingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
34) Letakkan satu tangan di atas kain perut ibu untuk mendeteksi
pusat.
35) Pada saat uterus berkontraksi, teganggkan tali pusat kearah bawah
kranial) secara hati-hati. Jika plasenta tidak lepas setelah 30-40 detik,
i. Pengeluaran plasenta
36) Bila ada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah dorsal
ditarik secara kuat) sesuai dengan sumbu jalan lahir (kearah bawah
tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban lahir dan
38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
berkontraksi.
j. Menilai pendarahan
derajat 2.
40) Periksa kedua sisi plasenta. Pastikan plasenta telah lahir lengkap .
41) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi pendarahan
pervaginaan.
l. Evaluasi
43) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas air DTT
kontraksi.
45) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernapas dengan baik
(40-60x/menit).
48) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
0,5%, lalu bilas dengan air DTT. Bantu ibu memakai pakaian yang
49) Pastikan ibu merasa nyaman dan anjurkan keluarga memberi ibu
50) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
setelah dekontaminassi
sesuai.
54) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam
59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
12. Partograf
dimana semua itu dicatatkan secra rinci pada status atau rekam medic
(bloody show).
(preeklamsi berat).
1) Tekanan darah ibu sistol <90 mmHg dan diastol >90 mmHg
persalinan
3) Kontraksi uterus yang lemah, teraba lembek dan fundus uteri masih
tinggi
1) Tekanan darah ibu < 90/60 mmHg, nadi > 100 x/menit, subu tubuh
2) Kontraksi uterus yang lemah, teraba lembek, dan fundus uteri masih
tinggi.
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
genap 37-42 minggu dengan berat 2500-4000 gram, nilai APGAR >7 dan
2019):
c) Suhu tubuh bayi terlalu hangat lebih dari 38°C dan terlalu dingin
d) Tali pusat bewarna merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk dan
berdarah
e) Tidak BAK dan BAB selama 3 hari
f) Bayi mengalami kejang halus, tidak bisa tenang dan menangis terus
menerus.
4. APGAR SCORE
Penilaian APGAR bertujuan untuk menilai bayi menderita asfiksia
atau tidak berikut penilaian APGAR dalam table.
Penilaian 0 1 2
gerakan
Activity/tonus otot Lemah Ektreminitas Gerakan aktif
sedikit fleksi
Respiratory/ Tidak ada Lambat, Menagis kuat
pernapsan
(Sumber: Fitriana dan Nurwiandani, 2019).
5. ASI Ekslusif
Pemberian ASI Ekslusif berarti bayi hanya boleh minum ASI tanpa
tambahan makanan atau minuman lain selama 6 bulan usia bayi. ASI juga
memberikan banyak manfaat seperti ASI melindungi bayi dari banyak
penyakit termasuk diare, pneumonia, diabetes dan kanker, menyusui dapat
membantu rahim ibu berkontraksi setelah kelahiran dan memperlambat
pendarahan (Sutanto dan Fitriana, 2019).
2019).
8. Pemberian Vitamin K
1. Uterus
b. Miometrium, yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk
kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali kebentuk
semula setiap bulannya.
2. Serviks
3. Vagina
a. Lochea rubra
Timbul pada hari 1-2 postpartum, yang terdiri dari darah segar bercampur
sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks caseosa, lanugo
dan meconium.
b. Lochea sanguilenta
c. Lochea serosa
d. Lochea alba
Timbul setelah 2 minggu postpartum dan hanya merupakan cairan putih.
7. Kunjungan Nifas
a) Kunjungan pertama yaitu 6 jam-2 hari setelah persalinan
b) Kunjungan kedua yaitu 3-7 hari setelah persalinan
c) Kunjungan ketiga yaitu 8-28 hari setelah persalinan
d) Kunjungan keempat yaitu 29-42 hari setelah persalinan (Kemenkes RI,
2020).
e) DPT
1. Kebutuhan Neonatus
1) Makan dan minum
Bayi hanya memerlukan ASI selama 6 bulan pertama.
Pemberian makanan tambahan akan menyebabkan gangguan tidur dan
reaksi alergi. Bayi merasa lapar setiap 2 sampai 4 jam sekali dalam 24
jam. Untuk membantu bayi menyesuaikan diri, bangunkan bayi untuk
makan setiap 2-4 jam ketika ibu terjaga (Rukiyah dan Yulianti, 2019)
2) BAK/BAB
Bayi bisa buang air besar 1-4 kali sehari, sedangkan buang air
kecil lebih sering yaitu 4-5 kali sehari (Rukiyah dan Yulianti, 2019).
3) Tidur
Bayi memerlukan banyak tidur, yaitu 16-18 jam perhari.
Ciptakan suasana yang tenang dan kurangi gangguan atau rangsangan
supaya kebutuhan tidur bayi terpenuhi (Rukiyah dan Yulianti, 2019).
berikut:
reproduksi.
3. Konseling KB
a. Pengertian Konseling KB
2) T : Tanya
reproduksinya.
3) U : Uraikan
4) TU : Bantu
kebutuhannya.
b) Tanyakan apakah pasangan mendukun pilihannya.
5) J : Jelaskan
6) U : Kunjungan Ulang
4. Metode Kontrasepsi
a. Kontrasepsi Alamiah
1) Metode Kalender
Metode ini menggunakan prinsip pantang berkala yaitu tidak
boleh melakukan hubungan seksual pada masa subur sang istri.
Cara tersebut mudah dilakukan tetapi tidak cocok untuk
perempuan yang menstruasinya tidak teratur (Jitowiyono dan
Rouf, 2020). Adapun kelebihan dan kekuarangan penggunaannya:
a. Kelebihan : mudah digunakan, lebih sehat daripada metode KB
lain, tanpa biaya, tidak mengganggu pada saat melakukan
hubungan seksual.
b. Kekurangan : lupa masa subur, harus teliti dalam menghitung
siklus menstruasi, tidak bisa melakukan hubungan seksual
ketika masa subur, tidak efektif untuk perempuan yang
menstruasinya tidak teratur.
2) Suhu basal
Metode ini dijadikan patokan masa aman, menjelang ovulasi
suhu basal tubuh akn turun dan setelah ovulasi akan naik lagi
sampai lebih tinggi daripada sebelum ovulasi. Untuk menentukan
masa yang aman suhu basal harus dicatat dengan teliti setiap pagi
setelah bangun tidur atau sebelum melakukan aktivitas (Jitowiyono
dan Rouf, 2020). Adapun kelebihan dan kekurangan metode ini:
a. Kelebihan : sederhana tanpa biaya, meningkatkan pengetahuan
masa subur
b. Kekurangan : pengukuran suhu basal harus dilakukan pada
waktu yang sama, harus teliti
3) Lendir serviks
BAB III
METODE STUDI KASUS
BAB IV
ASUHAN KEBIDANAN SOAP
A DATA SUBJECTIVE
.
1. IDENTITAS KLIEN IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama ibu : Ny “P” Nama Suami : Tn “A”
Umur : 26 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Islam Status : Menikah
Pendidikan : SMA Agama : Islam
Alamat : Jl. Letda Lrg. Bakti Pendidikan : SMA
No.Telp/Hp : 089797xxxxxx Alamat : Jl. Letda Lrg. Bakti
Gol Darah : AB No.Telp/Hp : 089797xxxxxx
2. Alasan kunjungan/keluhan utama :
Ibu datang ke PMB mengatakan ingin memeriksakan kehamilan dengan keluhan
mual dan muntah, mengaku hamil anak ketiga
3. Keluhan lain yang berhubungan dengan kesehatan saat ini :
Tidak Ada
4. Riwayat Haid
HPHT : 20 Maret 2022
TP : 27 Desember 2022
Siklus Haid : ± 28-30 hari
Masalah lain yang pernah dialami : tidak ada
5. Riwayat Perkawinan
Umur saat menikah : 21 tahun
Lamanya Menikah : 5 tahun
Pernikahan Ke :1
6. Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas Yang lalu
No Tahu Umur Tempat Jenis Penolon Masa JK BB Keada
n Kehami Partus Persalin g nifas an
Partu lan an Persalina anak
s n sekara
ng
1. 2018 39 Klinik Normal Dokter Baik LK 3200 g Hidup
minggu
2. 2020 38 PMB Normal Bidan Baik PR 3000 g Hidup
minggu
5. Keha
milan
saat
ini
f. Pemeriksaan Penunjang
Darah:
Hb Belum dilakukan pemeriksaan
C. ASSESSMENT
G3P2A0
Usia kehamilan 7-8 minggu dari HPHT
IMT 19,22
TTV dalam rentang normal
Kenaikan BB belum ada selama kehamilan
D. PLAN Petugas
1. Berikan KIE Mandiri:
V Ibu a. Menginformasikan ibu hasil
assessment bahwa kondisi ibu
V
Suami dn janin dalam keadaan sehat
b. Menganjurkan ibu untuk
-
Keluarga memakai aroma terapi yang
bisa menghilangkan rasa mual
c. Memberitahu ibu untuk
minum obat anelat dengan
1x10 tablet diminum 1x sehari
d. Menganjurkan ibu untuk
makan sedikit tapi sering dan
mengurangi konsumsi
makanan dengan bau
menyengat yang memicu rasa
mual
e. Menganjurkan ibu untuk
makan dengan menu makanan
yang dianjurkan dengan
bantuan buku KIA
f. Menginformasikan ibu
tentang tanda bahaya
kehamilan TM I yang
mungkin terjadi
Kolaborasi: -
2. Pemeriksaan Mandiri: Pemeriksaan fisik head
to toe
Kolaborasi: -
Rujukan: -
3. Tindakan Mandiri:
a. Memberikan obat anelat 1x10
tablet
Kolaborasi: -
Rujukan: -
4. Kunjungan Ulang Merencanakan kunjungan ANC
berikutnya.
2. Pemeriksaan -
3. Tindakan - Memberikan obat anelat 1x10 tablet
E. EVALUATION
Ibu tampak antusias saat proses KIE:
- Bersedia minum obat yang diberikan oleh Bidan
- Mau mencoba menu yang dianjurkan dibuku KIA
- Mampu menjawab tentang tanda bahaya kehamilan TM I yang mungkin
terjadi
- Menyepakati kunjungan ulang tanggal 09 Agustus 2022 dan berjanji untuk
segara ke faskes bila mengalami keluhan atau masalah kesehatan lainnya.
SOAP PERKEMBANGAN
A. DATA SUBJECTIVE
Ibu datang ingin ANC rutin kunjungan ke 3, usia kehamilan 4 bulan, tidak
ada keluhan, obat anelat habis
B. DATA OBJECTIVE
G3P2A0
Usia kehamilan 23-24 minggu dari HPHT
Kepala janin belum masuk PAP
TBJ 1860 gram
TTV dalam rentang normal
Janin hidup, DJJ dalam rentang normal
Kenaikan BB 9 kg selama kehamilan
D. PLAN Petugas
1. Berikan KIE Mandiri:
V Ibu a. Menginformasikan ibu hasil
assessment, kondisi ibu dan bayi
V
Suami dalam keadaan sehat
b. Menginformasikan untuk minum
-
Keluarga tablet zat besi vitonal F 1x10 tablet
c. Mengingatkan kembali ibu tanda
bahaya kehamilan yang mungkin
terjadi seperti sakit kepala yang
hebat, perdarahan, keluar cairan
dari vagina, sulit tidur
d. Menjelaskan kebutuhan nutrisi pada
ibu dengan bantuan buku KIA
e. Menganjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup
Kolaborasi: -
2. Pemeriksaan Mandiri:Pemeriksaan fisik head to toe,
Hb, HbsAg, Protein urin, Syphilis, HIV
Kolaborasi: -
Rujukan: -
3. Tindakan Mandiri:
Memberikan Vitonal F 1x10 tablet
Melakukan suntik tetanus toksoid 1
Kolaborasi: -
Rujukan: -
4. Kunjungan Merencanakan kunjungan ANC
Ulang berikutnya.
E. Tanggal/ IMPLEMENTATION Tanda Tanda
Waktu/ tangan Tangan
Tanggal Petuga Klien
s
1. Berikan KIE a. Menginformasikan hasil
V Ibu assesment bahwa kondisi ibu
dan bayi dalam keadaan sehat
V
Suami b. Menginformasikan untuk minum
tablet zat besi Vitonal F 1x10
-
tablet
Keluarga c. Mengingatkan kembali tanda-
tanda bahaya yang mungkin akan
dialami ibu dengan bantuan buku
KIA seperti sakit kepala yang
hebat, perdarahan, keluar cairan
dari vagina, sulit tidur, janin
dirasakan kurang bergerak,
demam tinggi
d. Menjelaskan kebutuhan nutrisi
ibu dengan bantuan buku KIA
sepeerti makan buah dan sayur,
telur, daging
e. Menganjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup
f. Menginformasikan kepada ibu
untuk menjaga kebersihan
dirinya atau personal hygiene
E. EVALUATION
Ibu tampak antusias saat proses KIE:
- Menyetujui untuk melanjutkan minum Vitonal F
- Mampu menjawab sebagian besar tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan yang mungkin terjadi, kebutuhan nutrisi, personal hygiene
Menyepakati kunjungan ulang tanggal 03 November 2022, berjanji untuk
segara ke faskes bila mengalami 1/lebih tanda bahaya trimester tiga
dan/masalah kesehatan lainnya.
SOAP PERKEMBANGAN
A. DATA SUBJECTIVE
Ibu ingin ANC rutin kunjungan ke 4, usia kehamilan 7 bulan, tidak ada
keluhan, tablet Fe habis
B. DATA OBJECTIVE
D. PLAN Petugas
1 Berikan KIE Mandiri:
E Ibu 1. Menginformasikan ibu hasilTanda
. Tanggal/ Waktu IMPLEMENTATION Tanda
V
A. DATA SUBJECTIVE
Melakukan pemeriksaan kehamilan , hamil 8 bulan, tidak ada keluhan,
tablet Fe habis, ibu mengatakan sudah mempersiapkan kebutuhan untuk
persalinan dan kelahiran,
B. DATA OBJECTIVE
2. Tanda-tanda vital
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,5°C
3. Kepala dan Wajah
Rambut : Bersih
Kulit Kepala : Bersih
Wajah : Normal tidak ada cloasmagravidarum,
Sklera : Tidak Ikterus
Konjungtiva : Tidak Pucat
4. Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
5. Abdomen
TFU : 33 cm
Presentasi : Kepala
Penurunan : 5/5
DJJ : 127x/menit, teratur dan kuat
TBJ : 3410 gram
6. Kontraksi uterus : Tidak ada
Ekstremitas
Edema : Kiri (-), Kanan (-)
Varises : Kiri (-), Kanan (-)
Reflek Patella : Kiri (+), Kanan (+)
C ASESSMENT
.
G3P2A0
Usia kehamilan 31-32 minggu dari HPHT
Kepala janin belum masuk PAP
3410 gram
TTV dalam rentang normal
Janin hidup, DJJ dalam rentang normal
Kenaikan BB 6 kg selama kehamilan
Glukosa urine (-), Protein urine (+1)
Tablet Fe masih ada, diminum sesuai yang dianjurkan
D. PLAN Petugas
1 Berikan KIE Mandiri:
V Ibu 1. Menginformasikan ibu hasil
.
assessment
V
Suami 2. Menganjurkan ibu untuk
istirahat dan tidur yang cukup
-
Keluarga 3. Memberitahukan ibu tentang
persiapan persalinan
4. Memberitahu ibu tentang
tanda-tanda persalinan
5. Menginformasiikan ibu
tentang tanda bahaya
kehamilan TM III yang
mungkin terjadi
Kolaborasi: -
2 Pemeriksaan Mandiri:-
.
Kolaborasi: -
Rujukan: -
3 Tindakan Mandiri:-
.
Kolaborasi: -
Rujukan: -
4 Kunjungan Merencanakan kunjungan ANC
. Ulang berikutnya
E Tanggal/ Waktu IMPLEMENTATION Tanda Tanda
tangan Tangan
Petugas Klien
1 Berikan KIE 1. Menginformasikan hasil
V Ibu assessment, kondisi ibu dan
bayi dalam keadaan sehat
V
Suami 2. Mengingatkan ibu untuk
istirahat dan tidur yang
-
Keluarga cukup
3. Menginformasikan ibu
tentang personal hygiene
dan perawatan payudara
4. Memberitahukan ibu tentang
kebutuhan olahraga seperti
senam hamil
5. Memberitahukan ibu tentang
persiapan persalinan seperti
perlengkapan kebutuhan ibu
dan bayi, biaya dan
transportasi
6. Menginformasikan tanda-
tanda persalinan : perut
terasa mulas semakin sering,
kuat dan teratur, keluarnya
lendir bercampur darah,
keluarnya cairan air ketuban
dari jalan lahir
7. Mengingatkan kembali
tanda-tanda persalinan
dengan bantuan buku KIA
seperti: perut mulas-mulas
yang teratur dan timbulnya
semakin sering semakin
lama, keluar lendir
bercampur darah atau cairan
ketuban dari jalan lahir
2 Pemeriksaan
-
3 Tindakan -