Lp. Anc TM I
Lp. Anc TM I
Lp. Anc TM I
S
USIA 21 TAHUN DENGAN EMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PANCORAN
MAS DEPOK
Oleh:
Lisa Nafisa
62122013
Oleh:
LISA NAFISA
62122013
Koor. Sarjana Terapan Kebidanan Pembimbing Akademik
Reguler
Mengetahui
Kaprodi Sarjana Terapan Kebidanan dan Profesi Bidan
Mengetahui
Koor. Sarjana Terapan Kebidanan Regulee
Penulis
Lisa Nafisa
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II
Tinjauan Teori
A. Definisi
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Penatalaksanaan Gizi Kurang pada Balita
E. Kebutuhan Gizi Pada Balita Usia 4-5 tahun
BAB III
Tinjauan Kasus
Pengkajian Fisik
A. Anamnesa Data
B. Pemeriksaan Fisik Neonatus
BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan suatu keadaan yang fisiologis berasal dari kehidupan seseorang
perempuan. Keadaaan ini bisa mengakibatkan berubahnya fisik, keadaan mental, serta
sosial yang ditentukan beberapa penyebab seperti keadaan fisik, keadaan psikologis,
keadaan lingkungan, keadaan sosial budaya, serta keadaan ekonomi. Hamil umumnya
disertai adanya rasa ketidaknyamanan, seperti contohnya ketidaknyamanan yang
seringkali dirasakan oleh ibu hamil paling sering pada saat trimester pertama
kehamilan yaitu mual serta muntah atau biasa di sebut (Emesis gravidarium). Mual
(nause) serta muntah (emesis gravidarum) ialah suatu tanda tanda yang sangat wajar
dan seringkali didapatkan terutama pada kehamilan trimester I. Mual umumnya
terjadi di waktu pagi hari, tapi mampu saja muncul setiap waktu dan malam hari.
Gejala-gejala ini kurang lebih seringkali terjadi sehabis 6 minggu dari hari pertama
haid terakhir serta berlangsung selama sekitar 10 minggu. Mual dan muntah terjadi
pada 60-80% primigravida dan 40-60% terjadi di multigravida. Yaitu diantara seribu
kehamilan gejala-gejala lain menjadi berat bahwa sebagian besar ibu hamil 70-80%
mengalami morning sickness serta sebanyak 1-2% dari seluruh ibu hamil mengalami
morning sickness yang ekstrim (1).
Emesis gravidarum merupakan perasaan pusing, perut kembung dan badan
terasa lemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut dengan frekuensi kurang dari 5
kali sehari pada ibu hamil trimester 1 3 . Kondisi ini berhubungan dengan level HCG
yang menstimulasi produksi estrogen pada ovarium. Peningkatan estrogen dapat
memancing peningkatan keasaaman lambung yang membuat ibu merasa mual. Teori
lain mengatakan bahwa sel-sel plasenta (vili kariolis) yang menempel pada dinding
rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena dianggap benda asing. Reaksi imunologik
inilah yang memicu terjadinya reaksi mual pada ibu hamil5 . Kejadian emesis
gravidarum dapat dipengaruhi oleh beberapa karakteristik ibu seperti umur, paritas,
pendidikan dan pekerjaan(2).
Berdasarkan World Health Organization (WHO) terhitung banyaknya 303.000
wanita meninggal dunia waktu hamil dan sesudah kehamilan dan persalinan. Sebesar
830 wanita meninggal dampak komplikasi pada kehamilan atau ketika melahirkan
terhitung diseluruh dunia setiap hari yaitu sebanyak 99% kematian ibu dampak
berasal persoalan persalinan juga kelahiran terjadi di negara-negara berkembang.
Rasio kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup bila dibandingkan menggunakan
rasio kematian ibu di 12 negara maju dan 51 negara persemakmuran berdasarkan
WHO (World Health Organization) jumlah pristiwa mual serta muntah yaitu
mencapai 12,5% berasal jumlah kehamilan yang terdapat di dunia, pada Amerika
Serikat dan Kanada yaitu sebesar 400.000 serta 350.000 wanita hamil mengalami
pristiwa mual serta muntah pada setiap tahunnya (1).
Emesis gravidarum (mual muntah di pagi hari) merupakan salah satu
perubahan fisiologis yang terjadi karena peningkatan kadar Hormon Human
Chorionic Gonandotropin (HCG) yang dihasilkan oleh plasenta.Sedangkan angka
kejadian mual muntah atau Emesis Gravidarum pada trimester I di Indonesia
mencapai 1-3 % atau 5-20 kasus per 1000 kehamilan (3).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I dengan
emesis gravidarum
2. Tujuan Khusus
a. Apa itu emesis gravidarum
b. Apa penyebab emesis gravidarum
c. Bagaimana patofisiologi emesis gravidarum
d. Apa komplikasi dari emesis gravidarum
e. Bagaimana penatalaksanaan emesis gravidarum
C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan studi kasus ini bisa dijadikan sebagai sumber bacaan atau referensi di
Perpustakaan Politeknik Tiara Bunda sehingga dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi mahasiswa tentang penerapan asuhan kebidanan pada ibu hamil
trimester I dengan emesis gravidarum
2. Bagi Pasien
Dapat menambah pengetahuan terutama pada pelayanan kebidanan pada ibu hamil
trimester I dengan emesis gravidarum sehingga keluarga menjadi sehat dan
sejahtera.
3. Bagi mahasiswa
Dapat menambah ilmu dan pengetahuan dalam memberikan asuhan pada ibu
hamil trimester I dengan emesis gravidarum
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Emesis gravidarum adalah masalah obstetrik yang umum terjadi pada 50-80%
wanita hamil selama trimester pertama yang dimulai pada pagi hari dan sering
berlanjut sepanjang hari. Jika tidak diobati secara efektif dapat menyebabkan
komplikasi pada kehamilan yang mempengaruhi kualitas hidup, kehamilan dan janin
(Deepika, et al., 2022). Emesis gravidarum biasanya ditemukan pada awal kehamilan
dan tanda awal kehamilan ini biasanya ditemukan setelah pembuahan pada minggu
kedelapan dan kedua. Aliran darah terjadi peningkatan dari hormone tiba-tiba pada
kehamilan juga memicu rasa mual. Rasa mual dapat dirasakan dalam sepanjang hari
baik pagi ataupun malam. Wanita hamil biasanya kehilangan nafsu makan yang
menyebabkan keterbatasan asupan makanan yang diterima, akan tetapi kondisi ini
lazim sehingga kesehatan janin tidak akan berpengaruh karena emesis gravidarum
menandakan tubuh wanita hamil bereaksi terhadap hormone dalam kehamilan. Mual
muntah biasanya menghilang pada kehamilan trimester kedua. Tiga bulan pertama
atau trimester pertama hampir 50-90 persen terjadi emesis gravidarum. Pada
kehamilan usia 8 minggu sampai 12 minggu lazim terjadi emesis gravidarum dan
secara bertahap semakin berkurang dan di usia kehamilan 16 minggu biasanya
berhenti (Yanuaringsih et al., 2020).
Pada primigravida terjadi mual dan muntah 60%-80% dan pada multigravida
terjadi mual dan muntah 40%-60%, ibu hamil sekitar 27-30% mengalami mual saja
dan sebanyak 28- 52% mengalami muntah (Jennings and Krywko, 2021). Mual
muntah pada ibu hamil yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan
timbulnya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit pada jaringan ginjal dan terjadi
nekrosis pada hati (Petry et al., 2018). Emesis Gravidarum merupakan keluhan umum
yang disampaikan pada kehamilan muda yang disebabkan oleh adanya perubahan
hormonal pada wanita karena adanya peningkatan hormon estrogen, progesteron dan
dikeluarkannya Human Chorionic Gonadothropine plasenta sehingga menyebabkan
terjadinya mual muntah (Loweet al, 2019).
Emesis gravidarum merupakan mual muntah yang terjadi selama kehamilan.
Mual terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul malam hari. Emesis gravidarum
atau nama lainnya nausea gravidarum (NVP), atau lebih dikenal dengan istilah
morning sickness adalah gejala mual biasanya disertai muntah yang umumnya terjadi
pada awal kehamilan, biasanya pada trisemester pertama. Kondisi ini umumnya
dialami oleh lebih dari separuh wanita hamil yang disebabkan karena meningkatnya
kadar hormon estrogen. Dalam beberapa kasus, gejala yang sama pula dialami oleh
para wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal, atau menjalani bentukbentuk
terapi hormonal tertentu (Saifuddin dkk, 2015). Emesis gravidarum yang tidak
mendapatkan penanganan dan berkelanjutan sampai jangka panjang tentunya akan
mengakibatkan abortus dan pertumbuhan janin terhambat (Hastuti & Afifah, 2019).
B. Etiologi Emesis Gravidarum
Penyebab atau gejala Emesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun
beberapa penyebab yang menimbulkan gejala ini antara lain:
1. Meningkatnya kadar sirkulasi hormon estrogen dalam tubuh. Kadar hormon
estrogen dalam tubuh umumnya akan meningkat pada masa kehamilan.
2. Kadar gula dalam darah yang rendah (hipoglicemia) yang disebabkan penyerapan
energi yang dilakukan oleh plasenta.
3. Meningkatnya kadar hormon HCG. Meskipun tidak terkait secara langsung,
peningkatan hormon ini memancu peningkatan hormon estrogen sehingga
menimbulkan gejala emesis gravidarum.
4. Meningkatnya sensitivitas terhadap bau.
5. Peningkatan kadar bilirubin yang disebabkan karena meningkatnya kadar enzim
dalam hati.
Puncak Emesis gravidarum terjadi pada usia 9-12 minggu kehamilan, dan akan
membaik ketika masuk minggu ke 16. Pada muntah hebat yang berlangsung terus -
menerus, lakukan pemeriksaan kedokter sehingga tubuh tidak kehabisan cairan.
Menurut penelitian oleh Clark et al. (2021) menunjukkan bahwa perubahan kadar
hormon seperti estrogen dan progesteron selama kehamilan dapat mempengaruhi
sistem saraf pusat dan mengganggu keseimbangan neurotransmitter, yang pada
akhirnya dapat berkontribusi pada munculnya emesis gravidarum. Selain itu, menurut
penelitian oleh Roberts dan Smith (2022) telah mengidentifikasi bahwa adanya
reseptor hormon mual seperti serotonin dan dopamine dalam sistem pencernaan juga
berperan dalam memicu muntah pada ibu hamil.
Aspek genetik dan Riwayat keluraga juga berperan dalam etiologi emesis
gravidarum. Menurut enelitian oleh White et al. (2020) mengungkapkan bahwa
adanya polimorfisme genetik tertentu yang terkait dengan respons terhadap perubahan
hormonal dan mual pada ibu hamil. Selain itu, riwayat keluarga emesis gravidarum
juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini. Faktor lingkungan dan pola
makan juga dapat berpengaruh terhadap timbulnya emesis gravidarum. Menurut
enelitian oleh Anderson et al. (2021) mengindikasikan bahwa paparan zat kimia
tertentu dalam lingkungan sekitar atau dalam makanan dapat memicu respons mual
pada ibu hamil yang rentan. Pola makan yang tidak seimbang atau konsumsi makanan
tertentu juga dapat berperan dalam munculnya gejala emesis gravidarum.
C. Patofisiologi Emesis Gravidan
Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena
terdapat peningkatan hormon estrogen, progeisteironei dan tingginya kadar HCG
(Human Chorionic Gonadotropin) yang dihasilkan oleh plasenta yang berkembang.
HCG merupakan penyebab kejadian emesis gravidarum dengan bekerja pada
Chemoreseptor Triger Zone pusat muntah melalui rangsangan terhadap otot dari
poros lambung, akibatnya tubuh ibu semakin lemah, pucat, dan frekuensi buang air
kecil menurun drastis sehingga cairan tubuh berkurang dan darah menjadi kental
(hemokonsentrasi) sehingga melambatkan peredaran darah yaitu oksigen dan jaringan
sehingga dapat menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat membahayakan
kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya dan dapat melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah (Ayu, 2016).
Selain itu, mekanisme mual dan muntah merupakan rantai panjang yang
dikendalikan oleh keseimbangan antara dopamin, serotonin, histamin, dan asetilkolin.
Penurunan serotonin dalam darah akan meningkatkan terjadinya mual dan muntah.
Fungsi serotonin dan niasin ini adalah mencegah berlangsungnya mual dan muntah
secara berlebihan yang dapat menganggu keseimbangan elektrolit, dehidrasi, dengan
manifestasi klinisnya sebagai emeisis gravidarum dan dapat berlanjut menjadi
hiperemesis gravidarum.
D. Dampak Emesis Gravidarum
Dampak Emesis gravidarum Mual merupakan suatu perasaan yang sangat
tidak nyaman di belakang tenggorokan dan epigastrium dan sering menyebabkan
gejala muntah (Handayani & Afiyah, 2019). Ciri - cirinya muka pucat, berkeringat
dingin, liur berlebih, jantung berdebar dengan kencang, pernapasan tidak terkontrol,
pada keadaan ini lambung merenggang dan di usus halus muncul aktivitas anti
peristaltik yang menyalurkan isi usus halus kebagian atas lambung. Gejala-gejala
tersebut kemudian diikuti oleh menurunnya bagian pangkal tenggorokan, nafas
ditahan, katup esophagus dan lambung relaksasi. selanjutnya timbul kontraksi runtut
dari diafragma serta otototot pernafasan di ikuti oleh lambung yang memuntahkan
isinya.
Mual muntah pada kehamilan trimester pertama umumnya bersifat ringan dan
merupakan kondisi yang dapat diatur sesuai dengan keadaan ibu hamil. Dampak pada
ibu hamil salah satunya penurunan nafsu makan yang mengakibatkan perubahan
keseimbangan elektrolit pada ibu seperti kekurangan cairan, kekurangan cairan
elektrolit tubuh, badan terasa lemah dan tidak bertenaga, penurunan berat badan,
dehidrasi, gangguan keseihatan pada janin yaitu kekurangan nutrisi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembagannya, berat badan janin lebih rendah dari berat
badan normal. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi (Henukh, dkk 2019).
Emesis gravidarum dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek
negatif, hanya saja apabila emesis gravidarum berkelanjutan menjadi hyperemesis
gravidarum akan membawa resiko yang terjadi gangguan pada kehamilan yaitu
sebagai berikut :
1. Muntah yang terus-menerus disertai dengan kurang minum yang berkepanjangan
dapat menyebabkan dehidrasi.
2. Pasien dapat mengalami syok.
3. Menghambat tumbuh keimbang janin
4. Ganggguan keseimbangan elektrolit seperti penurunan kadar natrium, klor dan
kalium, sehingga terjadi keadaan alkolosis metabolic hipkloremik disertai
hyponatremia dan hipokalemia. Cadangan karbohidrat dalam tubuh ibu akan
habis terpakai untuk pemenuhan kebutuhan energi jaringan.
5. Robekan pada selaput jaringan esophagus dan lambung dapat terjadi bila mual
muntah terlalu sering. Pada umumnya robekan yang terjadi keicil dan ringan, dan
perdarahan yang muncul dapat berhenti sendiri. Apabila ibu hamil mengalami
kondisi ini harus segera mendapatkan penanganan yang sigap (Feijzo eit, al.,
2019).
E. Komplikasi
Mual dan muntah (emesis gravidarum) terbatas saat trimester pertama
kehamilan, sebagian kecil kasus ini berlanjut sampai persalinan. Mual dan muntah
(emesis gravidarum) diikuti dengan kenaikan risiko stress ibu. Gejala muual dan
muntah (emesis gravidarum) berkisar dari ringan sampai berat, yaitu hiperemesis
gravidarum pada akhir skala paling berat. Hiperemesis gravidarum ditandai dengan
mual dan muntah yang berlebih yang mengakibatkan gangguan nutrisi dan elektrolisis
sehingga memerlukan rawat inap. Selain itu, wanita yang mengalami mual dan
muntah berkepanjangan saat kehamilan berisiko lebih tinggi mengalami gejala seperti
depresi pasca melahirkan, dan wanita yang mengalami mual dan muntah berlebih
berisiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah(1).
F. Penatalaksanaan
Sebuah penelitian mengklasifikasikan mual dan muntah (emesis gravidarum)
kehamilan dengan mengevaluasi durasi harian (kurang dari 1 jam pada kasus ringan
dan lebih dari 6 jam pada kasus berat) dan untuk jumlah muntah/hari (2-4 kali untuk
mual muntah ringan dan lebih dari 5 kali untuk mual muntah berat). Mual dan muntah
selama kehamilan tergantung pada tingkat keparahan gejala mual dan muntah.
Pengobatan dimulai dengan diet paling ringan, hingga penggunaan obat antijamur,
rawat inap, atau nutrisi parenteral. Pengobatan mual dan muntah terdiri dari terapi
farmakologi dan non-farmakologi.
Adapun penatalaksanaann morning sickness dengan memberikan informasi
dan edukasi tentang kehamilan, dengan tujuan mengurangi faktor psikologi terhadap
rasa takut dan mengubah pola makan sehari-hari. Morning sickness akan bertambah
buruk jika kelelahan, dianjurkan untuk meningkatkan waktu istirahat dan luangkan
waktu untuk tidur beberapa saat pada siang hari. Intervensi untuk menjaga
kenyamanan ibu selama hamil bisa menggunakan obat atau tanpa obat. Penggunaan
obat-obatan terkadang dapat menimbulkan efek samping, namun intervensi tanpa obat
kini banyak digunakan untuk meminimalkan efek samping, antara lain penggunaan
aromaterapi, hipnoterapi, dan terapi pijat.
BAB III
TINJAUAN KASUS
No. Registrasi : 08
Tanggal Pengkajian : 20 Januari 2023
Waktu Pengkajian : 08.00 WIB
Tempat Pengkajian :
Pengkaji :
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subjektif
Nama Ibu : Ny. E Nama Suami : Tn. D
Umur : 32 Tahun Umur : 29 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Betawi Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : D3
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Kemuning Raya
1. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin kontrol kehamilan
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang ia rasakan
3. Riwayat Menstruasi
Menarce : 14 Tahun
Siklus : 29 Hari
Lamanya Haid : 7 Hari
Riwayat kehamilan saat ini
HPHT : 10 Juni 2022
Haid Sebelumnya: 08 Mei 2022
TP : 17 Maret 2023
UK : 34 mgg 2 hari
Siklus : 29 Hari
TM 1 : Ny. E datang ke PMB Endang usia 32 tahun G2P1A0 usia kehamilan 14 mgg
2 hari dengan keluhan pusing, pemberian terapi Fe 100mg x1, Asam folat 400mg x1,
TM 2 : Ny. E datang ke PMB Endang usia 32 tahun G2P1A0 usia kehamilan 26mgg
tidak ada keluhan pemberian terapi Fe 100mg x1, Calc 1x 500 mg
4. Riwayat Obstetri
No
Tahun lahir
Tempat Bersalin
UK
Jenis persalinan
Penolong Penyulit Kehamilan/ Persalinan/
Nifas
JK
BB
PB
01 2016 Bidan 39 mgg Normal Bidan - L 3.200 gr
46cm
5.Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat ginekologi seperti PCOS, kista ovarium, kanker
serviks, dan kanker rahim.
7.Riwayat psikososial
Status perkawinan : Sah secara negara
Jumlah : 1 kali
Lama perkawinan : 1 thn
Respon ibu terhadap kehamilan : Senang dan
bahagia
Harapan ibu terhadap jenis kelamin anak : Perempupan
Respon suami/keluarga terhadap kehamilan dan jenis kelamin anak : Senang dan bahagia
Keperayaan yang berhubungan dengan kehamilan : Tidak ada
8.Riwayat KB
Tidak pernah memakai KB
b)Pola aktivitas
Ibu mengatakan aktivitas sehari-harinya mengerjakan pekerjaan rumah
c)Pola eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1 kali sehari Frekuensi : 7-9 kali sehari
Konsistensi : Lembek Konsistensi : Cair
Warna : Kuning kecoklatan Warna : Jernih kekuningan
d)Pola nutrisi
Makan Sebelum Hamil Sesudah Hamil
Frekuensi 3 kali sehari 4 kali sehari
Jenis Menu seimbang seperti nasi, sayuran, buah. Menu seimbang, seperti nasi, sayuran,
buah.
MinumSebelum Hamil Sesudah Hamil
Frekuensi 7 gelas/hari 8 gelas/hari
Jenis Air mineral dan teh Air mineral, susu
B.Data Objektif
1.Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2.Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 100/79 mmHg
Denyut nadi : 83 kali/menit
Frekuensi nafas : 21 kali/menit
Suhu tubuh : 36,5 0C
3.Pemeriksaan Antropometri
Berat badan sekarang : 72 kg
Berat badan sebelum hamil : 63 kg
Pertambahan berat badan :9 kg
Tinggi badan : 158 cm
IMT : 25, 2 kg/m2 (kategori berat badan berlebih)
4.Pemeriksaan Fisik
Wajah : Simetris, tidak ada oedema, bersih, tidak pucat
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikhterik, tidak ada juling
Mulut : Simetris, bibir lembab,tidak pucat, gigi bersih, tidak ada karie, tidak ada
stomatitis.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan vena jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada nyeri tekan, detak jantung normal, tidak ada
wheezing.
Mamae : (a) Membesar : Membesar secara fisiologis
(b) Tumor : Tidak teraba benjolan
(c) Simetris : Simetris kanan dan kiri
(d) Areola : Hiperpigmentasi
(e) Putting susu : Menonjol
(f) Kolostrum : Tidak ada
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat striae gravidarum, terdapat linea
nigra, ada stretchmark
Palpasi : LI : Teraba bagian janin, bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong
LII : Teraba bagian janin sebelah kanan besar, keras seperti papan,
yaitu punggung (puka)
LIII : Teraba bagian janin bulat, keras, melenting yaitu kepala
LIV : Tidak dilakukan
TFU : 30 cm
DJJ : 146 kali/menit
TBJ : (TFU – N) x 155 (Johnson Toshack)
(30-13) × 155 = 2635 gram
Ket:
1.Kepala janin belum melewati tonjolan tulang ilium (spina ischiadica): 11
2.Kepala janin sudah melewati tonjolan tulang ilium (spina ischiadica): 12
3.Kepala janin belum masuk pintu atas panggul: 13
Ekstremitas atas : Jari kanan dan kiri simetris dan lengkap, tidak ada kebiruan, tidak ada
oedema, tidak ada varises, refleks patella positif.
Anogenitalia : Bersih, tidak ada oedema, tidak ada keluhan
5.Pemeriksaan Penunjang
Darah : Hb: 13 gr% Golongan Darah :A
Urine Protein : Negatif Reduksi : Negatif
HbsAg : Non Reaktif
Syphillis : Non Reaktif
HIV : Negatif
II.INTERPRESTASI DATA
a.Diagnosa Ibu : Ny. E usia 32 tahun G1P0A0 usia kehamilan 34 minggu 2
hari
Dasar : Ny. E berusia 32 tahun, mengatakan HPHT nya pada tanggal
10 Juni 2022. Ibu mengatakan ini hamil kedua, tidak pernah
keguguran, mola dan ket
Masalah : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Kebutuhan : Konseling mengenai pembengakakan di kaki pada kehamilan
trimester 3
KIE tentang perubahan fisiologis ibu hamil trimester III
III.IDENTIFIKASI MASALAH
Tidak ada
V.PERENCANAAN
1.Bina Hubungan baik
2.Jelaskan prosedur pemeriksaan
3.Inform consent
4.Lakukan pemeriksaan
5.Beritahu hasil peemeriksaan
6.Konseling tentang keluhan ibu
7.Beritahu ketidaknyamanan TM 3
8.Beritahu tanda tanda bahaya TM 3
9.Beritahu pola makan
10.Beritahu ibu tanda-tanda persalinan
11.Anjurkan ibu untuk mempersiapkan persalinan
12.Beritahu personal hygine
13.Beritahu ibu untuk istirahat yang cukup
14.Beri ibu terapi
15.Beri tahu ibu kunjungan ulang
16.Dokumentasi
VI.PENATALAKSANAAN
1.Membina hubungan baik antara bidan dan ibu
2.Menjelaskan krpada ibu mengenai prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan
3.Mengisi dan menandatangani inform concent
4.Memberitahu ibu hasil periksa, bahwa semuanya dalam keadaan baik dan normal.
Kesadaran composmentis, Tekanan darah 125/79 mmhg ,BB 60 kg, Nadi 80, Pernafasan 24,
suhu 36,5°c , usia kehamilan 34 minggu 4 hari, DJJ 149 kali/menit, TFU 30 cm, TBJ 2635
gram
5.Memberi tahu ibu bahwa keluhan bengkak di kaki yang dialami ibu itu normal terjadi pada
TM 3 karena volume darah dan cairan untuk membentuk janin
6.Memberi tahu ibu untuk menghindari pakaian ketat yang mengganggua aliran balik vena,
ubah posisi sesering mungkin, minimalkan berdiri dalam waktu lama, istirahat berbaring kiri
untuk memaksimalkan pembuluh darah kedua tungkai, olahraga atau senam ibu hamil,
massage, dan rendam air hangat.
7.Memberitahu ibu ketidaknyamanan di TM 3 seperti sakit dibagian pinggang adalah normal,
gunakan sepatu atau sandal yang bertumit rendah. Selain itu, sering BAK adalah normal,
supaya tidur malam tidak terganggu maka ibu lebih banyak minum di siang hari.
8.Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya kehamilan seperti sakit kepala hebat, pandangan
mata kabur, nyeri ulu hati, pergerakan janin terasa berkurang, perdarahan pervaginam, keluar
air dari jalan lahir yang tidak tertahankan sebelum waktunya, oedem pada wajah, tanggan dan
kaki. Jika ibu merasakan salah satu tanda tersebut, ibu segera menghubungi bidan.
9.Memberitahu ibu tentang gizi seimbang yaitu ibu yang sedang hamil membutuhkan asupan
makanan yang lebih banyak daripada ibu yang tidak hamil, jadi selama hamil ibu harus
menambah porsi makan. Jenis makanan yang harus ibu konsumsi seperti nasi, ikan, daging,
telur, tahu, tempe, hati, sayur-sayuran hijau, buah-buahan, air putih dan susu agar tumbuh
kembang janin dalam rahim berkembang dengan baik.
10.Memberithu ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu sakit pinggang menjalar kedepan,
rasa mulas semakin sering dan teratur, keluar air/lendir bercampur darah.
11.Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan persalinan dan pencegahan komplikasi yaitu
penolong persalinan, transportasi, donor darah, mempersiapkan baju ibu dan bayi, tempat
melahirkan disesuaikan dengan jarak rumah kefasilitas kesehatan
12.Mengingatkan ibu akan personal hygine dimana mengganti pakaian dalam minimal 2 kali
sehari dan diganti apabila celana dalam basah, lalu memberitahu ibu bagaiamana cara
membasuh area vagina dengan cara sapu dari depan ke belakang dan menggunakan air
mengalir.
13.Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur siang 2-3 jam dan tidur malam 9-
10 jam, dianjurkan untuk ibu setiap bangun pagi untuk miring terlebih dahulu kemudia duduk
baru secara berlahan berdiri untuk emnghindari mual dan muntah
14.Memberitahu ibu untuk meminum terapi oral yaitu Gestiamin 1×1 (x), Calc 1×500mg (x)
dengan air putih selama hamil
15.Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 27 Januari 2023 atau jika ibu ada
keluhan ibu bisa datang ke bidan.
16.Melakukan pendokumentasian.
VII.EVALUASI
1.Hubungan baik terjalin antara bidan dan ibu
2.Ibu mengerti penjelasan bidan
3.Ibu mengerti atas penjelasan bidan
4.Ibu mengerti atas penjelasan bidan
5.Ibu mengerti atas penjelasan bidan
6.Ibu mengerti atas penjelasan bidan
7.Ibu mengerti dan mau melakukan apa yang sudah dijelaskan bidan
8.Ibu mengerti dan mau melakukan apa yang sudah dijelaskan bidan
9.Ibu mengerti dan mau melakukan apa yang sudah dijelaskan bidan
10.Ibu mengerti dan mau melakukan apa yang sudah dijelaskan bidan
11.Ibu mengerti dan mau meminum vitamin yang sudah diberikan
12.Ibu mengerti dan mau melakukan kunjungan ulang
13.Pendokumentasian sudah dilakukan.
DATA PERKEMBANGAN DENGAN SOAP
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
1.Bagi institusi pendidikan
Diharapkan agar lebih membekali mahasiswa didiknya tentang pembuatan asuhan kebidanan
baik itu yang terkait asuhan pada ibu hamil trimester I dengan emesis gravidarum
2.Bagi pasien
Diharapkan keterlibatan dan kerja sama antara bidan dan keluarga pasien dalam pemberian
asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I dengan emesis gravidarum. Sehingga didapatkan
proses asuhan yang berkesinambungan, cepat dan tepat kepada klien.
3.Bagi Mahasiswa
Untuk mahasiswa yang akan melakukan studi kasus selanjutnya agar lebih memeperhatikan
dalam pemberian asuhan terutama pemberian asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I
dengan emesis gravidarum yang sesuai dengan data yang diperoleh pada saat pengkajian.