LP Intracerebral Hemorhage (Ich)
LP Intracerebral Hemorhage (Ich)
LP Intracerebral Hemorhage (Ich)
DISUSUN OLEH :
NAMA : ELSA
NIM : 2021125
RUANGAN : CVCPU
CI LAHAN CI INSTITUSI
LAPORAN PENDAHULUAN INTRACEREBRAL HEMORHAGE (ICH)
Etiologi
2. Fraktur depresi tulang tengkorak
3. Gerak akselerasi dan deselerasi tiba-tiba
4. Cedera penetrasi peluru
5. Jatuh
6. Kecelakaan kendaraan bermotor
7. Hipertensi
8. Malformasi Arteri Venosa
9. Aneurisma
10. Distrasia darah
11. Obat
12. Merokok.
.Patofisiologi
ICH primer biasa terjadi pada kapsul internal dan hematoma meluas
kemedialkesubstansi kelabu dalam dan kelateral melalui substansi putih yang
relatif aseluler koronaradiata. Pembuluh yang ruptur adalah satu dari arteria
perforating kecil yang meninggalkanarteria serebral media dekat pangkalnya
dikarotid internal dan sering dijelaskan sebagai arteria
Etiologi dari Intra Cerebral Hematom adalah :
1. Kecelakaan yang menyebabkan trauma kepala
lentikulostriata. Pemeriksaan postmortem menunjukkan pada arteria perforating
pasien hipertensif terdapat banyak dilatasi aneurismal yang sangat kecil yang
diduga rupturnya menjadi sumber perdarahan. Lebih jarang perdarahan terjadi
pada fossa posterior yangdimulai pada pons atau hemisfer serebeler.ICH akut
sering terjadi saat atau setelah latihan fisik. Sekitar duapertiga akan mengalami
perburukan neurologis progresif dan sepertiganya dalam defisit maksimal saat
datang kerumah sakit. Penurunan kesadaran terjadi pada 60% dan duapertiganya
jatuhkedalam koma. Nyeri kepala dan mual dengan muntah terjadi pada 20-40%
kasus. Gejala ini
karena peninggian TIK akibat perdarahan. Kejang kurang umum terjadi,
sekitar 7-14%.Gejala dan tanda lainnya tergantung ukuran dan lokasi spesifik dari
bekuan darah. Tandakhas perdarahan ganglia basal, biasanya putaminal, adalah
defisit motor kontralateral dangaze ipsi lateral dengan perubahan sensori, visual
dan tabiat. Perubahan pupil terjadi akibatancaman herniasi unkal lobus temporal
akibat peninggian TIK dan pergeseran garis tengah.
Gejala afasik bila hemisfer dominan terkena.Perdarahan menyebabkan kerusakan
neurologis melalui dua cara yaitu:
1. Kerusakan otak yang nyata terjadi pada saat perdarahan. Ini terutama pada
kasus dimanahematoma meluas kemedial dan talamus serta ganglia basal rusak.
2. Hematoma yang membelah korona radiata menyebabkan kerusakan
yang kurang selluler namun mungkin berukuran besar dan menyebabkan
penekanan serta gangguan fungsineurologis yang mungkin reversibel.80%
pasien adalah hipertensif dan biasanya dalameksaserbasi akut dari
hipertensinya pada saat datang. Kebanyakan kasus hematomamemecah
kesistema ventrikuler atau rongga subarakhnoid menimbulkan gambaran
klinisPSA.Pria terkena 5-20% lebih sering dari wanita dan 75-90% terjadi
antara usia 45-75tahun. Pasien dengan koagulopatia lebih berisiko
terhadap PIS seperti juga penderita yangmendapat antikoagulan terutama
Coumadin. Trombositopenia dengan hitung platelet kurangdari 20.000,
penyakit hati, leukemia, dan obat-obat seperti amfetamin meninggikan
risikoterjadinya PIS.ICH terjadi pada teritori vaskuler arteria perforating
kecil seperti lentikulostriata padaganglia basal, talamoperforator
diensefalon, cabang paramedian basiler pada pons. Karenanyakebanyakan
terjadi pada struktur dalam dari hemisfer serebral. Berikut ini struktur
besertafrekuensi kejadiannya: putamen 30-50%, substansi putih subkortikal
30%, serebelum 16%,talamus 10-15%, serta pons 5-12%. Arteria yang
paling sering menimbulkan perdarahanadalah cabang lentikulostriata
lateral dari arteria serebral media yang mencatu putamen.ICH merupakan
sekitar 10% dari semua strok. Seperti dijelaskan diatas, ia disebabkanoleh
perdarahan arterial langsung ke parenkhima otak. Ruptur vaskuler dikira
terjadi padaaneurisma milier kecil, dijelaskan oleh Charcot dan Bouchard
1868, dan/atau pada arterialipohialinotik yang sering tampak pada otopsi
pasien dengan hipertensi. Minoritas kasus PISkemungkinan disebabkan
aneurisma, AVM, malformasi kavernosa, amiloid serebral, atautumor.
Glioblastoma adalah tumor otak primer yang paling sering mengalami
perdarahan,sedangkan melanoma, khoriokarsinoma dan ipernefroma
adalah tumor metastatik yangtersering menimbulkan perdarahan.Kematian
akibat ICH sekitar 50% dengan 3/4 pasien yang hidup, tetap dengan
defisitneurologis nyata. Penelitian memperlihatkan bahwa prognosis
terutama tergantung padaderajat klinis saat pasien masuk, lokasi serta
ukuran perdarahan. Pasien sadar tentu lebih baik dari pada pasien koma.
Penelitian Dixon 1984 memperlihatkan bahwa satu-satunya
prediktor terpenting atas outcome adalah Skala Koma Glasgow. Pasien
dengan hematoma lober superfisial cenderung lebih baik dari perdarahan
batang otak yang lebih dalam. Perluasan klotke sistema ventrikuler
memperburuk outcome. Pasien dengan perdarahan dengan diameter lebih
dari 3 cm atau volumenya lebih dari 50 sk, lebih buruk. Pasien dengan
kondisi medis buruk dan yang berusia 70 tahun atau lebih cenderung
mempunyai outcome buruk.
.Manifestasi Klinis
Penatalaksanaan Medis
a. Riwayat kesehatan
a .Keluhan utama : pusing,nyeri kepala,lemah
b.Kesehatan sekarang : nyeri bagian kepala akibat terbentur
c. Riwayat kesehatan dahulu : keluarga pasien mengatakan pasien ada
riwayat peyakit gula
1) Auskultrasi :
C.pemeriksaan penunjang :
1) Radiologi
2) Laboratorium
3) Ekg
2. Diagnosa keperawatan
2. data minor
*subjektif
a. merasa takut mengalami cedera berulang
* objektiv
a.bersikap proktektif
b. waspada
3. pola tidur berubah
1. Data mayor
Subjektif :mengeluh sulit tidur
Mengeluh sering terjaga
Mengeluh tidak puas tidur
Mengeluh pola tidur berubah
Mengeluh istirahat tidak cukup
2. Data minor
*subkjetif
Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
*objektiv
(tidaktersedia)
3. Rencana keperawatan
Diagnosa 1 : nyeri kronis
a. Tujuan dan kriteria hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 8
jam diharapkan nyeri kronis menurun dengan kriteria hasil :
Keluhan nyeri menurunMeringis menurun
Gelisah menurun
b. Intervensi keperawatan
Tindakan :
Manajemen nyeri :
Observasi :
Identifikasi lokasi nyeri ,karateristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas
nyeri
Identifikasi skala nyeri
*terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
strategmeredahkan nyeri
*edukasi
Jelaskan periode dan penyebab pemicu nyeri
Jelaskan jelaskan strategi meredahkan nyeri
b. Intervensi keperawatan
Dukungan tidur
Tindakan :
Observasi
Identifikasi pola dan istirahat tidur
Identifikasi factor ppengganggu tidur
*terapeutik
Modifikasi lingkungan
Tetapkan jam waktu tidu
Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
ri Sesuaikan jadwal pemberian obat dan tindakan untuk menunjang
sirkulasi tidur terjaga
*edukasi
Jelaskan pentingya tidur cukup selama sakit
Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
Anjurkan menghindamakan/minum yang menganggu tidur
B. Daftar Pustaka
SDKI,SLKI,SIKI