Konsep Filsafat Pendidikan Antar-Aliran / Tokoh
Konsep Filsafat Pendidikan Antar-Aliran / Tokoh
Konsep Filsafat Pendidikan Antar-Aliran / Tokoh
: ASTIKA
Nim. : 18.22.023
Prodi. : PAI
Semester :5
Pertemuan : ke-10
RANGKUMAN MATERI
1. Hakekat Pendidikan Dari uraian dan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hakekat
pendidikan adalah pendidikan untuk manusia dan dapat diperoleh selama manusia lahir hingga
dewasa
*Hakekat Pendidikan
• Manusia memiliki potensi yang seharusnya dapat berkembang tetapi punya kelemahan
• Pemenuhan jati diri meliputi: kematangan (kedewasaan) biologis, psikologis, paedagogis dan
sosiolog
* Tujuan pendidikan itu juga ditanamkan sejak manusia masih dalam kandungan, lahir, hingga
dewasa yang sesuai dengan perkembangan dirinya. Ketika masih kecil pun pendidikan sudah
dituangkan dalam UU 20 Sisdiknas 2003, yaitu disebutkan bahwa pada pendidikan anak usia dini
bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik (Depdiknas 2003: 11). Dengan demikian tujuan pendidikan juga
mengalami perubahan menyesuaikan dengan perkembangan manusia. Oleh karena pendidikan
dialami sejak manusia lahir hingga dewasa, maka tujuan pendidikan juga merupaka suatu proses.
Proses “memanusiakan dirinya sebagai manusia” merupakan makna yang hakiki di dalam
pendidikan. Keberhasilan pendidikan merupakan “cita-cita pendidikan hidup di dunia” (Dalam
agama ditegaskan juga bahwa cita-cita “hidup” manusia adalah di akherat). Akan tetapi tidak
selamanya manusia menuai hasil dari proses yang diupayakan tersebut. Oleh karena itu, kadang
proses itu berhasil atau kadang pun tidak. Jadi dengan demikian dapat dikatakan bahwa
“keberhasilan” dari proses pendidikan secara makro tersebut merupakan tujuan.
2. Hakikat seorang pendidik kaitannya dalam pendidikan Islam adalah mendidik dan sekaligus di
dalamnya mengajar sesuai dengan keilmuwan yang dimilikinya. Secara umumnya pendidik
adalah orang yang memiliki tanggungjawab mendidik. Bila dipersempit pengertian pendidik
adalah guru yang dalam hal ini di suatu lembaga sekolah. Sedangkan pengajar adalah pendidik
yang baik. Adapun hakekat pendidik adalah Allah SWT yang mengajarkan ilmu kepada manusia
dan manusia pula yang mempunyai sebuah kewajiban baginya untuk mentransferkan ilmu itu
kepada orang lain demi kemaslahatan ummat, hakekat peserta didik merupakan individu yang
akan dipenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan, sikap dan tingkah lakunya, karena peserta didik
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran.
* Menurut Samsul Nizar beberapa hakikat peserta didik dan implikasinya terhadap pendidikan
Islam, yaitu: 1. Peserta didik bukan merupakan miniatur orang dewasa, akan tetapi memiliki
dunia sendiri. 2. Peserta didik adalah manusia yang memiliki diferensiasi priodesasi
perkembangan dan pertumbuhan. 3. Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan, baik
yang menyangkut kebutuhan jasmani maupun rohani yang harus dipenuhi. 4. Peserta didik
adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individual. 5. Peserta didik terdiri dari dua unsur
utama, yaitu jasmani dan rohani. 6. Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi (fitrah)
yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
Atau
Pandangan Essensialisme
Pandangan Eksistensialisme
Pandangannya tentang pendidikan, disimpulkan oleh Van Cleve Morris dalam Existentialism and
Education, bahwa eksistensialisme tidak menghendaki adanya aturan-aturan pendidikan dalam
segala bentuk.Oleh sebab itu eksistensialisme dalam hal ini menolak bentuk-bentuk pendidikan
sebagaimana yang ada sekarang.
Pandangan Perenialisme
Aliran filsafat perenialisme menegaskan bahwa pendidikan diarahkan pada upaya pengembangan
kemampuan intelektual anak didik melalui pemberian pengetahuan yang bersifat abadi,
universal, dan absolut.12 Perenialisme melihat bahwa akibat dari kehidupan zaman modern telah
menimbulkan banyak krisis di berbagai bidang kehidupan umat manusia. Untuk mengatasi krisis
ini, Perenialisme memberikan jalan keluar berupa kembali kepada kebudayaan yang lampau
"ressive Road to Culcure". Oleh sebab itu, perenialisme memandang penting peranan pendidikan
dalam proses mengembalikan keadaan manusia zaman modern ini kepada kebudayaan masa
lampau yang dianggap cukup ideal dan yang telah teruji ketagguhanya.
Pandangan Pragmatisme
Aliran filsafat pragmatisme menegaskan bahwa pendidikan diarahkan pada upaya bukan semata-
mata memberikan pengetahuan teoritis, melainkan juga pada upaya memberikan kesempatan
pada anak didik untuk melakukan berbagai kegiatan dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Hal demikian didasari kepercayaan bahwa belajar itu hanya dapat dilakukan oleh anak sendiri,
bukan karena dipompakan oleh orang lain kepada orang lain.