Makalah Studentsdevelop Kepribadian Anak-1
Makalah Studentsdevelop Kepribadian Anak-1
Makalah Studentsdevelop Kepribadian Anak-1
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“perkembangan kepribadian anak” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak/ibu dosen
pada mata kuliah Students Development. Selain itu, makalah in juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Husnul Khatimah,S.Pd.,
M.Pd selaku dosen pada mata kuliah Students Development yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. kami menyadari, makalah yang
kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….…………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………..…..…..ii
BAB I PENDAHULUAN………………...…………………………..………..1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………..1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………..……1
C. Tujuan……………………………………………………….……….1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………….……...2
A. Perkembangan Kepribadian Anak ……………..………………..….2
B. Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Anak………….……...….2
C. Cara Membentuk Kepribadian Anak ….………………………....…3
D. Masalah yang Terjadi pada Perkembangan Kepribadian Anak.…….5
BAB III PENUTUP ………………………………………………………..…..7
A. Kesimpulan …………………………………………………….......7
B. Saran ……………………………………………....………………..7
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………..………………...8
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan karakter anak tidak sekejap muncul. Karakter perlu
dibentuk dan dikembangkan sejak anak usia dini. Orang yang mempunyai
kecerdasan emosi tinggi adalah orang yang berkarakter baik. Bila karakter
anak dibentuk dengan baik, kelak ia akan memiliki kepribadian yang baik di
masa depannya. Demikian pula, jika karakter kepribadian anak tidak dibentuk
dengan baik, kelak ia-pun dapat memiliki kepribadian yang tidak baik pula.
Menurut Megawangi (2004), anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi
yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter,
sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan suci dapat berkembang segara
optimal. Mengingat lingkungan anak bukan saja lingkungan keluarga yang
sifatnya mikro, maka semua pihak - keluarga, sekolah, media massa,
komunitas bisnis, dan sebagainya - turut andil dalam perkembangan karakter
anak.
Sekolah mempunyai pengaruh perkembangan kepribadian anak dalam
pengembangan sifat-sifat dan pembentukan konsep diri. Dalam lembaga
sekolah pengaruh guru lebih dominasi baik secara langsung maupun tidak
langsung; suasana emosional ruang kelas; disiplin yang digunakan di sekolah;
penyampaian nilai budaya; prestasi akademik dan prestasi sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perkembangan kepribadian anak?
2. Apakah faktor yang mempengaruhi kepribadian anak?
3. Bagaimanakah cara membentuk kepribadian anak?
4. Apakah masalah yang dapat terjadi pada perkembangan kepribadian
anak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan kepribadian pada anak.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kepribadian anak.
3. Untuk mengetahui cara membentuk kepribadian anak.
4. Untuk mengetahui masalah yang terjadi pada perkembangan
kepribadian anak.
1
BAB II PEMBAHASAN
2
perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam
lingkungan keluarga harmonis dan agamais maka perkembangan anaktersebut
cenderung positif.
2) Faktor kebudayaan
Kebudayaan suatu masyarakat memberikan pengaruh terhadap setiap
warganya, baik yang menyangkut cara berpikir, cara bersikap atau cara
berprilaku. Pengaruh kebudayaan terhadap keperibadian dapat dilihat dari
perbedaan masyarakat modern yang budayanya maju dengan masyarakat
primitive yang budayanya masih sederhana. Perbedaan itu tampak dalam
gaya hidupnya seperti dalam cara makan, berpakaian, memelihara kesehatan,
berinteraksi, pencaharian, dan cara berpikir. Linton (1945, cit. Yusuf dan
Nurihsan, 2008) mengemukakan ada tiga prinsip tipe dasar kepribadian yaitu
pengalaman awal kehidupan dalam keluarga, pola asuh orangtua terhadap
anak dan pengalaman awal kehidupan anak dalam masyarakat.
3) Sekolah
Faktor-faktor yang dipandang berpengaruh dalam pembentukan
kepribadian anak diantaranya sebagai berikut :
a. Iklim emosional kelas Ruang kelas dengan guru yang bersikap ramah
dan respek terhadap siswa memberikan dampak yang positif bagi
perkembangan psikis anak, seperti merasa nyaman, bahagia, mau
bekerjasama, termotivasi untuk belajar, dan mau menaati peraturan.
Sedangkan ruang kelas dengan guru yang bersikap otoriter dan tidak
menghargai siswa berdampak kurang baik bagi anak, seperti merasa
tegang, sangat kritis, mudah marah, malas untuk belajar dan berprilaku
yang menggangu ketertiban.
b. Disiplin yang otoriter cenderung mengembangkan sifat-sifat pribadi
siswa yang tegang, cemas dan antagonistik. Disiplin yang permisif,
cenderung membentuk sifat siswa yang kurang bertanggungjawab,
kurang menghargai otoritas dan egosentris. Sementara displin yang
demokratis, cenderung mengembangkan perasaan berharga, merasa
bahagia, perasaan tenang dan sikap bekerjasama.
c. Prestasi belajar Perolehan prestasi belajar atau peringkat kelas dapat
mempengaruhi peningkatan harga diri dan sikap percaya diri siswa.
d. Penerimaan teman sebaya Siswa yang diterima oleh teman-temannya,
dia akan mengembangkan sikap positif terhadap dirinya dan juga orang
lain. Dia merasa menjadi orang yang berharga.
3
berkembang terus menerus dari masa bayi sampai meninggal dunia. Melalui
seluruh perkembangan itulah perubahan itu berlangsung walaupun adanya pribadi
itu sendiri tetap.
Pengembangan karakter kepribadian penting sekali dilakukan ketika anak
dalam masa-masa usia dini. Sigmund Freud menyebutkan bahwa kepribadian
sebagian besar dibentuk pada usia lima tahun. Awal perkembangan kepribadian
berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi
perilaku di kemudian hari. Sementara, Erikson dengan teori perkembangan psiko-
sosial, mengambil dasar dari teori psikoanalitik Sigmund Freud, namun Erik
Erikson tidak sependapat dengan Freud yang mengatakan bahwa reaksi masa
dewasa adalah hasil dari pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, khususnya
di usia 5 sampai 6 tahun awal. Menurut Erikson, lingkungan di mana anak hidup
sangat penting untuk memberikan pertumbuhan, penyesuaian, sumber kesadaran
diri dan identitas. Erik Erikson percaya bahwa setiap manusia berjalan melalui
sejumlah tahap untuk mencapai pembangunan penuhnya, melewati dari lahir
sampai mati.
Pengembangan nilai-nilai karakter kepribadian dalam diri anak
dipengaruhi oleh hereditas maupun lingkungan. Perilaku seorang anak sering kali
tidak jauh dai perilaku ayah dan ibunya. Lingkungan sosial maupun lingkungan
alam juga turut memberi kontribusi terhadap pembentukan karakter
seseorang.Seorang anak yang hidup di tengah lingkungan sosial yang keras,
seperti di daerah padat penduduk, metropolitan, biasanya cenderung berperilaku
antisosial, keras, emosional dan sebagainya.Sementara itu anak yang hidup di
lingkungan yang gersang, panas, dan tandus, pada umumnya juga memiliki
temperamen yang keras pula. Pengembangan karakter dalam diri anak diarahkan
pada nilai, sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti
luhur.
Dalam upaya untuk pembentukan kepribadian maka perlu memperhatikan
tiga unsur berikut ini :
a) Ciri-ciri atau unsur-unsur dinamik, yaitu bermacam-macam dorongan bagi
perangai dan tujuan-tujuannya.
b) Ciri watak yang berhubungan dengan ciri umum yang tidak berubah,
memperhatikan rangsangan yang menyebabkannya, seperti kecepatan
bereaksi atau kekuatan dan tingkat kekuatannya.
c) Kemampuan dan kesanggupan mental, yaitu yang menentukan
kemampuan untuk melakukan pekerjaan tertentu, yang tercermin dalam
kecerdasan dan kemampuan hitung.
Selain itu untuk membentuk kepribadian anak dapat dilakukan dengan
mulai :
4
Memperkenalkan Tuhan dan agama sejak kecil Memperkenalkan Tuhan
dan agama sejak kecil terbukti sebagai salah satu cara ampuh untuk
membentuk karakter anak. Dengan ajaran agama anak menjadi tahu mana
yang boleh dan tidak boleh dilakukan serta apa akibatnya kelak jika kita
melanggar ajaran agama.
Menjadi model pribadi yang positif Sebagai orang tua dan guru kita juga
tidak henti-hentinya untuk belajar mengendalikan diri dan perilaku kita.
Kita jangan hanya menuntut anak berperilaku baik akan tetapi kita juga
harus menjadi contoh nyata dalam berperilaku baik. Anak adalah peniru
maka ia akan mencontoh segala perilaku, ucapan, sikap dan cara berpikir
kita.
Mengawasi pergaulan anak Masa kanak-kanak adalah masa bermain.
Bermain tidak hanya di rumah namun juga di luar rumah (seperti: sekolah
dan di lingkungan rumah). Perlu sesekali kita memperhatikan dengan siapa
anak kita bermain? Terkadang pergaulan yang salah membuat anak kita
menjadi pribadi yang bermasalah, seperti: cara bicara yang kurang sopan,
perilaku yang kurang pantas, dan sikap serta cara pemikiran yang negatif
terhadap situasi dan lingkungan sosialnya.
Mengawasi tontonan anak Dengan televisi kita dapat terhibur, belajar
pengetahuan baru, mendapatkan informasi terbaru dan berita terbaru. Akan
tetapi tidak semuanya boleh untuk diterima anak, seperti: sinetron, acara
gosip, dan film-film dewasa atau film kekerasan tentunya akan membawa
dampak negatif bagi anak kita.
Mengawasi teknologi internet dari anak Internet bukan lagi menjadi
barang baru dan sukar untuk diperoleh. Kecanggihan komputer dan
telepon genggam dapat dengan mudah mengakses internet. Harga telepon
genggam pun sudah terbilang murah, sehingga banyak orang tua yang
telah membelikan HP kepada anak mereka. Hal ini harus diawasi, ketika
anak yang pandai dapat mengakses internet maka tidak mungkin anak
tersebut akan mengakses gambar pornografi, pornoaksi, kekerasan, dan
juga sekarang banyak yang kecanduan main game lewat internet. Penulis
merasa anak usia dini belum perlu diberikan telepon genggam dan
komputer yang dapat mengakses internet.
5
termasuk di dalamnya perkembangan IPTEK yang banyak memberikan tekanan
pada anak dan memengaruhi perkembangan emosi maupun sosial anak. Kedua,
penanaman kesadaran bahwa anak adalah praktisi dan investasi masa depan yang
perlu dipersiapkan secara maksimal,baik aspek perkembangan emosinya maupun
keterampilan sosialnya. Ketiga karena rentang usia penting pada anak terbatas.
Jadi, harus difasilitasi seoptimal mungkin agar tidak ada satu fase pun yang
terlewatkan. Keempat, ternyata anak tidak bisa hidup dan berkembang dengan IQ
semata, tetapi EI jauh lebih dibutuhkan sebagai bekal kehidupan.
Contoh masalah pada Anak usia TK, dari hasil pengamatan pendidik TK
adalah anak yang pendiam dan sulit bila diajak bekerja sama dengan temannya
dalam bermain kelompok atau menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Reaksi
yang muncul adalah anak akan diam atau cenderung untuk menarik diri dari
lingkungan sosialnya. Begitupun pada aktivitas di luar kelas, dia terlihat
menyendiri dan asyik dengan mainan yang cenderung selalu dilakukannya sendiri.
Berdasarkan informasi dari pendidik maupun dari pihak orang tua ternyata
penyebab utama adalah dia tidak percaya diri dan selalu merasa takut tersakiti
bila bermain bersama teman-temannya. Akar permasalahan diketahui bahwa ia
jarang sekali mendapatkan pujian dan di rumah sering mendapat celaan karena
hasil pekerjaannya selalu dibandingkan dengan saudara sepupu yang dianggap
orangtuanya lebih baik dari dirinya. Menghadapi anak seperti ini salah satu
programnya yang dapat dilakukan oleh pendidik dan pihak keluarga adalah
meningkatkan kepercayaan dan keberanian dirinya. Misalnya setiap anak
melakukan perbuatan yang positif, pujian dan semangat harus diberikan kepada
dirinya tanpa harus ada celaan. Dengan kegiatan mendongeng yang dapat
dilakukan pendidik amupun orangtua memuat cerita –cerita yang berisikan pesan
moral pentingnya berteman.
6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan kepribadian anak adalah perubahan-perubahan yang terus
meningkat pada perilaku anak yang belum mencapai usia pubertas, yang
terhimpun dalam diri dan yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri
terhadap segala rangsangan, baik yang datang dari lingkungannya (dari luar anak),
maupun yang berasal dari dalam diri anak sendiri, sehingga corak perilakunya itu
merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas bagi dirinya.
Faktor yang mempengaruhi kepribadian anak yaitu faktor genetic dan
faktor lingkungan. Kendala pengembangan karakter kepribadian anak usia dini
sering kali bertolak dari berbagai kegiatan yang melingkupi pentingnya
pengembangan karakter kepribadian anak. beberapa hal mendasar yang
mendorong pentingnya pengembangankarakter kepribadian anak. perkembangan
IPTEK yang banyak memberikan tekanan pada anak dan memengaruhi
perkembangan emosi maupun sosial anak dan rentang usia penting pada anak
terbatas.
B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa tulisan ini memiliki banyak
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya penulis akan terus
menyempurnakan makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat di
pertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis sangat
menantikan mengenai pembahasan makalah diatas.
7
DAFTAR PUSTAKA