Manajemen Resiko 2022

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 120

Manajemen Risiko

Si A berkendaraan dari rumah menuju kampus


untuk mengikuti perkuliahan
Potensi risiko apa yang muncul…??
Illustrasi Risiko
Risiko
“Kemungkinan terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak
terhadap tujuan”

“Sebuah ketidakpastian, akibat atau kemungkinan yang dapat terjadi dan


akan menghambat proses”

“Risiko adalah suatu kondisi real yang memiliki suatu kemungkinan


terjadinya kerugian atas penyimpangan dari hasil yang diperkirakan”.

“Perbedaan antara hasil yang diharapkan dan hasil yang diperoleh”


Unsur – unsur Risiko

Peristiwa Probabilitas Dampak/Akibat


Identifikasi Bahaya

Frekuensi /
Konsekuensi/Dampak
Kemungkinan

Risiko
Unsur Risikio

Risiko adalah kondisi real, yang merupakan hasil gabungan dari berbagai keadaan lingkungan eksternal. Risiko
muncul bukan sebagai akibat tunggal, namun berbagai aspek baik yang bersifat alamiah ataupun dampak
perbuatan manusia

Risiko merupakan kemungkinan terjadinya kerugian. Artinya memiliki kemungkinan antara nol dan satu,
bukan pasti dan bukan pula mustahil. Risiko tidak harus bisa diukur, tetapi kemungkinan terjadinya kerugian
pasti antara nol dan satu

Risiko adalah bentuk penyimpangan dari hasil yang diperkirakan. Hasil yang diharapkan bisa merupakan
harapan individual maupun kerugian umum.
Risiko

1. keterbatasan informasi yang tersedia yang diperlukan dalam


penyusunan rencana;
2. keterbatasan pengetahuan/kemampuan/teknik pengambilan
keputusan dari perencana;
3. sikap individu terhadap suatu keadaan, dari sikap yang penuh
keyakinan hingga sikap yang selalu ragu.
Berdasar Cara Menanggulangi
1. Risiko yang dapat dialihkan kepada pihak lain, dengan
mempertanggungkan suatu obyek yang akan terkena risiko kepada
perusahaan asuransi, dengan membayar sejumlah premi asuransi,
sehingga semua kerugian menjadi tanggungan (pindah) pihak
perusahaan asuransi.
2. Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain (tidak dapat
diasuransikan), umumnya meliputi semua jenis risiko spekulatif.
3. Risiko yang dapat dikelola oleh perusahaan sendiri. Pada umumnya
perusahaan mau menanggung risiko yang relative kecil dibanding
kemampuan perusahan.
Berdasar Terjadinya Risiko
1. Risiko dinamis, yaitu risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan
(dinamika) masyarakat di bidang ekonomi, ilmu dan teknologi.
2. Risiko statis, yaitu risiko yang muncul dalam kondisi tertentu yang jarang
sekali berubah. Karakterisiktinya tidak banyak berubah dari waktu ke waktu.

Berdasar Sifat Risiko


1. Risiko Murni, yaitu risiko yang terjadinya tanpa disengaja, dimana
kemungkinan kerugiannya ada namun kemungkinan keuntungannya tidak ada
2. Risiko Spekulatif, yaitu risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang pihak
tertentu, agar terjadinya ketidakpastian memberikan keuntungan dan di
dalamnya terkandung risiko spekulatif
Berdasar Sumber Resiko

1. Risiko intern yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu
sendiri, seperti: kerusakan aktiva karena ulah karyawannya sendiri,
kecelakaan kerja, mismanajemen atau yang berhubungan dengan
faktor-faktor yang memengaruhi pasaran produk. Risiko ini juga
sering disebut risiko bisnis.
2. Risiko ekstern yaitu risiko yang berasal luar perusahaan, seperti:
risiko pencurian, penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan
policy pemerintah dan sebagainya
Tahapan Manajemen Risiko
Planning

Monitoring
Tahapan Assessment
MR

Handling
Planning (Perencanaan)
Proses pengembangan dan dokumentasi strategi dan metode yang
terorganisasi, komprehensif, dan iteraktif untuk keperluan
identifikasi dan penelusuran isu-isu risiko.

Assessment (Penilaian)
Terdiri atas proses identifikasi dan analisis area dan proses teknis
yang memiliki risiko untuk meningkatkan kemungkinan dalam
mencapai sasaran biaya, kinerja (performance) dan waktu
penyelesaian kegiatan
Assessment (Penilaian)
a. Identifikasi (identifying)
merinci risiko-risiko yang ada sampai level yang detail dan menentukan
signifikasinya (potensinya) dan penyebabnya, terhadap masalah yang ada. Risiko-
risiko yang telah terinci ini kemudian digolongkan dalam kategori-kategori.
b. Analisis (analyzing)
proses menggali informasi/ deskripsi lebih dalam terhadap risiko yang telah
diidentifikasi, yang terdiri atas :
• kuantifikasi risiko dalam probabilitas dan konsekuensinya terhadap aspek biaya,
waktu dan teknis proyek
• penyebab risiko
• keterkaitan antar risiko
• saat terjadinya risiko
• sensivitas terhadap waktu
Handling (Penanganan)
Proses identifikasi, evaluasi, seleksi dan implementasi penanganan terhadap risiko
dengan sasaran dan kendala masing-masing program, yang terdiri atas menahan
risiko, menghindari risiko, mencegah risiko, mengontrol risiko dan mengalihkan risiko
Risk
Response

Risk Risk Risk Risk


Retention Reduction Transfer Avoidance
penanganan untuk jenis mengurangi risiko melimpahkan risiko Menghindar/menolak
risiko yang dapat disimpan dengan cara membagi (mengalokasikan untuk menaggung risiko
atau ditahan, yaitu yang risiko tersebut kepada risiko) tersebut tersebut.
mengakibatkan kerugian pihak lain kepada pihak lain.
kecil yang berulang-ulang
Monitoring (Pengawasan)
Proses penelusuran dan evaluasi yang sistematis dari hasil kerja
proses penanganan risiko yang telah dilakukan dan digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan strategi penanganan risiko yang
lebih baik di kemudian hari.
Manajemen Risiko Framework

Penilaian risiko menjadi salah


satu hal yang penting dilakukan
untuk mendapat gambaran
keseluruhan risiko yang ada dan
mungkin terjadi di Organisasi.
Penilaian Risiko

Menetapkan Melalui
Kemungkinan Terjadi Identifikasi Risiko

Menangani/
Tujuan
Mengelola
Penilaian Resiko
Risiko

Menetapkan Melalui
Dampak Analisis Risiko
Prosedur
Manajemen Resiko
• Penilaian risiko dimulai dengan
melakukan identifikasi risiko-risiko yang
dapat terjadi dan akan mempengaruhi
proyek.
• Analisis risiko yang dilakukan
berdasarkan pada kemungkinan
terjadinya (probabilitas) dan dampak
yang terjadi pada proyek.
• Evaluasi risiko kemudian dilakukan
untuk menentukan tingkat atau kategori
risikonya.
Identifikasi Risiko
Proses menemukan, mengenali dan mencatat risiko. Dalam proses
manajemen risiko, identifikasi risiko merupakan bagian yang dilakukan paling
terdahulu dalam proses assessmen risiko

Tujuan untuk mengidentifikasi hal-hal, kejadian-kejadian atau situasi yang mungkin


terjadi yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi termasuk
penyebab dan sumber risiko, deskripsi kejadian risiko dan dampaknya terhadap
tujuan organisasi.

Identifikasi risiko harus dilakukan berdasarkan Informasi yang relevan dan terbaru
serta melibatkan para pihak yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang sesuai.
Analisis Risiko
• Analisis risiko memberikan masukan untuk proses evaluasi risiko
dan dalam mengambil keputusan, memilih strategi dan metode
pengendalian yang tepat.
• Analisis risiko mencakup analisis terhadap penyebab dan
sumber risiko, dampak positif atau negatif dari suatu risiko,
dan kemungkinan suatu risiko dapat terjadi. L
• Langkah-langkah untuk melakukan analisis risiko,
• menilai besarnya probabilitas
• menilai besarnya dampak
• Menilai besarnya risiko
Menilai Besarnya Probabilitas
Probabilitas dinilai berdasarkan pada jumlah potensi kejadian
pada setiap tahapan kegiatan yang dibagi menjadi lima kelas
(skala Likert), yang dapat dilakukan dengan merujuk pada Tabel
Menilai Besarnya Dampak
Seperti pada klasifikasi probabilitas, klasifikasi dampak juga dibagi menjadi 5
kelas. Klasifikasi dampak umumnya dibuat berdasarkan potensi dampak
terhadap kenaikan biaya, waktu penyelesaian pekerjaan, kesehatan dan
keselamatan, serta lingkungan, seperti ditunjukkan pada Tabel
Menilai Besarnya Risiko
Klasifikasi risiko disusun berdasarkan nilai probabilitas dan nilai dampaknya,

Tingkat risiko dapat bervariasi dari tingkat yang sangat rendah atau
dapat diabaikan hingga tingkat yang tidak dapat diterima atau risiko
sangat tinggi
Untuk mempermudah perhitungan nilai risiko, suatu matriks risiko
seperti ditunjukkan pada Tabel 5 dapat digunakan.
Menilai Besarnya Risiko
Klasifikasi Risiko.

Dampak Risiko.
Analisis Risiko
Si A berkendaraan dari rumah menuju kampus
untuk mengikuti perkuliahan
Potensi risiko apa yang muncul…??
Prosedur
Manajemen Resiko
Analisis Risiko
• Analisis risiko adalah proses mengembangkan pemahaman
terhadap suatu risiko.
• Analisis risiko memberikan masukan untuk proses evaluasi
risiko dan dalam mengambil keputusan apakah suatu risiko
risiko perlu dikendalikan dan memilih strategi dan metode
pengendalian yang tepat.
• Analisis risiko merupakan bagian dari tahap assessmen
risiko dalam proses manajemen risiko dan dilakukan
terhadap risiko-risiko yang telah diidentifikasi dalam proses
identifikasi risiko.
Analisis Risiko
• Analisis risiko mencakup analisis terhadap penyebab dan
sumber risiko, dampak positif atau negatif dari suatu
risiko, dan kemungkinan suatu risiko dapat terjadi.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi dampak dan
kemungkinan kejadian risiko harus diidentifikasi.
• Efisiensi dan efektifitas pengendalian risiko yang telah
diterapkan sebelumnya juga harus dipertimbangkan.
• Keterkaitan yang mungkin terjadi di antara risiko-risiko
yang telah diidentifikasi juga perlu dipertimbangkan.
BRAINSTROMING
• Brainstorming dilakukan dengan mendorong diskusi bebas antara
orang-orang yang memiliki pengetahuan dan keahlian untuk
mengidentifikasi, menganalisis dan mengetahui opsi-opsi
penanganan risiko.
• Teknik ini perlu difasilitasi dengan efektif untuk dapat
menstimulasi diskusi, mengarahkan diskusi kearah yang tepat dan
menangkap isu-isu yang muncul dalam diskusi.
BRAINSTROMING

Empat peraturan dasar brainstorming:


• Suspend Judgment, semua anggota tim harus menahan diri, tidak
menghakimi ide, pendapat dan gagasan yang diajukan oleh anggota lain
• Record all Ideas, ada seseorang yang dapat menjadi notulen, mencatat
semua ide, pendapat ataupun gagasan yang diajukan, walaupun ide
tersebut belum tentu digunakan
• Encourage "Piggy-backing" ideas, koordinator atau fasilitator mendorong
untuk membangun ide, pendapat atau gagasan baru atau tambahan dari
ide yang sudah pernah dijalankan atau dikemukakan
• Think out of the box, yakni mendorong untuk mengeluarkan pemikiran
yang baru, tidak mengulang ide atau pendapat yang sudah ada
CHECKLIST
• Checklist adalah daftar bahaya, risiko atau kegagalan yang
dibuat berdasarkan pengalaman, baik melalui penilaian risiko
terdahulu atau informasi historikal.
• Checklist dapat digunakan untuk melakukan identifikasi risiko
atau menilai efektivitas pengendalian risiko.
• Checklist juga digunakan bermanfaat untuk memeriksa
apakah semua aspek telah tercakup setelah teknik lain
dilakukan untuk mengidentifikasi risiko baru.
CHECKLIST
Checklist dilakukan dengan cara sebagai berikut:
• Menetapkan lingkup kegiatan.
• Mengembangkan checklist yang dapat mencakup lingkup yang
telah ditetapkan dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
• Tim atau perorangan memeriksa checklist dalam setiap elemen
proses atau sistem dan menilai apakah hal yang terdapat dalam
checklist sudah terpenuhi
CHECKLIST
SCENARIO ANALYSIS
Analisis Skenario adalah model yang mendeskripsikan bagaimana
masa depan akan terjadi.
Metode ini dapat digunakan utuk menidentifikasi risiko dengan
mempertimbangngkan keadaan di masa depan dan
mempertimbangkan dampak yang mungkin terjadi.
Skenario ‘best case’, ‘worst case’ dan ‘expected case’ dapat
digunakan untuk menganalisis dampak potensial dan kemungkinan
terjadinya sebagai bentuk analisis sensitivitas dalam menganalisis
risiko.
SCENARIO ANALYSIS
Analisis skenario dilakukan dengan mempertimbangkan perubahan-
perubahan besar yang terjadi dalam 50 tahun terakhir hingga saat ini
di bidang teknologi, preferensi konsumen, keadaan sosial dan
sebagainya.
Skenario analisis tidak bisa memprediksi kemungkinan terjadinya
perubahan-perubahan tersebut namun dapat memberi gambaran
mengenai dampaknya dan membantu organisasi dalam membangun
kapabilitas untuk menghadapinya.
Metode ini dapat digunakan untuk membantu membuat kebijakan
dan rencana strategis dan mempertimbangkan aktivitas yang saat ini
dilakukan.
SCENARIO ANALYSIS
SCENARIO ANALYSIS

• Analisis skenario dapat digunakan untuk mengantisipasi


kesempatan dan ancaman yang mungkin terjadi dan dapat
digunakan untuk berbagai jenis risiko dalam jangka pendek
maupun panjang.
• Untuk jangka pendek, skenario dapat diekstrapolasi dari
kondisi saat ini dengan menggunakan data yang relevan.
Untuk jangka panjang atau kondisi di mana data tidak
tersedia, analisis skenario harus dilakukan secara imajinatif.
SCENARIO ANALYSIS
Contoh aplikasi dari dari scenario analysis adalah decision tree. Metode ini menggambarkan
skenario masa depan dalam bentuk tree. Contohnya adalah sebagai berikut

”Perusahaan berencana membangun ruas jalan tol baru dengan biaya


investasi sebesar Rp4.000.000.000. Arus kas tahun pertama memiliki
kemungkinan 40% sebesar Rp3.000.000.000 dan kemungkinan 60% sebesar
Rp1.500.000.000. Jika arus kas di tahun pertama sebesar Rp3.000.000 maka
ada 80% kemungkinan arus kas di tahun kedua sebesar $4.000.000.000 dan
20% kemungkinan sebesar Rp2.000.000.000. Jika arus kas tahun pertama
adalah sebesar Rp1.500.000.000 maka terdapat 80% kemungkinan arus kas
tahun kedua sebesar Rp2.000.000.000 dan 20% kemungkinan sebesar
Rp4.000.000.000. Decision tree dari arus kas proyek ini adalah sebagai
berikut
SCENARIO ANALYSIS
SCENARIO ANALYSIS
Setelah decision tree dibentuk. Langkah berikutnya adalah menghitung kemungkinan terjadinya masing-
masing hasil akhir dari decision tree. Perhitungan kemungkinan dari masing-masing cabang decision tree
adalah sebagai berikut:
SCENARIO ANALYSIS
Setelah probabilitas gabungan dihitung, langkah selanjutnya adalah menghitung NPV (nilai sekarang dari
keuntungan di masa depan) dari masing-masing cabang decision tree. Dengan menghasumsikan tingkat
diskon sebesar 10%, NPV dari masing-masing cabang decision tree adalah sebagai berikut:
SCENARIO ANALYSIS
Setelah NPV dari masing-masing cabang dihitung, langkah selanjutnya adalah mengalikan masing-masing NPV cabang
dengan probabilitasnya untuk menghitung ekspektasi NPV dari setiap cabang. ekspektasi NPV setiap cabang
kemudian dijumlahkan untuk memperoleh ekspektasi NPV proyek secara keseluruhan. Perhitungannya adalah sebagai
berikut:
Evaluasi Risiko
Si A berkendaraan dari rumah menuju kampus
untuk mengikuti perkuliahan
Potensi risiko apa yang muncul…??
Prosedur
Manajemen Resiko
Manajemen Risiko Framework
Evaluasi Risiko
• Tujuan evaluasi risiko adalah mengambil keputusan
mengenai risiko mana yang perlu ditangani dan prioritas
pelaksanaan tindak lindung risiko berdasarkan hasil analisis
risiko setelah membandingkan tingkat risiko dengan batas
toleransi risiko (kriteria penerimaan risiko).

• Dalam proses evaluasi risiko, tingkat risiko yang diperoleh


melalui analisis risiko dibandingkan dengan kriteria risiko
yang telah ditetapkan dalam konteks manajemen risiko.
Evaluasi Risiko
• Kebutuhan penanganan risiko ditetapkan berdasarkan hasil
perbandingan yang telah dilakukan.
• Keputusan mengenai penanganan risiko harus mempertimbangkan
konteks risiko seluasluasnya, selain adanya batas toleransi risiko
dari pihak internal, juga dipertimbangkan toleransi risiko dari
pihak-pihak di luar organisasi yang terlibat dalam suatu risiko.
• Evaluasi risiko juga dapat memutuskan untuk tidak menangani
suatu risiko atau cukup mempertahankan pengendalian yang sudah
ada (Existing control). Keputusan ini akan dipengaruhi oleh
pandangan organisasi terhadap risiko dan kriteria risiko yang telah
ditetapkan
Teknik Evaluasi Risiko

• Consequence/probability Matrix adalah penggabungan antara


metode penilaian kualitatif dan semi kuantitatif untuk menilai
tingkatan risiko.
• Matriks ini digunakan untuk melakukan prioritisasi terhadap
risiko-risiko yang dihadapi berdasarkan tingkatannya.
• Matriks ini juga digunakan untuk menilai risiko yang dapat
diterima dan tidak dapat diterima.
Teknik Evaluasi Risiko

• Dalam membuat matriks ini langkah pertama adalah


menentukan skala penilaian terhadap suatu risiko
berdasarkan dampak dan probabilitasnya.
• Contoh skala penilaian untuk dampak risiko secara kualitatif
dan kuantitatif adalah sebagai berikut:
Teknik Evaluasi Risiko
Teknik Evaluasi Risiko
Teknik Evaluasi Risiko
Teknik Evaluasi Risiko
• Masing-masing risiko
yang dievaluasi
kemudian ditempatkan
dalam matriks sesuai
dengan tingkat dampak
dan probabilitasnya.
• Posisi risiko dalam
matriks akan
menentukan prioritas
risiko tersebut dalam
pengambilan keputusan
penanganan risiko
As Low As Reasonably Practical(ALARP)

ALARP membagi risiko


menjadi tiga kategori: risiko
yang tingkatannya begitu
besar sehingga harus
ditangani dengan biaya
berapapun dan hanya
diterima dalam keadaan
tertentu, risiko yang
dampaknya tidak seberapa
dan tidak memerlukan
penanganan lebih lanjut dan
risiko ALARP
As Low As Reasonably Practical(ALARP)
Contoh:
“Suatu ruas jalan tol memiliki risiko kerusakan jalan akibat banjir. Dampak
kerusakan yang dapat terjadi adalah sebesar Rp500.000.000. Untuk menangani
risiko ini terdapat tiga alternatif tindak lindung risiko.

1. Alternatif 01 adalah membangun saluran air. Tindak lindung ini dapat


mengurangi kerusakan sebesar Rp200.000.000 dengan biaya Rp100.000.000.
2. Alternatif 02 adalah membangun saluran air dan tanggul. Penanganan ini
dapat mengurangi kerusakan sebesar Rp400.000.000 dengan biaya
Rp250.000.000.
3. Alternatif 03 adalah membangun saluran air dan tanggul serta memasang
pompa. Penanganan ini dapat mengurangi kerusakan sebesar Rp450.000.000
dengan biaya sebesar Rp550.000.000.
As Low As Reasonably Practical(ALARP)

Berdasarkan prinsip ALARP,


• Alternatif pertama tidak boleh diambil karena risiko masih
bisa diperkecil lebih jauh.
• Alternatif ketiga juga tidak dapat diambil melakukan mitigasi
dengan biaya lebih besar dibandingkan manfaatnya tidak
masuk akal untuk dilakukan.
• Alternatif yang diambil adalah alternatif kedua karena dapat
mengurangi risiko hingga sekecil mungkin dan masih masuk
akal untuk dilakukan.
Pengendalian Risiko
Si A berkendaraan dari rumah menuju kampus
untuk mengikuti perkuliahan
Potensi risiko apa yang muncul…??
Prosedur
Manajemen Resiko
Manajemen Risiko Framework
Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko adalah tahapan yang dilakukan setelah tahap
assessmen risiko. Dalam tahap ini dilakukan penentuan terhadap
pengendalian risiko yang akan dilakukan terhadap risiko-risiko yang telah
diidentifikasi, dianalisis dan dievaluasi. Mencakup;
• Menilai tindak lindung yang telah dilakukan terhadap suatu risiko
• Memutuskan, apakah tingkat risiko residual sudah dapat diterima
• Jika tingkat risiko residual belum dapat diterima, menambahkan
tindak lindung risiko baru
• Menilai efektivitas tindak lindung risiko tersebut
Pengendalian Risiko
1. Menghindari Risiko (Risk Avoid) Menghindari risiko dengan tidak
melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan suatu risiko atau
menghilangkan sumber risiko. Cara ini dapat dilakukan jika
menghindari kegiatan atau hal-hal yang menjadi sumber risiko
tidak akan mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan.
2. Mitigasi Risiko (Risk Mitigation) Mengubah besarnya dampak
atau kemungkinan terjadinya suatu risiko. Ini merupakan cara
tindak lindung risiko yang paling sering digunakan. Cara ini
umumnya memerlukan biaya untuk dapat dilakukan dan dapat
digunakan jika biaya yang diperlukan lebih sedikit dibandingkan
manfaat yang diperoleh.
Pengendalian Risiko
3. Membagi Risiko (Risk Sharing) Membagi risiko yag dihadapi
dengan pihak lain. Cara ini umumnya dilakukan melalui asuransi
atau kontrak yang dilakukan dengan pihak terlibat dalam risiko
yang sama. Cara ini dapat dilakukan jika perusahaan dapat
memperoleh pihak lain yang memiliki kemampuan dan keinginan
untuk menanggung risiko Bersama
4. Menerima Risiko (Risk Accept) Menerima risiko tanpa melakukan
tindak lindung. Cara ini dapat digunakan jika tingkat risiko cukup
kecil untuk dapat diterima perusahaan atau tidak ada cara lain
yang dapat dilakukan untuk menangani risiko.
Pengendalian Risiko
“Contoh dari mitigasi risiko adalah menerapkan SOP yang
bertujuan untuk mengurangi dampak atau probabilitas risiko,
mengaplikasikan sistem atau peralatan keselamatan, melakukan
perawatan dan inspeksi terhadap peralatan yang digunakan, atau
mempersiapkan lead time dalam melakukan suatu kegiatan.

“Contoh dari pembagian risiko adalah melakukan asuransi atau


menerapkan klausul kontrak atau perjanjian dengan pihak kedua
atau ketiga yang bertujuan membagi risiko yang perlu
ditanggung.”
Pengendalian Risiko
• Pemilihan tindak lindung risiko yang sesuai dilakukan dengan
membandingkan antara biaya dan usaha yang diperlukan dan
manfaat yang diperoleh.
• Keputusan dibuat dengan mempertimbangkan risiko yang
memerlukan tindak lindung yang tidak dapat dijustifikasi secara
ekonomis & efisien seperti risiko dengan dampak sangat tinggi
namun dengan kemungkinan terjadi yang sangat kecil.
• Beberapa alternatif tindak lindung risiko dapat dipertimbangkan
dan diaplikasikan baik secara satuan ataupun secara gabungan
Pengendalian Risiko

• Rencana tindak lindung risiko yang telah diterapkan akan


menjadi kontrol risiko yang sudah diterapkan untuk tahun
selanjutnya.
• Kontrol yang sudah ada dan diterapkan perlu dievaluasi untuk
mengetahui efektifitas dan efisiensinya.
• Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan apakah kontrol
yang sudah ada perlu diubah atau ditambah.
Cost Benefit Analysis

Analisis biaya/manfaat atau CBA merupakan salah satu teknik penilaian


risiko yang membantu penggunanya untuk memilih atau memutuskan
opsi perlakuan mana yang perlu diambil untuk suatu risiko.

Analisis biaya/manfaat akan mempertimbangkan tingkat efisiensi biaya


dan tingkat manfaat yang dapat diperoleh dari setiap perlakuan yang
tersedia. Semakin efisien biaya yang dikeluarkan dan semakin tinggi
manfaat yang diperoleh dari sebuah perlakuan risiko, maka semakin besar
kecenderungan perlakuan tersebut dipilih.
Cost Benefit Analysis
• Luaran dari suatu analisis biaya/manfaat adalah informasi mengenai
nilai biaya dan manfaat dari berbagai opsi atau tindakan perlakuan
risiko.
• Hasil keluaran seperti ini dapat juga digunakan sebagai dasar untuk
membandingkan antara perlakuan satu dengan perlakuan lainnya
beserta nilai manfaat dan biayanya.
• Hasil perbandingan tersebut dapat juga digunakan sebagai dasar
pertukaran dan padu (mix and match) antara suatu risiko dengan
perlakuan risiko satu dan yang lainnya.
• Teknik ini akan memberikan keluaran berupa rekomendasi apakah
suatu perlakuan risiko layak untuk diterapkan atau tidak
Cost Benefit Analysis
1. Biaya Dasar (Baseline Cost)
Biaya dasar (baseline cost) merupakan biaya yang diperoleh dari estimasi
kerugian apabila suatu risiko tetap terjadi dan memberikan konsekuensi secara
finansial tanpa melakukan upaya pengendalian.
Jika kebakaran terjadi (risiko kebakaran) dan mengakibatkan benda-benda terbakar
atau rusaknya bangunan kantor. Pada umumnya, biaya dasar dihitung dari biaya
kerugian maksimum yang dapat ditanggung oleh Kantor. Contohnya adalah biaya
kerugian senilai harga bangunan ditambah dengan kerusakan peralatan kantor
Cost Benefit Analysis
2. Biaya Residual (Residual Cost)
Biaya residual (residual cost) merupakan biaya sisa yang diperoleh dari estimasi
kerugian apabila suatu risiko tetap terjadi dan memberikan konsekuensi secara
finansial setelah melakukan upaya pengendalian.
ketika kebakaran tidak bisa dihindari dan dicegah, terdapat beberapa atau bahkan semua
benda-benda yang hangus terbakar. Biaya kerugian yang ditanggung akibat peristiwa
risiko yang terjadi ini disebut sebagai biaya residual.
Cost Benefit Analysis
3. Biaya Implementasi (Implementation Cost)
Biaya Implementasi (Implementation cost) merupakan biaya yang dihitung dari
total biaya yang dikeluarkan oleh organisasi untuk melakukan upaya atau
tindakan pengendalian untuk mengelola risiko.
Misal, total biaya yang dikeluarkan untuk membeli ;
• pemancar air (water sprinkler),
• alat pemadam api ringan,
• pendeteksi asap (smoke detector),
• dan lain-lainnya untuk mencegah kebakaran di suatu kantor.

Membeli asuransi kebakaran juga dapat dikategorikan sebagai upaya


pengendalian dan biaya yang dikeluarkan dari aktivitas ini juga dapat dihitung
sebagai bagian dari biaya implementasi
Cost Benefit Analysis

Misal perlu membayar premi sampai dengan tahun kelima, setelah tahun kelima premi
tidak perlu dibayarkan lagi. Maka perhitungannya adalah sebagai berikut :
• 5 (tahun) x 12 (bulan) x Rp5.000.000,00. (nilai premi per bulan) = Rp300.000.000,00.
• Jadi, total biaya implementasinya adalah Rp331.500.000,00
Cost Benefit Analysis
4. Manfaat
merupakan hasil dari perhitungan biaya dasar dikurangi dengan biaya residual.
Perhitungan manfaat dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar estimasi
biaya yang tidak perlu dikeluarkan oleh organisasi terkait dengan suatu risiko
apabila upaya pengendalian berhasil dilakukan dan menurunkan tingkat
kerugian yang dapat dialami oleh organisasi

Manfaat = biaya dasar – biaya residual


Manfaat = Rp1.060.000.000,00 - Rp250.000.000,00 = Rp810.000.000,00.
Cost Benefit Analysis

5. Analisis Biaya/Manfaat
dihitung dengan membandingkan antara nilai manfaat yang
diperoleh dengan total biaya implementasi yang dikeluarkan oleh
organisasi. Analisis biaya/manfaat dapat dihitung dengan
perhitungan sebagai berikut
Cost Benefit Analysis

6. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan dari teknik ini setidaknya
sebanyak 2 rekomendasi, antara lain:

1. Perlakuan risiko layak untuk diterapkan Rekomendasi ini dapat


dipilih apabila nilai perhitungan dari analisis biaya/manfaat lebih
besar dari (>) 100%.
2. Perlakuan risiko tidak layak untuk diterapkan Rekomendasi ini
dapat dipilih apabila nilai perhitungan dari analisis
biaya/manfaat lebih kecil dari (<) 100%
Cost Benefit Analysis
Sebuah Perusahaan untuk berkompetisi, risiko tertinggalnya teknologi sehingga perlu
melakukan tindakan pembaharuan teknologi. Pada kasus ini, manfaat yang dapat
diperoleh perusahaan adalah pembaharuan teknologi dan efisiensi.

Contoh Kasus :
Perusahaan pengiriman barang atau ekspedisi. Untuk menghitung nilai manfaat, pada
kasus ini biaya dasar yang digunakan adalah seluruh biaya yang relevan terkait dengan
proses bisnis yang menggunakan teknologi, contohnya adalah sebagai berikut

Hitung, Cost
Benefit Analysis
MR 6
KONSEP
TIME VALUE OF MONEY
Time Value of Money
• Biaya Proyek pada tahap Prelimininary Estimate, dpt
dihitung berdasar data proyek sejenis yll
• Cost engineer, selain memahami ttg cost estimate,
juga harus memahami konsep time value of money
• Pada dasarnya nilai uang sangat terkait dgn waktu
(konsep time value of money)
ILUSTRASI
Bila seseorang pinjam uang kepada kita , sebesar Rp.
1’000’000,- dan akan dikembalikan setelah satu tahun

Maka :
Besarnya uang yang dikembalikan menjadi sebesar :
(1+i) Rp. 1’000’000,-

Dimana i dalah bunga pinjaman selama satu tahun


ILUSTRASI
Bila i (interest) ditetapkan sebesar 10%

Maka :
Besarnya uang yang dikembalikan menjadi sebesar :
(1+i) Rp. 1’000’000,-= Rp. 1’100’000,-

Ini berarti nilai uang sekarang sebesar Rp.1’000’000,- setara


dengan nilai uang sebesar Rp.1’100’000,- setahun kemudian
RUMUS TIME VALUE OF MONEY

F : Future value ( Nilai yad)


F1 = P + P. i = P (1 + i)1 P : Present value ( Nilai sekarang)
i : Interest rate per tahun

Fn = P (1 + i)n n : tahun ke n
 FAKTOR

Ada dua faktor dalam kaitan hubungan antara


Present & Future Value :
• Compounded factor : (1 + i)n.
• Discounted factor : 1 / (1 + i)n.
BILA INTEREST TIDAK TETAP
Fn = P (1+ i1) (1 + i2) ……. (1 + in)
i1 : interest tahun ke 1
in : interest tahun ke n

Compounded factor :
(1 + i1) (1 + i2)……… (1 + in)
Discounted factor :
1 / (1 + i1) (1 + i2) …. (1 + in)
PENGGUNAAN KONSEP T.V.M

Menghitung pengembalian investasi yang direncanakan


pada sebuah investasi dgn menghitung IRR (internal
rate of return)

Menghitung Estimasi biaya proyek, bila proses


pelaksanaannya lebih dari satu tahun dan cara
pembayarannya, diluar masa konstruksi
ESTIMASI BIAYA PROYEK
Estimasi biaya proyek yang didasarkan atas pembayaran sesudah
masa konstruksi (dibayar th.2007):
• Data
Uraian 2004 2005 2006 2007

Biaya proyek per tahun


(juta Rp.) 5,000 8,000 7,000 --

Interest rate
(%) per tahun 18 19 20
• Analisis biaya proyek, bila dibayar th. 2007
(dalam juta rupiah)
Th.2004: (1,18) (1,19) (1,20) x 5.000 = 8.425,20
Th.2005: (1.19) (1,20) x 8.000 = 11.424,00
Th.2006: (1,20)x 7.000 = 8.400,00
Jumlah = 28.248,20

Total Biaya proyek, bila dibayar pada th. 2007, menjadi Rp. 28.248.200.000,-
ANALiSIS
INVESTASI PROYEK
 KONSEP INVESTASI
 Dari sudut pandang ekonomi, Investasi adalah penempatan
harta untuk jangka waktu tertentu untuk memperoleh
keuntungan
 Ada dua jenis Investasi yang dikenal :
 Investasi phisik (pabrik, Usaha lain)

mengelola sumber daya


 Investasi non phisik (saham)
tidak mengelola sumber daya
 PROYEK KONSTRUKSI
 sudut pandang Pemilik Proyek, proyek konstruksi adalah
suatu Investasi phisik karena :

 Menanam dana yang cukup besar dan dalam jangka


waktu yang lama
 Mengharapkan keuntungan (ekonomi/so-sial) yang
diperoleh dari kegiatan Investasi tersebut
 ANALISIS INVESTASI
Untuk menyatakan layak tidaknya suatu investasi komersial,
perlu dilakukan analisis dalam berbagai aspek :
• Analisis Pemasaran
• Analisis Teknis / Produksi
• Analisis Hukum
• Analisis Ekonomi / Keuangan ( komersial )
Analisis Ekonomi / Keuangan (analisis komersial) baru dilakukan
bila , analisis dalam tiga aspek diatas bisa diterima .

34
 ANALISIS EKONOMI
Ada dua hal pokok diperlukan untuk analisis ekonomi suatu
Investasi , yaitu :
 Rencana penerimaan bersih yang dirinci tiap periode
(tahunan). Biasanya terjadi setelah bangunan dioperasikan
 Rencana pengeluaran Investasi, terjadi pada saat proses
kegiatan pembangunan Investasi
Karena rencana meliputi jangka panjang (multy years), maka konsep Time Value
of Money harus diterapkan baik dalam penerimaan maupun pengeluaran
 KONSEP “ TVM “
 Analisis ekonomi suatu perencanaan investasi selalu
melibatkan nilai-nilai uang dalam bebe-rapa tahun mendatang
 Nilai-nilai uang dalam beberapa tahun menda-tang tsb
sebelum analisis harus di konversikan kedalam nilai sekarang
(present value), dengan menggunakan dis-counted factor

 Rumus discounted factor (lihat konsep TVM):


1
D.F =
(1+i)n
 RUMUS “ TVM “
 Ada dua rumus yang digunakan untuk melaku-kan konversi nilai uang.
Yaitu nilai uang seka-rang (present value) terhadap nilai yang akan
datang (future value) dan nilai uang yang akan datang terhadap nilai
uang sekarang
1
 Rumus discounted factor ( DF) D.F =
(1+i)n

 Rumus compounded factor (CF) C.F = ( 1 + i ) n

C.F = ( 1 + i )
n
 RUMUS “ TVM “
 Rumus perhitungan nilai uang sekarang (PV)
terhadap nilai uang yang akan datang

PV = (1 + i) n . FV

 Rumus perhitungan nilai uang yang akan datang


(FV) terhadap nilai uang sekarang
1
FV = PV
(1+i) n

i , adalah rate pertahun


n , adalah tahun ke n
PENGGUNAAN KONSEP T.V.M

Menghitung pengembalian investasi yang direncanakan pada


sebuah investasi dgn metoda menghitung IRR (internal rate
of return)

Menghitung Estimasi biaya proyek, bila proses


pelaksanaannya lebih dari satu tahun dan cara
pembayarannya, diluar masa konstruksi (extended turn key
payment)

39
 PENGGUNAAN “ TVM “

 Dalam melakukan analisis ekonomi, di-perlukan perencanaan “cash


flow”

 Perencanaan “cash flow”, adalah peren-canaan jadwal uang masuk


(cash in) dan uang keluar (cash out), selama kegiatan investasi
(umumnya jangka panjang)

 Jadwal cash in dan cash out, dalam kegiatan investasi terjadi dlm
beberapa tahun, sehingga untuk analisisnya perlu nilainya
disamakan menjadi present value semua (discounted cash flow)

40
STUDI KELAYAKAN

Sebelum Investasi dilakukan, didahului dengan analisis


ekonomi untuk mengeta-hui apakah layak atau tidak

Layak dilakukan
Analisis
Investasi dilakukan
dimodifikasi
tidak
Tidak layak dilakukan
tidak dilakukan
KRITERIA LAYAK
Kriteria layak dibagi menjadi dua :
Layak secara sosial:
• Manfaat sosialnya lebih besar dari biaya
• Dapat mengurangi kerugian sosial lebih besar dibanding biaya
yang keluar
Layak secara ekonomi :
• Keuntungan bersih yang diperoleh lebih besar dari Bank
Interest atau tingkat interest yang ditetapkan oleh MGT.
UKURAN LAYAK Ekonomi
Ada beberapa tolok ukur untuk kelayakan ekonomi ( komersial ) , yaitu
yang terpenting :
• Tingkat kemampuan pengembalian investasi, yang diukur dengan I.R.R
(internal rate of return)
• Pay back period , yaitu kapan (berapa lama) mo-dal investasi dapat
dikembalikan
• NPV (Net Present Value), besarnya NPV pada tingkat inflasi yang ada
Yang ideal adalah : IRR tinggi (diatas inflasi) dan pay
back period singkat .
DEFINISI IRR
IRR (Internal Rate of return) adalah tingkat keuntungan
yang diperoleh (dalam %) dari hasil investasi, terhadap
nilai investasi yang ditanam
 IRR secara matematis, adalah tingkat rate, dimana
Net Present Valuenya (antara penerimaan dan
pengeluaran) sama dengan nol

 IRR sebaiknya harus >> bunga Bank


PAY BACK PERIOD
Pada saat investasi sedang berlangsung, investor mengeluarkan
biaya untuk investasi s/d investasi tsb dapat dioperasikan

Selama pengoperasian investasi, diharapkan akan menghasilkan


keuntungan bersih tiap tahunnya

Bila jumlah hasil keuntungan bersih, telah menca-pai nilai


invstasinya, berarti telah terjadi masa pay back period (dalam
menghitung tidak meng-gunakan konsep present value)

45
DEFINISI NPV
 NPV (net present value) adalah :
“Selisih total nilai present value dari seluruh penerimaan
dan pengeluaran (ΣPV penerimaan – ΣPV pengeluaran)“
atau net discounted cash flow

 NPV (net present value)= nol, adalah bila ΣPV


penerimaan = ΣPV pengeluaran, dan ini terjadi pada rate
tertentu yang disebut IRR
 MENGHITUNG IRR

Dalam menghitung IRR diperlukan data seba-gai berikut :


 Cost estimate per periode (tahunan) sbg rencana
pengeluaran biaya investasi /operasi
 Perkiraan penerimaan bersih yg diperoleh sbg hasil dari
investasi (setelah peng-operasian), per periode (tahunan)
 Ditetapkan dua rate sbg uji coba, untuk mencari IRR
dengan penerapan konsep TVM

47
 NET CASH FLOW

 Langkah awal menghitung IRR, adalah mem-buat Net Cash flow


 Cash flow adalah rencana jadwal uang masuk dan uang keluar secara
cash (tunai)
 Cash Out adalah jadwal uang keluar, baik masa investasi maupun masa
operasi
 Cash In adalah jadwal uang masuk, sebagai hasil dari kegiatan operasi
dari investasi ybs.
 Net Cash flow adalah jadwal uang masuk dikurangi uang keluar, per
periode (tahunan)

48
 CASH FLOW INVESTASI/PROYEK
 Cash flow disini berbeda dengan cash flow pelaksanaan
proyek
 Cash flow pelaksanaan proyek, dibuat untuk periode bulanan
sampai dengan waktu kontrak dengan tujuan membuat
kebijakan financial untuk menutup defisit yang ada
 Cash flow Investasi proyek, dibuat untuk periode tahunan
sampai dengan berakhirnya masa investasi, dengan tujuan
menghitung rate yang diinginkan, dengan menerapkan TVM
 DISCOUNTED CASH FLOW
 Dalam Net Cash flow, akan bertanda positif bila uang masuk
lebih besar dari uang keluar (begitu juga sebaliknya),
pertahunnya
 Tetapkan nilai rate tertentu, untuk menghi-tung discounted
factor tiap tahun yang bersangkutan
 Masing2 nilai pertahun tersebut dijadikan nilai present
valuenya dengan cara menga-likan dengan discounted factor
nya, menjadi discounted cash flow

50
Net Present Value (NPV)
 Dari discounted cash flow yang ada dijumlahkan totalnya
atau dicari net discounted cash flownya

 Hasil Net Discounted Cash Flow, bisa positif dan bisa


negatif

 Net Discounted Cash Flow tsb adalah nilai NPVnya untuk rate
yang bersangkutan

Untuk mencari IRR, dicoba-coba ratenya sampai menemukan


NPV = 0
 CARA MENGHITUNG IRR
Untuk memperoleh NPV = 0 harus dilakukan dengan coba-coba ( trial
and error )
 Ada dua cara pendekatan yang dilakukan untuk mencari IRR, yaitu :
- Interpolasi , bila 2 NPV hasil uji coba bertanda tidak
sama ( positif dan negatif )

- Extrapolasi,bila 2 NPV hasil uji coba bertanda sama

 Interpolasi / Extrapolasi disarankan dilakukan antara dua nilai NPV


yang sudah mendekati nol.

52
 CARA INTERPOLASI
 Dalam proses uji coba dng i1 diperoleh NPV1 (positif) dan dengan i2
diperoleh NPV2 (negatif)

NPV (+)
i2 –(i1+a)
NPV 1
IRR
0 i1 i2 rate

NPV 2
(-)
(i2 – i1) NPV1
 IRR = i1 + NPV diambil nilai
(NPV1 + NPV2) mutlaknya
 CARA EXTRAPOLASI
 Dalam proses uji coba dgn. i1 diperoleh NPV1 (positif) dan dgn. i2 diperoleh
NPV2 (positif)
(i2 – i1) NPV2 NPV diambil
NPV
(+)  IRR = i2 + nilai mutlaknya
(NPV1 - NPV2)

NPV 1
NPV 2 IRR
0 i1 i2 rate
(-) a
i2 + a

54
 CASH FLOW INVESTASI
 Dalam cash flow investasi, tahun2 awal pada pengeluaran biaya
investasi, belum ada penerimaan. Sehingga pada tahun2 ini net cash
flownya negatif

 Dalam cash flow investasi, tahun2 berikutnya setelah kegiatan operasi


dimulai, terjadi penerimaan hasil kegiatan dan pengeluaran untuk
operasi. Mulai saat ini umumnya cash flow menjadi positif

 Dalam Net cash flow investasi, tahun2 awal nilainya negatif, sedang
tahun selanjutnya umumnya sudah mulai positif

55
 Contoh Perhitungan IRR
TAHUN KE
No URAIAN 0 1 2 3 4 5
1 Penerimaan -- 2,200 2,300 2,800 3,400
2 Pengeluaran (5,000) (200) (300) (500) (400)
3 Net Cash Flow (5,000) 2,000 2,000 2,500 3,000
DF , dgn i1 =20% 1 0,833 0,694 0,578 0,482
P.V1 masing2 1,666 1,388 1,445 1,446
4 Total P.V1 , penerimaan 5,945
NPV1 945
DF , dgn i2 = 24% 1 0,806 0,650 0,524 0,423
P.V2 1,612 1,300 1,310 1,269
5 Total PV2 , penerimaan 5,491
NPV2 491
 DATA IRR
i1 = 20%

i2 = 24%
NPV1 = 945

NPV2 = 491
Rumus yang didepan ( extrapolasi )

(i 2 – i 1) NPV 2
IRR = i2 +
NPV 1 – NPV 2
 MENGHITUNG IRR
NPV1 dan NPV2 Positif

(i2 – i1 ) N PV2
IRR = i2 +
N PV1 – N PV2

4% x 491
= 24%+
945 - 491

= 24% + 4,33%

= 28,33%

58
 Menghitung IRR secara grafis

NPV

NPV1
945
NPV2
491

0 i
20 24
IRR
% %
i1 i2
 PAY BACK PERIOD
Modal investasi Rp. 5,000.-
Pengembalian :
Tahun ke I Rp. 2,000.-
Tahun ke II Rp. 2,000.-
Tahun ke III Rp. 2,500.-
Pengembalian biaya investasi yang terjadi
adalah dalam tahun ketiga (2 tahun , 5 bulan)
 KESIMPULAN
IRR = 28,33 %
Rate yang ditetapkan/diinginkan, misal X %

Layak, bila X% lebih kecil dari 28,33%

Tidak Layak, bila X % lebih besar dari 28,33%

Anda mungkin juga menyukai