Soap Iud

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA IUD

Pada Ny. A

Asuhan kebidanan keluarga berencana dilakukan pada Ny. A sebagai akseptor KB IUD di UPTD
Puskesmas Sukmajaya. Untuk pendokumentasian asuhan adalah sebagai berikut:

Subjektif
Tanggal : 20-06-2022 Pukul: 09.00 WIB
No.Register : 102987 Oleh: Bd. Elina
Identitas/biodata
Nama istri : Ny A Nama suami : Tn.E
Umur : 20. tahun Umur : 22 tahun
Suku : Betawi Suku : Betawi
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan :Wiraswasta

Alamat : Kp. Sugutamu rt 04/01 Sukmajaya Kota Depok

Data Subjektif
1) Keluhan utama : Ibu mengatakan habis bersalin 6 minggu yang lalu dan saat ini sedang
haid hari ke 5. Serta belum berhubungan.
2) Riwayat keluhan utama: Tidak ada
3) Riwayat Menstruasi
Menarche : Pada Umur 11 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 5-7hr
Warna : warna merah dan kecoklatan
Bau : Khas
Dismenore : Tidak pernah
Fluor Albus : Tidak ada

Hari pertama haid : 15-6-2022


4) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas
No Kehamilan Persalinan Anak ASI nifas
Ke Usia Jenis Penolong Tempat Penyulit BB/PB JK Umur normal
ASI
1. 1 Spontan Bidan Pkm Tidak 2.8 kg/ 49 cm laki 1,5
1,5 bulan
Sukmajaya ada bulan

5) Riwayat KB
Status peserta KB : Pertama kali

6) Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit apapun, baik menahun seperti hipertensi
maupun jantung. Penyakit menurun seperti DM, asma, dan penyakit menular seperti hepatitis dan
TBC. Ibu juga mengatakan tidak pernah mengalami sakit kepala sebelah ataupun sampai sakit
kepala yang sangat berat.

7) Riwayat Kesehatan yang Lalu


Ibu mengatakan 1 tahun terakhir ini ibu tidak pernah mengalami sakit hingga parah, dan tidak
pernah menderita penyakit menahun seperti hipertensi dan jantung. Penyakit menurun seperti
DM, asma, dan penyakit menular seperti hepatitis dan TBC.

8) Riwayat Kesehatan Keluarga


Dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis),
menahun (Jantung dan Hipertensi), menurun (DM, Asma).

9) Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami perdarahan dari jalan lahir atau perdarahan pervaginam
yang belum jelas penyebabnya, tidak pernah mengalami keputihan yang lama dan tidak pernah
menderita kelainan pada payudaranya seperti kanker ataupun tumor, serta tidak pernah menderita
penyakit kelamin, tidak pernah menderita kanker rahim. Tidak ada KET (Kehamilan Ektopik
Terganggu)

10) Riwayat sosial-budaya Perkawinan


Status perkawinan : Sah, kawin 1 kali

Kawin : 19 tahun dan usia suami 21 tahun


Lamanya : 1 tahun
Ibu dan suami tidak ada budaya yang melarang dalam pemakaian alat kontrasepsi (alkon) apapun.
11) Riwayat psikologis
Hubungan ibu dan suami baik, suami sangat mendukung untuk menggunakan KB IUD dalam
agama yang dianut tidak ada larangan memakai KB IUD.

12) Pola kebiasaan sehari-hari


Ibu mengatakan dia tidak pernah mengkonsumsi rokok ataupun mengkonsumsi minuman keras
atau alkohol.
Pola Nutrisi : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari, 1 porsi penuh dengan menu nasi, 1
potong lauk-pauk, kadang sayur dan buah, cemilan.
Pola Eliminasi : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, konsistensi lembek, warna
kuning, bau khas, tidak nyeri, tidak ada darah. BAK 6-7 kali per hari, warna
jernih, tidak ada darah dan tidak nyeri.
Personal Hygiene : Ibu mengatakan mandi 2-3 kali perhari, gosok gigi 2 kali perhari, keramas
2-3 kali perminggu, ganti baju 2-3 kali perhari, ganti pakaian dalam 2-3 kali
perhari.
Pola Aktivitas : Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak,
mencuci, dan membersihkan rumah.
Pola Istirahat : Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam perhari, dan tidur malam 7-8 jam
perhari.
Pola Seksual : Ibu melakukan hubungan seksual 2-3 kali perminggu

Objektif
a) Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Status Emosional : Stabil
b) Tanda-tanda vital
TD : 110/ 70 mmHg
Nadi : 84.x/mnt
RR : 18 x/mnt
Temp : 36 0C
Antropometri
Berat badan : 56 Kg
Tinggi badan : 150 cm

c) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan inspeksi, perkusi, palpasi, dan auskultasi.
Kepala : Rambut warna hitam, tidak rontok, tidak ada ketombe, bersih, tidak ada benjolan

Wajah : Tidak ada hiperpigmentasi, tidak pucat, tidak edema.


Mata : Simetris, tidak ada polip, bersih, sclera tidak ada ikterus
Mulut : Bibir basah dan tidak ada anemis, lidah tidak anemis dan bersih, gusi tidak anemis,
bersih, gigi tidak ada karies, tidak berlubang, lengkap,
Telinga : Simetris, bersih, tidak teraba pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran tiroid
Leher : Tidak ada hiperpigmentasi, bersih
Ketiak : Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe
Dada : Tidak ada retraksi, tidak terdengar mengi dan ronki
Payudara : Simetris, ada pembesaran, puting susu menonjol, tidak ada hiperpigmentasi di
areola, mamae bersih, tidak teraba benjolan, konsitensi kenyal
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, tidak ada hiperpigmentasi linea, tidak ada striae, tidak ada
tanda kehamilan, TFU tidak teraba, tidak ada nyeri tekan pada adneksa, tidak ada
benjolan/tumor, terdengar bising usus, tidak ada kembung
Vulva : Tidak ada kondiloma akuminata, tidak ada radang bartolin, tidak ada varises, tidak ada
pembesaran kelenjar skene, masih keluar darah haid, tapi sedikit
Vagina :
Pemeriksaan dalam
Tidak ada nyeri goyang pada porsio, pergerakan serviks bebas, posisi uterus antefleksi, tidak ada tanda
Hegar
Pemeriksaan inspekulo
Tidak ada lesi/erosi pada porsio, masih keluar darah haid sedikit, porsio warna merah muda, tidak ada
tanda radang, tanda Chadwick(-)
Anus : Tidak ada hemoroid, bersih
Ekstremitas atas dan bawah : Tidak edema, tidak kemerahan, tidak ada varises, reflex patella +/+

Pemeriksaan Spekulum
Dinding vagina : Bewarna merah jambu, tidak ada kelainan
Serviks : Bewarna merah jambu, permukaan licin dilapisi lendir yang jernih agak
keputihan, ostium uteri eksternum kemerahan dan bentuknya oval. Masih keluar darah haid, tapi sedikit.
Pemeriksaan Bimanual
Posisi rahim antefleksi, tidak ada tanda infeksi panggul, dan tidak adanya kehamilan, panjang uterus
7 cm.

Analisa
Diagnosa : Ny. A usia 20 tahun akseptor KB IUD

Penatalaksanaan

A. Melakukan Konseling awal


 Menyapa ibu dengan ramah dan memperkenalkan diri lalu menanyakan tujuan kedatangan
 Melakukan konseling untuk menjelaskan kepada ibu tentang jenis-jenis alat kontrasepsi dengan
menggunakan ABPK (cara kerja, indikasi dan kontraindikasi, keuntungan, kerugian dan efek
samping).
B. Melakukan Konseling Khusus
 Menjaga privasi percakapan dengan klien sehingga ibu bebas bertanya dan mengemukakan
pendapat.
 Mengumpulkan data pribadi ibu ( kartu status peserta KB)
 Menanyakan tujuan reproduksi KB yang diinginkan
 Membantu ibu untuk memilih metode yang tepat. Setelah dilakukan konseling, ibu memilih alat
kontrasepsi IUD untuk mereka pakai.
 Melakukan Informed consent sebagai bukti bahwa ibu dan suami setuju dengan tindakan yang
dilakukan.

C. Persiapan alat
Mempersiapkan alat-alat dan bahan habis pakai untuk pemasangan IUD (Copper T Cu 380 A). Sarung
tanan, spekulum vagina, klem, larutan anti septik, Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK).

D. Konseling Pra Pemasangan dan seleksi ibu


1. Melakukan pe masangan KB IUD (Copper T Cu 380 A) sesuai dengan standar
operasional prosedur yang berlaku
2. Memastikan ibu telah mengosongkan kandung kemih dan melakukan pencucian vagina
3. Mempersilahkan ibu untuk naik ke tempat tidur Ginekologi dan mengatur posisi tidur ibu dengan
posisi lithotomy.
4. Menggunakan sarung tangan untuk melakukan palpasi daerah perut, memeriksa apakah ada nyeri,
benjolan atau kelainan di daerah supra pubik.
5. Memasang kain dan Melakukan pemeriksaan panggul
6. Mengatur cahaya untuk melihat serviks
7. Mengatur tempat peralatan dan bahan – bahan yang akan digunakan dalam wadah steril
8. Memeriksa inspeksi pada genitalia eksterna
9. Melakukan palpasi kelenjar bartolin dan kelenjar skene. Pemeriksaan telah dilakukan dan tidak
ditemukan kelainan.
10. Memasang spekulum vagina
11. Melakukan pemeriksaan inspekulo untuk mengetahui adakah lesi atau keputihan dan inspeksi
serviks
12. Mengeluarkan spekulum dengan hati-hati, menyimpan kembali pada tempat semula dan tidak
menyentuh yang lain
13. Melakukan pemeriksaan bimanual : menentukan besar dan posisi uterus, memastikan gerakan
serviks bebas (adanya nyeri goyang serviks) dan memastikan tidak ada infeksi atau tumor pada
adneksa. Memastikan tidak ada kehamilan. Pemeriksaan telah dilakukan dan tidak ditemukan
masalah.
14. Menyelupkan sarung tangan dalam larutan khlorin 0.5% kemudian buka secara terbalik dalam
merendamnya.

E. Tindakan Pra Pemasangan


1. Menjelaskan proses pemasangan AKDR serta apa yang akan ibu rasakan pada saat proses
pemasangan dan setelah pemasangan lalu mempersilakan ibu untuk mengajukan pertanyaan.
2. Memasukkan lengan IUD CT-380 A dalam kemasan steril
3. Memasang AKDR :
 Memakai sarung tangan DTT yang baru
 Memasukkan spekulum dan mengusap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik
sebanyak 2 kali atau lebih.
 Menjepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati pada posisi vertikal jam 11-12
 Memasukkan sonde uterus d e n g a n t e k h n i k “ t i d a k m e n y e n t u h ” ( n o t o u c h
t e c h n i q u e ) yaitu secara hati-hati memasuki sonde kedalam kavum uteri dengan sekali masuk
tanpa menyentuh dinding vagina ataupun bibir spekulum.
 Menentukan posisi dan kedalamam kavum uteri dan mengeluarkan sonde (hasil panjang
uterus 7 cm posisi ante fleksi)
 Mengukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih berada didalam kemasan
sterilnya dengan menggeser leher biru pada tabung inserter, kemudian membuka seluruh
plastik penutup kemasan.
 Memegang serta menahan tenakulum dan pendorong dengan satu lengan.
 Melepaskan lengan AKDR dengan menggunakan tekhnik “withdrawal” yaitu menarik keluar
tabung inserter sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong
 Mengeluarkan sebagian tabung inserter dari kanalis servikalis, dan menggunting benang
AKDR kurang lebih sepanjang 3-4 cm
 Mengeluarkan seluruh tabung inserter, membuang ke tempat sampah terkontaminasi
 Melepaskan tenakulum dengan hati-hati lalu merendamnya di larutan chlorin 0,9%.
 Memeriksa serviks, bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan tenakulum, menekannya
dengan kasa selama 30-60 detik.
 Mengeluarkan seluruh tabung inserter lalu membuangnya ke tempat sampah terkontaminasi

F. Tindakan Pasca Pemasangan


1. Merendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit untuk
dekontaminasi
2. Membuang bahan – bahan yang tidak dipakai lagi (kasa,sarung tangan sekali pakai) ke tempat yang
sudah disediakan.
3. Mencelupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%
membersihkan cemaran pada sarung tangan, membuka secara terbalik dan merendamnya dalam
klorin 0,5 %
4. Mencuci tangan dengan air dan sabun, lalu mengeringkannya dengan handuk kering dan bersih.

G. Konseling pasca pemasangan


1. Mengajarkan ibu bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan harus dilakukan
(Memasukkan jari tengah atau jari telunujk ke dalam vagina, dan mencari benang apakah masih
ada/tidak)
2. Menjelaskan pada ibu apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping
3. Memberitahu kapan ibu harus datang kembali ke puskesmas untuk kontrol (2 minggu kemudian)
4. Mengingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380A yaitu 10 tahun dan AKDR efektif
bekerja sebagai alat kontrasepsi segera setelah pemasangan.
5. Meminta ibu untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan
6. Melengkapi rekam medik dan kartu KB untuk ibu
7. Memastikan ibu tidak mengalami kram hebat dan mengamatinya selama 15 menit sebelum
memperbolehkan ibu pulang.

Sumber: Pengurusan Daerah Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Jawa Barat 2019, Standar Operasional
Prosedur (SOP) Pelayanan Kebidanan hal.139-142

Anda mungkin juga menyukai