Kelompok 10

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Pendekatan Komplementer


(Akupresur, Aroma Therapi , Intervensi Tubuh dan Pikiran ,
Hypnoterapy, Meditasi , Pregnancy, Massage, Prenatal Yoga

Disusun Oleh : Kelompok 10

1. Nilam B. Marpaung
2. Inke R.Turnip
3. Rati Meilinda Nosari

Dosen Pembimbing : Rismahara Lubis,SST,M.Kes

POLITEKNIK KEMENKES RI MEDAN

PRODI D IV AJENG KEBIDANAN

T.A 2020 / 2022


KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada
Ibu Hamil dengan Pendekatan Komplementer (Akupresur, Aroma Therapi , Intervensi Tubuh
dan Pikiran , Hypnoterapy, Meditasi , Pregnancy, Massage, Prenatal Yoga”

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritikan, saran dan ususlan demi perbaikan dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
membacanya. Sebelum kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami.

Medan , 19 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2      Rumusan Masalah............................................................................................ 1
1.3      Tujuan.............................................................................................................. 1
1.4 Tujuan Khusus..........................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSAKA


2.1 Bidan Dan Asuhan Kebidanan...............................................................................3
2.2 Kehamilan Trimester III.........................................................................................5
2.3 Asuhan Komplementer Pada Ibu Hamil.................................................................6

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Pengertian Terapi Komplementer...........................................................................9
3.2 Dasar Hukum Pelayanan Kebidanan Komplementer...........................................10
3.3 Jenis-Jenis Terapi Komplementer........................................................................11

BAB IV PENUTUP
4.1      Kesimpulan.................................................................................................... 20
4.2      Saran.............................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kebidanan kontinyu dimulai dari pelayanan kehamilan, persalinan, nifas,


bayi baru lahir dan pelayanan keluarga berencana yang berkualitas. Pada dasarnya kehamilan
adalah hal yang normal bukanlah sebuah penyakit, karena itu bidan yang berperan dalam
menjaga seluruh siklus tetap normal tanpa adanya intervensi yang tidak diperlukan dengan
menerapkan model praktik bidan, memahami lingkup praktik bidan berdasarkan evidence
based practice. Pelayanan ini bermanfaat untuk ibu dan bayi yang sehat dengan asuhan yang
menyeluruh dan berkualitas. Hal ini dapat juga menurunkan angka mordibitas dan mortalitas
ibu (Sandall,2014)

Kehamilan adalah sesuatu yang bersifat fisilogis, namun dapat berkembang menjadi
masalah atau komplikasi setiap saat. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi adalah anemia.
Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi
haemoglobin dalam sirkulasi darah (Varney,2007). Anemia merupakan salah satu resiko
kematian ibu, kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi terhadap janin
dan ibu, keguguran, dan kelahiran prematur (Kemenkes, 2016). Hasil statistik WHO tahun
2011 menunjukan sebanyak 30% wanita hamil dengan usia 15-49 tahun mengalami anemia,
dimana Indonesia masuk dalam kategori moderate. (WHO, 2011)

Terapi komplementer saat ini sedang dikembangkan di Indonesia. Terapi ini


merupakan pelengkap dari asuhan kebidanan dimana upayanya merupakan upaya promotif
dan preventif. Pelayanan kebidanan komplementer adalah cara penanggulangan penyakit
yang dilakukan sebagai pendukung pengobatan medis/konvensional atau sebagai pengobatan
pilihan lain di luar pengobatan medis yang konvensional. 

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam kasus ini adalah,
“Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Pendekatan Komplementer
(Akupresur, Aroma Therapi , Intervensi Tubuh dan Pikiran , Hypnoterapy, Meditasi ,
Pregnancy, Massage, Prenatal Yoga?

1.3 Tujuan

1. Untuk melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Pendekatan Komplementer

2. untuk memperbaiki fungsi dari sistem – sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan
pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena
tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan

1
kita mau mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan
lengkap serta perawatan yang tepat.

1.4 Tujuan Khusus

1. Melakukan terapi Akupresur, Aroma Therapi , Intervensi Tubuh dan Pikiran ,


Hypnoterapy, Meditasi , Pregnancy, Massage, Prenatal Yoga.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bidan dan Asuhan Kebidanan

a. Definisi

Asuhan kebidanan adalah rangkaian kegiatan yang didasarkan pada proses


pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan dengan memperhatikan pengaruh
sosial budaya, psikologis, emosional, spiritual serta hubungan interpersonal dan
mengutamakan keamanan ibu, janin dan penolong serta kebutuhan klien (Heryani, 2011).

b. Bidan

Bidan merupakan salah satu bagian dari tenaga kesehatan yang memiliki kewenangan
untuk menyelenggarakan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan bidang keahlian yang
dimiliki. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah
teregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Permenkes RI No. 28
Tahun 2017)

c. Wewenang bidan

Tugas dan Wewenang bidan diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 4 Tahun 2019 yang dituangkan dalam bab VI bagian kedua yang meliputi :

1) Pelayanan kesehatan ibu

a) Memberikan asuhan kebidanan pada masa sebelum hamil

b) Memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan normal

c) Memberikan asuhan kebidanan pada masa persalinan dan menolong persalinan normal

d) Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas

e) Melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin, nifas, dan rujukan.
f) Melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa kehamilan, masa
persalinan, pascapersalinan, masa nifas, serta asuhan pascakeguguran dan dilanjutkan dengan
rujukan.

2) Pelayanan Kesehatan anak

a) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah.

b) Memberikan imunisasi sesuai program pemerintah pusat

3
c) Melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita, dan anak prasekolah serta
deteksi dini kasus penyulit, gangguan tumbuh kembang, dan rujukan.

d) Memberikan pertolongan pertama kegawatdaduratan pada bayi baru lahir dilanjutkan


dengan rujukan.

d. Standar Asuhan Kebidanan

Standar asuhan kebidanan merupakan acuan dalam proses pengambilan keputusan


dan tindaakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup
praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Standar asuhan kebidanan tersebut telah
diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
938/Menkes/SK/VIII/2007 yang meliputi sebagai berikut : 8

1) Standar I : Pengkajian

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber
yang berkaitan dengan kondisi pasien saat ini. pengkajian meliputi data yang tepat, akurat
dan lengkap terdiri dari data subjektif dan objektif

2) Standar II : Perumusan diagnosa atau Masalah Kebidanan

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterprestasikan secara akurat
dan logis untuk menegakkan diagnosis dan masalah kebidanan yang tepat sesuai kondisi
pasien.

3) Standar III : Perencanaan

Berdasarkan diagnosis dan masalah yang telah ditegakkan, bidan kemudian merencanakan
asuhan kebidanan.

4) Standar IV : Implementasi

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif dan aman
kepada pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative yang
dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

5) Standar V : Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan
asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan kondisi pasien secara bertahap.

6) Standar VI : Pencatatan asuhan kebidanan

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, dan jelas mengenai keadaan atau
kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan. Pencatatan
dilakukan setelah melakukan asuhan dan dokumentasi dalam bentuk SOAP

4
2. 2 Kehamilan Trimester III

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah keadaan yang diawali dengan bertemunya sel sperma dan ovum
kemudian membentuk zigot, dalam proses selanjutnya zigot akan berubah menjadi morulla,
blastula, gastrula yang akan melakukan nidasi pada endometrium. Kemudian hasil konsepsi
(janin dan plasenta) akan tumbuh dan berkembang sampai aterm. Masa kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal yaitu 40 minggu atau 9 bulan 7
hari dihitung dari HPHT (Saifudin, 2009).

Trimester III merupakan masa kehamilan yang dimulai dari usia kehamilan 7 bulan
atau 28 minggu sampai 9 bulan atau 40 minggu. Kehamilan trimester III merupakan waktu
untuk menyiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian
pada kehadiran bayi sehingga sering disebut sebagai periode penantian (Kusmiyati, 2009). b.
Perubahan Fisiologi Kehamilan Trimester III Perubahan yang terjadi pada tubuh pada saat
hamil, bersalin dan nifas berubah dengan otomatis menyesuaikan dengan hamil, bersalin dan
nifas.

Berikut ini adalah perubahan-perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada masa
kehamilan yaitu sebagai berikut :

1) Vagina dan Perineum

Selama kehamilan trimester III dinding vagina mengalami banyak perubahan yang
merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan
meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertropi sel otot polos.
Adanya perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vaginal (Saifuddin,
2011).

2) Uterus

Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram akan mengalami
hipertrofi, sehingga beratnya menjadi 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot dalam rahim
mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti
pembesaran rahim karena pertumbuhan janin (Manuaba, 2010).

3) Serviks

Pada kehamilan trimester III terjadi penurunan konsentrasi kolagen, hal ini dapat
menyebabkan melunaknya serviks. Selain itu juga terdapat proses romedelling, proses
tersebut berfungsi agar uterus dapat mempertahankan kehamilan sampai aterm dan kemudian
proses destruksi serviks yang membuatnya berdilatasi memfasilitasi persalinan (Saifuddin,
2011).

5
4) Payudara

Pertumbuhan kelenjar mammae selama kehamilan trimester III membuat ukuran panyudara
semakin meningkat secara progresif. Pada saat ini juga akan keluar cairan kental berwarna
kuning dan banyak mengandung lemak yang disebut kolostrum (Bobak, 2005).

5) Sistem respirasi

Sistem respirasi terjadi perubahan guna dapat memenuhi kebutuhan oksigen. Tinggi
diafragma bergeser sebesar 4 cm selama kehamilan. Semakin tuanya masa kehamilan dan
seiring dengan pembesaran uterus ke rongga abdomen, pernafasan dada menggantikan
pernafasan perut dan penurunan diafragma saat inspirasi menjadi sulit (Bobak, 2005).

6) Sistem pencernaan

Pada kehamilan akan terjadi peningkatan hormon, salah satunya adalah hormon estrogen.
Hormon estrogen ini dapat menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga gusi
menjadi rapuh dan dapat menimbulkan gingivitis, saliva menjadi lebih asam tetapi jumlahnya
tidak meningkat. Tonus pada sfingter esophagus bagian bawah melemah dibawah pengaruh
progesteron yang menyebabkan relaksasi otot polos (Varney, etc., 2007).

7) Sistem perkemihan

Pada akhir kehamilan kepala janin mulai mendesak turun ke pintu atas panggul (PAP) yang
menyebabkan kandung kemih tertekan sehingga menyebabkan sering kencing (Saifuddin,
2011).

8) Kulit

Pada kebanyakan perempuan hamil kulit garis pertengahan perut akan berubah menjadi hitam
kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Selain itu pada areola dan daerah genetalia juga
akan terlihat pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi ini akan hilang setelah persalinan,
selain itu juga akan muncul stretch mark kondisi ini umumnya muncul diarea perut, paha,
lengan dan bokong (saifuddin, 2011).

9) Metabolisme

Menurut manuaba (2010), perubahan metabolisme pada kehamilan terdiri dari:

a) Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, terutama pada kehamilan trimester
III 12

b) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq
per liter disebabkan hemodilusi dan kebutuhan mineral yang dibutuhkan janin.

c) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Protein dibutuhkan sekitar
0,5g/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari.

6
d) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein dengan penambahan kalori
sebesar 300-500 kkal.

e) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil yaitu kalsium 30-40 gram untuk pembentukan
tulang janin, fosfor 2 gram sehari, zat besi 800 mg atau 30-50 mg per hari, dan minum air
yang banyak untuk pemenuhan cairan.

f) Perubahan berat badan ibu hamil bertambah, setiap ibu hamil akan mengalami peningkatan
berat badan yang ideal sesuai dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Cara menghitung (IMT) ibu
hamil yaitu berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter pangkat dua.

g) Perubahan sistem muskuloskeletal. Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang
umum pada kehamilan, hal ini akibat dari pembesaran uterus ke posisi anterior.

Perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan (Saifuddin,
2011).

h) Perubahan sistem kardiovaskuler.

Volume darah total ibu meningkat sekitar 30-50% pada kehamilan tunggal. Membesarnya
kehamilan juga dapat meningkatkan tekanan vena hemoroid dan tekanan pada pembuluh
darah panggul. 13 .

Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester III Trimester III sering disebut
sebagai periode penantian dengan penuh harapan dan kewaspadaan. Pada periode ini wanita
mulai menyadari kehadiran bayinya sehingga merasa tidak sabar menanti kehadiran bayinya
(Rukiyah, 2009). Perubahan psikologi pada trimester III diantaranya rasa tidak nyaman,
merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu, takut akan rasa sakit dan
bahaya fisik yang akan timbul pada saat melahirkan, kekhawatiran bayi akan dilahirkan
dalam keadaan tidak normal merasa kehilangan perhatian, lebih sensitif dan libido menurun
(Sulistyawati, 2009).

7
2.3 Asuhan komplementer pada ibu hamil

Pelayanan kesehatan tradisional komplementer sebagaimana dimaksud dalam PP 103


Tahun 2014 Pasal 7 ayat (1) huruf b merupakan pelayanan kesehatan tradisional dengan
menggunakan ilmu biokultural dan ilmu biomedis yang manfaat dan keamanannya terbukti
secara ilmiah. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer dapat menggunakan satu cara
pengobatan atau kombinasi cara pengobatan dalam satu kesatuan pelayanan komplementer.
Pelayanan kesehatan tradisional komplementer dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tradisional.

Pelayanan ini dilakukan dengan menggunakan teknik manual terapi energi, dan terapi
olah pikir. Pelayanan ini menggunakan 20 ramuan sebagaimana dimaksud Pasal 11 huruf b
dilakukan dengan menggunakan ramuan yang berasal dari tanaman, hewan, mineral, dan
sediaan sarian galenik atau campuran dari bahan-bahan ramuan

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Terapi Komplementer

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi merupakan usaha untuk


memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan
penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan. Menurut
WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah pengobatan non-
konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan, misalnya jamu yang
merupakan produk Indonesia  dikategorikan sebagai pengobatan komplementer di negara
Singapura. Di Indonesia sendiri, jamu dikategorikan sebagai pengobatan tradisional.
Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu
digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara.

Terapi Komplementer  adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai


pendukung atau pendamping kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai
pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan komplementer


tradisional-alternatif atau sering disebut dengan CAM (Complementary Alternative Medicine)
adalah pengobatan non konvensional yang di tunjukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh
melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan efektivitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik. Artinya  Pengobatan komplementer adalah
pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping terapi
konvesional/medis. Sedangkan  pengobatan alternatif adalah jenis pengobatan yang tidak
dilakukan oleh paramedis/dokter pada umumnya, tetapi oleh seorang ahli atau praktisi yang
menguasai keahliannya tersebut melalui pendidikan yang lain/non medis.

9
3. 2 Dasar Hukum pelayanan Terapi Komplementer

Dasar Hukum Pelayanan Pengobatan Komplementer-Alternatif antara lain :

1. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 


2. Pasal 1 butir 16 Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau
perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan
turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat
3. Pasal 48 Pelayanan kesehatan tradisional
4. Bab III Pasal 59 s/d 61 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisonal
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. : 1076/Menkes/SK/2003 tentang pengobatan
tradisional.
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. : 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang
penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan
kesehatan.
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 120/Menkes/SK/II/2008 tentang standar
pelayanan hiperbarik.
8. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik,
No. HK.03.05/I/199/2010 tentang pedoman kriteria penetepan metode pengobatan
komplementer – alternatif yang dapat diintegrasikan di fasilitas pelayanan kesehatan

3.3 Jenis-jenis terapi Komplementer sesuai PERMENKES No:


1109/Menkes/Per/IX/2007, antara lain:

1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) meliputi : Hipnoterapi,
mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif  meliputi: Akupresur, Aroma Therapi ,
Intervensi Tubuh dan Pikiran , Hypnoterapy, Meditasi , Pregnancy, Massage,
Prenatal Yoga
3. Cara penyembuhan manual meliputi: chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu,
osteopati, pijat urut
4. Pengobatan farmakologi dan biologi meliputi: jamu, herbal, gurah
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan meliputi: diet makro nutrient,
mikro nutrient
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan meliputi: terapi ozon, hiperbarik, EECP

10
3.4 Jenis- jenis Terapi Komplementer

A. Akupresur

Akupresur merupakan terapi komplementer dengan prinsip healing touch yang lebih
menunjukkan perilaku caring pada pasien sehingga dapat memberikan perasaan tenang,
nyaman dan rileks. Ada juga yang menyatakan akupresur adalah seni penyembuhan kuno
dengan menggunakan jari untuk menekan titik-titik penyembuhan secara bertahap yang
merangsang kemampuan tubuh untuk penyembuhan secara alami (Noviyanti, 2016).

Melalui terapi akupresur, tubuh akan melepaskan ketegangan otot, meningkatkan


sirkulasi darah dan meningkatkan kekuatan hidup energi tubuh (qi) untuk membantu
penyembuhan. Terapi akupresur dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan
meringankan nyeri otot punggung (Noviyanti,2016).

Akupresur memiliki manfaat sebagai berikut:

a. Pencegahan penyakit Akupresur dipraktikkan secara teratur pada saat tertentu sesuai
dengan aturan yang ada, yaitu sebelum sakit. Tujuannya untuk mencegah masuknya
penyebab penyakit dan mempertahankan kondisi tubuh.

b. Penyembuhan penyakit Akupresur dapat digunakan untuk proses penyembuhan keluhan


sakit dan dilakukan dalam keadaan sakit.

c. Rehabilitasi Akupresur digunakan untuk meningkatkan kondisi kesehatan sesudah sakit.

Menurut penelitian (Pravikasari,2014), terdapat ratusan titik akupresur pada


permukaan tubuh. Titik ini adalah tempat terakumulasinya (berkumpulnya) energi vital.
Semua titik- titik tersebut dapat digunakan sebagai titik diagnosis maupun titik terapi.
Menurut fungsinya ada tiga jenis titik akupresur. Titik pertama yaitu titik tubuh atau titik
umum. Titik ini adalah titik yang berada di sepanjang meridian. titik ini langsung
berhubungan dengan organ dan daerah lintasan meridiannya. Titik Ni Gusti Ayu Pramita
Aswitami, Pelatihan Massage Akupressur pada Kelompok Bidan 29 kedua yaitu titik
istimewa. Titik ini berada di luar lintasan meridian dan mempunyai fungsi khusus. Terakhir
adalah titik nyeri. Titik nyeri adalah titik yang terdapat pada daerah keluhan jika di berikan
tekanan selalu terasa nyeri dan fungsinya hanya simptomatis, penghilang rasa nyeri.

Cara menentukan lokasi titik pemijatan yang benar ada beberapa cara yang dapat
dilakukan, antara lain menggunakan tanda anatomis tubuh, seperti benjolanbenjolan
tulang,garis siku atau garis telapak tangan, putting susu, batas rambut, lipatan tangan dan
sebagainya. Cara kedua yaitu pembagian sama rata, dimana suatu bagian tubuh tertentu
dibagi sama rata untuk mendapat titik yang tepat serta menggunakan pedoman lebar jari.
Dalam penekanan atau perangsangan akupresur ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
yaitu reaksi yang akan ditimbulkan, kondisi pasien dan jenis keluhan yang dialami pasien.

Arah pemijatan disesuaikan dengan sifat penyakit yang diderita oleh pasien. Sifat
penyakit Yang, se, panas, luar maka pemijatan pada titik akupresur yang dilakukan adalah

11
berlawanan dengan jarum jam sebanyak 60 putaran atau dengan istilah sedate. Sedangkan,
sifat penyakit Yin, si, dingin, dalam maka pemijatan yang dilakukan adalah searah dengan
jarum jam sebanyak 30 putaran. Dalam pemijatan, sebaiknya jangan terlalu keras dan
membuat pasien kesakitan. Pemijatan yang benar harus dapat menciptakan sensasi rasa
nyaman, pegal, panas, perih, kesemutan dan lain sebagainya. Apabila sensasi rasa dapat
tercapai maka sirkulasi chi (energi) dan xue (darah) menjadi lancar, juga akan merangsang
keluarnya hormon endorphin.

Akupresur menerapkan beberapa teknik pemijatan. Teknik pertama yaitu menekan.


Penekanan dapat dilakukan dengan ibu jari, telunjuk, dan jari tengah yang disatukan dalam
kepalan tangan. Penekanan dilakukan di daerah keluhan dengan tujuan untuk mendeteksi
jenis keluhan meridian atau organ, selain untuk melancarkan aliran energi dan darah. Teknik
kedua yaitu memutar. Memutar dilakukan didaerah pergelangan tangan atau kaki. Tujuan dari
metode memutar adalah meregangkan dan merelaksasikan otot- otot yang mengalami
ketegangan. Teknik ketiga adalah mengetuk. Mengetuk biasanya melibatkan gerakan
mengetukngetuk titik- titik meridian organ.

Biasanya dengan menggunakan jari tengah, atau ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah
yang disatukan dan dilakukan setiap 2-3 detik sekali selama beberapa menit. Teknik keempat
yaitu menepuk. Menepuk digunakan untuk mendorong aliran energi dan darah. Caranya
dengan menepuk telapak tangan yang terbuka sebanayak 5-10 kali pada berbagai meridian.
Teknik yang terakhir adalah menarik. Menarik dilakukan untuk menarik jari-jari tangan atau
kaki dengan cara diurut terlebih dahulu kemudian ditarik secara perlahan menggunakan jari
jempol dan telunjuk dengan tenaga yang pelan dan tidak secara mendadak.

B. Aroma Therapy

Aromaterapi adalah gabungan dari kata aroma, yang berarti harum dan terapi yang
berimplikasi pada penanganan dokter atau Orang-orang Mesir sejak 4000 tahun yang lalu
sudah menggunakan tumbuhan beraroma untuk melakukan pemijatan, pengobatan penyakit,
dan untuk membalur tubuh agar kulit terawat, serta parfum atau kosmetik. Sedangkan di
India, telah lama digunakan sebagai obat tradisional yang dikenal dengan Ayurveda
(Muchtardi dan Moelyono, 2015).

Aromaterapi termasuk terapi komplementer, Untuk meningkatkan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat, yang bermutu, bermanfaat, dan dapat di pertanggungjawabkan
perlu di manfaatkan upaya pelayanan kesehatan, termasuk pengobatan komplementer-
alternatif (Permenkes, 2007)

Manfaat Aromaterapi merupakan metode pengobatan yang menggunakan minyak


esensial dalam penyembuhan holistik untuk memperbaiki kesehatan dan kenyamanan
emosional serta mengembalikan keseimbangan badan (Setyoadi, 2011).

12
 manfaat aromaterapi untuk kesehatan (Setyoadi, 2011):

1) Mengatasi insomnia dan depresi, meredakan kegelisahan

2) Mengurangi perasaan ketegangan

3) Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran, dan jiwa yang sering
digabungkan dengan praktik pengobatan alternatif.

4) Aromaterapi tidak hanya bekerja bila ada gangguan, tetapi juga dapat menjaga
kestabilan ataupun keseimbangan sistem yang terdapat dalam tubuh sehingga tubuh
menjadi sehat dan menarik

5) Merupakan pengobatan holistik untuk menyeimbangkan fungsi tubuh (salah


satunya menyeetabilkan tekanan darah).

 Contoh Jenis Aromaterapi

Beberapa minyak esensial umum digunakan diantaranya:

1) Kayu putih (Eucalyptus Globulus) sebagai antiseptik, expektoran dan bersifat anti
inflamasi,

2) Rosemary (Rosemarinus Officinalis) sebagai analgesik, antiseptik dan ketegangan


syaraf, sakit kepala dan insomnia (Sharma, 2009). Zat yang terkandung dalam rose
essential oil salah satunya adalah Linalool yang berguna unmk menstabilkan sistem
saraf sehingga dapat menimbulkan efek tenang bagi siapapun yang menghirupnya.

3) Bunga mawar, bunga mawar bersifat anti depresan sehingga dapat membuat jiwa
menjadi tenang. Caranya bubuhkan 5-6 tetes minyak atsiri bunga mawar diatas kassa
atau tisu lembut lalu letakkan didada, kemudian hirup wanginya 2-3 kali tarikan nafas
dalam secara teratur selama 5 menit (Koensoemardiyah, 2009).

 Mekanisme Kerja Aromaterapi pada Tubuh

Saat aroma terapi minyak atsiri bunga mawar dihirup, molekul yang mudah menguap
akan membawa unsur aromatic yang terkandung didalamnya seperti geraniol dan linalool
kepuncak hidung dimana silia-silia muncul dari sel-sel reseptor. Apa bila molekul-molekul
menempel pada rambut-rambut tersebut, suatu pesan elektro kimia akan ditranmisikan
melalui saluran olfaktori kedalam system limbik.

Hal ini akan merangsang memori dan respon emosional. Hipotalamus yang berperan
sebagai regulator memunculkan pesan yang harus disampaikan ke otak. Pesan yang diterima
kemudian diubah menjadi tindakan berupa senyawa elektrokimia yang menyebabkan
perasaan tenang dan rilek serta dapat memperlancar aliraan darah sehingga berefek pada
tekanan darah turun. Daya kerja aromaterapi ini bekerja antara 20 menit - 2 jam setelah
menghirupnya (Koensomardiyah, 2009).

13
Menurut Jaelani (2009) salah satu cara terbaik untuk menurutkan tekanan darah yaitu
dengan cara pemberian aroma terapi melalui inhalasi atau menghirup aroma terapi melalui
hidung karena sensor indra penciuman pada manusia memiliki kepekaan lebih tajam dan
sensitif. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam minyak atsiri bunga mawar
diantaranya sitral, sitronelol, geraniol, linalol, nerol,eugenol, feniletil, alhohol, farnesol,
nonil, dan aldehida (Rubkahwati, isnaeni dan Utami, 2013).

 Indikasi pemberian aromaterapi:

1) Digunakan untuk semua usia dan hampir semua jenis penyakit

2) Klien lansia dengan arthtritis yang mengalami nyeri dan kecemasan

3) Klien lansia dengan insomnia dan depresi

4) Klien yang mengalami kegelisahan dan perasaan ketegangan.

 Prosedur pemberian aromaterapi:

1) Persiapkan alat dan bahan meliputi kassa/kapas kurang lebih 3x3 cm dan
aromaterapi mawar.

2) Posisikan pasien senyaman mungkin

3) Teteskan aromaterapi 5-6 tetes keatas kassa/kapas

4) Letakan kassa/kapas yang sudah terdapat aromaterapi mawar di depan hidung


pasien atau suruh pasien untuk menghirup sendiri sesuaikan jarak kassa/kapas
senyaman pasien.

14
C. Intervensi Tubuh dan Pikiran

1. Relaksasi progresif

Teknik relaksasi progresif adalah memusatkan perhatian pada suatu aktifitas otot, dengan
mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan
teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan relaks.

Manfaat:

 Meningkatkan keterampilan dasar relaksasi


 Mengurangi ketegangan otot dan syaraf
 Mengurangi tingkat kecemasan klien
 Bermanfaat untuk penderita gangguan tidur (insomnia) serta meningkatkan kualitas
tidur
 Mengurangi stres dan depresi
 Menghilangkan kelelahan
 Mengurangi keluhan spasma otot, nyeri leher dan punggung
 Bermanfaat bagi penderita tekanan darah tinggi

Prosedur:

 Membina hubungan  saling  percaya


 Posisi berbaring atau duduk dikursi  dengan kepala ditopang
 Empat kelompok  utama  yang  digunakan dalam  teknik  relaksasi
1. Tangan, lengan  bawah,  dan otot bisep
2. Kepala, muka, tenggorkan dan bahu termasuk pemusatan perhatian pada dahi, pipi,
hidung,mata, rahang, bibir, lidah dan leher, sedapat mungkin yang paling penting
dalam tubuh ada disekitar area ini
3. Dada, lambung dan punggung bagian bawah
4. Paha, pantat, betis dan kaki
 Anjurkan klien untuk mencari posisi yang nyaman, dan ciptakan lingkungan yang
nyaman
 Membimbing klien untuk melakukan teknik relaksasi (prosedur diulang paling tidak
satu kali) jika area tetap tegang dapat diulang lima kali dengan melihat respon klien:
1. kepalkan kedua telapak tangan kencangkan biseps dan lengan bawah selama lima
sampai tujuh detik, perawat membimbing klien ke tempat daerah otot yang tegang
anjurkan klien untuk memikirkan rasanya dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian
relaks selama 12 hingga 30 detik

15
2. kerutkan dahi keatas pada saat yang sama tekan kepala sejauh mungkin ke belakang,
putar searah jarum jam dan kebalikannya kemudian anjurkan klien untuk
mengerutkan otot muka seperti kenari,: cemberut mata dikedip-kedipkan bibir
dimonyongkan ke depan lidah ditekan ke langit-langit dan bahu dibungkukkan
selama lima sampai tujuh detik. Perawat membimbing klien ke daerah otot yang
tegang, kemudian relaks selama 12 sampai 30 detik.
3. Lengkungan punggung ke belakang sambil menarik nafas dalam masuk, tekan keluar
lambung, tahan relaks. Napas dalam tekan keluar perut tahan relaks.
4. Tarik kaki dan ibu jari kebelakang mengarah ke muka tahan, relaks. Lipat ibu jari
secara serentak kencangkan betis paha dan pantat selama lima sampai tujuh detik.
Perawat membimbing klien ke tempat daerah otot yang tegang anjurkan klien untuk
memikirkan rasanya dan tegangkan otot sepenuhnya, kemudian relaks selama 12
sampai 30 detik.

2.Guided imaginary therapy

Relaksasi bertujuan untuk mengurangi stress dan meningkatkan perasaan tenang dan
damai serta merupakan metode penenang untuk situasi yang sulit dalam kehidupan. Guided
imaginary therapy adalah teknik pikiran-tubuh tradisional yang dianggap sebagai suatu
bentuk hipnotis yang dipandu melalui konsentrasi dan imajinasi pikiran. Tujuan terapi yang
di inginkan dari tindakan ini adalah mengatasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan
stres, depresi, kecemasan, ketegangan otot, panik dan lain-lain. Dengan demikian
terbentuklah keseimbangan antara pikiran, tubuh dan jiwa.

Manfaat:

 Mempercepat proses penyembuhan penyakit


 Meringankan gejala alergi dan asma
 Membantu pasien lebih rileks
 Mengurangi kecemasan, stres dan depresi
 Mengurangi nyeri dan efek samping terapi medis, misalnya setelah pasien menjalan
operasi atau kemoterapi
 Mengurangi level gula darah (diabetes)
 Mengurangi keluhan sakit kepala
 meningkatkan penyembuhan luka
 Menurunkan tekanan darah tinggi
 Mengatasi ketegangan pada otot
 Mengobati gejala sulit tidur (insomnia)
 Merigankan alergi kronis, gatal-gatal dan asma
 Meningkatkan sistem kekebalan tubuh (imunitas)

16
Prosedur:

 Membina Hubungan  Saling  Percaya


 Menjelaskan prosedur : tujuan, posisi,  waktu,  dan peran perawat sebagai 
pembimbing
 Anjurkan klien mencari posisi  yang nyaman  menurut  klien
 Duduk dengan klien  tetapi tidak mengganggu klien
 Melakukan pembimbingan dengan baik  terhadap klien :
.

D. Meditasi

Meditasi adalah terapi dan kegiatan mental terstruktur, dilakukan dalam jangka waktu
tertentu dengan tujuan untuk menganalisis, menarik kesimpulan, dan mengambil langkah-
langkah lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan tindakan atau penyelesaian
masalah pribadi, hidup, dan perilaku.

Manfaat:

 Stabilitas emosi dan ketenangan jiwa (mengurangi kemarahan)


 Memurnikan fikiran dan hati nurani
 Menghilangkan respon kesedihan dan duka cita
 Mengatasi penderitaan dan trauma psikis
 Melangkah pada jalan menuju tercapainya kedamaian hidup
 Mencapai kebahagiaan dengan mengikuti hati nurani
 Meningkatkan daya tahan tubuh

Prosedur:

 Cari tempat yang tenang


 Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman

17
 Lakukan meditasi dengan mengambil posisi tubuh yang sesuai misalnya duduk
dengan bersila. Klien duduk di atas papan yang empuk. Klien juga dapat menggunakan
kursi, tetapi usahakan duduk hanya pada setengah bagian depan kursi. Perawat dapat
menawarkan kepada klien untuk menggunakan handuk atau syal pada bahu untuk
mencegah kedinginan. Bahu klien dirilekskan dan tangan diletakkan di pangkuan
 Buka mata setengah tanpa benar-benar menatap sesuatu hal.
 Hindarkan untuk mengubah irama pernapasan. Perhatian klien terpusat pada aliran
napas. Tujuannya adalah menenangkan kekacauan pikiran.
 Lemaskan setiap otot pada tubuh. Jangan tergesa-gesa, perlu waktu untuk bisa rileks
sepenuhnya; lakukan sedikit demi sedikit, dimulai dengan ujung kaki dan kemudian ke
atas sampai kepala.
 Visualisasikan tempat yang menenangkan, menyenangkan. Hal tersebut dapat berupa
tempat yang nyata atau khayalan.

E. Pregnancy massage

Pregnancy massage dapat meningkatkan kenyamanan pada pada ibu hamil trimester
III sekaligus menurunkan tekanan darah ibu baik tekanan darah systole dan diastole. Ibu yang
telah dilakukan massage pregnancy mempunyai frekuensi denyut jantungjanin yang
cenderung turun, namun dalam enelitian ini tidak dilakukan observasi keteraturan denyut
jantung janin sehingga belum dapat disimpulkan secara pasti.
Salah satu perawatan di spa khusus untuk ibu hamil adalah pregnancy massage (pijat
ibu hamil). Jenis pijatan disesuaikan dengan perubahan tubuh Anda.  Misalnya, karena Anda
sering pegal di bahu, punggung, dan tungkai, maka bagian tersebut dipijat intensif. Posisi
pun khusus, misalnya berbaring miring diganjal bantal atau duduk. Teknik pemijatan
perlahan, berirama dan terkendali. Kombinasi antara memutar, menekan, mengusap dan
menggosok.

Manfaat

 Menstabilkan hormone
 Mengurangi hormone penyebab stress
 Mencegah dan mengurangi gurat-gurat kehamilan (stretchmark)
 Mencegah kaki bengkak
 Membuat tubuh dan pikiran relaks, sehingga dapat tidur nyenyak dan merangsang
produksi ASI
 Melancarkan peredaran darah, sehingga suplai nutrisi dan oksigen ke janin lancer

18
F. Prenatal Yoga

Prenatal yoga merupakan keterampilan mengolah pikiran, berupa teknik


pengembangan kepribadian secara menyeluruh dan kesiapan ibu hamil baik fisik, psikologis
dan spiritual. Ibu hamil dikatakan siap secara fisik apabila tidak mudah lelah, lemas,
fleksibilitas dan daya tahan tubuh meningkat dan penurunan nyeri punggung. Prenatal yoga
merupakan olah raga yang aman dan efektif membantu ibu hamil untuk mengurangi keluhan
kecemasan dan nyeri punggung bawah.

Melakukan latihan yoga pada saat hamil, akan mempersiapkan tubuh maupun pikiran
untuk siap dan tegar menghadapi persalinan. Manfaat yoga antenatal dikatakan dapat
memudahkan proses persalinan, mengurangi kecemasan dan mempersiapkan mental sang ibu
untuk menghadapi persalinan, melancarkan sirkulasi darah dan asupan oksigen ke janin,
selain itu dengan melakukan yoga dapat melatih otot otot tubuh melalui gerakan tubuh
disertai teknik pengaturan nafas dan pemusatan konsentrasi, fisik akan lebih sehat, bugar,
kuat dan emosi akan lebih stabil. Yoga yang dilakukan selama kehamilan akan mengurangi
terjadinya komplikasi (Wiadnyana, 2011).

19
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Asuhan Komplementer  adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai


pendukung atau pendamping kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai
pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional. Dengan tujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan Ibu hamil, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan
efektivitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan yang dimiliki.

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi para pembaca dan
dapat menambah pengetahuan tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan
Pendekatan Komplementer. Untuk itu penulis mengharapkan kepada teman sekalian untuk
lebih jauh memahami makalah ini dan dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun

20
21
DAFTAR PUSTAKA

Marimbi, Hanum. 2009. Etika Dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Jogjakarta : Mitra
Cendikia

Purwoastuti Endang, dkk. Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. Yogaykarta : 2015.

Ristica, dkk. 2014. Prinsip Etika dan Moralitas dalam Pelayanan Kebidanan.
Yogyakarta : Deepublish.

Wahyuningsih, Heni Puji. 2008. Etika Profesi Kebidanan.Yogyakarta: Katalog Dalam


Terbitan.

22

Anda mungkin juga menyukai