Buku Acuyoga

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 74

Kombinasi Akupesur &

Yoga
Nyeri Setelah Persalinan karena
Trauma Jalan Lahir

Lydia Febrina, M.Tr.Keb


Prof. Dr. Lucky Herawati, SKM, M.Sc
Dr. Melyana Nurul Widyawati, S.SiT, M.Kes
2019
POSTPARTUM
ACUYOGA
KOMBINASI AKUPRESUR & YOGA

~i~
POSTPARTUM ACUYOGA

KOMBINASI AKUPRESUR & YOGA

Penerbit: Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Penulis:
Lydia Febrina, SST, M.Tr.Keb
Prof. Dr. Lucky Herawati,SKM, M.Sc
Dr. Melyana Nurul Widyawati, S.SiT, M.Kes
Editor:
Lydia Febrina, SST, M.Tr.Keb
Fotografer:
Entan Afriannisyah, SST

Hak Cipta 2019 pada penulis

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang


Jalan Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik, Semarang

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau


memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara
elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan
teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit

Cetakan I Tahun 2019

~ ii ~
Kata Pengantar

Puji dan syukur pada Tuhan Yesus Kristus,


berkat kasih dan karuniaNYA, maka penulis dapat
menyelesaikan buku “Postpartum Acuyoga
(Kombinasi Akupresur dan Yoga)” ini. Dalam
penyusunan buku ini, penulis telah berusaha
semaksimal mungkin, sehingga dapat menghasilkan
isi buku yang bermanfaat, berkualitas bagi yang
membaca.
Pembahasan buku ini didasarkan pada hasil
penelitian yang dilakukan oleh penulis pada rentang
waktu bulan Januari sampai dengan Juni 2019.
Adapun judul dari penelitian tersebut adalah
“Efektivitas Postpartum Acuyoga terhadap Level β-
endorfin dan Nyeri Postpartum Primipara dengan
Trauma Perineum” dengan tebal halaman 117 belum
termasuk halaman lampiran. Dimana struktur buku
ini berisi lima BAB, adapun masing-masing BAB
memiliki sub pembahasan yang lebih terperinci dari
~ iii ~
tema pada BAB yang tersusun secara sistematis,
didasarkan pada tema besar yang dibahas. Oleh
karena itu, dalam membaca buku ini dengan benar
dan untuk mendapatkan kesimpulan yang utuh
maka disarankan untuk membacanya dari BAB I
sampai BAB V secara berurutan.
Oleh karena itu, agar hasil penelitian tersebut
menjadi lebih bermanfaat, maka perlu untuk ditulis
ulan (dikonversikan) dalam bentuk buku agar bisa
tersebar luas keberbagai kalangan melalui
beberapa perpustakaannya. Penyebaran dalam
bentuk buku akan lebih terpercaya dan mudah
untuk dipertanggung jawabkan jika dibandingkan
penyebaran referens melalui interbet. Dengan
demikian harapan diterbitkan buku ini adalah bisa
menjadi referensi dan bahan pembanding bagi para
dosen, mahasiswa, praktisi maupun para peneliti.
Serta bagi siapapun yang suka membaca dan
menyukai perkembangan ilmu pengetahuan yang
sedang aktif dalam berbagai bentuk penulisan,

~ iv ~
pembuatan jurnal maupun artikel dan kegiatan
bermanfaat lainnya.
Sebagai penutup, penulis ucapkan terima
kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang
telah bekerja keras dan berperan banyak untuk
diterbitkannya buku ini secara layak.

Salam penulis

~v~
Daftar Isi

Halaman Judul i
Tim Penyusun ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi vi

BAB I Pendahuluan 1
BAB II Postpartum 11
BAB III Trauma Perineum 16
BAB IV Nyeri Postpartum 19
BAB V Postpartum Acuyoga 27

Daftar Pustaka

~ vi ~
Postpartum Acuyoga

BAB I
PENDAHULUAN

Trauma jalan lahir merupakan peristiwa yang umum

terjadi serta dapat mempengaruhi wanita saat melahirkan

(Vieira, 2018), dapat terjadi spontan yang disebut laserasi

atau disengaja karena indikasi (episiotomi), terutama

pada kasus kelahiran anak pertama dan kejadian ini

berkisar 30%–85% dan 60-70% membutuhkan tindakan

penjahitan (Ugwu, 2018). Trauma perineum yang terjadi

pada saat persalinan menyebabkan kesakitan dan dapat

berlanjut sampai masa nifas sehingga memiliki potensi

untuk mempengaruhi kualitas hidup wanita (Begley,

2018).

Trauma perineum atau rupture perineum jaringan

penyangga jalan lahir terjadi saat persalinan dan

1
Postpartum Acuyoga

pencegahan serta penanganannya merupakan bagian

dari asuhan kebidanan. Kejadian ini signifikan dengan

morbiditas jangka pendek dan jangka panjang pada ibu

terutama nyeri perineum pada periode postpartum,

namun ketidak nyamanan ini akan berlanjut hingga 2

minggu postpartum dan 30% melaporkan nyeri sampai 3

bulan setelah melahirkan, dan pada wanita melahirkan

dengan perineum utuh, melaporkan tanpa nyeri

postpartum.(Aasheim, Nilsen, Reinar, & Lukasse, 2017)

Trauma perineum saat persalinan disertai dengan

komplikasi seperti perdarahan, infeksi hematoma, abses,

kebutuhan untuk penjahitan, inkontinensia urine dan

faeces, otot dasar panggul melemah, dispareunia dan

nyeri perineum persisten yang akan mempengaruhi

interaksi antara ibu dan bayi, aktifitas seksual, menyusui

2
Postpartum Acuyoga

dan pemulihan setelah melahirkan.(Abedzadeh-

Kalahroudi, Talebian, Sadat, & Mesdaghinia, 2018)

Secara global, sekitar 140 juta kelahiran terjadi setiap

tahun. Mayoritas adalah kelahiran spontan atau

pervaginam tanpa faktor resiko yang diidentifikasi terjadi

komplikasi, baik bagi ibu maupun bayi, pada awal

persalinan. Komplikasi ini menyebabkan morbiditas dan

mortalitas ibu dan bayi.(WHO, 2018) Lebih dari sepertiga

kematian ibu dan sebagian besar dari kondisi yang

mengancam jiwa karena berhubungan dengan kehamilan

disebabkan komplikasi yang timbul selama persalinan,

kelahiran atau periode setelah melahirkan sebagai akibat

perdarahan, komplikasi persalinan dan

sepsis.(Kassebaum et al., 2014; Say et al., 2014) Beban

kesakitan dan kematian ibu secara tidak proporsional

lebih meningkat di negara dengan tingkat ekonomi

3
Postpartum Acuyoga

rendah dan menengah. Oleh karena itu meningkatkan

kualitas perawatan pada saat kelahiran telah diidentifikasi

sebagai strategi yang paling berdampak untuk

mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi

dibandingkan strategi perawatan antenatal atau

postpartum.(Lawn et al., 2016)

Trauma perineum terjadi selama persalinan

pervaginam spontan atau instrumen, bisa diakibatkan

oleh tekanan yang berkepanjangan pada saraf perineum

pada persalinan lama. Faktor resiko penyebab trauma

perineum adalah nullipara, berat lahir >4.000 gram,

persalinan dan kelahiran bayi yang cepat, kala II

memanjang, posisi bayi, luka episiotomi yang meluas,

epidural anastesi, distosia bahu.(Department, 2015)

Persentase persalinan spontan sekitar 85% mengalami

trauma perineum, 32-33% trauma perineum dengan

4
Postpartum Acuyoga

tindakan episiotomi dan 52% laserasi yang terjadi

spontan.(Mulati & Susilowati, 2018)

Nyeri postpartum dapat disebabkan oleh perlukaan

jalan lahir, persalinan lama, kontraksi uterus, rasa lelah

dan kecemasan. Penemuan penelitian terbaru,

prevalensi tinggi nyeri perineum postpartum, mulai dari

74%-90% dengan 32% melaporkan nyeri sedang sampai

berat.(Neels, De Wachter, Wyndaele, Wyndaele, &

Vermandel, 2017) Tingkat nyeri tergantung dari masalah

yang menyebabkan nyeri, toleransi terhadap rasa nyeri,

faktor dari psikologis dan lingkungan.(Mulati & Susilowati,

2018) Nyeri pada ibu postpartum sangat mempengaruhi

kualitas hidup, stress, kecemasan, tidak mampu merawat

bayi(Kinser et al., 2017), terhambatnya mobilisasi dini,

bonding attachment, kelelahan, gangguan pola tidur dan

nyeri yang berlanjut sehingga mempengaruhi proses

5
Postpartum Acuyoga

pemulihan ibu pada tahap taking-in,(Rohmah, 2017) dan

menyebabkan rasa tidak nyaman serta dyspareunia.

(Widayani, 2017)

Angka kesakitan dan kematian saat hamil dan setelah

melahirkan masih cukup tinggi khususnya di negara maju.

Penyebab terbanyak kematian dan kesakitan di

Indonesia adalah 40%-60% perdarahan dan 57.93%

terjadi pada saat setelah persalinan. Perdarahan setelah

persalinan adalah atonia uteri 50%-60%, sisa plasenta

23-24%, retensio plasenta 16-17%, trauma perineum 4-

5% dan kelainan darah 0.5-0.8%. trauma perineum

merupakan kasus kematian dan kesakitan terbanyak

keempat yang menjadi penyebab perdarahan pada saat

setelah persalinan.(Asiyah, Risnawati, & Khoirunnisa,

2018) Laserasi ini bisa di vagina, serviks bahkan uterus.

Salah satu organ yang rentan terjadi robekan selama

6
Postpartum Acuyoga

proses persalinan adalah perineum, karena struktur dan

anatominya.(Bulchandani & Thomson, 2015)

Kematian ibu terjadi setelah persalinan, 50%

kematian pada masa nifas dan hampir 90% pada proses

persalinan yang mengalami robekan perineum, dengan

atau tanpa episiotomi.(Ernawati, 2010) Angka Kematian

Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dalam

bidang kesehatan dan AKI masih merupakan ancaman

dan masalah utama di negara berkembang khususnya

Indonesia.(R.I, 2016) AKI merupakan kematian seorang

wanita setiap tahun per 100.000 kelahiran hidup akibat

proses kehamilan, persalinan atau dalam periode 42 hari

setelah melahirkan, dengan sebab terkait proses atau

penanganannya, bukan disebabkan oleh kecelakaan

atau insidentil.(WHO, 2015) Perdarahan, hipertensi dan

7
Postpartum Acuyoga

infeksi adalah penyebab utama dari kematian ibu.(WHO,

2017)

Menurut data World Health Organization (WHO) pada

tahun 2015 rasio kematian ibu 303 per 100.000 kelahiran

hidup. Jumlah ini mewakili keseluruhan ratio kematian ibu

yaitu 532 per 100.000 kelahiran hidup adalah 44%

mengalami penurunan selama 25 tahun sebelumnya.

Tetapi tingkat penurunan ini belum mencapai target yaitu

sebesar 75%.(Ozimek & Kilpatrick, 2018) Karena hal

tersebut, maka WHO melanjutkan strategi ini menjadi

Sustainable Development Goals (SDGs). Salah satu

Target SDGs adalah usaha untuk mengurangi rasio

kematian ibu <70 per 100.000 kelahiran hidup.(WHO,

2015)

Indonesia termasuk negara yang mengalami

peningkatan angka kematian maternal. Data SDKI tahun

8
Postpartum Acuyoga

tahun 2007 terjadi peningkatan AKI dari 228 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi 359 per

100.000 kelahiran hidup. Dari kondisi tersebut perlu

upaya keras pemerintah untuk mengatasi masalah

tersebut supaya target SDGs sebesar 70 per 100.000

kelahiran hidup secara global dapat dicapai pada tahun

2030(R.I, 2016). Salah satu faktor yang menyebabkan

peningkatan kematian maternal di Indonesia adalah

perdarahan, hipertensi dan infeksi.

Upaya pemerintah untuk mengatasi nyeri pada ibu

postpartum terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi

Bidan yaitu Bidan wajib memberikan pelayanan dalam

asuhan kebidanan pada masa nifas dengan pengurangan

nyeri tanpa obat melalui pendekatan non-farmakologi

(Indonesia, 2007). Beberapa penelitian menyatakan

9
Postpartum Acuyoga

strategi mengurangi nyeri postpartum yang beresiko

rendah adalah penggunaan pengobatan non-farmakologi

merupakan bagian dari filosofi holistik dan interaksi

secara keseluruhan antara tubuh, pikiran dan jiwa

(Chethana, Raghunandan, Saili, Mondal, & Saxena,

2018), efektif dalam mengurangi nyeri (Hughes, Liddle,

Sinclair, & McCullough, 2018) antara lain adalah

acupuncture/acupressure, postpartum yoga (Kinser et al.,

2017)

Aktifitas fisik dan intervensi berbasis yoga adalah

salah satu intervensi non-farmakologi yang dapat

membantu mengurangi rasa nyeri ibu postpartum. Yoga

merupakan upaya praktis dalam menyelaraskan tubuh,

pikiran, dan jiwa, yang benar-benar yang terbaik untuk

membangun postur yang kuat, dan otot yang fleksibel dan

10
Postpartum Acuyoga

kuat, dan sistem saraf pusat.(Resmi, Hadisaputro, &

Runjati, 2017)

Pengkombinasian antara kedua metode akupresur

dan yoga (Postpartum AcuYoga) didapatkan efek yang

lebih kuat dalam menstimulasi β-endorfin serta efek

relaksasi, selalu berpikir positif menyebabkan

peningkatan level β-endorfin yang berperan sebagai

penghambat implus nyeri sehingga dapat mengurangi

rasa nyeri postpartum dengan trauma perineum, juga

menimbulkan perasaan senang dan bahagia yang dapat

merangsang timbulnya kekebalan tubuh atau imunitas

11
Postpartum Acuyoga

BAB II
POSTPARTUM

A. Postpartum

1. Pengertian

Postpartum merupakan masa sejak lahirnya

bayi, plasenta dan selaput ketuban lahir, sampai

dengan enam minggu, disertai pulihnya kembali

organ-organ reproduksi yang mengalami perubahan

atau involusi kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa

postpartum mulai dari perubahan fisik, psikis, proses

menyusui/laktasi, perubahan peran sebagai ibu yang

tentunya sangat membutuhkan perhatian dan

dukungan dari orang-orang terdekat. Kelahiran bayi

juga dapat merupakan masa kritis yang dialami ibu,

akan menimbulkan komplikasi atau penyulit bila tidak


12
Postpartum Acuyoga

dapat ditangani segera dapat menimbulkan kesakitan

bahkan kematian bagi ibu, sehingga masa postpartum

sangat penting dilakukan observasi yang

adekuat.(Saifuddin, Rachimhadhi, & Winkjosastro,

2010)

2. Peran dan Tanggung Jawab Bidan

Melakukan identifikasi dan respon pada kebutuhan

serta deteksi dini adanya kelainan atau komplikasi

yang akan timbul yaitu pada saat enam jam, enam

hari, dua minggu dan enam minggu dan tentunya

harus tetap berkerjasama dengan keluarga.

3. Adaptasi Psikologis

Terdapat 3 tahapan adaptasi psikologis, adalah:

a. Taking in Period

Terjadi pada 1-2 hari setelah melahirkan, ibu

masih pasif dan sangat ketergantungan, fokus

13
Postpartum Acuyoga

perhatian pada keadaan tubuhnya, mengingat

pengalaman melahirkan yang baru dialami,

kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat

b. Taking hold period

Berlangsung 3-4 hari, lebih konsentrasi pada

kemampuannya dalam menerima peran ibu. Pada

masa ini sangat sensitif, sehingga membutuhkan

bimbingan dan motivasi.

c. Letting go period

Dialami setelah ibu dan bayi pulang kerumah.


Bertanggung jawab sebagai ibu dan menyadari
atau merasakan kebutuhan bayi sangat
bergantung pada dirinya.
4. Kebutuhan dasar postpartum

a. Nutrisi

Nutrisi merupakan masalah yang penting untuk

diet postpartum dan perlu diperhatikan secara

14
Postpartum Acuyoga

serius, karena nutrisi mempengaruhi dalam proses

pemulihan ibu setelah melahirkan serta proses

laktasi.

b. Ambulasi dini

Disebut juga early ambulation adalah kebijakan

yang membimbing ibu postpartum dalam waktu

24-48 jam segera turun dari tempat tidur, untuk

eliminasi maksimal 6 jam ibu harus sudah dapat

buang air kecil secara spontan. Hari kedua bisa

buang air besar tanpa rasa nyeri. Sehingga proses

involusi dapat berjalan dengan baik.

c. Kebersihan diri

Kebersihan diri sangat penting pada masa

postpartum karena saat ini terjadi penurunan daya

tahan ibu sehingga rentan terhadap

penyakit/infeksi. Oleh sebab itu, mencegah terjadi

15
Postpartum Acuyoga

infeksi/penyakit dengan tetap menjaga personal

higyene sangatlah penting. Selain mempengaruhi

pemulihan dari fisik ibu juga akan berpengaruh

pada psikis dan rasa nyaman.

d. Istirahat
Istirahat yang berkulitas sangat dibutuhkan untuk
memulihkan fisiknya. Peran keluarga sangat
membantu untuk memberi kesempatan pada ibu
beristrahat sebagai proses pemulihan setelah
melahirkan.
e. Latihan/senam

Latihan atau senam dapat dilakukan sejak hari

pertama sampai dengan kesepuluh yang berfungsi

untuk memperbaiki sirkulasi peredaran darah,

postur tubuh dan punggung, menguatkan otot

dasar panggul dan membantu ibu untuk lebih rileks

setelah melahirkan.(Saifuddin et al., 2010)

16
Postpartum Acuyoga

BAB III
TRAUMA PERINEUM

1. Pengertian

Trauma perineum adalah kerusakan pada alat

genital pada saat proses persalinan yang terjadi

spontan atau sengaja dengan episiotomi. Trauma

perineum (frontal) termasuk cidera labia, dinding

vagina anterior, uretra dan klitoris. Trauma posterior

(belakang) perineum adalah setiap cidera pada

dinding vagina posterior, otot perineum atau sphincter

anus (otot yang mengontrol pembukaan dan

penutupan anus). Trauma perineum terjadi selama

persalinan spontan atau instrumen dan mungkin

dapat terjadi lebih luas pada kelahiran pertama.

Trauma juga bisa diakibatkan oleh tekanan

17
Postpartum Acuyoga

berkepanjangan pada saraf perineum selama

persalinan yang lama.

2. Klasifikasi Trauma Perineum

a. Trauma derajat I : cidera pada kulit perineum saja

b. Trauma derajat II: cidera pada otot dan kulit

perineum (sama dengan episiotomi)

c. Trauma derajat III: melibatkan cidera pada otot

sfingter ani

d. Trauma derajat IV: lebih luas dan sudah mengenai

struktur sfingter anus

3. Komplikasi Trauma Perineum (Abedzadeh-Kalahroudi

et al., 2018)

Trauma perineum saat persalinan disertai dengan

komplikasi jagka pendek dan jangka Panjang antara

lain perdarahan, kebutuhan untuk penjahitan, infeksi

hematoma, abses, inkontinensia urine dan faeces,

18
Postpartum Acuyoga

otot dasar panggul yang lemah, dyspareunia dan nyeri

perineum persisten yang akan mempengaruhi

interaksi antara ibu dan bayi, aktifitas seksual,

menyusui dan pemulihan pasca melahirkan.

19
Postpartum Acuyoga

BAB IV
NYERI POSTPARTUM

1. Nyeri

Nyeri merupakan perasaan yang tidak

menyenangkan dan bersifat subjektif. Tingkat dan

skala toleransi pada nyeri setiap individu berbeda-

beda dan hanya individulah yang dapat

mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.

Nyeri sering disebut juga dengan destruktif

jaringan seperti rasa ditusuk-tusuk, terbakar, panas,

melilit, seperti emosi pada perasaan takut, mual dan

muntah. Terlebih lagi setiap perasaan nyeri dengan

intensitas ringan sampai kuat disertai oleh rasa

cemas dan penolakan atau meniadakan rasa

tersebut. Rasa nyeri juga merupakan mekanisme

20
Postpartum Acuyoga

pertahanan dari tubuh yang timbul bila ada jaringan

yang rusak dan hal ini menyebabkan individu

bereaksi dengan memindahkan stimulus

nyeri.(Simavli et al., 2014)

2. Nyeri Postpartum

Nyeri merupakan keadaan ketidaknyamanan

terjadi pada ibu setelah melahirkan yang diakibatkan

dari trauma perineum dan kontraksi uterus(Simavli et

al., 2014), nyeri di area sendi dan kemaluan, simpisis,

nyeri lanjutan pada punggung bawah dan panggul

yang dapat mempengaruhi kualitas hidup,

pemeliharaan bayi dan ekonomi keluarga. Faktor

risiko nyeri disebabkan dari riwayat nyeri punggung

dan panggul selama kehamilan, usia, paritas, indeks

massa tubuh (IMT), kelemahan otot-otot dasar

panggul dan relaksasi ligamen yang tidak memadai.

21
Postpartum Acuyoga

Karena itu untuk mencegah rasa nyeri yang

berkelanjutan perlu dilakukan treatment yaitu terapi

latihan fisik, akupresur, yoga.(Sakamoto, Nakagawa,

Nakagawa, & Gamada, 2018)

a) Kerusakan jaringan/Nyeri Bedah

Semua jenis laserasi jaringan atau sayatan

menyebabkan kerusakan jaringan yang luas yang

menghasilkan pelepasan peptida inflamasi, lipid,

dan mediator serta histamin dan neurotransmitter

seperti bradikinin, prostaglandin, serotonin, dan

substansi prostaglandin. Pelepasan mediator

inflamasi ini merangsang aktivasi nosiseptor

aferen primer, yang merangsang nociceptive

informasi melalui serabut saraf A dan C ke tanduk

dorsal sumsum tulang belakang di sistem saraf

pusat. Pada tingkat sumsum tulang belakang,

22
Postpartum Acuyoga

penyebaran impuls nociceptive dapat dihambat

oleh neurotransmitter modulator desentralis

seperti serotonin dan opiat endogen.(Eshkevari,

Trout, & Damore, 2013)

b) Nyeri perineum

Kerusakan jaringan pada perineum juga

menghasilkan pelepasan mediator inflamasi

meskipun pada tingkat yang lebih rendah. Nyeri

perineum dialami setelah proses kelahiran

dengan tingkat keparahan biasanya terkait

dengan tingkat trauma jaringan. Pelepasan

mediator inflamasi dapat terjadi bahkan dengan

mikrotrauma peregangan jaringan. Nyeri

perineum dilaporkan lebih sering dan dinilai lebih

parah dengan trauma jaringan yang meningkat.

23
Postpartum Acuyoga

c) Kontraksi Uterus

Kontraksi uterus sering dialami sebagai nyeri

beberapa hari pertama setelah melahirkan,

terutama pada wanita multipara. Miometrium

sebagai bagian dari proses involusi dan menyusui

bayi di payudara menyebabkan pelepasan cepat

oksitosin dari kelenjar pituitari posterior, efektif

merangsang kontraksi yang lebih kuat. Wanita

sering mengalami ketidaknyamanan dan rasa

sakit kram saat proses involusi uterus. Kontraksi

ini biasanya berlangsung 2 hingga 3 hari. Setelah

melahirkan dan lebih parah pada wanita yang

memiliki pengalaman persalinan sebelumnya.

Sebagai tambahan, berbagai obat uterotonik yang

sering diberikan untuk profilaksis dan pengobatan

24
Postpartum Acuyoga

perdarahan postpartum dapat secara signifikan

meningkatkan nyeri kontraksi uterus.

3. Manajemen Nyeri Postpartum

Penatalaksanaan holistik mencakup

pertimbangan atas aspek fisik, psikologis, emosional,

spiritual dan sosial.

a. Penatalaksanaan Nyeri Farmakologi

Penatalaksanaan farmakologi terhadap nyeri

postpartum meliputi analgesic sistemik yaitu

senyawa analgesik narkotik. Senyawa antagonis-

agonis narkotik campuran dan agen pembangkit

efek analgesiK, dan pemberian ini harus hati-hati

karena dapat menjadi ketergantungan substansi.

Efek samping obat ini juga akan mempengaruhi

kualitas dan kuantitas air susu ibu.(Damayanti,

2017)

25
Postpartum Acuyoga

b. Penatalaksanaan Nyeri Non Farmakologis

Terdapat beberapa metode penatalaksanaan

nyeri non farmakologi antara lain metode Dick-

Read, Lamaze method, Bradley Method, teknik

relaksasi dan pernafasan, pijat, stimulasi saraf

elektrik pertranskutaneus, hypnosis,

acupressure, senam nifas, umpan balik biologis,

sentuhan terapeutik, aromaterapi dan interaksi

dengan bayi. (DIANA & Hakimi, 2005) Metode ini

dikembangkan untuk mengurangi nyeri pada ibu

setelah melahirkan tanpa mempengaruhi air susu

ibu.

Teknik untuk menurunkan nyeri secara

nonfarmakologi saat ini masih terus

dikembangkan. Penggunaan metode evidence

based practice lebih banyak memberikan

26
Postpartum Acuyoga

kesempatan pada Bidan untuk berpikir kritis

dalam pengambilan keputusan dan melakukan

tindakan yang tepat sesuai dengan masalah,

kebutuhan dan keunikan pasien. Evidence based

practice yang diterapkan dapat membantu

mempercepat proses involusi uterus dan

pemulihan ibu pada masa nifas.(Rohmah, 2017)

27
Postpartum Acuyoga

BAB V
POSTPARTUM ACUYOGA

Acu-yoga merupakan sistem latihan yang

mengintegrasikan gerakan antara yoga dan tekanan titik-

titik meridian organ untuk meningkatkan energi vital (qi).

Dalam Akuyoga, ilmu medis dan ilmiah dimodifikasi

mengunakan istilah asana, pranayama, ‘meditasi’

(dhyana) dan penyatuan (yukti)(Aswitami, 2017).

Kombinasi ini mengatur aliran energi vital dalam meridian

energi organ. Energi vital dalam yoga disebut prana

sedangkan pada akupresur adalah qi.

Tubuh harus digunakan untuk berfungsi dengan baik

yaitu tetap sehat. Energi yang dilepaskan pada acu-yoga

mengalir melalui meridian, memelihara semua organ

internal dan semua sistem tubuh. Energi ini adalah

28
Postpartum Acuyoga

sumber kehidupan dan alirannya adalah kunci kesehatan

yang berfungsi untuk mengatur dan menyeimbangkan

sistem pernapasan, pencernaan, endokrin, vascular,

limfatik, urogenital dan sistem saraf. Dengan acu-yoga

bekerja secara efektif menyebabkan kesejahteraan,

sehat dan bahagia (Michael Reed Gach, 2000).

Acu-yoga menggabungkan seni menekan pada titik

akupresur sambil mempertahankan peregangan yoga

pada saat yang sama (disebut juga asana)(Satyapriya,

Nagarathna, Padmalatha, & Nagendra, 2013). Latihan

teratur tidak hanya dapat meningkatkan aliran sirkulasi

darah dan chi, juga dapat meningkatkan flesibilitas,

mengurangi stres dan trauma, mengendurkan

ketegangan otot, memperbaiki postur tubuh,

meningkatkan kesadaran tubuh dan membangkitkan

29
Postpartum Acuyoga

spiritualitas dan ketenangan pikiran(Babbar, Parks-

Savage, & Chauhan, 2012).

Acu-yoga pada pose jongkok efektif untuk membuka

pinggul, berdiri dengan kaki sedikit lebih lebar dari

pinggul, tekuk lutut sampai pada posisi squat terendah

dan pertahankan dengan nyaman. Tempatkan siku

bagian dalam lutut dan dorong kedua telapak tangan

sejajar tulang dada. Angkat dada keatas. Pose ini,

biarkan ibu jari beristirahat ditengah dada dan berikan

tekanan, tahan selama 30 detik, lalu ulangi jika

diperlukan. Titik ini disebut CV17 yang berfungsi

melepaskan emosi(Michael Reed Gach, 2000).

Pose untuk perasaan lelah dan perlu istirahat, lakukan

child pose dengan duduk diatas tumit dan perlahan-lahan

turunkan tubuh hingga dahi menyentuh lantai dan biarkan

tangan beristirahat disamping tubuh. Banyak titik

30
Postpartum Acuyoga

akupresur yang ditekan pada posisi ini, yaitu titik meridian

perut yang membentang di depan kaki, melalui dada

kanan ke wajah hingga garis rambut.

Ada beberapa cara untuk mengakhiri sesi acu-yoga

yaitu pose mayat dimana posisi berbaring terlentang

dengan kaki diluruskan dan lengan disisi tubuh, ambil

napas dalam dan lambat, berbaring selama 10 menit.

Dalam posisi ini banyak titik akupresur yang dapat

dipegang sepanjang meridian seperti titik CV12. Cara

kedua dalam posisi duduk bersila yang nyaman. Ada

banyak poin yang mudah ditekan pada posisi ini adalah

titik LU1 (titik pernapasan), sambil menyilangkan tangan

dan letakkan di bawah ketiak dan jari-jari di sendi bahu.

Pastikan untuk terus mengambil napas Panjang yang

dalam dan lambat. Ini juga merupakan titik meditasi yang

disebut “melepaskan”(Michael Reed Gach, 2000).

31
Postpartum Acuyoga

Manfaat Postpartum Acuyoga (Sindhu, 2015)

adalah sebagai berikut: 1) menguatkan dan

mengencangkan otot dasar panggul dan otot perut; 2)

Meringanan sakit punggung setelah melahirkan; 3)

Memperkuat dan meregangkan punggung bagian

bawah; 4) Merelaksasi sistem saraf; 5) Meningkatkan

sistem kekebalan tubuh

Waktu latihan Postpartum Acuyoga ini

disesuaikan dengan kebutuhan ibu yang masih

merasa kelelahan, nyeri, dan memulai untuk

menyusui sesuai dengan kebutuhan bayi. Postpartum

yoga bisa dimulai 24 jam setelah melahirkan dengan

pose yang disesuaikan dengan kebutuhan ibu untuk

penguatan otot dasar panggul.(Aswitami, 2017)

32
Postpartum Acuyoga

Petunjuk umum sebelum melakukan latihan

adalah:

1) Hindari makan terlalu dekat jaraknya sebelum

dimulai latihan;

2) Sebaiknya dilakukan pagi hari atau sore karena

saat ini hormon endorfin sedang meningkat;

3) Sering minum air putih, selama dan sesudah

berlatih;

4) Pakaian yang longgar dan nyaman agar tubuh

lebih leluasa bergerak, dan bra yang menopang

payudara dan

5) Lakukan semampunya, bila lelah beristirahat

dalam postur-postur beristirahat yoga

Kondisi yang tidak diperbolehkan melakukan

latihan adalah:

1) Ibu yang mengalami hipertensi,

33
Postpartum Acuyoga

2) Demam atau suhu tubuh >38 °C

3) Riwayat perdarahan, persalinan dengan

komplikasi/penyulit, persalinan dengan tindakan

(Sectio Caesarea)

Langkah-langkah Postpartum Acuyoga

(Kombinasi Akupresur & Yoga) adalah sebagai

berikut:

a. Tahap Pra-interaksi

1) Periksa riwayat penyakit dan komplikasi

2) Mengkaji kebutuhan ibu

3) Eksplorasi dan validasi perasaan ibu

4) Memeriksa tanda-tanda vital ibu

b. Tahap Orientasi

1) Beri salam dan panggil ibu sesuai dengan

Namanya

34
Postpartum Acuyoga

2) Jelaskan pada ibu mengenai intervensi yang

akan dilakukan

3) Menjelaskan manfaat daari intervesi

4) Menganjurkan ibu untuk mengikuti setiap

gerakan yang akan diberikan

5) Beri kesempatan pada ibu untuk bertanya

6) Menyarankan ibu untuk memilih posisi yang

senyaman mungkin, pada saat berbaring di

tempat tidur atau menggunakan matras, duduk

dipinggir tempat tidur atau kursi.

c. Gerakan Pemanasan (Warming Up)

Dalam pelaksanaan latihan ini, sebelum masuk

pada gerakan inti, terlebih dahulu disarankan

untuk melakukan pemanasan yang bertujuan

untuk menyiapkan tubuh secara fisik melakukan

35
Postpartum Acuyoga

pose atau gerakan selanjutnya dan

meminimalkan cidera.

36
Postpartum Acuyoga

37
Postpartum Acuyoga

d. Tahap Pelaksaan (Hari 1-2)

1) Easy Pose (Pose Sukhasana)

Posisi duduk di kursi atau di pinggir tempat

tidur, kaki tidak menggantung.

Untuk Self-Healing, letakkan kedua telapak

tangan bersamaan, jari-jari Anda mengarah

ke atas, dan dengan jari-jari belakang ibu jari

menekan ke tengah tulang dada pada

meridian CV.17, yang dikenal sebagai titik

Sea of Tranquility. Dengan tulang belakang

lurus, fokuslah pada pernapasan perlahan

dan dalam. Jaga tangan Anda dalam posisi

berdoa dengan tulang belakang lurus,

38
Postpartum Acuyoga

didukung oleh kursi. Tutup mata Anda

dengan lembut. Tarik napas, saat kepala

sedikit naik ke atas. Buang napas perlahan

saat kepala Anda rileks ke bawah.

39
Postpartum Acuyoga

2) Pelvic Tilts on Floor (Yoni Exercise)

Berbaring telentang dengan lutut ditekuk

dan kaki di lantai. Miringkan panggul dengan

napas - lengkung sedikit ke belakang saat

menarik napas (meningkatkan kurva

punggung bawah) kemudian buang napas

saat punggung bawah sampai ke lantai. Anda

juga bisa meletakkan tangan Anda di kedua

sisi otot perut dan berpelukan dengan kedua

tangan di atas napas. Pastikan untuk tidak

40
Postpartum Acuyoga

mengencangkan otot gluteus dan menjaga

panggul Anda tetap di lantai.

Sementara kedua tangan di atas perut

dapat melakukan akupresur pada titik LI.4.

Titik ini terletak diantara persambungan ibu

jari dan jari telunjuk. Titik ini disebut Hegu,

merupakan titik utama untuk mengurangi

nyeri. Lakukan penekanan pada saat

menarik nafas, lepaskan saat membuang

nafas.

41
Postpartum Acuyoga

Sementara itu posisi ini divariasikan

dengan pose cat and cow.

42
Postpartum Acuyoga

3) Reclining cow face pose I (supta

Gardasana)

Posisi gardasana dengan posisi tiduran.

Tekan lutut kanan ke arah lantai dan nikmati

stretching ini di bagian pinggang. Pejamkan

mata dan tahan posisi ini untuk 10x nafas dan

ganti kaki kiri di atas kaki kanan. Posisi ini,

bisa sambil melakukan penekanan pada titik

KI.3 atau disebut dengan Tai xi. Titik ini

43
Postpartum Acuyoga

bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit dan

memulihkan kesehatan reproduksi dan

merupakan titik Shu dan Yuan mampu

meningkatkan peredaran qi, sehingga

menurunkan intensitas nyeri. Pemilihan titik

44
Postpartum Acuyoga

yang minimal juga memberi kenyamanan

responden dalam terapi. Titik ini terletak

antara mata kaki bagian dalam dan tendon

chiles, setinggi bagian tertinggi mata kaki

bagian dalam, untuk hasil yang positif, tekan

titik tersebut saat menarik nafas, lepaskan

saat membuang nafas.

d. Tahap Pelaksanaan Hari 3-6

Sama dengan gerakan hari 1-2 ditambah dengan

gerakan seperti berikut:

4) Bridge pose (setu bandha sarvangasana)

Menenangkan pikiran, mengurangi

kecemasan, mengurangi sakit kepala, stress

dan depresi ringan. Posisi berbaring

terlentang, tekuk lutut, lakukan bridge pose

dan kemudian ambil dan keluarkan nafas

45
Postpartum Acuyoga

selama 1 menit. Hembuskan nafas dan

turunkan punggung ke lantai. Tarik nafas dan

angkat badan ke atas kembali. Lakukan 10x.

Posisi ini juga menekan titik GB 10, 20,

dan 21, TW15 atau EX-B01, SI10 yang

berfungsi untuk mengatasi kelelahan, tangan

dan kaki dingin, kemarahan yang berlebihan,

hipertensi. Gerakan ini dapat divariasikan

dengan meletakkan balok pada daerah

lumbal 5 yang disebut titik EX-B13.

46
Postpartum Acuyoga

5) Teknik Child Pose Balasana 4

Posisi telungkup atau terlentang,

dengan teknik memeras otot-otot dasar

panggul dengan gerakan seperti menahan

sekali keinginan untuk kencing, tahan selama

5 detik kemudian lepaskan. Istirahat selama

10 detik, kemudian ulangi lagi sampai 10 kali

47
Postpartum Acuyoga

gerakan. Teknik ini bisa dilakukan di atas

tempat tidur, di kursi, atau sedang

beraktifitas. Frekuensi gerakan ini dapat

ditambah 10 kali setiap harinya.

Posisi ini divariasikan dengan

melakukan penekanan pada titik yin tang

yang berfungsi untuk menambah daya tahan,

mengatasi kecemasan/stres, gejala

insomnia, sakit kepala. Penekanan ini dapat

dilakukan aada posisi ini dengan

menggunakan balok yoga selama 10 kali

siklus napas.

48
Postpartum Acuyoga

49
Postpartum Acuyoga

Variasi pada pose ini adalah pada saat

posisi terlungkup, kepala dapat ditopang

dengan menggunakan balok sehingga

menekan area dahi dan menekan titik

istimewa Yintang (Ex HN 3) terletak pada

pertengahan alis tepat pada pangkal hidung

yang bermanfaat untuk mengurangi nyeri dan

mengatasi gejala kurang tidur (Insomnia).

50
Postpartum Acuyoga

6) Chair Pose (Utkatasana)

Memberi posisi yang nyaman sesuai

dengan keinginan ibu agar tetap rileks serta

menghilangkan nyeri pinggang bawah dan

pinggul. Pada awalnya masuk ke pose

Tadasana. Jari-jari kaki besar Anda harus

saling bersentuhan dan tumit harus tetap

terpisah sedikit. Pada saat itu, ambil napas

penuh dan angkat lengan ke atas kepala.

Jaga agar lengan Anda di depan telinga Anda

atau pada tingkat yang sama atau di depan

telinga Anda.

Sekarang, pertahankan iga bawah ke

arah panggul. Pada saat itu, buang napas

(napas) dan putar lutut Anda. Tetap dalam

51
Postpartum Acuyoga

posisi ini selama 30 detik hingga enam puluh

detik. Tarik napas dan jaga lutut tetap lurus.

Setelah itu buang napas dan turunkan tangan

Anda ke posisi normal. Ulangi proses ini

sekitar 3 hingga 5 kali. Pastikan tidak

menegangkan otot perut namun lebih

menguatkan otot panggul.

52
Postpartum Acuyoga

Variasi: letakkan kedua telapak tangan

didepan dada. Lakukan setiap postur sambil

bernapas pajang dari hidung sebanyak 5x,

ulangi gerakan sebanyak 3 kali. Pastikan

tidak menahan napas, akrena penting untuk

selalu bernapas Panjang.

7) Corpse Pose-Savasana

Bermanfaat untuk relaksasi,

menghilangkan kelelahan, stres dan

ketegangan serta menenangkan pikiran.

Merupakan gerakan relaksasi selama 10

menit (deep relaxation) sambil mengatur

nafas (inhale and exhale) melalui hidung.

Setelah itu posisikan kaki ditekuk, kedua

tangan menggapai masing-masing mata

kaki, kemudian sambil melakukan akupresur

53
Postpartum Acuyoga

meridian SP6 dengan kata lain Sanyinjiao

terletak di atas pergelangan kaki bagian

dalam, tepatnya dibelakang tulang kering

(betis bawah), tekan pada saat menarik

nafas, dan lepaskan tekanan pada saat

membuang nafas. Teknik penekanan antara

kedua jari kaki dari jari kaki jempol, tekan 10-

15 detik yang bermanfaat untuk mengatasi

kram pada perut, memicu kontraksi, dan

insomnia. Memijat titik ini akan merangsang

kontraksi rahim dan mengurangi rasa sakit

selama kontraksi berlangsung.

54
Postpartum Acuyoga

55
Postpartum Acuyoga

e. Relaksasi Akhir

1) Pendahuluan (script)

Posisi berbaring terlentang atau

miring,…. istirahatkan kepala ibu….biarkan

56
Postpartum Acuyoga

kedua kaki agak ditekuk dengan disangga

bantal, pastikan punggung dan bahu

nyaman…..dan istirahatkan lengan dan

tangan pada alas atau diatas perut ibu….

Usahakan ibu berbaring senyaman

mungkin … diam tidak bergerak … tidak

mengencangkan satupun otot tubuh … tidak

pula menggerakkan organ tubuh manapun …

biarkan seluruh tubuh dalam kondisi lembut

… dan … nyaman … jaga agar pikiran tetap

tenang … dan emosi tentram dan damai…

2) Pengaturan Napas

Bawa pikiran dan kesadaran ibu pada

napas… rasakan bahwa pada saat menarik

napas… rasa nyaman mengaliri rongga

tubuh… dan saat membuang napas…

57
Postpartum Acuyoga

ketegangan keluar dari rongga tubuh…

(diulang beberapa kali)

Membawa kesadaran ke bagian-bagian

tubuh (atas ke bawah). Sadari daan rasakan

setiap bagian tubuh ibu… Biarkan tubuh ibu

seluruhnya terasa… lembut… dan nyaman…

dan nyaman…Mulai dari puncak kepala…

wajah… telinga… dan kulit kepala… leher…

bahu… lengan… siku… pergelangan

tangan… dan telapak jari-jari tangan…

seluruh bagian tubuh ini… terasa…

lembut…nyaman…

Kemudian lembutkan kedua bahu…

dada… perut… punggung pada alas…

bokong… panggul… seluruhnya terasa

lembut… dan nyaman… lembut… dan…

58
Postpartum Acuyoga

nyaman… Kemudian lembutkan pinggul…

paha… lutut… tulang kering… pergelangan

kaki… telapak kaki… dan jari-jari kaki ibu…

lembut… lemas… dan nyaman… lembut…

lemas… nyaman… rileks…Rasakan seluruh

tubuh… dari puncak kepala hingga ke jari

kaki… seluruhnya… lembut… nyaman…

rileks…

3) Pendalaman

Dalam kondisi rileks ini… ibu akan

merasakan tubuh menjadi terasa semakin

berat… seiring dengan hembusan napas…

tubuh bertambah berat… dan mulai terasa

hangat… Rilekskan perasaan ibu… biarkan

perasaan anda melemas… semakin

melemas… dan terbuka… Ibu perlahan akan

59
Postpartum Acuyoga

merelakan semua ketakutan…

kegelisahan… dan kekhawatiran ibu

terlepas…

Seiring dengan semakin rileks dan

nyamannya perasaan ibu… Semakin ibu

mudah untuk menguraikan… dan

melepaskan ketidaknyamanan apapun di diri

ibu… rilekskan… lemaskan… uraikan… dan

lepaskan… (dapat diulang beberapa kali),

Sepenuhnya nyaman… berada ditempat

ini… tenang… tenteram… nyaman…

damai… bahagia (Long pause, sekitar 30

detik).

60
Postpartum Acuyoga

4) Membawa kesadaran akan tubuh (bawah

ke atas)

Kembali rasakan tubuh ibu… seluruhnya…

mulai dari jari kaki… telapak kaki… punggung

kaki… pergelangan kaki… seluruhnya terasa

rileks… segar… dan rileks…

Betis… tulang kering… lutut… seluruhnya

terasa rileks… segar… dan rileks…Kedua

paha terasa… rileks… segar… dan

rileks…Bokong dan panggul… punggung…

bahu belakang… perut… dada…

rileks…segar… dan… rileks… Leher…

wajah… telinga…kulit kepala…seluruhnya

rileks…segar dan… rileks… puncak kepala

ibu terasa sejuk… segar… dan rileks…

Seluruh tubuh ibu… dan jari kaki hingga

61
Postpartum Acuyoga

puncak kepala…. Seluruhnya… segar… dan

rileks…

5) Penutup

Kembali dalamkan napas ibu… perlahan

mulai menggerakkan jari-jari tangan dan kaki

ibu… dalamkan napas… perlahan buka mata

ibu…Perlahan berbalik miring kesamping

kanan… dalamkan napas ibu beberapa saat

dalam posisi itu… bila ibu telah siap, ibu

dapat perlahan bangun… duduk nyaman

diatas bantal ibu…(Namaste)

f. Evaluasi

Lakukan penilaian hasil yang dicapai (skala

nyeri), beri reinforcement positif kepada ibu dan

mengakhiri pertemuan dengan baik dan kontrak

pertemuan berikutnya

62
Postpartum Acuyoga

g. Dokumentasi

Waktu dan respon ibu selama intervensi

h. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

1) Kenyamanan dan kekuatan kondisi fisik ibu

harus selalu dikaji untuk mengetahui

keadaan ibu selama prosedur

2) Jagalah agar tubuh Anda selalu cukup cairan.

Caranya, minumlah banyak air sebelum

latihan dan selalu siapkan air minum selama

berlatih. Jika Anda merasa lemas atau

pusing, hentikan dulu latihan dan beristirahat

sebentar.

3) Ibu dapat beristirahat bila dirasakan lelah

dengan posisi relaksasi. Kemudian gerakan

dilanjutkan kembali.

63
Postpartum Acuyoga

4) Selama tindakan, tanyakan pada ibu apa

yang dirasakannya, khususnya pada

tindakan akupresur.

64
Postpartum Acuyoga

DAFTAR PUSTAKA

Embaby, h. M., el refaye, g. E., & aziz, g. F. A. (2016). Effect of


Stabilizing Exercises and Acupuncture on Postpartum
Sacroiliac pain in Egyptian Females&58; a Randomized
Control Trial. International Journal of Physiotherapy, 3(5),
594-602.

Indonesia, M. K. R. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 369/menkes/sk/III/2007 tentang
Standar Profesi Bidan. Jakarta:Kemenkes RI.

Prawirohardjo, s. (2010). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo,


Edisi keempat Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Resmi, D. C., Hadisaputro, S., & Runjati, R. (2017). Effect of Yoga


and Acupressure on Pain and Functional Capability of
Lower Back in Pregnant Mothers during the Third Trimester
of Pregnancy. Belitung Nursing Journal, 3 (6), 722-728.

Saifuddin, A. B.,Rachimhadhi, T, & Winkjosastro, G. H. (2010).


Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo ed. 4 cet. 3.
Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sukeksi, T.K., & Suryani, E. (2018). Pengaruh Teknik Akupressure


terhadap Nyeri Punggung pada Ibu Hamil di Wilayah
Puskesmas Jogonalan I Klaten. Kebidanan, 3(1).

Who. (2015). Trends in Maternal Mortality: 1990 to 2015.


Estimates by WHO, UNICEF, UNFPA, World Bank Group
and The United Nations Population Division.

Who. (2017). World Health Statistics: Monitoring Health for the


SDGs.

65
Postpartum Acuyoga

“Those who aspire to the state of


yoga should seek the Self in inner
solitude through meditation”.
-Bhagavad Gita

66
POSTPARTUM ACUYOGA
Kombinasi Akupresur & Yoga

Buku ini membahas tentang trauma perineum atau rupture


perineum jaringan penyangga jalan lahir terjadi saat persalinan dan
pencegahan serta penanganannya merupakan bagian dari asuhan
kebidanan Nyeri postpartum dapat disebabkan oleh perlukaan jalan
lahir dan sangat mempengaruhi kualitas hidup, stress, kecemasan,
tidak mampu merawat bayi, terhambatnya mobilisasi dini, bonding
attachment, kelelahan, gangguan pola tidur dan nyeri yang berlanjut
sehingga mempengaruhi proses pemulihan amsa nifas. Strategi
mengurangi nyeri postpartum yang beresiko rendah adalah
penggunaan pengobatan non-farmakologi merupakan bagian dari
filosofi holistik dan interaksi secara keseluruhan antara tubuh, pikiran
dan jiwa, efektif dalam mengurangi nyeri adalah
acupuncture/acupressure, postpartum yoga.
Pembahasan buku Panduan Postpartum Acuyoga ini
merupakan hasil paten dari hasil penelitian klinik yang dilakukan oleh
penulis pada rentang waktu bulan Januari sampai dengan Juni 2019
untuk memperoleh gelar Master Terapan Kebidanan di Poltekkes
Kemenkes Semarang dengan tebal halaman 117 belum termasuk
halaman lampiran. Dimana struktur buku ini berisi lima BAB, adapun
masing-masing BAB memiliki sub pembahasan yang lebih terperinci.
Metode ini telah disetujui untuk dipublikasikan dalam International
Jurnal Nursing and Health Services (IJNHS) edisi IV Bulan Desember
Tahun 2019.

PENERBIT POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai