Makalah
Makalah
Makalah
(Apium graveolens)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan kekuatan, rahmat, dan karunia-nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Metode Sistem Hidroponik
Vertikultur Untuk Tanaman Seledri (Apium graveolens)” adapun penyusunan makalah ini
di susun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia. Dengan selesainya
penulisan makalah ini, penulis tak lupa menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
tinggi kepada semua pihak yang telah berpartisipasi.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, yang
sifatnya membangun sebagai penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga apa saja yang penulis kerjakan mendapat berkah dan ridho dari
Allah SWT. Kepada semua pihak yang telah membantu Semoga Allah yang pemurah
memberikan imbalan yang setimpal kepadanya. amin.
Ttd penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan.................................................................................................... 10
B. Saran........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
iii
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seledri (Apium graveolens L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa
digunakan sebagai bumbu masakan. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea
mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan. Di Indonesia tumbuhan ini
diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau
sebagai lalap. Penggunaan seledri paling lengkap adalah di Eropa: daun, tangkai daun,
buah, dan umbinya semua dimanfaatkan. Permintaan seledri dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan baik peningkatan domestik mapun dari luar negeri. Peningkatan
permintaan ini dikarenakan kemajuan teknologi dan industri serta pertambahan penduduk
yang pesat, Yang Iambat laun mengubah fungsi Iahan pertanian menjadi kompleks
perumahan dan industri. Untuk mengatasi berkurangnya lahan pertanian, salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan jalan bercocok tanam secara vertikal atau yang
dikenal dengan metode vertikultur.
hidroponik adalah sistem budidaya yang mengandalkan air atau bercocok tanam
tanpa tanah. Pada dasarnya bertanam secara hidroponik mempunyai banyak keunggulan
dibandingkan dengan bertanam dengan media lainnya. Selain itu, teknik ini juga bisa
dilakukan di lahan yang terbatas dan lebih ramah lingkungan (Wulansari 2015). Sedangkan
vertikultur berasal dari kata vertical dan culture, yang mana vertical berarti tegak lurus dari
atas ke bawah dan culture yang berarti budaya, maka vertikultur dapat diartikan sistem
budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, dapat dilakukan
di indoor maupun outdoor (Lukman 2014). Sistem budidaya pertanian ini juga merupakan
konsep dasar dari penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas.
Dengan sistem hidroponik vertikultur pemanfaatan Iahan dapat lebih efisien dan hasil yang
diperoleh lebih optimal.
Pada mulanya bertanam sayur di pekarangan hanya dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan gizi keluarga dengan memanfaatkan halaman rumah yang tersisa, sehingga
kegiatan ini banyak dikembangkan di pedesaan. Namun saat ini budaya bertanam sayuran
di pekarangan ternyata juga disukai oleh kalangan ibu rumah tangga di daerah perkotaan.
Kegiatan ini cukup bermanfaat terutama jika kebutuhan sayuran yang mendesak. sehingga
didaerah perkotaan ada yang sama sekali tidak memiliki lahan pekarangan maka bertanam
sayuran dapat dilakukandilakukan secara hidroponik vertikultur. Dalam pemanfaatan
1
pekarangan menjadi taman sayura aspek budidaya dari tanaman tetap harus
diperhatiakan. Dengan demikian tujuan dari pemanfaatan pekarangan berapa pun
luasannya akan memberikan hasil yang optimal.
Sistem hidroponik vertikultur pun dapat menjadi solusi untuk berkebun di lahan
yang sempit atau terbatas (urban farming). Menanam dengan sistem hidroponik dapat
menggunakan berbagai media tanaman, salah satu yang sering digunakan adalah
rockwool.Rockwool digunakan sebagai media tanam hidroponik karena memiliki
kemampuan menahan air dan udara dalam jumlah besar yang sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi pada metode hidroponik. Selain rockwool,
metode hidroponik dapat menggunakan media tanam arang sek
am, cocopeat, batang dan akar pakis, kerikil, pasir, spons, kapas, gabus, moss,
hydroton, perlite, vermiculite, purnice, dan hydrogel..
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, dapat dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem hidroponik vertikultur?
2. Apa manfaat menanan dengan sistem hidroponik verkikultur?
3. Faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam proses penanaman seledri
menggunakan sistem hidroponnik vertikultural?
4. Apa keunggulan dari menanam seledri dengan sistem tanam hidroponik vertikultur?
5. Bagaimana cara pembuatan sistem tanam hridoponik vertikultur ?
C. Tujuan Penulisan
1. Merupakan tugas dari pratikum Mata Kuliah Pertanian Perkotaan
2. Mengetahui manfaat sistem tanam Hidroponik Vertikultur pada tanaman seledri
3. Memberikan informasi kepada pembaca tentang apa itu sistem tanam Hidroponik
Vertikultur.
2
II KAJIAN PUSTAKA
Seledri (Apium graveolens L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa
digunakan sebagai bumbu masakan. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea
mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan. Di Indonesia tumbuhan ini
diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau
sebagai lalap. Penggunaan seledri paling lengkap adalah di Eropa: daun, tangkai daun,
buah, dan umbinya semua dimanfaatkan. (Cahyono, 2003) Seledri (Apium graveolens L.)
sudah lama dikenal sebagai obat hipertensi. Tanaman yang juga terlihat cantik jika ditanam
dalam pot ini lebih dulu dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Daun seledri biasa dipakai
untuk memperkaya cita rasa sajian atau kaldu. Sup kacang merah dan bubur ayam kurang
lengkap rasanya jika tanpa taburan daun seledri di dalamnya
Tanaman seledri (Apium graveolens L.) termasuk tanaman dikotil (biji berkeping
dua) dan merupakan tanaman setahun atau dua tahun, yang berbentuk rumput atau semak.
Berikut ini morfologi dari tanaman seledri (Apium graveolens L.). Tanaman seledri tidak
bercabang, susunan tubuhnya terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah.
Akar
Akar tanaman seledri (Apium graveolens L.) yaitu akar tunggang dan memiliki
serabut akar yang menyebar kesamping dengan radius sekitar 5-9 cm dari pangkal batang
dan akar dapat menembus tanah sampai ke dalaman 30 cm, berwarna putih kotor.
Batang
Batang Seledri (Apium graveolens L.) memiliki batang tidak berkayu, memiliki
bentuk bersegi, beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, dan berwarna hijau.
3
Daun
Daun tanaman seledri (Apium graveolens L.) daun majemuk menyirip ganjil
dengan anak daun 3-7 helai, anak daun bertangkai yang panjangnya 1-2,7 cm tangkai daun
berwarna hijau keputih-putihan, helaian daun tipis dan rapat pangkal dan ujung daun
runcing, tepi daun beringgit, panjang 2-7,5 cm, lebar 2-5 cm, pertulangan daun menyirip,
daun berwarna hijau muda sampai hijau tua.
Bunga
Bunga tanaman seledri (Apium graveolens L.) adalah bunga majemuk berbentuk
payung berjumlah 8-12 buah kecil-kecil berwarna putih tumbuh dipucuk tanaman tua. Pada
setiap ketiak daun dapat tumbuh sekitar 3-8 tangkai bunga, pada ujung tangkai bunga ini
membetuk bulatan.
D. Hidroponik
Merupakan metode atau cara tanam yang tidak menggunakan tanah merupakan
definisi dari hidroponik itu sendiri. Kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman ini
berasal dari air, yang dimana segala kebutuhan dari tanaman itu sendiri berasal dari sana.
Hydroponic sendiri terdiri dari dua kata yaitu Hydro dan Phonos/Phonic. Hydro berarti air,
sedangkan Phonos/Phonic berarti kerja. Dengan demikian pada teknik hidroponik yang
bekerja di dalam mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah air (air
yang mengandung nutrisi khusus). Jadi yang membedakan metode bercocok tanam
hidroponik dengan bercocok tanam konvensional adalah pada media bercocok tanamnya.
Pada hidroponik kita menggunakan media air, sedangkan pada metode konvensional kita
menggunakan tanah. Sehingga bisa dibilang termasuk kedalam inovasi perkembangan
teknik bercocok tanam yang modern.
Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah,
sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan dengan menggunakan
air sebagai medium untuk menggantikan tanah. Sehingga sistem bercocok tanam secara
hidroponik dapat memanfaatkan lahan yang sempit. Pertanian dengan menggunakan sistem
hidroponik memang tidak memerlukan lahan yang luas dalam pelaksanaannya, tetapi dalam
bisnis pertanian hidroponik hanya layak dipertimbangkan mengingat dapat dilakukan di
pekarangan rumah,atap rumah maupun lahan lainnya (Tiya Apriyani, 2018).
Hidroponik merupakan salah satu sistem budidaya yang populer dikalangan
masyarakat khususnya di daerah perkotaan, karena sistem budidaya ini tidak menggunakan
tanah sebagai media tanamnya dan hanya menambahkan nutrisi hara untuk pertumbuhannya.
4
Selain itu tidak memerlukan lahan yang luas, sehingga dapat dilakukan diperkarangan atau
diteras rumah. Tanaman yang dibudidayakan dengan sistem hidroponik antara lain buah dan
sayuran (tanaman anual)
E. Vertikultur
Vertikultur adalah sistem tanam di dalam pot yang disusun/dirakit horisontal dan
vertikal atau bertingkat pada lahan terbatas atau halaman rumah. Budidaya tanaman secara
vertikultur di daerah perkotaan dapat menciptakan keasrian, konservasi sumber daya tanah
dan sumber daya air, memperbaiki iklim mikro perkotaan, serta dapat memenuhi
kebutuhan pangan dan gizi keluarga, juga meminimalisir pengeluaran
kelluarga(Nurmawati 2016). Vertikultur bukan hanya sekadar kebun vertikal, namun
vertikultur ini akan merangsang seseorang untuk menciptakan suatu biodiversitas di
pekarangan yang sempit sekalipun. Struktur vertikal, memudahkan pengguna membuat dan
memeliharanya.
Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan
suasana alami yang menyenangkan Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat
banyak, disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk
persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa undak-
undakan atau sejumlah rak. Ada pula model gantung, model tempel, model tegak dan
model rak. Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran
karung beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan
benda-benda bekas di sekitar kita dan persyaratan bahan vertikultur adalah kuat dan mudah
dipindah-pindahkan.
Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan
memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek. Tanaman sayuran
yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain selada, kangkung, bayam, pokcoy,
caisim, katuk, kemangi, tomat, pare, kacang panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun
lainnya. Untuk tujuan komersial, pengembangan vertikultur ini perlu dipertimbangkan
aspek ekonomisnya agar biaya produksi tidak melebihi pendapatan dari hasil penjualan
tanaman. Sedangkan untuk hobi, vertikultur dapat dijadikan sebagai media kreativitas dan
memperoleh panenan yang sehat dan berkualitas.
Dalam mengembangkan usahatani kegiatan utama yang dilakukan adalah
peningkatan produksi barang pertanian yang dihasilkan petani, meningkatkan produktivitas
pertanian serta mendorong pengembangan komoditas yang sesuai dengan potensi wilayah.
5
Peningkatan produksi pertanian apabila ingin meningkatkan pendapatan petani merupakan
keharusan dalam pembangunan pertanian
III PEMBAHASAN
6
(3) Mudah untuk dipindah,
(4) Kualitas produk yang lebih baik (Susila, 2013; Nofrinda, 2017)
Demikian pula dengan sistemnya, dapat diselaraskan sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan. Misalnya wick atau sistem sumbu, NFT, fergitasi atau dutch bucket. Kemudian
untuk tempat peletakannya bisa memilih pagar, membuat rak dan lainnya sebagaimana
yang sering dipakai dalam pembuatan taman vertikal. Adapun jenis tanaman yang bisa
dibudidayakan secara hidroponik vertukultur yaitu tanaman yang ukurannya tidak terlalu
besar. Contohnya antara lain bayam, kangkung, kemangi, tomat, cabai, bawang merah atau
putih, selada, sawi, terong dan sebagainya
1. Basic.
Untuk membuat hidroponik vertikal satu ini, kamu cukup menyiapkan beberapa
bahan-bahan sederhana saja. Seperti pipa PVC, tubing, pompa submersible, dan
ember.Cara membuatnya, lubangi pipa PVC untuk tanaman bisa berkembang. Kemudian
susun pipa secara bertingkat. Nantinya larutan nutrisi di pompa melalui pipa ke bagian atas
sistem. Kemudian larutan nutrisi akan mengalir ke seluruhnya.
2. Entrepreneurial.
Entrepreneurial dikenal pula dengan menara kebun. Cara ini terbilang lumayan
mahal, karena kamu harus pipa PVC dengan posisi berdiri. Kemudian lubangi pipa untuk
tumbuhan berkembang. Cara ini dapat menghemat air dan tempat. Sehingga, bagi kamu
yang tidak memiliki lahan luas, cara ini sangat membantu. (1)
7
Teknik hidroponik sangat cocok untuk penanaman seledri di dataran rendah.
Karena kebutuhan akan air, nutrisi dan juga pengaruh faktor eksternal dapat dikontrol.
Penanaman seledri dengan sistem hidroponik adalah dengan menanam seledri didalam
netpot yang diletakan didalam paralon. Hasil sayuran seledri yang ditanam menggunakan
sistem hidroponik mempunyai keunggulan dibandingkan seledri yang ditanam secara
konvensional, antara lain :
1. Kualitas seledri yang dihasilkan dengan sistem hidroponik mempunyai kualitas yang
lebih baik dibandingkan seledri yang ditanam secara konvensional.
2. Hasil seledri yang ditanam dengan sistem hidroponik lebih mulus dibandingkan seledri
yang ditanam secara konvensional.
3. Warna daun seledri yang dihasilkan dengan sistem hidroponik lebih tajam
dibandingkan seleedri yang ditanam secara konvensional.
4. Seledri yang ditanam dengan sistem hidroponik terbebas dari hama dan penyakit.
5. Seledri yang ditanam dengan sistem hidroponik lebih bergizi dibandingkan seledri
yang ditanam secara konvensional.
6. Seledri yang ditanam dengan sistem hidroponik akan lebih renyah dan sehat
dibandingkan seledri yang ditanam secara konvensiona.
Sedangkan faktor penting dalam budidaya tanaman seledri di hidroponik sama dengan
tanaman lainnya. Diman air bahan baku untuk hidroponik harus memenuhi beberapa
kriteria. Kriteria air baku yang ideal untuk hidroponik adalah pH air sekitar 5,5-6,5, suhu
air di kisaran 23-30 derajat celcius, dan jumlah zat padat terlarut di dalam air maksimal
150 ppm. Selain itu, faktor lain yang memengaruhi keberhasilan budidayanya adalah
ketersediaan sinar Matahari, nutrisi yang digunakan dan sanitasi lingkungan.
Pembuatan Hidro-Vertikultur ini dmulai dari mempersiapkan semua bahan serta peralatan
yang tepat. Pipa paralon yang panjangnya 5 inci. Gergaji untuk membuka lubang tanam
pada pipa paralon, Meteran untuk mengukur lubang tanam, Cutter untuk menandai lubang
tanam, Korek api atau lilin untuk memanaskan sedikit bagian dari pipa paralon, Kayu
dengan diameter 6 cm yang ujungnya telah diruncingkan untuk membuat lubang tanam,
Kain basah untuk mendinginkan pipa paralon yang sudah dilubangi dan media tanam
seperti rockwool, cocopeat, perlite, arang sekam, atau yang lain untuk menanam tanaman
hidroponik
8
Setelah semua persiapan di atas selesai dilakukan, langkah berikutnya yang perlu
dilakukan adalah :
Potong pipa paralon Anda dengan panjang 1 meter.
Ukur jarak yang tepat untuk membuat lubang tanam menggunakan meteran,
kemudian tandai tempat lubang tanam dengan menggunakan cutter. Lalu lanjutkan
dengan membuat lubang tanam pada pipa paralon.
Lubang tanam harus dibuat menyilang dan mendapatkan jarak sekitar 60 cm
dengan lubang lain. Gunakan gergaji untuk membuat lubang tanam pada pipa, lebar
lubang tanam hanya sekitar 5 cm saja
Panaskan bagian bawah lubang tanam menggunakan lilin atau korek api sehingga
pipa paralon Anda menjadi lentur. Setelah pipa paralon menjadi cukup lentur,
masukkan kayu dengan ujung runcing ke dalam lubang tanam. Lalu gunakan kain
basah untuk mendinginkan pipa paralon.
Masukkan media tanam berupa rockwool atau media tanam lain ke dalam paralon,
pastikan media tanam memenuhi pipa paralon dari bawah hingga ke atas. Tegakkan
pipa paralon, kemudian Anda bisa mulai menanam biji tanaman ke dalam lubang
tanam dan mulai menanam.
Mengenai sistem penyiraman, Anda bisa menggunakan pipa irigasi dengan sistem
tetes baik dari bawah pipa maupun dari bagian atas pipa. Anda bisa menggunakan
pipa air untuk mendorong air dari bagian dasar pipa paralon hingga air mengaliri
seluruh media tanam (2)
9
IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Budidaya seledri dengan sistem hidroponik-vertikultur sangat baik karena ini
adalah sistem budidaya pertanian yang menggabungkan sistem kerja hidroponik dan
vertikultur dan metode ini bisa dilakukan baik indoor maupun outdoor. Sistem budidaya
pertanian secara hidroponik vertikal ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk
daerah dengan lahan terbatas. Dengan sistem ini pemanfaatan Iahan dapat efisien dan hasil
yang diperoleh optimal khususnya pada tanaman seledri dan dengan berbagai
keunggulannya banyak jenis tanaman yang dapat di tanam seperti sawi kangkung dan lain-
lain.
B. Saran
Kita sebagai mahasiswa Agroteknologi dapat menerapkan sistem penanaman
Hidroponik-vertikultur pada tanaman sayur-sayuran dilahan kosong yang belum ditanami
walaupun lahan tersebut sangat sempit, namun penanaman dengan sistem
penanaman Hidroponik- veltikurtur sangat efisien sehingga dapat tercipta lingkungan asri
dan indah. kita juga dapat mengasah kreativitas dengan membuat berbagai macam model
tinggal disesuaikan dengan kondisi dan keinginan.
10
Daftar Pustaka
Kinasih, Anggita Febrillyan Rizky Putri. 2021. Keefektifan Penanaman Seledri (Apium
graveolens) Menggunakan Teknik Hidroponik. Articel. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Roidah, I.S. 2014. Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Hidroponik. Jurnal
Universitas Tulngagung Bonoworo 1(2): 143-149
Tiya Apriyani, A. (2018). Uji Media Tanam Campuran Limbah Baglog Dan Arang Sekam
Untuk Budidaya Tanaman Pakchoy (Brassica Chinensis L) Pada Hidroponik Sistem
Sumbu.
(1) https://www.brilio.net/wow/cara-menanam-hidroponik-vertikal-solusi-untuk-lahan-
sempit-2102091.html. (Diakses pada tanggal 30 Maret 2022)
(2) https://petanidigital.id/hidroponik-vertikultur (Diakses pada tanggal 30 Maret 2022)
11
12