Laporan Ma 7
Laporan Ma 7
Laporan Ma 7
BAB I
PENDAHULUAN
Bahan Galian adalah aneka ragam unsur kimia, mineral, kumpulan mineral,
batuan, bijih, termasuk batubara, gambut, bitumen padat, dan mineral radioaktif yang
terjadi secara alami dan mempunyai nilai ekonomis. Pengolahan bahan galian adalah
suatu proses pemisahan mineral-mineral berharga dari mineral-mineral pengganggu
yang tidak diinginkan sehingga didapat suatu kosentrat dari mineral yang diolah.
Selain itu juga merupakan metode yang dilakukan untuk meningkatkan mutu dan
kualitas bahan galian. Karena umumnya material bahan berharga pada saat proses
penambangan masih belum bisa digunakan secara langsung karena masih bercampur
dengan zat pengotor (tailing) yang umumnya berasal dari material koalisinya.
Uji Pengendapan adalah uji untuk mengetahui seberapa cepat suatu partikel
untuk mengendap. Gaya-gaya yang bekerja pada saat partikel mengendap adalah
gaya gravitasi/gaya berat partikel, gaya Arcchimedes dan gaya gesek. Pada saat
partikel mengendap, partikel awalnya memiliki kecepatan dan percepatan akibat
gravitasi. Namun, seiring bertambahnya kecepatan partikel, maka gaya gesek atau
gaya hambat partikel tersebut makin besar. Akhirnya partikel akan mengalami suatu
keadaan konstan yaitu dimana percepatannya adalah nol karena gaya gesek tersebut
besarnya sama dengan gaya berat partikel dan kecepetannya tidak akan bertambah.
Kecepatan ini disebut kecepatan terminal. Kecepatan terminal bervariasi secara
langsung dengan rasio gaya hambat.
Pada Praktikum settling test atau uji pengendapan dilakukan pengujian
pengendapan menggunakan flokulan dengan berbagai macam berat serta tanpa
menggunakan flokulan. Analisis melalui pengendapan adalah suatu cara untuk
menghitung persentase dari suatu zat yang mengendap. Praktikum Settling Test ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara pengendapan suatu material. Adapun
dari pengendapan ialah salah satu cara pemisahan antara kompenen atau partikel
berdasarkan perbedaan densitasnya melalui medium alir. Flokulasi adalah proses
pertumbuhan flok (partikel terdestabilisasi atau mikroflok) menjadi flok dengan
ukuran yang lebih besar (Wills et al., 2006).
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal, mengetahui dan
menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian yang menjadi salah satu aplikasi
dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Tujuan kami mengikuti praktikum ini yaitu :
1. Mengenal Prosedur Uji Pengendapan;
2. Mengamati Pengaruh Bahan Penggumpal (Floculating Reagent);
3. Menghitung Luas Thickener yang Diperlukan.
2.5 Flokulasi
Flokulasi adalah suatu proses aglomerasi (penggumpalan) partikel-partikel
terdestabilisasi menjadi flok dengan ukuran yang memungkinkan dapat dipisahkan
oleh sedimentasi dan filtrasi. Dengan kata lain proses flokulasi adalah proses
pertumbuhan flok (partikel terdestabilisasi atau mikroflok) menjadi flok dengan
ukuran yang lebih besar (makroflok).
Flokulasi adalah proses lambat yang bergerak secara terus menerus selama
partikel-partikel tersuspensi bercampur di dalam air, sehingga partikel akan menjadi
lebih besar dan begerak menuju proses sedimentasi. Ide dasar dari flokulasi adalah
untuk mengendapkan flok-flok dengan penambahan flokulan.
Flokulasi merupakan suatu kombinasi pencampuran dan pengadukan atau
agitasi yang menghasilkan agregasi yang akan mengendap setelah penambahan
flokulan. Flokulasi adalah proses fisika yang mana air yang terpolusi diaduk untuk
meningkatkan tumbukan interpartikel yang memacu pembentukan partikel-partikel
besar sehingga dalam waktu 1-2 jam partikel-partikel tersebut akan mengendap.
Proses flokulasi dalam pengolahan air bertujuan untuk mempercepat proses
penggabungan flok-flok yang telah dibibitkan pada proses koagulasi. Partikel-
partikel yang telah distabilkan selanjutnya saling bertumbukan serta melakukan
proses tarik-menarik dan membentuk flok yang ukurannya makin lama makin besar
serta mudah mengendap. Gradien kecepatan merupakan faktor penting dalam desain
bak flokulasi. Jika nilai gradien terlalu besar maka gaya geser yang timbul akan
mencegah pembentukan flok, sebaliknya jika nilai gradien terlalu rendah/tidak
memadai maka proses penggabungan antar partikulat tidak akan terjadi dan flok
besar serta mudah mengendap akan sulit dihasilkan. Untuk itu nilai gradien
kecepatan proses flokulasi dianjurkan berkisar antara 90/detik hingga 30/detik.
Untuk membantu instalasi dalam mengoptimalkan proses-proses koagulasi
flokulasi, perlu ditentukan dosis optimum dari koagulan yang digunakan dalam
proses pengolahan limbah. Jartest adalah rangkaian test untuk mengevaluasi proses-
proses koagulasi dan flokulasi serta menentukan dosis pemakaian bahan kimia.
Standar nasional untuk metode pengujian koagulasi flokulasi dengan cara jartest
ditetapkan dalam SNI 19-6449-2000 termasuk prosedur umum untuk pengolahan
dalam rangka mengurangi bahan-bahan terlarut, koloid dan yang tidak mengendap
dalam air dengan menggunakan bahan kimia dalam proses koagulasi flokulasi, yang
dilanjutkan dengan pengendapan secara gravitasi. Jartest floculattor adalah alat yang
digunakan untuk mengevaluasi proses-proses koagulasi dan flokulasi serta
menentukan dosis pemakaian bahan kimia.
2.6.1 Untuk mencapai kondisi flokulasi yang dibutuhkan, ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan, seperti misalnya :
1. Waktu flokulasi;
2. Jumlah energi yang diberikan;
3. Jumlah koagulan;
4. Jenis dan jumlah koagulan/flokulan pembantu;
5. Cara pemakaian koagulan/flokulan pembantu;
6. Resirkulasi sebagian lumpur (jika memungkinkan).
1.6.2 Jenis Flokulan dalam proses flokulasi:
a. Kopolimer dari akrilamida dan N,N−dimetil amino propilen akrilat
Sifat muatan elektrostatik : Ionik
Sifat : Kopolimer yang linier dan kationik kepadatan muatan elektrostatik
tergantung dari status kopolomerisasi (n/m + n) dan pH,membentuk jarak
yang sensitif terhadap hidrolisab.
b. Poli (Natriumakrilat)
air. Sehingga ada metode yang biasa digunakan untuk menentukan takaran atau dosis
dari penggunaan Koagulan atau Flokulan yaitu dengan metode Jartest.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan Reagent dan Tanah yang akan di uji yang beratnya telah
ditentukan.
4. Kemudian isi yang telah diisi oleh gelas kemudian di isi oleh tanah yang telah
diambil atau dipersiapkan tadi.
6. Setelah itu di gelas yang satu setelah tanah di masukkan ke dalam gelas
tersebut, maka dimasukkan flokulan dengan berat 3, 6, 9 gram dan non
.
Gambar 3. 6 Hasil Pengocokan Ragent, tanah dan air
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
TANPA FLOKULAN
12
10 10
8 8
6 6
5.3
4.4 4.7
4 3.9 4.2 4
2 2
0
1 2 3 4 5
FLOKULAN 3 gr
12
10 10
6 6
4 4
2 2
0
1 2 3 4 5
FLOKULAN 6 gr
12
10 10
9.1 9.2 9.3
8.9
8 8.2 8
6 6
4 4
2 2
0
1 2 3 4 5
FLOKULAN 9 gr
12
10 10
9.1 9.2 9.3
8.9
8 8.2 8
6 6
4 4
2 2
0
1 2 3 4 5
4.2 Pembahasan
27,5−4,2
4. VP 4 =
8
= 2,9 cm/menit
27,5−2,9
5. VP 5 =
10
= 2,4 cm/menit
g. Laju pengendapan berdasarkan Hukum Stokes
2
g ( ps− pf )x d
Vt (Stoke) =
18 x μ
= 9,81(1,5−1) x ¿ ¿
= 0,0122
16,038
=0,0007 gr/cm
Berat Air
h. Dilusi =
Berat Padatan
497,78
¿
50
= 9,95 gr
4.2.2 Tabel II (3 gr Flokulant)
a. Tinggi Air = y - x
1. 27,5 – 7,9 = 19,6 cm
2. 27,5 – 7,8 = 19,7 cm
3. 27,5 – 6,7 = 20,8 cm
4. 27,5 – 7,6 = 19,9 cm
5. 27,5 – 6,7 = 20,8 cm
Berat Pasir
b. Volume Padatan =
Total Pulp
50
= =0,78 gr/cm
36,7
c. Volume Air = Volume Total – Volume Padatan
= 500 – 0,78 gr/cm
= 499,22
499,22
¿
50
= 9,98 gr
27,5−9,1
VP 3 =
6
= 3,06 cm/menit
27,5−8,9
VP 4 =
8
= 2,3 cm/menit
27,5−8,2
VP 5 =
10
= 1,93 cm/menit
g. Laju pengendapan berdasarkan Hukum Stokes
2
g ( ps− pf )x d
Vt (Stoke) =
18 x μ
= 9,81(1,5−1) x ¿ ¿
= 0,0122
16,038
=0,0007 gr/cm
Berat Air
h. Dilusi =
Berat Padatan
498,88
¿
50
= 9,97 gr
4.2.4 Tabel IV(9 gr Flokulant)
a. Tinggi Air = y - x
6. 27,5 – 14,8 = 12,7 cm
7. 27,5 – 14,4 = 13,1 cm
8. 27,5 – 14,2 = 13,3 cm
9. 27,5 – 14,2 = 13,3 cm
10. 27,5 – 14,4 = 13,1 cm
Berat Pasir
b. Volume Padatan =
Total Pulp
50
= =0,69 gr/cm
72
c. Volume Air = Volume Total – Volume Padatan
= 500 – 0,69
= 499,31 gr/cm
d. Massa Berat Air = volume air x p air
= 499,31 x 1
= 499,31 gr/cm
Berat Kering
e. % Padatan = x 100 %
Berat Kering + Berat Air
50
= x 100 %
50+499,31
= 9,10 %
y−x
f. Volume Pengendapan =
t
27,5−14,8
VP 1 =
2
= 6,35 cm/menit
27,5−14,4
VP 2 =
4
= 3,32 cm/menit
27,5−14,2
VP 3 =
6
= 2,21 cm/menit
27,5−14,2
VP 4 =
8
= 1,66 cm/menit
27,5−14,4
VP 5 =
10
= 1,31 cm/menit
=0,0007 gr/cm
Berat Air
h. Dilusi =
Berat Padatan
499,31
¿
50
= 9,98 gr
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA