Makalah Metoda Screening Pengolahan Bahan Galian

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINERAL


SCREENING, CONCENTRATION DAN DEWATERING

Disusun Oleh

Ardi Fachri Ahmad F. 121150043


Idlham Kholid 121150096

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat
dan hidayah kepada kami, sehingga Makalah Teknologi Pengolahan Mineral:
Screening, Concentration dan Dewatering dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Teknologi
Pengolahan Mineral yang harus diselesaikan dan berkaitan dengan kegiatan
perkuliahan yang sedang dilaksanakan, serta disusun berdasarkan teori dan
referensi yang telah didapat.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Danang Jaya, M.T selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
penjelasan dan pengarahan selama pembuatan makalah.
2. Rekan-rekan anggota kelompok yang telah bekerja sama.
3. Semua pihak yang turut membantu secara langsung maupun tidak dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi para pembaca.

Yogyakarta, 31 Agustus 2018

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pengolahan mineral merupakan suatu metode yang digunakan
untuk meningkatkan mutu dan kualitas suatu bahan galian/mineral. Suatu
mineral belum dapat diproses secara langsung lebih lanjut sesaat setelah
ditambang, hal ini dikarenakan mineral tersebut masih tercampur dengan
pengotornya (Gangue).
Mineral perlu diolah sesuai dengan keperluan, misalnya suatu
mineral harus memiliki derajat liberasi yang luas untuk terjadi reaksi kimia
pada proses berikutnya, maka kita bisa mengolahnya dengan proses yang
disebut Kominusi. Kominusi merupakan suatu proses pengecilan ukuran
suatu mineral dengan menggunakan beberapa metode, seperti crushing dan
grinding.
I.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu mineral?
2. Bagaimana proses screening, concentration dan dewatering ?
I.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi mineral, pengolahan (operasi) dan proses
pengambilan mineral (metalurgi)
2. mengetahui proses screening, concentration dan dewatering

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Definisi Mineral


Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari
mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan,
antara lain mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya,
cara terjadinya dan kegunaannya. Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos,
dimana mengenai arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan bahkan
dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai bahan bukan organik
(anorganik). Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh beberapa ahli
geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun
persesuaian umum untuk definisinya (Danisworo, 1994).
Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1. L.G. Berry dan B. Mason
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam
terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas
tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
2. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik.
3. A.W.R. Potter dan H. Robinson
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap,
dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.
Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan anomali atau
suatu pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut mineral, walaupun tidak
termasuk didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu definisi
baru atau definisi kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak menghilangkan
suatu ketentuan umum bahwa mineral itu mempunyai sifat sebagai: bahan alam,
mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan berupa unsur tunggal atau senyawa.
Definisi mineral kompilasi: mineral adalah suatu bahan alam yang
mempunyai sifat-sifat fisis dan kimia tetap dapat berupa unsur tunggal atau
persenyawaan kimia yang tetap, pada umumnya anorganik, homogen, dapat
berupa padat, cair dan gas.
Mineral adalah zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat
homogen, fisik maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenyawaan anorganik
asli, serta mempunyai susunan kimia yang tetap. Yang dimaksud dengan
persenyawaan kimia asli adalah bahwa mineral itu harus terbentuk dalam alam,
karena banyak zat-zat yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan mineral,
dapat dibuat didalam laboratorium. Sebuah zat yang banyak sekali terdapat dalam
bumi adalah SiO2 dan dalam ilmu mineralogi, mineral itu disebut kuarsa.
Sebaliknya zat inipun dapat dibuat secara kimia akan tetapi dalam hal ini tidak
disebut mineral melainkan zat Silisium dioksida.
Kalsit, adalah sebuah mineral yang biasanya terdapat dalam batuan
gamping dan merupakan mineral pembentuk batuan yang penting. Zat yang dibuat
dalam laboratorium dan mempunyai sifat- sifat yang sama dengan mineral kalsit
adalah CaCO3. Demikian pula halnya dengan garam-garam yang terdapat sebagai
lapisan-lapisan dalam batuan. Garam dapur dalam ilmu mineralogi disebut halit
sedangkan dalam laboratorium garam dapur disebut dengan natrium klorida.
Mineral-mineral mempunyai struktur atom yang tetap dan berada dalam hubungan
yang harmoni dengan bentuk luarnya. Mineral-mineral inilah yang merupakan
bagian-bagian pada batuan-batuan dengan kata lain batuan adalah asosiasi
mineral-mineral.

II.2. Definisi Pengolahan dan Pengambilan Mineral


Pengolahan mineral (mineral dressing) adalah pengolahan bahan galian
secara fisik. Tujuan dari pengolahan mineral adalah meningkatkan kadar logam
berharga dengan cara membuang bagian-bagian dari bijih yang tidak diinginkan.
Secara umum, setelah proses mineral dressing akan dihasilkan tiga kategori
produk.
1. Konsentrat, dimana logam-logam berharga terkumpul dan dengan
demikian kadarnya menjadi tinggi.
2. Tailing, dimana bahan-bahan tidak berharga (bahan pengotor (gangue
mineral)) terkumpul.
3. Middling, yang merupakan bahan pertengahan antara konsentrat dan
tailing.
Teknik pengolahan mineral bermacam-macam. Pengaplikasiannya sangat
tergantung pada jenis bijih atau mineral yang akan ditingkatkan konsentrasinya.
Pemilihan teknik didasarkan pada perbedaan sifat-sifat fisik dari mineral-mineral
yang ada dalam bijih tersebut. Teknik-teknik yang digunakan dalam proses
pengolahan mineral di antaranya adalah:
1. Konsentrasi gravitasi
Teknik ini memanfaatkan perbedaan berat jenis antara mineral-mineral.
Mineral-mineral dipisahkan dengan peralatan yang berprinsip pada
pemisahan berat jenis seperti jigging, rake classifier, spiral classifier,
vibrating table, dll.
2. Flotasi
Teknik ini memanfaatkan perbedaan sifat permukaan mineral-mineral.
Dengan menambahkan reagen kimia yang bisa membuat permukaan salah
satu mineral menjadi hidrofil sementara bagian reagen itu sendiri memiliki
sifat hidrofob, maka mineral bersangkutan dapat diangkat oleh gelembung
yang ditiupkan ke permukaan untuk dipisahkan. Biasnya mineral-mineral
sulfida dipisahkan dengan cara ini.
3. Magnetic Separation
Cara ini memanfaatkan sifat magnet dari mineral-mineral. Mineral yang
bersifat feromagnetik dipisahkan dari mineral yang bersifat diamagnetik.
Dan teknik-teknik lainnya, seperti electric separator, dll.
Keuntungan dari pengolahan bahan galian:
1. Mengurangi ongkos transportasi.
2. Mengurangi ongkos peleburan.
3. Pengurangi kehilangan (looses) logam berharga pada saat pelebura.
4. Proses pemisahan secara fisik jauh lebih menguntungkan dibandingkan
secara kimia.

II.3. Peningkatan Kadar atau Konsentrasi(Concentration)


Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat
diolah lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian
itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral yang
dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah:
 Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi
dan media berat.
 Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
 Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
 Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain:
II.3.1. Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan
tangan (manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk
dibuang.
II.3.2. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu
media fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan
pengendapan mineral-mineral yang ada.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan
fluidanya, yaitu:
 Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy
medium separation (HMS).
 Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.
 Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan
terjadi pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak
gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3
(tiga) tahap sebagai berikut:
 Hindered settling classification; klasifikasi pengendapannya terhalang.
 Differential acceleration pada awal pengendapan; artinya partikel yang
berat mengendap lebih dahulu.
 Consolidation trickling pada akhir pengendapan; partikel-partikel kecil
berusaha mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat
jenisnya.
Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu:
 Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga
dengan kadar tinggi.
 Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.
 Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus
dibuang.
Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah:
 Jengkek (jig) dengan bermacam-macam rekacipta (design).
 Meja goyang (shaking table).
 Konsentrator spiral (Humprey spiral concentrator).
 Palong / sakan (sluice box).
II.3.3. Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)
Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan mineral-
mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari mineral-
mineral ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih
besar dari air (berat jenisnya > 1).
Produk dari proses konsentrasi ini adalah:
 Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.
 Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan.
Media pemisah yang pernah dipakai antara lain :
 Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 – 2,20 ton/m3.
 Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 – 3,40 ton/m3.
 Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 – 2,90.
 Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j. =
2,85) dan methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat ini harganya
mahal, oleh sebab itu hanya dipakai untuk percobaan-percobaan di
laboratorium.
Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium
separators yang berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu:
 Drum separator karena bentuknya silindris.
 Cone separator karena bentuknya seperti corongan.
II.3.4. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)
Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat
konduktor (mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor)
dari mineral.
Kendala proses konsentrasi ini adalah:
 Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak
terlalu besar.
 Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang
berterbangan.
Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah:
 Magnetit (Fe3 O4)
 Kasiterit (Sn O2)
 Ilmenit (Fe Ti O3)
 Molibdenit (Mo S2)
 Wolframit [(Fe, M) WO4]
 Galena (Pb S)
 Pirit (Fe S2)
Produk dari proses konsentrasi ini adalah:
 Mineral-mineral konduktor sebagai konsentrat.
 Mineral-mineral non-konduktor sebagai ampas (tailing).

Peralatan yang biasa dipakai adalah Electrodynamic separator (high


tension separator). Electrostatic separator yang terdiri dari:
 plate electrostatic separator
 screen electrostatic separator
II.3.5. Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)
Adalah proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat
kemagnetan (magnetic susceptibility) yang dimiliki mineral. Sifat kemagnetan
bahan galian ada 3 (tiga) macam, yaitu:
 Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk
ditarik oleh medan magnet. Misalnya magnetit (Fe3 O4).
 Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet.
Contohnya hematit (Fe2 O3), ilmenit (Se Ti O3) dan pyrhotit (Fe S).
 Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet.
Misalnya: kwarsa (Si O2) dan feldspar [(Na, K, Al) Si3 O8].
Jadi produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah:
 Mineral-mineral magnetik sebagai konsentrat.
 Mineral-mineral non-magnetik sebagai ampas (tailing).
Peralatan yang dipakai disebut magnetic separator yang terdiri dari
Induced roll dry magnetic separator. Wet drum low intensity magnetic separator
yang arah aliran dapat:
 concurrent
 countercurrent
 counter rotation
Sedang letak magnetnya bisa:
 Suspended magnets
 Suspended magnets with continuous removal
 Cobbing drum

II.3.6. Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)


Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap udara”
atau “takut terhadap air” (hydrophobic). Pada umumnya mineral-mineral oksida
dan sulfida akan tenggelam bila dicelupkan ke dalam air, karena permukaan
mineral-mineral itu bersifat “suka akan air” (hydrophilic). Tetapi beberapa mineral
sulfida, antara lain kalkopirit (Cu Fe S2), galena (Pb S), dan sfalerit (Zn S) mudah
diubah sifat permukaannya dari suka air menjadi suka udara dengan
menambahkan reagen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon. Sejumlah reagen
kimia yang sering digunakan dalam proses flotasi adalah:
 Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-
gelembung udara. Misalnya: methyl isobuthyl carbinol (MIBC), minyak
pinus, dan terpentin.
 Kolektor / pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat permukaan
mineral yang semula suka air menjadi suka udara. Contohnya: xanthate,
thiocarbonilid, asam oleik, dll.
 Penekan / pencegah (depresant) yang berguna untuk mencegah agar
mineral pengotor tidak ikut menempel pada udara dan ikut terapung.
Misalnya: Zn SO4 untuk menekan Zn S.
 Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk mengatur tingkat
keasaman proses flotasi. Misalnya: HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll.
Produk flotasi ada 3 (tiga) macam, yaitu:
 Konsentrat (concentrate) yang berupa mineral-mineral yang ikut terapung
(mineral-mineral apungan) dengan gelembung-gelembung udara.
 Amang (middling) yang merupakan mineral-mineral apungan yang masih
mengandung banyak mineral-mineral pengotor.
 Ampas (tailing) yang tenggelam terdiri dari mineral-mineral pengotor.
Peralatan yang biasa dipakai adalah Mechanical flotation yang terdiri dari
berbagai variasi antara lain:
 Agitair cell
 Denver cell
 Krupp cell
 Outokumpu cell
 Wemco-Fagregren cell
Pneumatic flotation yang terdiri dari variasi :
 Column cell
 Cyclo cell
 Davcra cell
 Flotaire cell
II.4. Pengurangan Kadar Air (Dewatering)
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada
konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi
gravitasi dan flotasi. Cara-cara pengairan ini ada 3 (tiga), yaitu:
II.4.1. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian
yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer
atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu
dikeluarkan secara terus menerus (continuous). Peralatan yang biasa dipakai
adalah:
 Rake thickener.
 Deep cone thickener.
 Free flow thickener.
II.4.2. Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian
yang pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan
pengisapan, sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan
dapat dipisahkan padatan dari airnya. Peralatan yang dipakai adalah:
 Vacuum (suction) filters yang terdiri dari:
– intermitten, misalnya Moore leaf filter.
– Continuous ada beberapa tipe, yaitu:
⁎ bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya: Oliver filter,
Dorrco filter.
⁎ bentuk cakram (disk type) berputar, contohnya: American filter.
⁎ bentuk lembaran berputar (revolving leaf type), contohnya: Oliver
filter.
⁎ bentuk meja (desk type), misalnya: Caldecott sand table filter.
 Pressure filter, misalnya:
– Merrill plate and frame filter
– Kelly pressure filter
– Burt revolving filter
II.4.3. Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang
berasal dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu:
 Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan
di atas lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).
 Shaft drier, ada dua macam, yaitu:
– tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran
silindris vertikal yang dialiri udara panas (80o – 100o).
– rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang
yang diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang
berlawanan arah.
 Film type drier (atmospheric drum drier); silinder baja yang di dalamnya
dialiri uap air (steam). Jarang dipakai.
 Spray drier, material halus yang basah dan disemburkan ke dalam ruangan
panas; material yang kering akan terkumpul di bagian bawah ruangan.
Cara ini juga jarang dipakai.
II.5. Screening
II.5.1. Pengertian Screening
Screening/sieving adalah suatu proses tembusan partikel menurut
ukurannya dengan jalan menyaring jika partikel relatif kasar dengan alat khusus
dimana ayakan yang digunakan dalam posisi yang besar, tetapi screen yang
khusus (sieve analysis) dapat di gunakan untuk pemisahan sampai ukuran sehalus
325 mesh.

II.5.2. Klasfikasi Screen


1. Fixed Screen
Mempunyai permukaan yang keras yang biasanya terbuat dari batang
(kisi) yang saling sejajar dan dalam pemakaiannya ditempatkan miring dan
material yang di alirkan, sedangkan tipe ayakan yang termasuk adalah:
a. Rail Grizzly
Ayakan ini di gunakan untuk memisahkan material yang sangat kasar
antara kisi – kisi  5 inchi.
b. Cantilever Grizzly
Merupakan type screen yang menggunakan kisi sebagai berikut:
 Menggunakan kisis yang menyudut baik menyudut maupun
vertical
 Menghilangkan kisi – kisi yang melintang
c. Self Cleaning Grizzly
Alat ini di lengakpi dengan lengan – lengan yang berputar yang
berfungsi untuk mencegah material menyumbat antar kisi – kisi.
Keuntungan dari Fixed Screen adalah sederhana sedangkan kerugiannya
dalah kurang efisien, tempat mudah buntuh dan sering terhentinya Over
size.

2. Moving Screen
Berdasarkan pengosokannya dapat dibedakan atas:
a. Moving Grizzlies (Travelling Screen)
b. Trommols (Revoluing Screen) atau ayakan putar
c. Vibrating Screen (Ayakan getar)
d. Shaking Screen (Ayakan Goyang)
Kapasitas screen tergantung dari efesiensi pemisahan yang digunakan
kecapatn, kemiringan dan amenability dari pemisahan, luas permukaan screen,
luas opening, sifat khusus dari bijih dan type mekanis dari screen yang digunakan.

II.5.3. Alat – Alat Screening


1. Grizzly Screen
Grizzly merupakan suatu kisi-kisi yang terbuat dari batangan logam yang
sejajar dan dipasang pada rangka stasioner yang miring. Kemiringan dan lintasan
itu sejajar dengan arah panjang batangan.
Umpan yang sangat kasar, seperti yang keluar dari mesin pemecah primer,
jatuh pada ujung atas kisi. Bongkah-bongkah besar akan meluncur menjadi ke
ujung, bongkah kecil jatuh ke bawah ke suatu kolektor (pengumpul) tersendiri.

Gambar 1. Grizzly Screen


2. Revolving Screen
Revolving screen sering disebut Trommel. Bentuknya dapat berupa
silinder atau kerucut yang miring terhadap horizontal. Kemiringan ayakan
dimaksudkan untuk memudahkan pengeluaran partikel kasar. Berdasarkan prinsip
kerjanya trommel dibagi atas tiga jenis:
 Trommel dengan silinder tunggal
Ayakan jenis ini terdiri dari satu silinder yang memiliki lubang pada
kedua keujungnya. Silinder tersebut diputar pada porosnya secara
horizontal. Silinder dibuat dari anyaman kawat atau pelat-pelat
belubang.
Pada trommel silinder tunggal, material dimasukkan ke lubang
pemasukan di sebelah kiri atas silinder. Trommel merupakan ayakan
yang diameter lubangnya makin ke kanan makin besar atau makin ke
kanan ukuran meshnya makin kecil. Material yang tidak dapat
melewati lubang ayakan yang terletak di ujung kanan dikeluarkan
melalui lubang silinder yang terletak di ujung kanan yang disebut
lubang pengeluaran.

Gambar 2. Trommel Dengan Silinder Tunggal

 Trommel Bertingkat
Trommel bertingkat ini lebih dikenal dengan Conical Trommel
memiliki bentuk potongan kerucut. Kemiringan pada ayakan jenis ini
berkisar antara 0,75 in sampai 3 in setiap panjang 1 feet, hal ini
tergantung pada sifat material yang akan diayak. Trommel jenis ini
sangat cocok untuk mengayak partikel yang kasar.
Conical trommel mempunyai ayakan yang tersusun secara bertingkat.
Di dekat ujung lubang pemasukan adalah ayakan yang mempunyai
mesh paling besar untuk melewatkan partikel yang sangat halus
terlebih dahulu. Kemudian ayakan dengan mesh sedang terletak di
tengah untuk melewatkan partikel yang agak kasar. Selanjutnya
ayakan yang paling kanan dekat lubang pengeluaran merupakan
ayakan dengan mesh terkecil untuk melewatkan partikel yang kasar.

Gambar 3. Trommel Bertingkat


 Trommel Silinder Gabungan
Trommel silinder gabungan merupakan trommel yang terdiri dari dua
permukaan ayakan atau lebih yang konsentris pada poros yang
sama.Semua permukaan ayakan berbentuk silinder. Permukaan ayakan
dengan lubang paling kasar terletak di silinder bagian dalam dan
semakin ke luar lubang ayakan makin halus. Panjang setiap silinder
juga tidak sama, makin keluar silinder makin pendek, hal ini untuk
memudahkan dalam memisahkan material hasil ayakan. Material yang
akan diayak, dimasukkan melalui lubang pemasukan pada silinder
yang bagian dalam. Setelah mengalami perputaran material yang
paling kasar langsung keluar dari silinder terdalam ke penampung 1,
sedang material yang lolos dari ayakan pertama menjadi umpan untuk
ayakan kedua yang lubangnya agak halus. Di sini material yang kasar
keluar dari silinder ke dua ke penampung 4. Material yang agak kasar
dan halus menjadi umpan diayakan ketiga pada silinder terluar.
Material halus dari ayakan ketiga langsung melewati lubang ayakan
ke penampung 4, sedangkan material yang agak kasar keluar dari
silinder terluar ke penampung 5.

Gambar 4. Trommel Silinder Gabungan


3. Shaking Screen
Ayakan ini mempunyai bingkai berbentuk segi empat, yang digerakkan
maju mundur. Keuntungan dari ayakan ini adalah hemat tempat dan kebutuhan
tenaganya rendah. Kerugian ayakan jenis ini ialah biaya perawatan yang tinggi
dan kapasitas ayakan rendah.
Gambar 5. Shaking Screen

BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan
Mineral adalah suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat fisis dan
kimia tetap dapat berupa unsur tunggal atau persenyawaan kimia yang tetap, pada
umumnya anorganik, homogen, dapat berupa padat, cair dan gas. Pengolahan
mineral (mineral dressing) adalah pengolahan bahan galian secara fisik. Tujuan
dari pengolahan mineral adalah meningkatkan kadar logam berharga dengan cara
membuang bagian-bagian dari bijih yang tidak diinginkan. Secara umum, setelah
proses mineral dressing akan dihasilkan tiga kategori produk yaitu: konsentrat,
tailing dan middling. Teknik-teknik yang digunakan dalam proses pengolahan
mineral di antaranya adalah: konsentrasi gravitasi, flotasi, magnetic separation,
electric separator, dll.
Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat
diolah lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian
itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral yang
dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah:
 Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi
dan media berat.
 Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
 Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
 Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Metoda pengolahan bahan galian dengan metoda screening merupakan
suatu metoda proses tembusan partikel menurut ukurannya dengan jalan
menyaring jika partikel relatif kasar dengan alat khusus dimana ayakan yang
digunakan dalam posisi yang besar, tetapi screen yang khusus (sieve analysis)
dapat di gunakan untuk pemisahan sampai ukuran sehalus 325 mesh.

DAFTAR PUSTAKA

Ramdanil, dkk. 2015. Pengolahan Bahan Galian dengan Metoda Screening.


Padang: Universitas Negeri Padang
Widayati, Tunjung Wahyu. Operasi Teknik Kimia 3. Yogyakarta: UPN “Veteran”
Yogyakarta.
Anonim. 2017. Metalurgi. Diakses dari https://id.wikipedia.org pada 30 Agustus
2018.
Anonim. Operasi Pengecilan Ukuran. Diakses dari http://legenda-
jepang.blogspot.com/ pada 30 Agustus 2018.
Setyobudi, Prihatin Tri. 2010. Definisi Mineralogi dan Mineral. Diakses dari
https://ptbudie.com pada 30 Agustus 2018.

Anda mungkin juga menyukai