M VII Shaking Table
M VII Shaking Table
M VII Shaking Table
SHAKING TABLE
7.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum Shaking Table ini yaitu :
1. Untuk memisahkan suatu mineral berharga dengan pengotornya
berdasarkan dari perbedaan berat jenis dengan menggunakan alat
Shaking Table.
2. Untuk menentukan nilai recovery mineral berharga menggunakan alat
Shaking Table.
3. Untuk menentukan data dari ratio of concetration pada suatu mineral
berharga menggunakan alat Shaking Table.
Sumber : Dokumentasi
Praktikum Lab. PBG,2017
Foto 7.4
Papan Grain Counting
5. Pan pemanas.
7.4 Prosedur
Dalam proses dengan menggunakan alat shaking table dapat dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut ini:
1. Lakukan pengukuran pada debit air yang digunakan.
= 44,43 %
9. Ratio of Concentration
F
K=
C
501 gram
K=
173 gram
= 2,89
Tabel 7.2
Hasil Perhitungan Kadar Pada Sampel
Feed (F) Konsentrat (C) Tailling (T)
Mineral Kadar Kadar Kadar
Berat (gr) Berat (gr) Berat (gr)
(%) (%) (%)
7.8 Analisa
Didapatkan suatu kadar konsentrat 67,01 %, hal ini dapat dikarenakan
salah satunya oleh debit air dimana dengan adanya debit air yang tidak konstan
akan mengakibatkan proses pemisahan yang kurang baik selain itu pada proses
shaking table menggunakan prinsip pemisahan berdasarkan berat jenis yang
dimiliki pada setiap sampel, dimana untuk sampel yang memiliki berat jenis lebih
berat akan masuk kedalam lubang konsentrat sementara untuk sampel yang
memiliki berat jenis yang cukup ringan maka sampel tersebut akan terbuang
keluar sebagai tailling. Hal ini terjadi karena jika dilihat dari berat jenisnya,
konsentrat memiliki berat jenis yang lebih berat. Sama halnya dengan yang
terjadi pada sampel SiO2, dimana pada sampel SiO2 juga bagian sampel yang
memiliki berat jenis yang lebih berat akan keluar melalui lubang konsentrat,
sementara untuk sampel yang memiliki berat jenis yang lebih ringan akan
terbuang menjadi tailling dan yang lainnya akan terbuang menjadi masuk
kelubang middle dikarenakan memiliki berat jenis yang sedang, dan pada middle
yang didapatkan digolongkan sebagai konsentrat dikarenakan oleh komposisi
middle yang lebih banyak mengandung kuarsa. Dan yang mengakibatkan proses
pemisahan sampel lebih banyak kelubang buangan middle dapat dikarenakan
oleh tidak konstannya kecepatan air sehingga mengakibatkan ketidak stabilan
dalam proses pemisahan konstrat dengan cara mengalirkan sampel dan
memisahkannya dengan riffle sehinga ketika aliran air mendadak cepat akan
banyak meloloskan konsentrat ke lubang middle ataupun tailling sehingga jumlah
konsntrat yang masuk pada lubang konsntrat menjadi lebih sedikit dibandingkan
dengan sampel yang masuk kedalam luba tailling. Adapun proses pemisahan
konsentrat dapat dipengaruhi juga dari gaya sluicing efeknya, yang mana harus
didapatkan suatu debit air yang konstan untuk mendapat gaya tersebut, debit
yang didapat dari proses pemisahannya yaitu sebesar 221,23 ml/s yang mana
hasil tersebut merupakan debit air yang cukup kencang akan tetapi aliran air
yang keluar tidak konstan sehingga dapat mempengaruhi hasil konsentrat yang
didapat. Adapun faktor lain yaitu dari segi kemiringan suatu table didapat suatu
kemiringan table yaitu 15,10 tidak dapat bekerja dengan maksimal, suatu
material konsentrat tidak dapat masuk ke sudut yang paling dalam. Sehingga
banyak dari suatu material konsentrat yang masuk ke lubang middling.
Dan pada proses grain countingnya dalam melakukan proses ini
diperlukan ketelitian karena proses pengerjaannya yang menggunakan indra
penglihatan untuk menghitung jumlah atau kadar dari suatu mineral pada setiap
kotak. Kesalahan jumlah kadar yang dihasilkan melalui proses grain counting ini
dapat dikarenakan oleh proses penghitungan jenis mineral pada kotak yang
terdapat pada papan grain counting yaitu kesalahan saat menentukan jumlah
dari pengelompokan mineral pada suatu kotak, dimana mineral pada tiap kotak
memiliki warna yang berbeda dan juga ukuran yang berbeda sehingga dapat
terjadi kesalahan dalam perhitungan pengelompokkan dari jenis suatu mineral
sehingga persentase kadar pada jumlah mineral yang ditentukan tidak sesuai.
Untuk melakukan perhitungan pada papan grain counting sebaiknya dilakukan
perhitungan dari mineral dengan jumlah yang sedikit namu merata, untuk
mengurangi resiko kesalahan dalam proses penghitungan. Selain itu, pada
penggunaan jumlah sampel dalam proses penghitungan juga dapat
mempengaruhi dalam penentuan kadar suatu mineral, karena jika berat atau
jumlah sampel yang digunakan semakin sedikit, akan menghasilkan proses
penghitungan yang semakin teliti atau semakin baik.
7.9 Kesimpulan
Shaking table merupakan suatu alat pemisahan mineral berharga dengan
pengotornya yang menggunakan prinsip perbedaan berat jenis dengan cara
mengalirkan sampel pada alat shaking table yang sedikit miring dengan memiliki
kategori pemisahan konstrat, tailling, dan juga middle.
Proses pemisahan menggunakan alat Shaking Table ini didapatkan berat
konsentrat kasiterit sebanyak 115,92 gram atau sekitar 67,01 % untuk kadarnya,
dan untuk berat konsentrat yang dimiliki kuarsa sendiri mencapai 57,07 gram
beratnya dengan persen kadar mencapai 32,93 %. Sementara pada taillingnya di
dapatkan berat tailling kasiterit mencapat 183,14 gram dengan persen kadar
44,19 %, dan berat tailling kuarsa mencapai 144,94 gram dengan persen
kadarnya mencapai 55,84 %.
Dari hasil tersebut didapat nilai Recovery dari alat Shaking Table yang
dipakai dalam percobaan adalah 44,43% dan nilai Ratio of Concentration adalah
2,89.
DAFTAR PUSTAKA