Analisis Kandungan Bakteri Coliform Dan E-Coli
Analisis Kandungan Bakteri Coliform Dan E-Coli
Analisis Kandungan Bakteri Coliform Dan E-Coli
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat
Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam
Ilmu Biologi
Oleh:
ANNISA AULIA RESTIYANI
NPM. 1711060143
Prodi: Pendidikan Biologi
i
ABSTRAK
Kata kunci: Coliform, Escherichia coli, air minum dalam kemasan, air
minum isi ulang, dan Angka Paling Mungkin (APM).
ii
MOTTO
َ ُ… َو َج َع ۡهىَا ِم َه ۡٱن َمآ ِء ُك َّم َش ۡي ٍء َح ٍّۚي أَفَ ََل ي ُۡؤ ِمى
٠٣ ىن
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan karunia-Nya sehingga Saya dapat menyusun
dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Saya ucapkan terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tua yang Saya sayangi, Suyatno dan Rusmiyati
yang telah bekerja keras dan mendukung Saya selama menjalani
pendidikan hingga saat ini, serta selalu memberikan kasih
sayang kepada keluarga. Semoga selalu dalam lindungan Allah
SWT.
2. Seluruh keluarga yang telah mendoakan dan mendukung Saya.
3. Almamater kebanggaan, Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
vii
RIWAYAT HIDUP
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan karunia-Nya sehingga Saya dapat menyusun
dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam
semoga selalu tersampaikan kepada nabi yang selalu disanjung
agungkan, yakni Nabi Muhammad SAW yang dinantikan syafaatnya
dihari akhir kelak.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan
gelar sarjana (S.Pd) dalam ilmu Pendidikan Biologi di Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung dengan judul ―Analisis Kandungan Bakteri Colifom dan
Escherichia coli pada Air Minum Dalam Kemasan dan Air Minum Isi
Ulang di Kecamatan Sukarame Bandar Lampung‖. Dalam menyusun
skripsi ini penulis merasa masih banyak kesalahan dan kekeliruan dan
penulisan. Oleh sebab itu, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
menjadi manfaat sebagaimana mestinya, dan mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun.
Dalam penulisan skripsi ini banyak bantuan yang penulis terima
dukungan dan bantuan dari beberapa pihak, baik berupa materil
ataupun moril. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang mendukung dalam menyelesaikan
skripsi ini. Sacara khusus mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Nirvana Diana, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
2. Dr. Eko Kuswanto, M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Biologi
UIN Raden Intan Lampung.
3. Dr. Rina Budi Satiyarti, M.Si selaku pembimbing I, yang telah
meluangkan waktu dan pikiran dalam membimbing penulis.
4. Iip Sugiarta, M.Si selaku pembimbing II, yang telah
membimbing dan memberikan dukungan dalam penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Nurhaida Widiani, M.Biotech selaku Pembimbing Akademik.
6. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan khususnya Prodi Pendidikan Biologi yang telah
memberikan ilmu dan wawasan kepada penulis selama
menempuh perkuliahan.
ix
7. Abi, Umi, dan adik-adik yang telah mendukung, bekerja keras,
dan mendoakan penulis.
8. Sahabat-sahabat terbaik yang telah mendukung dan memberi
semangat, serta membantu satu sama lain dalam kebaikan.
9. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2017 khususnya
kelas F, terima kasih atas dukungan dan momen
kebersamaannya.
x
DAFTAR ISI
xi
3. Persyaratan Air Minum ..................................................... 22
4. Penyakit Akibat Kontaminasi Air ...................................... 25
B. Bakteri Coliform ....................................................................... 28
C. Bakteri Escherichia coli............................................................ 29
D. Air Minum Dalam Kemasan ..................................................... 30
1. Pengertian Air Minum Dalam Kemasan ................................ 30
2. Standar Mutu Air Minum Dalam Kemasan .......................... 31
3. Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan ....................... 33
C. Air Minum Isi Ulang ................................................................ 36
1. Pengertian Air Minum Isi Ulang ........................................... 36
2. Standar Mutu Air Minum Isi Ulang ....................................... 36
3. Proses Produksi Air Minum Isi Ulang ................................... 37
D. Penelitian sebagai Sumber Belajar............................................ 40
E. Angka Paling Mungkin (APM) atau Most Probable Number
(MPN) ........................................................................................... 41
F. Kerangka Berpikir ..................................................................... 43
G. Pengajuan Hipotesis ................................................................. 44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 45
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................... 45
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ................ 45
D. Definisi Operasional Variabel .................................................. 46
E. Instrumen Penelitian ................................................................. 46
1. Pengambilan Sampel ............................................................. 46
2. Alat dan bahan ....................................................................... 46
3. Cara Kerja ............................................................................. 47
F. Teknik Analisis Data ................................................................. 49
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian......................................................................... 51
B. Pembahasan .............................................................................. 54
1. Air Minum Dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang ......... 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 65
B. Rekomendasi ............................................................................ 65
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Angka Paling Mungkin (APM)
Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 3 Hasil Pengujian Laboratorium Veteriner
Lampiran 4 Surat Menyurat
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Skripsi berjudul “Analisis Kandungan Bakteri Coliform dan
Escherichia coli pada Air Minum Dalam Kemasan dan Air
Minum Isi Ulang di Kecamatan Sukarame Bandar Lampung”.
Judul ini perlu ditegaskan dengan beberapa definisi untuk
memperjelas maksud dan arti dari judul tersebut, yaitu sebagai
berikut:
1. Analisis ialah studi tentang suatu kejadian perlakuan untuk
menentukan kondisi sebenarnya.1
2. Bakteri Coliform merupakan salah satu indikator kondisi dan
sanitasi yang buruk terhadap air serta kebersihan pengolahan
pangan. Bakteri Coliform ialah bakteri yang kebanyakan
ditemukan pada kotoran hewan dan manusia, serta termasuk
dalam famili Enterobacteriaceae, tergolong bakteri aerobik,
bentuk batang, bakteri gram negatif, dan mampu
memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas
pada suhu 35 C dalam 48 jam.2
3. Bakteri Escherichia coli dijadikan sebagai indikator higienis
dan sanitasi dalam pangan dan kualitas air minum yang buruk.
Escherichia coli termasuk kelompok bakteri Coliform yang
berbentuk batang, bersifat fakultatif anaerob, bakteri gram
negatif, flora alami pada usus mamalia. Terdiri dari Escherichia
coli non patogen yang hidup secara alami di saluran pencernaan
manusia dan hewan serta Escherichia coli patogen sebagai
penyebab diare, infeksi, dan keracunan. 3
4. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ialah air dengan melalui
proses pengolahan, tidak menggunakan bahan pangan, dan
1
―https://kbbi.web.id/analisis,‖ n.d.
2
Priyo Waspodo Ingrid Suryanti Surono, Agus Sudibyo, Pengantar
Keamanan Pangan untuk Industri Pangan (Yogyakarta: Deepublish, 2016),
https://books.google.co.id/books?id=T6R3DAAAQBAJ.
3
Winiati P. Rahayu, Siti Nurjanah, dan Ema Komalasari, Escherichia coli:
Patogenitas, Analisis, dan Kajian Risiko, vol. 53 (Bogor: IPB Press, 2018).
1
2
4
Standar Nasional Indonesia dan Badan Standardisasi Nasional, Air
Mineral, 2015.
5
Prayudhy Yushananta dan Mei Ahyanti, ―Risiko Fotoreaktivasi terhadap
Kualitas Mikrobiologi Air Minum Isi Ulang,‖ Jurnal Kesehatan 8, no. 2 (2017): 212,
https://doi.org/10.26630/jk.v8i2.482.
6
Fitrah Amelia, ―Identifikasi Bakteri Coliform pada Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) yang diproduksi di Kota Batam,‖ Simbiosa 8, no. 1 (2019): 85–92,
https://doi.org/10.33373/sim-bio.v8i1.1907.
7
Victoria Ire Tominik dan Mustika Sari H Hutabarat, ―Analisis Uji Kualitas
Bakteriologis Air Minum Isi Ulang (AMIU) Menggunakan Metode MPN pada
Pengolahan Air Sistem Reverse Osmosis (RO) dan Sistem Ultra Violet (UV),‖ Jurnal
Kesehatan Selmakers Perdana 1, no. 1 (2018): 20–24.
8
Maria Fransisca Zega dan Hasruddin, ―Uji Coliform dan Escherichia coli
pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Medan Deli,‖ Jurnal Biosains 4, no. 1
(2018): 11.
9
M K Daud, Muhammad Nafees, Shafaqat Ali, Muhammad Rizwan, Raees
Ahmad Bajwa, Muhammad Bilal Shakoor, Muhammad Umair Arshad, Shahzad Ali,
et al., ―Drinking Water Quality Status and Contamination in Pakistan,‖ BioMed
Research International, 2017, https://doi.org/https://doi.org/10.1155/2017/7908183.
3
10
Dini Hariyanti Adam, ―Uji Kualitas Air Minum Isi Ulang di Sekitar
Kampus Universitas Labuhan Batu Rantauprapat,‖ Jurnal Pendidikan Biologi Nukleus
5, no. 2 (2019): 35.
11
Daud, Nafees, Ali, Rizwan, Bajwa, Shakoor, Arshad, Ali, et al.,
―Drinking Water Quality Status and Contamination in Pakistan,‖ 2.
12
Abd Gafur dan Andi Darma Kartini, ―Studi Kualitas Fisik Kimia dan
Biologis pada Air Minum Dalam Kemasan Berbagai Merek yang Beredar di Kota
Makassar Tahun 2016,‖ Journal Higiene 3, no. 1 (2016).
13
Ari Khoeriyah dan Anies, ―Aspek Kualitas Bakteriologis Depot Air
Minum Isi Ulang (DAMIU) di Kabupaten Bandung Barat,‖ Majalah Kedokteran
Bandung 47, no. 3 (2015): 137–44, https://doi.org/10.15395/mkb.v47n3.594.
4
ٗي أَ ۡز َس َم ٱن ِّس َٰيَ َح ب ُۡش َۢ َسا بَ ۡي َه يَ َد ۡي َز ۡح َمتِ ٍّۚ ِهۦ َوأَوز َۡنىَا ِم َه ٱن َّس َمآ ِء َمآء ٓ َوهُ َى ٱنَّ ِر
يسا ٗ ِي َكث َّ َاسِ ي ِب ِهۦ بَ ۡه َد ٗة َّم ۡي ٗتا َووُ ۡسقِيَهۥُ ِم َّما َخهَ ۡقىَآ أَ ۡو َٰ َع ٗما َوأَو
َ ِ نِّىُ ۡح ۧـ٨٤ ُىزا ٗ طَه
٨٤
Artinya: ―48. Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar
gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami
turunkan dari langit air yang sangat amat bersih, 49. agar Kami
menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami
memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami,
hewan ternak dan manusia yang banyak.‖ (Q.S. Al Furqan ayat 48-
49)14
Kebutuhan air untuk setiap makhluk hidup berbeda-beda, namun
kebutuhan air yang terpenting digunakan sebagai air minum. Surat An
Nahl ayat 10:
ىن ٞ ي أَو َز َل ِم َه ٱن َّس َمآ ِء َمآ ٗۖٗء نَّ ُكم ِّم ۡىهُ َش َس
َ س فِي ِه تُ ِسي ُمٞ اب َو ِم ۡىهُ َش َج ٓ هُ َى ٱنَّ ِر
٠٣
Artinya:‖Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk
kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya
(menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu mengembalakan ternakmu.‖
(Q.S. An Nahl ayat 10)15
Semua kegiatan makhluk hidup yang ada di bumi memerlukan air
mulai dari kebutuhan pangan sampai menjaga kualitas dan kelestarian
lingkungan agar tetap baik dan tidak tercemar. Sebagai bukti juga
bahwa Allah telah memberikan rezeki melalui turunnya air bersih dari
langit untuk memberikan kehidupan yang ada di bumi. Bagi
kehidupan air sangat penting untuk bertahan hidup, terutama air
minum demi mencukupi kebutuhan sehari-hari untuk makhluk hidup.
Air minum yang dikonsumsi perlu melalui proses pengolahan serta
memenuhi persyaratan kimiawi, fisika, dan mikrobiologi yang telah
ditentukan dalam peraturan menteri kesehatan.16 Menjamin serta
14
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid & Terjemah (Bandung: CV
Penerbit Diponegoro, 2010).
15
Ibid.
16
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014,
―Higiene Sanitasi Depot Air Minum,‖ SSRN Electronic Journal, 2014, 4,
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/1268/1127;
Permenkes No. 492/Th.2010, ―Persyaratan Kualitas Air Minum,‖ Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, 2010.
5
17
Suhariyanto dan M. Sairi Hasbullah, Mewujudkan Aksesibilitas Air
Minum dan Sanitasi yang Aman dan Berkelanjutan Bagi Semua: Hasil Survei
Kualitas Air di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 (Yogyakarta, 2015).
18
Umar Robani, ―Lampung Terendah Akses Sanitasi-Air Minum Layak,
Dinkes: Datanya Belum Lengkap,‖ DUAJURAICO, 2019.
19
Rizah Rizwana Wahyuni, ―Uji Bakteriologi Air Minum Isi Ulang di Pasir
Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu, Riau.,‖ Menara Ilmu XI, no. 76 (2017).
6
air dari Gunung Talang, pada uji pelengkap didapatkan hasil 5 sampel
mengandung bakteri Escherichia coli. Hasil penelitian ini didapatkan
karena adanya kemungkinan mata air sudah tercemar dan juga
kemungkinan tercemar akibat kurang memperhatikan selama
pengangkutan air di perjalanan ke kedai air isi ulang.
Air minum dalam kemasan ialah air dengan melalui proses, tidak
menggunakan bahan pangan, dan tambahan bahan lainnya, kemudian
disimpan dalam kemasan, juga aman bagi yang mengonsumsi. Air
minum kemasan menjadi air minum yang mendominasi pasar dengan
persentase sebanyak ±84%.21 Berdasarkan data yang dilaporkan oleh
Asosiasi perusahaan air minum dalam kemasan atau Aspadin dengan
anggota ±193 perusahaan, bahwasanya setiap tahun tingginya
permintaan air minum dalam kemasan, pada tahun 2013-2017 di
Indonesia volume penjualan air minum kemasan bertambah, 2013
sebanyak ±20 miliar liter dan pada tahun 2017 naik jadi ±28 miliar
liter.22 Hal ini menjadikan air minum dalam kemasan sangat dicari
karena masyarakat tidak perlu mengolah lagi sebelum dikonsumsi.
Namun, peredaran air minum kemasan dan keberadaan depot air
minum di Indonesia yang meningkat mengakibatkan kurangnya
pengawasan dari dinas terkait dan menyebabkan tidak terjaminnya
keamanan produk.23
Air Minum Isi Ulang ialah air minum yang melalui proses produksi
dengan dikelola oleh badan usaha pengolahan air minum, yaitu depot
air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam jumlah
besar dan belum dikemas.24 Air minum isi ulang melalui proses yang
kurang maksimal bahkan sampai ditemukannya bakteri Escherichia
coli, hal ini membuktikan bahwa masih tercemarnya air minum isi
ulang. Terkontaminasinya air minum isi ulang, bila dikonsumsi dalam
waktu lama dapat menyebabkan risiko kesehatan bagi konsumen,
21
Rinaldi Rizal Putra Vita Meylani, ―Analisis E.Coli Air Minum Dalam
Kemasan yang Beredar di Kota Tasikmalaya,‖ Journal Bioeksperimen 5, no. 2 (2019):
121–25, https://doi.org/10.23917/bioeksperimen.v5i2.2795.
22
Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia, Kebutuhan
Air Minum Dalam Kemasan, Web Resmi Aspadin, issued 2017.
23
Nurasia, ―Analisis Kualitas Kimia dan Fisika Air Minum Dalam Kemasan
yang diproduksi di Kota Palopo,‖ Jurnal Dinamika 09, no. 2 (2018): 35–41.
24
Yushananta dan Ahyanti, ―Risiko Fotoreaktivasi terhadap Kualitas
Mikrobiologi Air Minum Isi Ulang,‖ 212.
8
terutama untuk bayi, anak-anak, dan orang yang lanjut usia. Risiko
kesehatan akibat konsumsi air minum isi ulang yang terkontaminasi
biasanya penyakit diare. 25
Adanya kontaminasi bakteri dalam air minum kemungkinan
disebabkan karena perhatian masyarakat terhadap kesehatan, kurang
menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan. Karena kebanyakan dari
pembeli air minum dalam kemasan adalah orang-orang yang sedang
beraktivitas di luar, karena botol kemasan plastik sekali pakai lebih
praktis dan mudah didapatkan. Faktor lain yang menyebabkan adanya
kontaminasi bakteri dalam air minum, yaitu saat pendistribusian air
minum dalam kemasan perlu adanya penyimpanan di tempat yang
tidak lembab dengan suhu yang sesuai. Dalam studi dikatakan bahwa
suhu sangat berpengaruh terhadap kualitas air minum, rendahnya suhu
penyimpanan dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Pada saat air
minum disimpan disuhu yang tidak sesuai maka akan menyebabkan
pertumbuhan bakteri di dalam air minum.26
Semua jenis air minum yang beredar di pasaran perlu memenuhi
persyaratan dari peraturan menteri kesehatan sebelum di pasarkan dan
dikonsumsi untuk menghindari pencemaran air. Air minum yang
tercemar dapat menularkan beberapa penyakit, jika semakin tersebar
luas akan menjadi wabah penyakit. Tercemarnya air minum dapat
disebabkan karena air baku yang menipis yang diakibatkan karena
rusaknya alam dan tercemarnya lingkungan. 27 Mayoritas kedai air
minum isi ulang berskala kecil masih minim perhatian dan
pengawasan, baik dari segi pengetahuan dan sarana-prasarananya, hal
ini bisa mengakibatkan kualitas air minum yang diproduksi dan
25
Ardini S. Raksanagara et al., ―Aspek Internal dan Eksternal Kualitas
Produksi Depot Air Minum Isi Ulang: Studi Kualitatif di Kota Bandung,‖ Jurnal
Penelitian 50, no. 1 (2018): 53–60, https://doi.org/10.15395/mkb.v50n1.114.
26
Eli Yulita, Florentina Andryanie, dan Hanifatul Islamiyati, ―Penyimpanan
Air Minum Dalam Kemasan Menggunakan Es dari Tepung Aci Tergelatinisasi,‖
Jurnal Dinamika Penelitian Industri 27, no. 2 (2016).
27
Nadia Ardani, ―Perlindungan Konsumen atas Produksi Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) yang Tidak Memenuhi Standar Kesehatan Menurut Permenkes
Nomor.492/Menkes/PER/IV/2010 (Suatu Penelitian di Kabupaten Aceh Besar),‖
Jurnal Ilmiah Mahasiswa 2, no. 4 (2018): 762–66.
9
28
Awliya Nur Marhamah, Budi Santoso, dan Budi Santoso, ―Kualitas Air
Minum Isi Ulang pada Depot Air Minum di Kabupaten Manokwari Selatan,‖
Cassowary 3, no. 1 (n.d.): 61–71.
29
Gabriel R Kassenga, ―The Health-Related Microbiological Quality of
Bottled Drinking Water Sold in Dar es Salaam, Tanzania,‖ Journal of Water and
Health 05, no. 1 (2007): 179–85, https://doi.org/10.2166/wh.2006.052.
30
Fidela Devina Agrippina, ―Identifikasi Coliform dan Escherichia coli
pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Bandar Lampung,‖ Majalah Teknologi
Agro Industri 11, no. 2 (2019): 55.
31
Ahmad F Shahaby, Abdulla a Alharthi, dan Adel E El Tarras,
―Bacteriological Evaluation of Tap Water and Bottled Mineral Water in Taif, Western
Saudi Arabia,‖ International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences
4, no. 12 (2015): 602.
32
Georgieva Vesela dan Dimitrova Yulia, ―Study of the Microbiological
Quality of Bulgarian Bottle Water in Terms of its Contamination with Pseudomonas
aeruginosa,‖ Central European Journal of Public Health 24, no. 4 (2016): 326–30,
https://doi.org/10.21101/cejph.a4219.
10
33
Nwabor Ozioma Forstinus et al., ―Water and Waterborne Diseases: A
Review,‖ International Journal of Tropical Disease & Health 12, no. 4 (2016),
https://doi.org/10.9734/IJTDH/2016/21895.
34
Edessa Negera, Geritu Nuro, dan Mulugeta Kebede, ―Microbiological
Assessment of Drinking Water With Reference to Diarrheagenic Bacterial Pathogens
in Shashemane Rural District, Ethiopia,‖ African Journal of Microbiology Research
11, no. 6 (2017): 255, https://doi.org/10.5897/AJMR2016.8362.
35
Nurlaila dan Inayah, ―Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Murid di
Paud Kota Bandar Lampung,‖ Jurnal Keperawatan XIII, no. 1 (2017).
11
±310 orang pada tahun 2018, dan meningkat ditahun 2019 mencapai
±585 orang.36
Departemen Kesehatan RI Kemenkes No. 907 tahun 2002
menetapkan kriteria kualitas air minum secara mikrobiologis, air
minum tidak boleh terdapat bakteri Coliform dan Escherichia coli.
Dalam suatu studi menyatakan bahwa konsumsi air yang
terkontaminasi dengan Coliform seperti Escherichia coli, Salmonella,
dan Vibrio cholera dapat menyebabkan penyakit diare, demam,
enteritis, gastrointestinal, dan lain sebagainya.37 Seperti pada
penelitian yang dilakukan di India akibat air yang terkontaminasi
mikroorganisme pada setiap tahap produksinya, menjadi penyebab
penyakit berbahaya bagi manusia, seperti kolera, tifus, serta hepatitis
A dan E.38
Menyediakan air minum layak yang terjamin kualitasnya untuk
dikonsumsi sangat diperlukan demi menghindari penyakit-penyakit
akibat kontaminasi air. Dalam suatu penelitian memaparkan bahwa
hampir 10% penyakit akibat kontaminasi air dapat dicegah dengan
cara meningkatkan suplai air bersih, sanitasi, kebersihan lingkungan,
dan pengelolaan sumber daya air dengan baik. Penyakit yang
berhubungan dengan kontaminasi air masih menjadi masalah utama
kesehatan bagi kehidupan dan secara global. Dalam segi mikrobiologi,
keamanan air bergantung dari berbagai aspek, mulai dari produksi
sampai konsumsi akhir dengan pengolahan yang baik, dengan
menggunakan teknik ozonisasi, reverse osmosis, dan juga jika
menggunakan air sumur dapat direbus terlebih dahulu, sebagai usaha
36
Yulius Dewi Absari, ―Gambaran Kondisi Sarana Air Bersih Wilayah
Kerja Puskesmas Rawat Inap Permata Sukarame Kota Bandar Lampung Tahun 2020‖
(2020), 5.
37
Hassan Momtaz et al., ―Detection of Escherichia coli, Salmonella
Species, and Vibrio cholerae in Tap Water and Bottled Drinking Water in Isfahan,
Iran,‖ BMC Public Health 13, no. 556 (2013).
38
Nitin Joseph et al., ―Bacteriological Assessment of Bottled Drinking
Water Available at Major Transit Places in Mangalore City of South India,‖ Journal
of Environmental and Public Health 2018 (25 Oktober 2018): 1–7,
https://doi.org/10.1155/2018/7472097.
12
39
Abhishek Chauhan et al., ―Microbiological Evaluation of Drinking Water
Sold by Roadside Vendors of Delhi, India,‖ Applied Water Science 7, no. 4 (2017):
1635–44, https://doi.org/10.1007/s13201-015-0315-x.
40
Badan Pusat Statistika, ―Kecamatan Sukarame dalam Angka 2020,‖ 2020.
13
mahasiswa yang membeli air minum, hanya karena lebih praktis tanpa
harus mengolahnya terlebih dahulu dan harganya yang murah, namun
tanpa memikirkan dampaknya untuk kesehatan. Jumlah air minum
yang dikonsumsi biasanya 1 sampai 2 liter per hari. Jika air minum
tersebut dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang serta telah
terkontaminasi bakteri Coliform dan Escherichia coli lebih dari
ambang batas yang telah ditetapkan, maka akan mengakibatkan
penyakit bagi yang mengonsumsinya.
Air minum dalam kemasan dan air minum isi ulang melewati
proses pengolahan yang berbeda, proses pengolahan tersebut sudah
diatur dalam Permenkes dan Standar Nasional Indonesia, namun
masih banyak dalam proses pengolahannya tidak sesuai dengan
peraturan yang telah ditentukan yang menyebabkan perbedaan kualitas
air minum yang diproduksi, salah satunya kandungan bakteri pada air
minum. Oleh sebab itu, penelitian ini menjadi penting dilakukan untuk
mengetahui banyaknya kandungan bakteri yang ada pada air minum
dalam kemasan dan air minum isi ulang di Kecamatan Sukarame.
Karena jika terdapat bakteri patogen yang melebihi batas ketentuan
yang berlaku pada air minum tersebut dan dikonsumsi terus menerus
akan mengakibatkan gangguan kesehatan. Berdasarkan informasi di
atas, peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai nilai
Angka Paling Mungkin (APM) kandungan bakteri Coliform dan
Escherichia coli pada air minum kemasan dan air minum isi ulang.
Penelitian yang dilakukan ini memiliki perbedaan dari penelitian
terdahulu, yaitu untuk penelitian ini terdapat analisis kandungan
bakteri Coliform dan Escheriachia coli untuk 2 air minum, yaitu air
minum dalam kemasan dan air minum isi ulang. Berdasarkan
informasi dilatar belakang masalah peneliti ingin melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai analisis kandungan bakteri Coliform
dan Escherichia coli pada air minum dalam kemasan dan air minum
isi ulang di Kecamatan Sukarame.
D. Rumusan Masalah
Berikut ini adalah rumusan masalah dari penelitian ini:
1. Apakah pada air minum dalam kemasan dan air minum isi
ulang yang beredar di Kecamatan Sukarame terdapat
kandungan bakteri Coliform dan Escherichia coli?
2. Apakah kandungan bakteri Coliform dan Escherichia coli
pada air minum dalam kemasan dan air minum isi ulang yang
beredar di Kecamatan Sukarame telah memenuhi syarat
ketentuan PERMENKES No.429 Tahun 2010?
E. Tujuan Penelitian
Berikut ini adalah tujuan penelitian:
16
F. Manfaat Penelitian
Berikut ini adalah manfaat dari penelitian:
1. Dapat dijadikan sebagai informasi untuk masyarakat tentang
kandungan bakteri pada air minum dalam kemasan dan air
minum isi ulang serta dampak dari konsumsi air minum dalam
kemasan dan air minum isi ulang yang tercemar bakteri
patogen terutama bakteri Coliform dan Escherichia coli.
2. Dapat dijadikan sebagai informasi untuk peneliti dalam hal
menambah wawasan ilmu biologi dan sebagai sumber data
dalam menyusun skripsi.
3. Dapat dijadikan sebagai informasi untuk organisasi serta pihak
terkait yang bekerja di bidang kesehatan pangan di luar
kampus atau di kampus UIN Raden Intan Lampung.
4. Dapat dijadikan sebagai referensi dan informasi untuk
penelitian lebih lanjut.
42
Narayan Dutt Pant, Nimesh Poudyal, dan Shyamal Kumar Bhattacharya,
―Bacteriological Quality of Bottled Drinking Water Versus Municipal Tap Water in
Dharan Municipality, Nepal,‖ Journal of Health, Population and Nutrition 35, no. 17
(7 Desember 2016): 4, https://doi.org/10.1186/s41043-016-0054-0.
17
Kota Makassar oleh Gafur menunjukkan hasil bahwa lebih sedikit air
minum kemasan yang terkontaminasi bakteri, 17 sampel air minum
kemasan pada uji biologis yang dilakukan terdapat 1 yang belum
memenuhi syarat dengan total Coliform mencapai >23/100mL air dan
16 (enam belas) sampel air minum dalam kemasan lainnya telah
memenuhi syarat mikrobiologi yang ada.43 Penelitian uji air minum
dalam kemasan dengan metode MPN di Kota Batam oleh Fitrah
Amelia, 2019 menunjukkan hasil tidak ada kandungan bakteri
Coliform pada 2 sampel. Nilai MPN berkisar 2 hingga lebih dari 979
MPN/100 ml pada tahap uji praduga dan konfirmasi. Pada uji
complete, 8 sampel dari 16 sampel yang diuji mengandung bakteri
Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas, dan Salmnonella sp.44
Hasil penelitian oleh Okky menunjukkan hasil bahwa pada uji
bakteriologis antara air minum isi ulang dan air minum dalam
kemasan tidak memiliki perbedaan signifikan, pada air minum dalam
kemasan 5 sampel menunjukkan hasil tidak terkontaminasi bakteri
Coliform, sedangkan air minum isi ulang 1 dari 5 sampel
terkontaminasi bakteri Coliform.45 Penelitian air minum isi ulang di
Kabupaten Badung hasil yang didapat 11,1% air minum isi ulang
terkontaminasi bakteri setelah dilakukan uji bakteriologis dan
dinyatakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Data yang didapat dari
11,1%, 4,4% terkontaminasi Escherichia coli dan 6,7%
terkontaminasi bakteri Coliform.46 Penelitian uji mikrobiologi di Kota
Ambon dengan metode MPN pada air minum isi ulang dengan hasil
tidak satupun depot air minum yang melebihi syarat total Coliform,
yaitu kadar Coliform yang ditetapkan pada Permenkes 0/100 ml
43
Gafur dan Kartini, ―Studi Kualitas Fisik Kimia dan Biologis pada Air
Minum Dalam Kemasan Berbagai Merek yang Beredar di Kota Makassar Tahun
2016.‖
44
Amelia, ―Identifikasi Bakteri Coliform pada Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK) yang diproduksi di Kota Batam.‖
45
Okky Irtanto, ―Perbandingan Uji Bakteriologi Air Antara Air Minum Isi
Ulang dengan Air Minum Dalam Kemasan di Kota Surakarta‖ (Unversitas
Muhammadiyah Surakarta, 2010).
46
Made Partiana, Made Sudiana Mahendra, dan Wayan Redi Aryanta,
―Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten
Badung,‖ Ecotrophic 9, no. 2 (2015).
18
sampel, dan depot air minum di Kota Ambon telah memenuhi syarat
yang di uji, bebas dari bakteri Coliform.47
Dalam studi penelitian yang dilakukan di Dar es Salam, Tanzania
oleh Gabriel, penggunaan sebagai konsumsi air minum kemasan
mengalami kenaikan dan perlu dilakukan uji kualitas mikrobiologi
untuk air minum kemasan yang beredar di daerah tersebut. Setelah
dilakukan uji kualitas mikrobiologi, hasilnya menunjukkan bahwa dari
130 sampel yang mewakili 13 merek air minum dalam kemasan yang
diambil dari toko, supermarket, dan pedagang kaki lima, bakteri
heterotrofik terdeteksi di 92% sampel air minum dalam kemasan yang
dianalisis. Kualitas mikrobiologi air minum kemasan ini dibandingkan
dengan air keran. Dalam penelitiannya, air keran lebih banyak
terdeteksi bakteri dan kualitasnya lebih buruk, dengan 49% dan 26%
sampel terdeteksi Coliform total dan fekal Coliform.48
Penelitian yang dilakukan di Makassar dengan menggunakan
metode Angka Paling Mungkin (APM), hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa dari 6 kedai air minum isi ulang, 3 kedai sudah
memenuhi syarat dengan kualitas air layak konsumsi, sedangkan
untuk yang lainnya, dari sampel air bakunya menunjukkan belum
mencukupi syarat yang ditetapkan.49 Hasil penelitian Phiri
menyatakan bahwa air minum tanpa pengolahan tidak mungkin dapat
memenuhi persyaratan standar nasional untuk air minum sebagai
konsumsi bagi manusia, tindakan pengolahan air tambahan seperti
penyinaran UV sangat diperlukan.50
H. Sistematika Penulisan
47
Melkhianus Hendrik Pentury Adriana Ritja Nendissa, ―Uji Fisikokimia
dan Mikrobiologi Air Minum Isi Ulang pada Deppo Air Minum di Kecamatan
Sirimau Kota Ambon,‖ Moluccas Health Journal 2, no. 1 (2020): 28–40.
48
Kassenga, ―The Health-Related Microbiological Quality of Bottled
Drinking Water Sold in Dar es Salaam, Tanzania,‖ 179.
49
A Mallongi A B Birawida, M Selomo, ―Potential Hazards From Hygiene,
Sanitation and Bacterium of Refill Drinking Water at Barrang Lompo Island (Water
and Food Safety Perspective),‖ Earth and Environmental Science, 2018,
https://doi.org/doi:10.1088/1755-1315/157/1/012034.
50
D.T.S. Hayman Phiri, B J, N.P. French, P.J. Biggs, M.A. Stevenson, A.D.
Reynolds, J.C. Garcia-R, ―Microbial Contamination in Drinking Water at Public
Outdoor Recreation Facilities in New Zealand,‖ Journal of Applied Microbiology,
2020, https://doi.org/10.1111/jam.14772.
19
A. Air Minum
1. Pengertian Air Minum
Pengertian air minum menurut Permenkes RI No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang telah memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung dikonsumsi atau diminum. Air
minum merupakan air yang kualitasnya telah memenuhi
persyaratan kesehatan serta langsung bisa dikonsumsi. Hal ini
yang membedakan kualitas air bersih dan air minum. Kualitas
air minum lebih tinggi satu tingkat daripada kualitas air bersih
setelah ditinjau dari beberapa komponen pendukung.51
Parameter wajib untuk memenuhi persyaratan kualitas air
minum yang harus dipenuhi, yaitu parameter fisika, kimia,
dan biologi.52
2. Sumber Air Minum
Sumber air sebagai bagian terpenting dari tersedianya air
minum. Air saat ini merupakan sumber daya yang sangat
terbatas dan wajib untuk dikelola dengan benar. 53 Air baku
merupakan air yang sudah memenuhi persyaratan air bersih
yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan yang
mengawasi dan mengatur syarat-syarat kualitas air minum.
Lokasi yang dipilih untuk sumber air baku harus memenuhi
kriteria radius jarak dari sumber pencemaran dan pengawasan
dengan melakukan uji laboratorium.54 Sumber air baku
51
Setijo Pitojo dan Eling Purwantoyo, Deteksi Pencemaran Air Minum
(Demak: CV Aneka Ilmu, 2019), 28.
52
Permenkes No. 492/Th.2010, ―Persyaratan Kualitas Air Minum.‖
53
Chrisiansen Dirk Kaunang, Lingkan Kawet, dan F Halim,
―Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih di Desa Maliambao Kecamatan
Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara,‖ Sipil Statik 3, no. 6 (2015): 363,
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/view/8829/8388.
54
Suprihatin dan Ono Suparno, Teknologi Proses Pengolahan Air untuk
Mahasiswa dan Prakrisi Industri (Bogor: IPB Press, 2013), 51.
20
21
55
Menteri Perindustrian RI dan Perindustrian, ―Persyaratan Teknis Industri
Air Minum Dalam Kemasan,‖ Berita Negara No. 862, no. 96 (2011).
56
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, ―Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum,‖ 2005.
57
Trimo Pamudji Al Djono dan Ekart Hartmann, Sarana Air Minum
Sanitasi Pedesaan (Jakarta: The World Bank Office, 2011), 6.
58
Yusnidar Yusuf, ―Teknologi Pengolahan Air Tanah Sebagai Sumber Air
Minum Pada Skala Rumah Tangga,‖ SIGMA Journal IV, no. 2 (2012): 66.
59
Hartmann, Sarana Air Minum Sanitasi Pedesaan, 8.
60
Suparno, Teknologi Proses Pengolahan Air untuk Mahasiswa dan
Prakrisi Industri, 16.
22
61
Tjutju Susana, ―Air Sebagai Sumber Kehidupan,‖ Oseana 28, no. 3
(2003): 23, www.oseanografi.lipi.go.id.
62
Joko Tri, Unit Air Baku dalam Sistem Penyediaan Air Minum
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010).
63
Isna Syauqiah Neohadi Wiyono, Arief Faturrahman, ―Sistem Pengolahan
Air Minum Sederhana (Portable Water Treatment),‖ Jurnal Konversi 6, no. 1 (2017).
64
Ibid.
23
65
Ibid.
66
Ibid., 28–29.
67
Ibid., 29.
24
68
Permenkes No. 492/Th.2010, ―Persyaratan Kualitas Air Minum.‖
25
71
Devy Mulia Sari, ―Hubungan Sumber Air Minum terhadap Kejadian
Diare pada Keluarga,‖ Jurnal Tunas-Tunas Riset Kesehatan VI, no. 4 (2016): 194.
72
Lukman Zulkifli Amin, ―TataLaksana Diare Akut,‖ Continuing Medical
Education 42, no. 7 (2015): 504.
73
Phetisya Pamela et al., ―Analisis Air Minum dan Perilaku Higienis
dengan Kejadian Diare pada Lansia di Indonesia,‖ Media Litbangkes 29, no. 1 (2019):
99–106.
74
Magdalena Simanjuntak, ―Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Diare
(Gastroentritis) dengan Menggunakan Forward Chaining,‖ Jurnal Ilmiah Maksitek 2,
no. 3 (2017): 39.
27
75
Kambang Sariandi et al., ―Evaluasi Medium Pengayaan Vibrio cholerae
Untuk Diagnosa Kolera Menggunakan Immunochromatographic Strip Test,‖ Buletin
Peneliti Kesehatan 41, no. 1 (2013): 2.
76
Said, Teknologi Pengelolaan Air Minum “Teori dan Pengalaman
Praktis.”
77
Farissa Ulfa, Oktia Woro, dan Kasmini Handayani, ―Kejadian Demam
Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Pagiyanten,‖ Journal of Public Health 2, no. 2
(2018): 228.
78
Okky Purnia Pramitasari, ―Faktor Risiko Kejadian Penyakit Demam
Tifoid pada Penderita yang dirawat Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran,‖ Jurnal
Kesehatan Masyarakat 2, no. 1 (2013): 2.
79
Rahmat Bakhtiar et al., ―Hubungan Faktor Risiko Mencuci Tangan
Sebelum Makan, Sarana Air Bersih, Riwayat Tifoid Keluarga, Kebiasaan Jajan di
Luar Rumah dengan Kejadian Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran
Samarinda‖ 7, no. December 2018 (2020): 3.
80
Andria Novita Sari, ―Penatalaksanaan Holistik pada Pasien Anak dengan
Demam Tifoid Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga Holistic Management of
28
d. Disentri
Disentri atau Shigella adalah penyakit yang menyerang
sistem pencernaan dan Shigella merupakan gastroenteritis
yang akut dan menjadi salah satu penyebab mortalitas dan
morbiditas untuk negara berkembang. Disentri disebabkan
oleh bakteri Shigella dysentriae.81 Shigella penyebab
utama infeksi saluran pencernaan shigellosis atau disentri
basiler yang akan ditandai dengan nyeri perut, diare akut
yang sering dengan volume tinja yang sedikit dan
berlendir, darah, dan nanah. 82
Bakteri Shigella merupakan bakteri yang mencemari
makanan seperti telur mentah, daging mentah, sayuran
segar, dan air yang tercemar. Terjadinya penyakit disentri
yang disebabkan oleh Shigella ini diawali kurangnya
perhatian penduduk terhadap kebersihan, mulai dari
kebersihan lingkungan, makanan, sampai air. Shigella
menginfeksi tubuh manusia dengan cara masuk ke dalam
tubuh melalui mulut bersama makanan dan minuman
ditambah lagi tangan yang tidak bersih dan tidak dicuci. 83
B. Bakteri Coliform
Bakteri Coliform merupakan bakteri dari famili
Enterobacteriaceae yang termasuk ke dalam golongan bakteri
aerobik, gram negatif, berbentuk batang, dapat memfermentasi laktosa
yang menghasilkan asam dan gas pada suhu 35 C dalam 48 jam.
Coliform berasal dari kotoran hewan dan manusia dan bakteri
Pediatric Patient with Typhoid Fever Through Family Medicine Approaches,‖ Jurnal
Mendula 10, no. 3 (2020): 415.
81
Ikel Fitri Yanis, Feskaharny Alamsjah, dan Anthoni Agustien, ―Potensi
Antibakteri dari Ekstrak Segar Daun Kersen (Muntingia calabura L.) dalam
Menghambat Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae,‖ Jurnal Biologi 8, no. 1
(2020): 14.
82
Rizqy Dimas Monica, Astrid F Khairani, dan V L Michael, ―Daya
Antibakteri Ekstrak Etanol Bawang Sabrang (Eleutherine americana) terhadap
Shigella dysentriae dan Salmonela enteritidis,‖ Jurnal ilmu Kefarmasian Indonesia
18, no. 1 (2020): 110.
83
Lisa Apriani dan Rikhsan Kurniatuhadi, ―Deteksi Bakteri Salmonella dan
Shigella pada Makanan Burger di Sungai Raya Dalam Pontianak,‖ Jurnal Protobiont
8, no. 3 (2019): 53.
29
84
Ingrid Suryanti Surono, Agus Sudibyo, Pengantar Keamanan Pangan
untuk Industri Pangan, 60.
85
Nur Azizah Wawang Anwarudin, Didi Suhendi, ―Analisis Kualitatif
Bakteri Coliform pada Air Bak Penampungan Umum Desa Taraju Kabupaten
Kuningan,‖ Jurnal Farmasi Muhammadiyah Kuningan 4, no. 416 (2019): 2.
86
Rahayu, Nurjanah, dan Komalasari, Escherichia coli: Patogenitas,
Analisis, dan Kajian Risiko, 53:1&5.
30
dan kaya nutrisi. Sedangkan habitat di luar tubuh, kondisi suhu yang
lebih rendah, aerobik, dan nutrisi yang sedikit. Bakteri Escheriachia
coli menjadi salah satu indikator kualitas air minum, karena
kebaradaannya dalam air menunjukkan bahwa air tersebut
terkontaminasi dengan mengandung mikroorganisme patogen lainnya.
Bakteri Escheriachia coli dalam air ada yang bersifat non-patogen,
tetapi kadang ditemukan strain patogen yang menghasilkan toksin
shiga (enterhaemorrhagic), seperti penghasil enterotoksin dan
E.coli.87
Escheriachia coli memiliki 3 jenis yang dikelompokkan
berdasarkan interaksi dengan inang, yaitu non-patogen, patogen
saluran pencernaan, dan patogen di luar saluran pencernaan. Ketiga
jenis ini sering dikaitkan dengan patotipe tertentu. Terdapat 6
Escheriachia coli patogenik atau patotipe, yaitu enterotoksigenik E.
coli (ETEC), enteropatogenik E.coli (EPEC), enterohemoragik E.coli
(EHEC), enteroinvasif E. coli (EIEC), enteroagregatif E. coli (EAEC),
dan difusif adheren E. coli (DAEC). Tipe ini dikelompokkan sebagai
mekanisme patogenisitas yang menyebabkan gastrointestinal seperti
penyakit diare.88
Indikator pencemaran air adalah keberadaan Escherichia coli
sebagai salah satu kelompok Coliform. Escherichia coli terdapat
dalam usus manusia, yang bisa menjadi salah satu penyebab penyakit
diare, demam, kram perut dan muntah-muntah. Dalam peraturan
pemerintah mikrobiologi dijadikan sebagai parameter wajib dalam
menentukan kualitas air minum, jumlah bakteri Coliform dan
Escherichia coli yang diizinkan adalah 0/100 mL sampel. 89
87
Ibid., 53:5–6.
88
Ibid., 53:1; J Jang et al., ―Environmental Escherichia coli: Ecology and
Public Health Implications—a review,‖ Journal of Applied Microbiology 123 (2017):
571, https://doi.org/10.1111/jam.13468.
89
Wawang Anwarudin, Didi Suhendi, ―Analisis Kualitatif Bakteri Coliform
pada Air Bak Penampungan Umum Desa Taraju Kabupaten Kuningan,‖ 2.
31
94
Olivia Waworuntu, ―Identifikasi Bakteri pada Depot Air Minum Isi Ulang
di Kota Manado,‖ Jurnal e-Biomedik 2, no. 2 (2014): 2; Sri Agustini, ―Harmonisasi
Standar Nasional (SNI) Air Minum Dalam Kemasan dan Standar Internasional,‖
Majalah Teknologi Agro Industri 9, no. 2 (2017): 31.
95
Standar Nasional Indonesia dan Badan Standardisasi Nasional, Air
Minum Dalam Kemasan, 2006, 2.
33
Persyaratan
No Kriteria Uji Satuan
Air Mineral Air Demineral
10 Sulfat (SO4) mg/L Maks. 200 -
11 Klorida (Cl) mg/L Maks. 250 -
12 Fluorida (F) mg/L Maks. 1 -
13 Sianida (CN) mg/L Maks. 0,05 -
14 Besi (Fe) mg/L Maks. 0,1 -
15 Mangan (Mn) mg/L Maks. 0,05 -
16 Klor bebas (Cl2) mg/L Maks. 0,1 -
17 Kromium (Cr) mg/L Maks. 0,05 -
18 Barium (Ba) mg/L Maks. 0,7 -
19 Boron (B) mg/L Maks. 0,3 -
20 Selenium (Se) mg/L Maks. 0,01 -
21 Cemaran logam
21.1 Timbal (Pb) mg/L Maks. 0,005
21.2 Tembaga (Cu) mg/L Maks. 0,5
21.3 Kadmium (Cd) mg/L Maks. 0,003
21.4 Merkuri (Hg) mg/L Maks. 0,001
21.5 Perak (Ag) mg/L -
21.6 Kobalt (Co) mg/L -
22 Cemaran Arsen (As) mg/L Maks. 0,01
23 Cemaran Mikroba
23.1 Angka lempeng total awal*) Koloni/mL Maks. 1,0x102
23.2 Angka lempeng total akhir**) Koloni/mL Maks. 1,0x105
23.3 Bakteri bentuk koli APM/100mL <2
23.4 Salmonella - Negatif/100mL
23.5 Pseudomonas aeruginosa Koloni/mL Nol
CATATAN: *) Di Pabrik
**) Di Pasaran
3. Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan
Proses produksi air minum dalam kemasan melalui beberapa
tahapan-tahapan, yaitu penyaringan, desinfektan, dan
pengisian.96
a. Penyaringan atau Filtrasi
Penyaringan yang dimaksud adalah melakukan
penyaringan untuk menghilangkan partikel padat dan
gas-gas yang terkandung dalam air. 97 Tahap penyaringan
ini terdiri dari tiga tahap penyaringan, yaitu penyaringan
makrofilter, penyaringan karbon aktif, dan penyaringan
96
O Suparno dan N Januarini, Teknologi Proses Pengolahan Air untuk
Mahasiswa dan Praktisi Industri (PT Penerbit IPB Press, 2013), 220,
https://books.google.co.id/books?id=so3rDwAAQBAJ.
97
Ibid., 226.
34
98
RI, ―Persyaratan Teknis Industri Air Minum Dalam Kemasan.‖
99
Ibid.
35
102
RI dan Perindustrian, ―Persyaratan Teknis Industri Air Minum Dalam
Kemasan.‖
103
RI, ―Persyaratan Teknis Industri Air Minum Dalam Kemasan.‖
104
Yushananta dan Ahyanti, ―Risiko Fotoreaktivasi terhadap Kualitas
Mikrobiologi Air Minum Isi Ulang,‖ 212.
105
Dedi Mahyudin Syam, ―Studi Kondisi Sanitasi dengan Kualitas
Bakteriologis Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Panakkukang Kota
Makassar,‖ Higiene 2, no. 2 (2015): 82.
37
106
Imelda Gernauli Purba, ―Pengawasan terhadap Penyelenggaraan Depot
Air Minum dalam Menjamin Kualitas Air Minum Isi Ulang Supervision of
Implementation of Drinking Water Depot in Ensuring Quality of Refill Drinking
Water Pendahuluan,‖ Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat 6, no. 2 (2015): 65.
107
Keputusan Menteri Perindustrian, Perdagangan Republik Indonesia, dan
NOMOR 651/MPP/ Kep/10/2004, ―Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya,‖ 2004.
108
Ibid., Bagian 3.
38
109
Perindustrian, Indonesia, dan Kep/10/2004, ―Persyaratan Teknis Depot
Air Minum dan Perdagangannya.‖
110
Ibid.
39
111
Tati Baina Gultom, ―Kajian Fisik, Kimia, dan Mikrobiologi Air Minum
Isi Ulang di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung‖ (Universitas
Lampung, 2016).
112
Said, Teknologi Pengelolaan Air Minum “Teori dan Pengalaman
Praktis.”
113
Perindustrian, Indonesia, dan Kep/10/2004, ―Persyaratan Teknis Depot
Air Minum dan Perdagangannya.‖
40
d. Pengisian
Proses pengisian wadah harus higienis dengan
kebersihan yang terjamin mulai dari alat, mesin, dan
tempat dilakukan pengisian.
e. Penutupan
Dalam proses penutupan wadah dapat dilakukan dengan
tutup yang dibawa konsumen atau yang telah disediakan
oleh depot air minum.
114
Chairul Anwar, ―The Efectiveness of Islamic Religious Education in The
Universsities: The Efects on The Students’ Characters in The Era Industry 4.0,‖
Tadris:Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah 3, no. 1 (2018): 77–78.
115
Chairul Anwar, Hakikat Manusia dalam Pendidikan Sebuah Tinjauan
Filosofis (Yogyakarta: SUKA Press, 2014), 10.
41
116
Chairul Anwar, Teori-teori Pendidikan Klasik Hingga Kontemporer
Formula dan Penerapannya dalam Pembelajaran (Yogyakarta: IRSCoD, 2017).
117
Chairul Anwar, Hakikat Manusia dalam Pendidikan Sebuah Tinjauan
Filosofis.
118
Ummi Habibah, ―Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi
Escherichia coli pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) Depot di Kelurahan Pondok Cabe
Ilir Kota Tanggerang Selatan Tahun 2016‖ (UIN Syarif Hidayatullah Jalarta, 2016).
42
119
Hafsan, Mikrobiologi Analitik (Makassar: Alaudin University Press,
2014), 159&168.
120
Indra Pradika, Teori dan Praktik Perhitungan Mikroorganisme
(Innosains (Graha Ilmu), 2018).
121
Ibid.
122
Standar Nasional Indonesia, ―Cara Uji mikrobiologi - Bagian 1:
Penentuan Coliform dan Escherichia coli pada Produk Perikanan,‖ 2018, 7; Puspita
Mardika Sari Lily Arsanti lestari, Eni Harmayani, Tyas Utami, Dasar-Dasar
Mikrobiologi Makanan di Bidang Gizi dan Kesehatan (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2018).
43
F. Kerangka Berpikir
Air merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi seluruh
makhluk hidup, terutama air minum. Air minum sangat berperan
dalam kehidupan, bagi manusia air minum dibutuhkan untuk
memenuhi pasokan air dalam tubuh, karena kurang lebih 70% tubuh
manusia diisi oleh cairan. Air minum merupakan hal yang sangat
dicari masyarakat, apalagi zaman sekarang bagi masyarakat yang
hidup serba instan dan praktis, serta dengan kemajuan teknologi yang
ada banyak industri penyediaan air minum yang bermunculan.
Terdapat 2 jenis air minum yang umumnya masyarakat konsumsi,
yaitu air minum dalam kemasan dan air minum isi ulang.
Air minum dalam kemasan menjadi salah satu air minum yang
sudah lama masyarakat percaya untuk dikonsumsi sebelum adanya air
isi ulang. Produksinya yang lebih diperhatikan dari segala aspek demi
menjamin hasil produksi dengan kualitas baik, menjadikan air minum
kemasan dikatakan lebih aman, namun harganya lebih mahal. Air
minum isi ulang sekarang sudah tersebar diseluruh daerah. Hadirnya
air isi ulang, membantu masyarakat dengan mudah mendapatkan air
minum dengan harga yang murah. Adanya alternatif lain dalam
mendapatkan air minum, seperti air isi ulang membuat kebanyakan
masyarakat memilih air isi ulang untuk memenuhi kebutuhan air
123
Hafsan, Mikrobiologi Analitik, 161.
124
Yunan Jiwintarum, Agrijanti, dan Baiq Lilis Septiana, ―Most Probable
Number (MPN) Coliform dengan Variasi Volume Media Lactose Broth Single
Strength (LBSS) dan Lactose Broth Double Strength (LBDS),‖ Jurnal Kesehatan
Prima 11, no. 1 (2017): 14; I Made Sudiana dan I Gede Sudirgayasa, ―Analisis
Cemaran Bakteri Coliform Dan Eschericia coli pada Depot Air Minum Isi Ulang
(DAMIU),‖ Jurnal Kesehatan Bakti Husada 20, no. 1 (2020): 53.
44
minum, namun tidak jarang juga masyarakat yang tetap memilih air
kemasan. Masyarakat yang tetap memilih air kemasan biasanya
memiliki ekonomi lebih atau masyarakat yang memang lebih
mementingkan kesehatan.
Banyaknya industri air minum yang bermunculan, tidak sedikit
industri air minum dalam kemasan yang masih kurang maksimal
dalam proses produksinya, karena banyaknya merek air kemasan yang
bermunculan, pengawasan dari pihak terkait juga kurang maksimal.
Banyak studi mengungkapkan bahwa air minum isi ulang lebih
banyak mengandung bakteri dibandingkaan dengan air minum dalam
kemasan. Banyak depot air minum isi ulang berskala kecil, yang
masih kurang pengetahuan perawatan alat, keberadaan dan kebersihan
lokasi kurang diperhatikan, serta tidak rutin dalam pemerikasaan air di
laboratorium. Hal ini dapat menyebabkan tercemarnya bakteri di
dalam kedua jenis air minum, biasanya tercemar oleh bakteri Coliform
dan Escherichia coli.
Bakteri Coliform dan Escherichia coli merupakan bakteri indikator
kualitas air minum. Terkandungnya bakteri dalam air minum dapat
menyebabkan kualitas air menjadi buruk dan menyebabkan beberapa
penyakit akibat konsumsi terus menerus air minum yang tercermar
bakteri. Penyakit paling umum yang disebabkan oleh air minum dan
menjadi kasus terbesar adalah diare, namun banyak penyakit lain yang
disebabkan karena air minum dengan kualitas buruk, seperti kolera,
demam tifoid, disentri, dan lain-lain.
G. Pengajuan Hipotesis
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H0: Terdapat kandungan bakteri Coliform dan Escheriachia coli pada
air minum dalam kemasan dan air minum isi ulang.
H1: Air minum dalam kemasan dan air minum isi ulang di Kecamatan
Sukarame tidak mengandung bakteri Coliform dan Escheriachia
coli.
DAFTAR RUJUKAN
A B Birawida, M Selomo, A Mallongi. ―Potential Hazards From
Hygiene, Sanitation and Bacterium of Refill Drinking Water at
Barrang Lompo Island (Water and Food Safety Perspective).‖
Earth and Environmental Science, 2018.
https://doi.org/doi:10.1088/1755-1315/157/1/012034.
Absari, Yulius Dewi. ―Gambaran Kondisi Sarana Air Bersih Wilayah
Kerja Puskesmas Rawat Inap Permata Sukarame Kota Bandar
Lampung Tahun 2020,‖ 2020.
Adam, Dini Hariyanti. ―Uji Kualitas Air Minum Isi Ulang di Sekitar
Kampus Universitas Labuhan Batu Rantauprapat.‖ Jurnal
Pendidikan Biologi Nukleus 5, no. 2 (2019): 34–39.
Adriana Ritja Nendissa, Melkhianus Hendrik Pentury. ―Uji
Fisikokimia dan Mikrobiologi Air Minum Isi Ulang pada Deppo
Air Minum di Kecamatan Sirimau Kota Ambon.‖ Moluccas
Health Journal 2, no. 1 (2020): 28–40.
Agrippina, Fidela Devina. ―Identifikasi Coliform dan Escherichia coli
pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Bandar
Lampung.‖ Majalah Teknologi Agro Industri 11, no. 2 (2019):
54–57.
Agustini, Sri. ―Harmonisasi Standar Nasional (SNI) Air Minum
Dalam Kemasan dan Standar Internasional.‖ Majalah Teknologi
Agro Industri 9, no. 2 (2017): 30–39.
Amelia, Fitrah. ―Identifikasi Bakteri Coliform pada Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) yang diproduksi di Kota Batam.‖ Simbiosa 8,
no. 1 (2019): 85–92. https://doi.org/10.33373/sim-bio.v8i1.1907.
Amin, Lukman Zulkifli. ―TataLaksana Diare Akut.‖ Continuing
Medical Education 42, no. 7 (2015): 504–8.
Apriani, Lisa, dan Rikhsan Kurniatuhadi. ―Deteksi Bakteri Salmonella
dan Shigella pada Makanan Burger di Sungai Raya Dalam
Pontianak.‖ Jurnal Protobiont 8, no. 3 (2019): 53–57.
Ardani, Nadia. ―Perlindungan Konsumen atas Produksi Air Minum
Dalam Kemasan (AMDK) yang Tidak Memenuhi Standar
Kesehatan Menurut Permenkes
Nomor.492/Menkes/PER/IV/2010 (Suatu Penelitian di
Kabupaten Aceh Besar).‖ Jurnal Ilmiah Mahasiswa 2, no. 4
(2018): 762–66.
Ayu, Made, Purnama Sari, Tri Umiana Soleha, Novita Carolia, dan
Khairun Nisa. ―Identifikasi Bakteri Coliform dan Escherichia
coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Bandar
Lampung.‖ Medula 9, no. 1 (2019).
Bakhtiar, Rahmat, Aris Novianto, Muhammad Gazali Hafid, dan Dkk.
―Hubungan Faktor Risiko Mencuci Tangan Sebelum Makan,
Sarana Air Bersih, Riwayat Tifoid Keluarga, Kebiasaan Jajan di
Luar Rumah dengan Kejadian Tifoid di Wilayah Kerja
Puskesmas Palaran Samarinda‖ 7, no. December 2018 (2020): 1–
10.
Batubara, Frisca Ronauli, Dame Joyce Pohan, Dora Elysia, dan
Octavia Pasaribu. ―Comparison of the Amount of Escherichia
Coli in Refilled Drinking Water at the Depot with Bottled
Drinking Water.‖ International Journal of Health Sciences and
Research 11, no. 5 (2021).
Chairul Anwar. Hakikat Manusia dalam Pendidikan Sebuah Tinjauan
Filosofis. Yogyakarta: SUKA Press, 2014.
Chairul Anwar. Teori-teori Pendidikan Klasik Hingga Kontemporer
Formula dan Penerapannya dalam Pembelajaran. Yogyakarta:
IRSCoD, 2017.
Chairul Anwar. ―The Efectiveness of Islamic Religious Education in
The Universsities: The Efects on The Students’ Characters in
The Era Industry 4.0.‖ Tadris:Jurnal Keguruan dan Ilmu
Tarbiyah 3, no. 1 (2018): 77–78.
Chauhan, Abhishek, Pankaj Goyal, Ajit Varma, dan Tanu Jindal.
―Microbiological Evaluation of Drinking Water Sold by
Roadside Vendors of Delhi, India.‖ Applied Water Science 7, no.
4 (2017): 1635–44. https://doi.org/10.1007/s13201-015-0315-x.
Daud, M. K., Muhammad Nafees, Shafaqat Ali, Muhammad Rizwan,
Raees Ahmad Bajwa, Muhammad Bilal Shakoor, Muhammad
Umair Arshad, et al. ―Drinking Water Quality Status and
Contamination in Pakistan.‖ BioMed Research International
2017 (2017). https://doi.org/10.1155/2017/7908183.
Daud, M K, Muhammad Nafees, Shafaqat Ali, Muhammad Rizwan,
Raees Ahmad Bajwa, Muhammad Bilal Shakoor, Muhammad
Umair Arshad, et al. ―Drinking Water Quality Status and
Contamination in Pakistan.‖ BioMed Research International,
2017. https://doi.org/https://doi.org/10.1155/2017/7908183.
Dwiky Arief Darma. ―Uji Bakteri Coliform Fecal pada Air Minum
Dalam Kemasan Gelas yang dipasarkan di Banda Aceh.‖
Universitas Syiah Kuala, 2016.
Emad Abada , Zarraq Al-Fi fi , Abdul Jabbar Al-Rajab, Mosbah
Mahdhi. ―Molecular Identification of Biological Contaminants in
Different Drinking Water Resources of the Jazan Region, Saudi
Arabia.‖ Journal of Water and Health 17, no. 4 (2019): 622–32.
https://doi.org/10.2166/wh.2019.019.
Forstinus, Nwabor Ozioma, Nnamonu Emmanuel Ikechukwu, Paul
Martins Emenike, dan Ani Oganna Christiana. ―Water and
Waterborne Diseases: A Review.‖ International Journal of
Tropical Disease & Health 12, no. 4 (2016).
https://doi.org/10.9734/IJTDH/2016/21895.
Fortuna, Inti Bintang. ―Pengaruh Kualitas Produk dan Harga terhadap
Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
Merek Aqua dalam Prespektif Ekonomi Islam,‖ 2018.
Gafur, Abd, dan Andi Darma Kartini. ―Studi Kualitas Fisik Kimia dan
Biologis pada Air Minum Dalam Kemasan Berbagai Merek yang
Beredar di Kota Makassar Tahun 2016.‖ Journal Higiene 3, no.
1 (2016).
Gultom, Tati Baina. ―Kajian Fisik, Kimia, dan Mikrobiologi Air
Minum Isi Ulang di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota
Bandar Lampung.‖ Universitas Lampung, 2016.
Hafsan. Mikrobiologi Analitik. Makassar: Alaudin University Press,
2014.
Hartmann, Trimo Pamudji Al Djono dan Ekart. Sarana Air Minum
Sanitasi Pedesaan. Jakarta: The World Bank Office, 2011.
Hasruddin, Maria Fransisca Zega dan. ―Uji Coliform dan Escherichia
coli pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Medan
Deli.‖ Jurnal Biosains 4, no. 1 (2018): 10–16.
―https://kbbi.web.id/analisis,‖ n.d.
Iis Rosyiah, Lilis Banowati. ―Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kualitas Air Minum Secara Bakteriologis pada Depot
Air Minum,‖ 2017, 907–15.
Indonesia, Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan.
Kebutuhan Air Minum Dalam Kemasan. Web Resmi Aspadin,
issued 2017.
Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik. ―Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum,‖ 2005.
Indonesia, Standar Nasional. ―Cara Uji mikrobiologi - Bagian 1:
Penentuan Coliform dan Escherichia coli pada Produk
Perikanan,‖ 2018, 7.
Indonesia, Standar Nasional, dan Badan Standardisasi Nasional. Air
Mineral, 2015.
Indonesia, Standar Nasional, dan Badan Standarisasi Nasional. Air
Minum Dalam Kemasan, 2006.
Ingrid Suryanti Surono, Agus Sudibyo, Priyo Waspodo. Pengantar
Keamanan Pangan untuk Industri Pangan. Yogyakarta:
Deepublish, 2016.
https://books.google.co.id/books?id=T6R3DAAAQBAJ.
Irtanto, Okky. ―Perbandingan Uji Bakteriologi Air Antara Air Minum
Isi Ulang dengan Air Minum Dalam Kemasan di Kota
Surakarta.‖ Unversitas Muhammadiyah Surakarta, 2010.
Jang, J, H Hur, M J Sadowsky, M N Byappanahalli, T Yan, dan S
Ishii. ―Environmental Escherichia coli: Ecology and Public
Health Implications—a review.‖ Journal of Applied
Microbiology 123 (2017). https://doi.org/10.1111/jam.13468.
Jiwintarum, Yunan, Agrijanti, dan Baiq Lilis Septiana. ―Most
Probable Number (MPN) Coliform dengan Variasi Volume
Media Lactose Broth Single Strength (LBSS) dan Lactose Broth
Double Strength (LBDS).‖ Jurnal Kesehatan Prima 11, no. 1
(2017): 12.
Joko Tri. Unit Air Baku dalam Sistem Penyediaan Air Minum.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Joseph, Nitin, Sevitha Bhat, Subhani Mahapatra, Ayush Singh, Sajal
Jain, Ahamed Unissa, dan Namritha Janardhanan.
―Bacteriological Assessment of Bottled Drinking Water
Available at Major Transit Places in Mangalore City of South
India.‖ Journal of Environmental and Public Health 2018 (25
Oktober 2018): 1–7. https://doi.org/10.1155/2018/7472097.
Kassenga, Gabriel R. ―The Health-Related Microbiological Quality of
Bottled Drinking Water Sold in Dar es Salaam, Tanzania.‖
Journal of Water and Health 05, no. 1 (2007): 179–85.
https://doi.org/10.2166/wh.2006.052.
Kaunang, Chrisiansen Dirk, Lingkan Kawet, dan F Halim.
―Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih di Desa
Maliambao Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa
Utara.‖ Sipil Statik 3, no. 6 (2015): 363.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/view/8829/8388.
Khoeriyah, Ari, dan Anies. ―Aspek Kualitas Bakteriologis Depot Air
Minum Isi Ulang (DAMIU) di Kabupaten Bandung Barat.‖
Majalah Kedokteran Bandung 47, no. 3 (2015): 137–44.
https://doi.org/10.15395/mkb.v47n3.594.
Lily Arsanti lestari, Eni Harmayani, Tyas Utami, Puspita Mardika
Sari. Dasar-Dasar Mikrobiologi Makanan di Bidang Gizi dan
Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2018.
———. Dasar-Dasar Mikrobiologi Makanan di Bidang Gizi dan
Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2018.
Mahmoud, Neama Esmat, Hisham N. Altayb, dan Reem Majzoub
Gurashi. ―Detection of Carbapenem-Resistant Genes in
Escherichia coli Isolated from Drinking Water in Khartoum,
Sudan.‖ Journal of Environmental and Public Health 2020
(2020). https://doi.org/10.1155/2020/2571293.
Marhamah, Awliya Nur, Budi Santoso, dan Budi Santoso. ―Kualitas
Air Minum Isi Ulang pada Depot Air Minum di Kabupaten
Manokwari Selatan.‖ Cassowary 3, no. 1 (n.d.): 61–71.
Momtaz, Hassan, Farhad Safarpoor Dehkordi, Ebrahim Rahimi, dan
Amin Asgarifar. ―Detection of Escherichia coli, Salmonella
Species, and Vibrio cholerae in Tap Water and Bottled Drinking
Water in Isfahan, Iran.‖ BMC Public Health 13, no. 556 (2013).
Monica, Rizqy Dimas, Astrid F Khairani, dan V L Michael. ―Daya
Antibakteri Ekstrak Etanol Bawang Sabrang (Eleutherine
americana) terhadap Shigella dysentriae dan Salmonela
enteritidis.‖ Jurnal ilmu Kefarmasian Indonesia 18, no. 1 (2020):
109–17.
Monikayani, Rosmitha, Husnul Khatimah, Noor Muthmainah, Ika
Kustiyah Oktaviyanti, Program Studi, Pendidikan Dokter,
Fakultas Kedokteran, et al. ―Gambaran Most Probable Number
Air Galon Bermerek dan Isi Ulang di Banjarmasin.‖
Homeostasis 3, no. 1 (2020): 105–10.
Muri Yusuf. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kecana, 2014.
Negera, Edessa, Geritu Nuro, dan Mulugeta Kebede. ―Microbiological
Assessment of Drinking Water With Reference to Diarrheagenic
Bacterial Pathogens in Shashemane Rural District, Ethiopia.‖
African Journal of Microbiology Research 11, no. 6 (2017): 255.
https://doi.org/10.5897/AJMR2016.8362.
Neohadi Wiyono, Arief Faturrahman, Isna Syauqiah. ―Sistem
Pengolahan Air Minum Sederhana (Portable Water Treatment).‖
Jurnal Konversi 6, no. 1 (2017).
Nurasia. ―Analisis Kualitas Kimia dan Fisika Air Minum Dalam
Kemasan yang diproduksi di Kota Palopo.‖ Jurnal Dinamika 09,
no. 2 (2018): 35–41.
Nurlaila, dan Inayah. ―Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Murid di
Paud Kota Bandar Lampung.‖ Jurnal Keperawatan XIII, no. 1
(2017).
Pamela, Phetisya, Frederika Sumolang, Made Agus Nurjana, dan
Junus Widjaja. ―Analisis Air Minum dan Perilaku Higienis
dengan Kejadian Diare pada Lansia di Indonesia.‖ Media
Litbangkes 29, no. 1 (2019): 99–106.
Pant, Narayan Dutt, Nimesh Poudyal, dan Shyamal Kumar
Bhattacharya. ―Bacteriological Quality of Bottled Drinking
Water Versus Municipal Tap Water in Dharan Municipality,
Nepal.‖ Journal of Health, Population and Nutrition 35, no. 17
(7 Desember 2016). https://doi.org/10.1186/s41043-016-0054-0.
Partiana, Made, Made Sudiana Mahendra, dan Wayan Redi Aryanta.
―Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat
Produsen di Kabupaten Badung.‖ Ecotrophic 9, no. 2 (2015).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014. ―Higiene Sanitasi Depot Air Minum.‖ SSRN Electronic
Journal, 2014, 4.
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view
/1268/1127.
Perindustrian, Keputusan Menteri, Perdagangan Republik Indonesia,
dan NOMOR 651/MPP/ Kep/10/2004. ―Persyaratan Teknis
Depot Air Minum dan Perdagangannya,‖ 2004.
Permenkes No. 492/Th.2010. ―Persyaratan Kualitas Air Minum.‖
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010.
Phiri, B J, N.P. French, P.J. Biggs, M.A. Stevenson, A.D. Reynolds,
J.C. Garcia-R, D.T.S. Hayman. ―Microbial Contamination in
Drinking Water at Public Outdoor Recreation Facilities in New
Zealand.‖ Journal of Applied Microbiology, 2020.
https://doi.org/10.1111/jam.14772.
Pradika, Indra. Teori dan Praktik Perhitungan Mikroorganisme.
Innosains (Graha Ilmu), 2018.
Pramitasari, Okky Purnia. ―Faktor Risiko Kejadian Penyakit Demam
Tifoid pada Penderita yang dirawat Rumah Sakit Umum Daerah
Ungaran.‖ Jurnal Kesehatan Masyarakat 2, no. 1 (2013): 1–10.
Purba, Imelda Gernauli. ―Pengawasan terhadap Penyelenggaraan
Depot Air Minum dalam Menjamin Kualitas Air Minum Isi
Ulang Supervision of Implementation of Drinking Water Depot
in Ensuring Quality of Refill Drinking Water Pendahuluan.‖
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat 6, no. 2 (2015): 65–66.
Purwantoyo, Setijo Pitojo dan Eling. Deteksi Pencemaran Air Minum.
Demak: CV Aneka Ilmu, 2019.
Rahayu, Winiati P., Siti Nurjanah, dan Ema Komalasari. Escherichia
coli: Patogenitas, Analisis, dan Kajian Risiko. Vol. 53. Bogor:
IPB Press, 2018.
Raksanagara, Ardini S., Sukhriyatun Fitriyah, Irvan Afriandi,
Hadyana Sukandar, dan Sri Yusnita Irda Sari. ―Aspek Internal
dan Eksternal Kualitas Produksi Depot Air Minum Isi Ulang:
Studi Kualitatif di Kota Bandung.‖ Jurnal Penelitian 50, no. 1
(2018): 53–60. https://doi.org/10.15395/mkb.v50n1.114.
RI, Departemen Agama. Al-Qur’an Tajwid & Terjemah. Bandung:
CV Penerbit Diponegoro, 2010.
RI, Keputusan Menteri Ketenagakerjaan. ―Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Industri
Pengolahan Golongan Pokok Industri Minuman Bidang Industri
Air Minum Dalam Kemasan Sub Bidang Produksi.‖ Nomor 197,
2017.
RI, Menteri Perindustrian. ―Persyaratan Teknis Industri Air Minum
Dalam Kemasan.‖ Nomor 96/M-IND/PER/12/2011, 2011.
RI, Menteri Perindustrian, dan Perindustrian. ―Persyaratan Teknis
Industri Air Minum Dalam Kemasan.‖ Berita Negara No. 862,
no. 96 (2011).
Ria Ayu Dewanti, Lilis Sulistyorini. ―Analisis Kualitas Bakteriologis
Air Minum Isi Ulang di Kelurahan Sememi, Kecamatan
Benowo.‖ Journal of Public Health 12, no. 1 (2017): 39–50.
https://doi.org/10.20473/ijph.v12i1.2017.39-50.
Robani, Umar. ―Lampung Terendah Akses Sanitasi-Air Minum
Layak, Dinkes: Datanya Belum Lengkap.‖ DUAJURAICO,
2019.
Said, Nusa Idaman. Teknologi Pengelolaan Air Minum “Teori dan
Pengalaman Praktis.” Jakarta: Pusat Teknologi Lingkungan,
2008.
Sari, Andria Novita. ―Penatalaksanaan Holistik pada Pasien Anak
dengan Demam Tifoid Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga
Holistic Management of Pediatric Patient with Typhoid Fever
Through Family Medicine Approaches.‖ Jurnal Mendula 10, no.
3 (2020): 415–22.
Sari, Devy Mulia. ―Hubungan Sumber Air Minum terhadap Kejadian
Diare pada Keluarga.‖ Jurnal Tunas-Tunas Riset Kesehatan VI,
no. 4 (2016).
Sariandi, Kambang, Sunarno, Nelly P, dan Dkk. ―Evaluasi Medium
Pengayaan Vibrio cholerae Untuk Diagnosa Kolera
Menggunakan Immunochromatographic Strip Test.‖ Buletin
Peneliti Kesehatan 41, no. 1 (2013): 11–17.
Shahaby, Ahmad F, Abdulla a Alharthi, dan Adel E El Tarras.
―Bacteriological Evaluation of Tap Water and Bottled Mineral
Water in Taif, Western Saudi Arabia.‖ International Journal of
Current Microbiology and Applied Sciences 4, no. 12 (2015):
600–615.
Simanjuntak, Magdalena. ―Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Diare
(Gastroentritis) dengan Menggunakan Forward Chaining.‖
Jurnal Ilmiah Maksitek 2, no. 3 (2017): 38–52.
Statistika, Badan Pusat. ―Kecamatan Sukarame dalam Angka 2020,‖
2020.
Sudiana, I Made, dan I Gede Sudirgayasa. ―Analisis Cemaran Bakteri
Coliform Dan Eschericia coli pada Depot Air Minum Isi Ulang
(DAMIU).‖ Jurnal Kesehatan Bakti Husada 20, no. 1 (2020):
52–61.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatid dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta, 2013.
Suhariyanto, dan M. Sairi Hasbullah. Mewujudkan Aksesibilitas Air
Minum dan Sanitasi yang Aman dan Berkelanjutan Bagi Semua:
Hasil Survei Kualitas Air di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2015. Yogyakarta, 2015.
Suparno, O, dan N Januarini. Teknologi Proses Pengolahan Air untuk
Mahasiswa dan Praktisi Industri. PT Penerbit IPB Press, 2013.
https://books.google.co.id/books?id=so3rDwAAQBAJ.
Suparno, Suprihatin dan Ono. Teknologi Proses Pengolahan Air untuk
Mahasiswa dan Prakrisi Industri. Bogor: IPB Press, 2013.
Susana, Tjutju. ―Air Sebagai Sumber Kehidupan.‖ Oseana 28, no. 3
(2003): 17–25. www.oseanografi.lipi.go.id.
Syam, Dedi Mahyudin. ―Studi Kondisi Sanitasi dengan Kualitas
Bakteriologis Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan
Panakkukang Kota Makassar.‖ Higiene 2, no. 2 (2015): 82.
Tominik, Victoria Ire, dan Mustika Sari H Hutabarat. ―Analisis Uji
Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang (AMIU)
Menggunakan Metode MPN pada Pengolahan Air Sistem
Reverse Osmosis (RO) dan Sistem Ultra Violet (UV).‖ Jurnal
Kesehatan Selmakers Perdana 1, no. 1 (2018): 20–24.
Ulfa, Farissa, Oktia Woro, dan Kasmini Handayani. ―Kejadian
Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Pagiyanten.‖
Journal of Public Health 2, no. 2 (2018): 227–38.
Ummi Habibah. ―Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi
Escherichia coli pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) Depot di
Kelurahan Pondok Cabe Ilir Kota Tanggerang Selatan Tahun
2016.‖ UIN Syarif Hidayatullah Jalarta, 2016.
Vesela, Georgieva, dan Dimitrova Yulia. ―Study of the
Microbiological Quality of Bulgarian Bottle Water in Terms of
its Contamination with Pseudomonas aeruginosa.‖ Central
European Journal of Public Health 24, no. 4 (2016): 326–30.
https://doi.org/10.21101/cejph.a4219.
Vita Meylani, Rinaldi Rizal Putra. ―Analisis E.Coli Air Minum Dalam
Kemasan yang Beredar di Kota Tasikmalaya.‖ Journal
Bioeksperimen 5, no. 2 (2019): 121–25.
https://doi.org/10.23917/bioeksperimen.v5i2.2795.
Wahyuni, Rizah Rizwana. ―Uji Bakteriologi Air Minum Isi Ulang di
Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu, Riau.‖ Menara Ilmu
XI, no. 76 (2017).
Wawang Anwarudin, Didi Suhendi, Nur Azizah. ―Analisis Kualitatif
Bakteri Coliform pada Air Bak Penampungan Umum Desa
Taraju Kabupaten Kuningan.‖ Jurnal Farmasi Muhammadiyah
Kuningan 4, no. 416 (2019): 1–7.
Waworuntu, Olivia. ―Identifikasi Bakteri pada Depot Air Minum Isi
Ulang di Kota Manado.‖ Jurnal e-Biomedik 2, no. 2 (2014): 4–7.
Yanis, Ikel Fitri, Feskaharny Alamsjah, dan Anthoni Agustien.
―Potensi Antibakteri dari Ekstrak Segar Daun Kersen (Muntingia
calabura L.) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Shigella
dysentriae.‖ Jurnal Biologi 8, no. 1 (2020): 14–19.
Yulita, Eli, Florentina Andryanie, dan Hanifatul Islamiyati.
―Penyimpanan Air Minum Dalam Kemasan Menggunakan Es
dari Tepung Aci Tergelatinisasi.‖ Jurnal Dinamika Penelitian
Industri 27, no. 2 (2016).
Yushananta, Prayudhy, dan Mei Ahyanti. ―Risiko Fotoreaktivasi
terhadap Kualitas Mikrobiologi Air Minum Isi Ulang.‖ Jurnal
Kesehatan 8, no. 2 (2017): 212.
https://doi.org/10.26630/jk.v8i2.482.
Yusuf, Yusnidar. ―Teknologi Pengolahan Air Tanah Sebagai Sumber
Air Minum Pada Skala Rumah Tangga.‖ SIGMA Journal IV, no.
2 (2012).