Askeb BBL Patologis
Askeb BBL Patologis
Askeb BBL Patologis
DISUSUN OLEH :
NIM : 202006090128
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR BY. NY “A”
DI KLINIK MEDIKASIH
TAHUN 2020
Atas nama mahasiswa :
NIM : 202006090128
1. Pengertian BBL
BBL disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh
dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian
Menurut Depkes RI, 2015 Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2.500 gram sampai
h) Kulit berwarna kemerahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
lemas.
j) Genetalia: Testis sudah turun (pada anak laki-laki) dan labia mayora sudah
m) Suhu 36,5-370C
(Sondakh, 2013) :
a) Sistem respirasi
Terjadinya pernapasan pertama pada bayi baru lahir disebabkan oleh dua
lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan aktif, tekanan terhadap
pernapasan pertama ini bertujuan untuk mengeluarkan cairan pada paru-paru dan
b) Kardiovasular
Setelah lahir, bayi akan menggunakan paru untuk mengambil oksigen. Untuk
membuat sirkulasi yang baik terdapat dua perubahan adalah sebagai berikut:
(Rohani, 2014).
3.Denyut nadi berkisar 120-160 kali/menit saat bangun dan 100 kali/menit saat tidur.
d) Sistem Gastrointestinal
Perkembangan otot dan refleks dalam menghantarkan makanan telah aktif saat
bayi lahir. Pengeluaran mekonium disekresikan dalam 24 jam pada 90% bayi baru
lahir normal. Beberapa bayi baru lahir dapat menyusu segera bila diletakkan pada
payudara dan sebagian lainnya memerlukan 48 jam untuk menyusu secara efektif
(Sondakh, 2013). Kemampuan BBL cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan masih terbatas. Kapasitas lambung juga masih terbatas, kurang dari 30 cc
(Rohani, 2014).
e) Sistem Ginjal
Sebagian besar BBL berkemih setelah 24 jam pertama dan 2-6 kali sehari pada 1-
2 hari pertama, setelah itu bayi berkemih 5-20 kali dalam 24 jam (Sondakh, 2013).
Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir hingga masukan cairan meningkat, mungkin
urine akan tampak keruh termasuk berwarna merah muda. Hal ini disebabkan oleh
kadar ureum yang tidak banyak berarti. Intakecairan sangat mempengaruhi adaptasi
pada sistem ginjal. Oleh karena itu, pemberian ASI sesering mungkin dapat
membantu proses tersebut. (Rohani, 2014).
f) Hati
Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan
darah. Hati juga mengontrol kadar bilirubin tak terkonjugasi, pigemen berasal dari Hb
dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah. Saat bayi lahir
enzim hati belum aktif total sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus
fisiologis. Bilirubin tak terkonjugasi dapat mengakibatkan warna kuning yang disebut
jaundice atau ikterus. Asam lemak berlebihan dapat menggeser bilirubin dari tempat
pengikatan albumin.Peningkatan kadar bilirubin tidak berikatan mengakibatkan
peningkatan resiko kern-ikterus bahkan kadar billirubin serum 10 mg/dL
(Sondakh, 2013).
g) Sistem Muskuloskletal
Otot-otot sudah dalam keadaan lengkap saat lahir, tetapi tumbuh melalui proses
hipertropi. Tumpang tindih (moulage) dapat terjadi pada waktu lahir karena
pembungkus tengkorak belum seluruhnya mengalami asifikasi. Kepala bayi cukup
bulan berukuran ¼ panjang tubuhnya. Lengan lebih sedikit panjang dari tungkai
(Sondakh, 2013).
h) Sistem Saraf
Ada beberapa refleks yang terdapat pada BBL menandakan adanya kerjasama
antara sistem saraf dan sistem muskuloskeletal. Beberapa refleks tersebut adalah:
(Sondakh, 2013).
1) Refleks moro Pada refleks ini dimana bayi mengembangkan tangannya lebar-
lebar dan melebarkan jari-jarinya, lalu membalikkan tangannnya cepat seakan-akan
memeluk seseorang. Kaki juga mengikuti gerakan serupa. Refleks ini biasanya akan
hilang 3-4 bulan.
2) Refleks rootingRefleks ini timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut.
Refleks rooting akan berkaitan dengan refleks menghisap. Refleks ini dapat dilihat
pada pipi atau sudut mulut bila disentuh dengan pelan, maka bayi akan spontan
melihat kearah sentuhan, mulutnya akan terbuka dan mulai menghisap. Refleks ini
biasanya akan menghilang saat berusia 7 bulan.
5) Refleks grapsReflek ini timbul bila ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi
maka bayi akan menutup tangannya. Pada refleks ini bayi akan menggenggam jari
dan biasanya akan hilang pada 3-4 bulan.
6) Refleks babinsky
Refleks ini muncul jika ada rangsangan pada telapak kaki. Ibu jari akan bergerak
keatas dan jari-jari membuka dan biasanya menghilang setelah 1 tahun.
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir di laksanakan minimal 3 kali dan sesuai
dengan standar (menggunakan form tatalaksana bayi muda), yakni :
1.Pencegahan Infeksi Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang
disebabkan mikroorganisme yang terpapar selama proses persalinan berlangsung
ataupunbeberapa saat setelah lahir. Pastikan penolong persalinan melakukan
pencegahan infeksi sesuai pedoman.
2.Menilai Bayi Baru Lahir Penilaian Bayi baru lahir dilakukan dalam waktu 30
detik pertama. Keadaan yang harus dinilai pada saat bayi baru lahir sebagai berikut.
Penilaian bayi baru lahir juga dapat dilakukan dengan Apgar Score.
Setiap variabel diberi nilai 0, 1, atau 2 sehingga nilai tertinggi adalah 10. Nilai 7-
10 pada menit pertama menunjukkan bahwa bayi sedang berada dalam kondisi baik.
Nilai 4–6 menunjukkan adanya depresi sedang dan membutuhkan beberapa jenis
tindakan resusitasi. Nilai 0–3 menunjukkan depresi serius dan membutuhkan
resusitasi segera dan mungkin memerlukan ventilasi (Sondakh, 2014)
Lakukan perawatan tali pusat dengan cara mengklem dan memotong tali
pusat setelah bayi lahir, kemudian mengikat tali pusat tanpa membubuhkan
apapun.
Dokumentasi asuhan bayi baru lahir merupakan bentuk catatan dari asuhan
kebidanan yang dilaksanakan pada bayi baru lahir sampai 24 jam setelah kelahiran
yang meliputi pengkajian , pembuatan diagnosis, pengidentifikasian masalah terhadap
tindakan segera dan kolaborasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lain , serta
penyusunan asuhan kebidanan dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang
dibuat pada langkah sebelumnya.
Beberapa teknik penulisan dalam dokumentasi asuhan bayi baru lahir yaitu :
1. Mengumpulkan Data
Data yang dikumpulkan pada pengkajian asuhan bayi baru lahir : Adaptasi BBL melalui
penilaian APGAR SCORE ; pengkajian keadaan fisik mulai kepala seperti ubun-ubun, sutura ,
moulage , caput succedanum atau cephal haetomma , lingkar kepala , pemeriksaan telinga ;
tanda infeksi pada mata, hidung dan mulut seperti pada bibir dan langitan, ada tidaknya
sumbing , refleks hisap ; pembengkakan dan benjolan pada leher ;bentuk dada ;
putingsusu ;bunyi nafas dan jantung ; gerakan bahu ; lengan dan tangan ; jumlah jari ; refleks
morro bentuk menonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis ; perdarahan tali pusat ;
jumlah pembuluh pada tali pusat ; adanya benjolan pada perut , testis , penis , ujung penis ;
pemeriksaan kaki dan tungkai terhadap gerakan normal ; ada tidaknya spinabivida ,
spingterani , verniks pada kulit ; warna kulit , pembengkakan atau bercak hiotam (tanda
lahir) ; pengkajian faktor ginetik ; riwayat ibu mulai antenatal , intranatal sampai post
partum , dll .
6. Melaksanakan perencanaan
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang
menyeluruh dan dibatasi oleh standar asuhan kebidanan pada BBL.
Contohnya menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat.
7. Evaluasi
Evaluasi pada BBL dapat menggunakan SOAP
S : Data Subjektif
Berisi data dari pasien melalui anamnese (wawancara) yang merupakan
ungkapan langsung seperti menangis atau informasi dari ibu.Contohnya ibu
mengatakan senang dengan kehadiran bayinya saat ini dan ingin mengetahui
berat dan panjang bayi.
O : Data objektif
Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik pada BBL.
Contohnya pengukuran berat badan dan panjang bayi.
A : Analisis dan interpretasi
Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan melalui
diagnosis , antisipasi diagnosis atau masalah potensial , serta perlu tidaknya
tindakan segera. Contohnya P3A0 dengan reflek rooting negatif.
P : Perencanaan Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan
termasuk asuhan mandiri , kolaborasi , tes diagnosis , atau laboratorium , serta
konseling untuk tindak lanjut .Contohnya : Menganjurkan ibu untuk tetap
menyusui bayinya untuk merangsang keluarnya ASI
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
Umur : 1 hari
No register : 12009
2. Alasan datang
3. Keluhan Utama
Bayi baru lahir normal dengan umur 1 hari.
4. Riwayat Kesehatan
Tidak Ada
b. Penyakit sekarang
Tidak Ada
c. Penyakit Keluarga
Tidak Ada
1) Pranatal
Jantung, dll.
minggu
TMI : Mual.
2) Natal
Ibu melahirkan dengan normal tanggal 23 Desember
maupun kelainan.
3) Post natal
Kosong
a. Pertumbuhan
b. Perkembangan
bayi menangis
Social personal : Kesel jika air susu ibu gak keluar dan akan
menangis
6. Riwayat Psikososial : Ibu dan keluarga telah mempersiapkan diri untuk
7. Riwayat Imunisasi
Nutrisi : Setelah bayi lahir tidak langsung disusukan karena ASI belum
Istirahat : Bayi lebih banyak tidur, bangun ketika lapar, BAK, dan BAB
Aktivitas : Bayi menangis dengan keras bila lapar, BAK, BAB, dan
PH : Tidak ada
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
TTV :
HR : 135x/menit
RR : 54x/menit
Suhu : 370C
Antropometri
BB : 3600 kg
PB : 48 cm
Lila : 11 cm
Lika : 32 cm
FO = 32 cm
MO = 33 cm
SOB = 33 cm
Lida : 34 cm
2. Pemeriksaan Khusus
Kepala : Rambut hitam tipis, caput suksodanum (+), tidak ada cepal
hematoma.
ada hematoma.
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung.
Mulut : Bibir tidak sumbing, simetris, reflek menghisap baik, tidak ada
gigi susu, lidah bersih.
jugularis.
ronchi.
Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar, tali pusat basa, tidak ada
Extremitas : Simetris, jumlah jari kaki dan tangan normal tidak ada
polidaktil / syndaktil.
a. Refleks primitive
Rooting : Jika pipi bayi disentuh dengan jari pemeriksa maka akan
b. Pemeriksaan Penunjang
Tidak Ada
DS : -
Tidak ada
Tidak ada
V. INTERVENSI
keadaan sehat
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada ibu mengenai perawatan bayi baru lahir dan
pertumbuhan kuman.
4. Anjurkan ibu untuk meneteki bayinya sesering mungkin ( ASI eklusif selama
6 bulan ).
R/ Ibu dapat merawat dan menjaga kesehatan bayi dirumah secara sendiri.
6. Observasi TTV
R/TTV merupakan gambaran umum dari keadaan pasien.
VI. IMPLEMENTASI
2. Mengganti kasa pada tali pusat dengan kasa bersih dan kering setiap kali
sehabis mandi untuk mencegah terjadinya infeksi. Tanda : infeksi tali pusat
ekslusif selama + 6 bulan pertama tanpa di bantu dengan pasi. Meneteki bayi
Memandikan bayi 2x sehari pagi dan sore dengan air hangat dan sabun
2. Melakukan Observasi
VII. EVALUASI
S :-
Akral hangat
- ASI eklusif
- Imunisasi
- Kontrol 1 minggu
Pembimbing Lahan
Pembimbing Institusi
……………………………………..
HUDA ROHMAWATI, SST, M.Keb