Askeb BBL Patologis

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR BY. NY “A”


DI KLINIK MEDIKASIH
TAHUN 2020

DISUSUN OLEH :

LOLITA JUNIAR SIHOMBING

NIM : 202006090128

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR BY. NY “A”
DI KLINIK MEDIKASIH
TAHUN 2020
Atas nama mahasiswa :

NAMA : Lolita Juniar Sihombing

NIM : 202006090128

Telah disahkan pada tanggal :

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik/CI

HUDA ROHMAWATI, SST, M.Keb


TINJAUAN PUSTAKA

A. Bayi Baru Lahir (BBL)

1. Pengertian BBL

BBL disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh

dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian

diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2017)

Menurut Depkes RI, 2015 Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan

usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2.500 gram sampai

4.000 gram (Saputra, 2014).

Menurut Saputra (2014) bayi baru lahir dikatakan normal jika :

a) Berat badan antara 2500-4000 gram.

b) Panjang badan bayi 48-52cm.

c) Lingkar dada bayi 30-38cm.

d) Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

e) Masa kehamilan 37-42 minggu

f) Denyut jantung padamenit-menit pertama180 kali/menit, kemudian turun

menjadi 120 kali/menit.

g) Respirasi: pada menit-menit pertama cepat, yaitu 80 kali/menit, kemudian

turun menjadi 40 kali/menit.

h) Kulit berwarna kemerahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup

terbentuk dan diliputiverniks kaseosa.i)Kuku telah agak panjang dan

lemas.

j) Genetalia: Testis sudah turun (pada anak laki-laki) dan labia mayora sudah

menutupi labia minora (pada perempuan).


k) Refleks: Refleks mengisap dan menelan, reflex moro, reflex

menggenggam sudah baik jika dikagetkan, bayi akan memperlihatkan

gerakan seperti memeluk (refleks moro), jika diletakkan suatu benda di

telapak tangan bayi, bayi akan menggenggam (reflek menggenggam)

l) Eliminasi, baik urin dan mekoniumkeluar dalam24 jam pertama.

m) Suhu 36,5-370C

2. Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir

Perubahan-perubahan fisiologis yang dialami oleh bayi baru lahir adalah

(Sondakh, 2013) :

a) Sistem respirasi

Terjadinya pernapasan pertama pada bayi baru lahir disebabkan oleh dua

faktor, yaitu terjadinya hipoksiapada akhir persalinan sehingga rangsangan fisik

lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan aktif, tekanan terhadap

rongga dada yang terjadikarena kompresi paru-paru selama persalinan,

merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanis. Upaya

pernapasan pertama ini bertujuan untuk mengeluarkan cairan pada paru-paru dan

mengembangkan alveoulusparu-paru. Pada periode pertama reaktivitas akan

terjadi pernapasan cepat (mencapai 40-60 kali/menit).

b) Kardiovasular

Setelah lahir, bayi akan menggunakan paru untuk mengambil oksigen. Untuk
membuat sirkulasi yang baik terdapat dua perubahan adalah sebagai berikut:
(Rohani, 2014).

1.Penutupan foramen ovalepada atrium jantung

2.Penutupan duktus arteriosusantara arteri paru-paru dan aorta.

3.Denyut nadi berkisar 120-160 kali/menit saat bangun dan 100 kali/menit saat tidur.

c) Termoregulasi dan Metabolik


Timbunan lemak pada tubuh bayi mampu meningkatkan panas sampai 100%.
Dengan penjepitan tali pusat saat lahir, bayi harus mulai mampu mempertahankan
kadar glukosa darahnya sendiri. Pada bayi baru lahir, glukosa akan turun dalam waktu
cepat (1-2 jam). Koreksi penurunan kadar gula darah dalam tubuh dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu penggunaan ASI, melalui cadangan glikogen dan melalui
pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (Sondakh, 2013).

d) Sistem Gastrointestinal

Perkembangan otot dan refleks dalam menghantarkan makanan telah aktif saat
bayi lahir. Pengeluaran mekonium disekresikan dalam 24 jam pada 90% bayi baru
lahir normal. Beberapa bayi baru lahir dapat menyusu segera bila diletakkan pada
payudara dan sebagian lainnya memerlukan 48 jam untuk menyusu secara efektif
(Sondakh, 2013). Kemampuan BBL cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan masih terbatas. Kapasitas lambung juga masih terbatas, kurang dari 30 cc
(Rohani, 2014).

e) Sistem Ginjal

Sebagian besar BBL berkemih setelah 24 jam pertama dan 2-6 kali sehari pada 1-
2 hari pertama, setelah itu bayi berkemih 5-20 kali dalam 24 jam (Sondakh, 2013).
Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir hingga masukan cairan meningkat, mungkin
urine akan tampak keruh termasuk berwarna merah muda. Hal ini disebabkan oleh
kadar ureum yang tidak banyak berarti. Intakecairan sangat mempengaruhi adaptasi
pada sistem ginjal. Oleh karena itu, pemberian ASI sesering mungkin dapat
membantu proses tersebut. (Rohani, 2014).

f) Hati

Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan
darah. Hati juga mengontrol kadar bilirubin tak terkonjugasi, pigemen berasal dari Hb
dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah. Saat bayi lahir
enzim hati belum aktif total sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus
fisiologis. Bilirubin tak terkonjugasi dapat mengakibatkan warna kuning yang disebut
jaundice atau ikterus. Asam lemak berlebihan dapat menggeser bilirubin dari tempat
pengikatan albumin.Peningkatan kadar bilirubin tidak berikatan mengakibatkan
peningkatan resiko kern-ikterus bahkan kadar billirubin serum 10 mg/dL
(Sondakh, 2013).

g) Sistem Muskuloskletal

Otot-otot sudah dalam keadaan lengkap saat lahir, tetapi tumbuh melalui proses
hipertropi. Tumpang tindih (moulage) dapat terjadi pada waktu lahir karena
pembungkus tengkorak belum seluruhnya mengalami asifikasi. Kepala bayi cukup
bulan berukuran ¼ panjang tubuhnya. Lengan lebih sedikit panjang dari tungkai
(Sondakh, 2013).
h) Sistem Saraf

Ada beberapa refleks yang terdapat pada BBL menandakan adanya kerjasama
antara sistem saraf dan sistem muskuloskeletal. Beberapa refleks tersebut adalah:
(Sondakh, 2013).

1) Refleks moro Pada refleks ini dimana bayi mengembangkan tangannya lebar-
lebar dan melebarkan jari-jarinya, lalu membalikkan tangannnya cepat seakan-akan
memeluk seseorang. Kaki juga mengikuti gerakan serupa. Refleks ini biasanya akan
hilang 3-4 bulan.

2) Refleks rootingRefleks ini timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut.
Refleks rooting akan berkaitan dengan refleks menghisap. Refleks ini dapat dilihat
pada pipi atau sudut mulut bila disentuh dengan pelan, maka bayi akan spontan
melihat kearah sentuhan, mulutnya akan terbuka dan mulai menghisap. Refleks ini
biasanya akan menghilang saat berusia 7 bulan.

3) Refleks suckingRefleks ini berkaitan dengan refleks rootinguntuk menghisap


dan menelan ASI.

4) Refleksbatuk dan bersinRefleks ini timbul untuk melindungi bayi dan


obstruksi pernapasan.

5) Refleks grapsReflek ini timbul bila ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi
maka bayi akan menutup tangannya. Pada refleks ini bayi akan menggenggam jari
dan biasanya akan hilang pada 3-4 bulan.

6) Refleks babinsky

Refleks ini muncul jika ada rangsangan pada telapak kaki. Ibu jari akan bergerak
keatas dan jari-jari membuka dan biasanya menghilang setelah 1 tahun.

3.Asuhan Bayi Baru Lahir


Asuhan pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan kepada bayi
yang tidak memiliki indikasi medis untuk dirawat di rumah sakit, tetapi tetap berada
di rumah sakit karena ibu mereka membutuhkan dukungan. Asuhan normal diberikan
pada bayi yang memiliki masalah minor atau masalah medis yang umum
(Williamson, 2014).

Pelayanan kesehatan bayi baru lahir di laksanakan minimal 3 kali dan sesuai
dengan standar (menggunakan form tatalaksana bayi muda), yakni :

1.Saat bayi berusia 6 jam-48 jam

2.Saat bayi usia 3-7 hari

3.Saat bayi 8-28 haria.


MenurutKemenkes (2015), asuhan yang diberikanpada BBL yaitu :

1.Pencegahan Infeksi Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang
disebabkan mikroorganisme yang terpapar selama proses persalinan berlangsung
ataupunbeberapa saat setelah lahir. Pastikan penolong persalinan melakukan
pencegahan infeksi sesuai pedoman.

2.Menilai Bayi Baru Lahir Penilaian Bayi baru lahir dilakukan dalam waktu 30
detik pertama. Keadaan yang harus dinilai pada saat bayi baru lahir sebagai berikut.

1.Apakah bayi cukup bulan?

2.Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?

3.Apakah bayi menangis atau bernapas?

4.Apakah tonus otot baik?

Penilaian bayi baru lahir juga dapat dilakukan dengan Apgar Score.

Berikut table penilaian apgar score.

Sumber : Arfiana, dkk, 2016

Setiap variabel diberi nilai 0, 1, atau 2 sehingga nilai tertinggi adalah 10. Nilai 7-
10 pada menit pertama menunjukkan bahwa bayi sedang berada dalam kondisi baik.
Nilai 4–6 menunjukkan adanya depresi sedang dan membutuhkan beberapa jenis
tindakan resusitasi. Nilai 0–3 menunjukkan depresi serius dan membutuhkan
resusitasi segera dan mungkin memerlukan ventilasi (Sondakh, 2014)

3. Menjaga Bayi Tetap Hangat


Mekanisme kehilangan panas tubuh bayi baru lahir

1) Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas


dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh
oleh panas tubuh bayi sendiri karena

a) setelah lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan,

b) bayi yang terlalu cepat dimandikan, dan

c) tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.

2) Konduksi adalah kehilangan panas tubuh bayi melalui kontak langsung


antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.

3) Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi


terpaparudara sekitar yang lebih dingin.

4) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan


dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh
bayi.

4. Perawatan Tali Pusat

Lakukan perawatan tali pusat dengan cara mengklem dan memotong tali
pusat setelah bayi lahir, kemudian mengikat tali pusat tanpa membubuhkan
apapun.

5. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

MenurutKemenkes(2015), Segara setelah bayi lahir dan tali pusat di ikat,


gunakan topi pada bayi di letakkan secara tengkurap di dada ibu kontak langsung
antara dada bayi dan kulit dada ibu. Bayi akan merangkak mencari puting susu
dan menyusu. Suhu ruangan tidak boleh kurang dari 260C. Keluarga memberi
dukungan dan membantu ibu selama proses IMD.

6. Pencegahan Infeksi Mata Dengan memeberikan salep mata antibiotika


tetrasiklim 1% pada ke dua mata setelah satu jam kelahiran bayi.

7. Pemberian ImunisasiPemberian Vitamin K pada BBL untuk mencegah


terjadinya perdarahan karena defesiensi. BBL yang lahir normal dan cukup bulan
berikan Vit.K1 mg secara IM di paha kanan lateral. Imunisasi HB0 untuk
pencegahan infeksi hepatitis B terhadap bayi. Pemberian imunisasi pada bayi
baru lahir dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.2 Pemberian Imunisasi pada Bayi Baru Lahir

4. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Dokumentasi asuhan bayi baru lahir merupakan bentuk catatan dari asuhan
kebidanan yang dilaksanakan pada bayi baru lahir sampai 24 jam setelah kelahiran
yang meliputi pengkajian , pembuatan diagnosis, pengidentifikasian masalah terhadap
tindakan segera dan kolaborasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lain , serta
penyusunan asuhan kebidanan dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang
dibuat pada langkah sebelumnya.

Beberapa teknik penulisan dalam dokumentasi asuhan bayi baru lahir yaitu :

1. Mengumpulkan Data
Data yang dikumpulkan pada pengkajian asuhan bayi baru lahir : Adaptasi BBL melalui
penilaian APGAR SCORE ; pengkajian keadaan fisik mulai kepala seperti ubun-ubun, sutura ,
moulage , caput succedanum atau cephal haetomma , lingkar kepala , pemeriksaan telinga ;
tanda infeksi pada mata, hidung dan mulut seperti pada bibir dan langitan, ada tidaknya
sumbing , refleks hisap ; pembengkakan dan benjolan pada leher ;bentuk dada ;
putingsusu ;bunyi nafas dan jantung ; gerakan bahu ; lengan dan tangan ; jumlah jari ; refleks
morro bentuk menonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis ; perdarahan tali pusat ;
jumlah pembuluh pada tali pusat ; adanya benjolan pada perut , testis , penis , ujung penis ;
pemeriksaan kaki dan tungkai terhadap gerakan normal ; ada tidaknya spinabivida ,
spingterani , verniks pada kulit ; warna kulit , pembengkakan atau bercak hiotam (tanda
lahir) ; pengkajian faktor ginetik ; riwayat ibu mulai antenatal , intranatal sampai post
partum , dll .

2. Melalukan interprestasi data dasar


Interpretasi data dasasr yang akan dilakukan adalah beberapa data yang ditemukan
pada saat pengkajian BBL , seperti :
Diagnosis : Bayi kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan ,
Masalah : Ibu kurang informasi , ibu tidak pernah ANC

3. Melalukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan


mengantisipasi penanganannya
Beberapa hasil dari interprestasi data dasar dapat digunakan untuk
mengidentifisikasi diagnosis atau masalah potensial kemungkinan sehingga akan
ditemukan beberapa diagnosis atau masalah potensial BBL serta antisipasi terhadap
masalah yang timbul.Contohnya bayi kesulitan dalam menjangkau puting susu ibu
atau reflek rootingnya tidak baik.

4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial


pada BBL
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melalukan konsultasi dan
kolaborasi dengan tim kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien. Contohnya bayi
dengan asfiksia.

5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh


Penyusunan rencana asuhan secara menyeluruh pada BBL yaitu :
a. Rencanakan untuk mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan
melakukan kontak antara kulit ibu dan bayi ,periksa setiap 15 menit telapak
kaki dan pastikan dengan periksa suhuaksila bayi
b. Rencanakan perawatan mata dengan menggunakan obat mata eritromisin 0.5%
atau tetrasiklin 1% untuk pencegahan penyakit menular seksual
c. Rencanakan untuk memberikan identitas bayi dengan memberikan gelang
tertulis nama bayi / ibu , tanggal lahir , no , jenis kelamin, ruang/unit .
d. Tunjukan bayi kepada orangtua
e. Segera kontak dengan ibu , kemudian dorong untuk melalukan pemberian ASI
f. Berikan vit k per oral 1mg/ hari selama 3 hari untuk mencegah perdarahan pada
bayi normal, bagi bayi berisiko tinggi , berikan melalui parenteral dengan dosis
0.5 –1mg IM
g. Lakukan perawatan tali pusat h.Berikan konseling tentang menjaga kehangatan
bayi, pemberian ASI ,perawatan tali pusat dan tanda bahaya umum i.Berikan
imunisasi seperti BCG,POLIO, Hepatitis B
j. Berikan perawatan rutin dan ajarkan pada ibu

6. Melaksanakan perencanaan
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang
menyeluruh dan dibatasi oleh standar asuhan kebidanan pada BBL.
Contohnya menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat.

7. Evaluasi
Evaluasi pada BBL dapat menggunakan SOAP
S : Data Subjektif
Berisi data dari pasien melalui anamnese (wawancara) yang merupakan
ungkapan langsung seperti menangis atau informasi dari ibu.Contohnya ibu
mengatakan senang dengan kehadiran bayinya saat ini dan ingin mengetahui
berat dan panjang bayi.
O : Data objektif
Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik pada BBL.
Contohnya pengukuran berat badan dan panjang bayi.
A : Analisis dan interpretasi
Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan melalui
diagnosis , antisipasi diagnosis atau masalah potensial , serta perlu tidaknya
tindakan segera. Contohnya P3A0 dengan reflek rooting negatif.
P : Perencanaan Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan
termasuk asuhan mandiri , kolaborasi , tes diagnosis , atau laboratorium , serta
konseling untuk tindak lanjut .Contohnya : Menganjurkan ibu untuk tetap
menyusui bayinya untuk merangsang keluarnya ASI
TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : 24 Desember 2020 Jam : 09.00

Ruang : Ibu dan bayi

I. PENGKAJIAN

A. Data Subjektif

1. Biodata

Nama klien : Bayi Ny “A”

Umur : 1 hari

Jenis Kelamin : Perempuan

No register : 12009

Nama Ayah : Tn “L” Nama Ibu : Ny “ A”

Umur : 28 Tahun Umur : 27 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : IRT

Penghasilan : Rp 2.000.000 Penghasilan : -

Alamat : Duren Sawit Alamat : Duren Sawit

2. Alasan datang

3. Keluhan Utama
Bayi baru lahir normal dengan umur 1 hari.

4. Riwayat Kesehatan

a. Penyakit yang lalu

Tidak Ada

b. Penyakit sekarang

Tidak Ada

c. Penyakit Keluarga

Tidak Ada

d. Riwayat Pranatal. Natal dan post natal

1) Pranatal

 Ini merupakan anak yang pertama dan pada kehamilan ini

tidak mengalami komplikasi seperti DM, Ashma, Hepatitis,

Jantung, dll.

 ANC 9 kali di klinik Medikasih dan mendapatkan imunisasi

TT 2 kali pada usia umur kehamilan 5 dan 6 bulan.

 Umur kehamilan ibu cukup bulan dengan usia gestasi 38

minggu

 Keluhan saat hamil :

TMI : Mual.

TMI : Tidak ada keluhan.

TMIII : Gatal di daerah genitalia, keputihan.

2) Natal
 Ibu melahirkan dengan normal tanggal 23 Desember

2020 Jam 07.23 WIB dengan BB : 3600 gram PB : 48

cm A /S : 9 – 10 langsung menangis RR : 52 x/menit

S : 36.40C N : 120 x/menit Anus : (+). Tidak ada cacat

maupun kelainan.

3) Post natal

 K/U Bayi Baik

TTV : RR : 48 x/menit S : 37 ºC N : 120 x/menit. Bayi

sudah mendapatkan imunisasi, tali pusat dibungkus dengan

kasa kering steril.

 2 jam PP TFU 2 jari bawah pusat, perdarahan ± 20 cc.

T : 110/80 mmHg N : 84x/mnt S : 36ºC UC : Baik VU :

Kosong

5. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Pertumbuhan

belum terlihat signifikan

b. Perkembangan

Motorik : sudah bisa menghisap jempolnya

Adaptif : Bayi tidur sepanjang siang dan malam

Bahasa : saat bayi basah karena buang air kecil maupun

besar, atau ketika lapar dan ingin menusu bahasa

bayi menangis 

Social personal : Kesel jika air susu ibu gak keluar dan akan

menangis
6. Riwayat Psikososial : Ibu dan keluarga telah mempersiapkan diri untuk

menerima anggota baru dalam keluarganya, Ibu sangat bahagia dengan

kelahiran anak pertamanya.

7. Riwayat Imunisasi

Imunisasi HB 0 Tgl: 23 Desember 2020 Vit K1 1 jam setelah lahir

Reaksi setelah pemberian imunisasi : Tidak ada

Reaksi setelah pemberian Vit K1: Tidak ada

8. Pola kebiasaan sehari-hari

Nutrisi : Setelah bayi lahir tidak langsung disusukan karena ASI belum

keluar dan diberi susu SGM 0bulan

Eliminasi : BAB (+) BAK (+)

Istirahat : Bayi lebih banyak tidur, bangun ketika lapar, BAK, dan BAB

Aktivitas : Bayi menangis dengan keras bila lapar, BAK, BAB, dan

merasa tidak nyaman

PH : Tidak ada

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

TTV :

HR : 135x/menit
RR : 54x/menit

Suhu : 370C

Antropometri

BB : 3600 kg

PB : 48 cm

Lila : 11 cm

Lika : 32 cm

FO = 32 cm

MO = 33 cm

SOB = 33 cm

Lida : 34 cm

2. Pemeriksaan Khusus

Kepala : Rambut hitam tipis, caput suksodanum (+), tidak ada cepal

hematoma.

Muka : Simetris, kulit merah.

Mata : Simetris, conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, tidak

ada hematoma.

Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung.

Telinga : Simetris, bersih dan tidak ada kelainan.

Mulut : Bibir tidak sumbing, simetris, reflek menghisap baik, tidak ada
gigi susu, lidah bersih.

Leher : Tidak ada pembesaran kel. Tyroid dan pembesaran vena

jugularis.

Dada : Simetris, tidak ada retraksi intercosta, tidak ada wheezing

ronchi.

Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar, tali pusat basa, tidak ada

tanda-tanda infeksi pada tali pusat.

Punggung : Simetris, tidak ada spina bifida, lurus.

Genetalia : Labia mayora menutupi labia minor

Anus : Ada lubang anus.

Extremitas : Simetris, jumlah jari kaki dan tangan normal tidak ada

polidaktil / syndaktil.

a. Refleks primitive

Rooting : Jika pipi bayi disentuh dengan jari pemeriksa maka akan

menolehkan kepalanya mencari sentuhan itu.

Sucking : Reflek menghisap baik, saat di beri susu dengan

menggunakan sendok bayi berusaha mengisap

Swallowing : Belum ada reflek yang ditunjukkan dengan gerakan


menelan benda yang di dekatkan ke mulut

Morro : Jika bayi diberi sentuhan mendadak khususnya dengan jari

tangan maka akan menimbulkan gerak terkejut.

Grasphing : Jika telapak tangan bayi disentuh dengan jari pemeriksa

maka bayi akan berusaha mengenggam jari pemeriksa.

Babinski : Jika telapak bayi di usap gerakan jari-jari kaki yang

mencengkeram atau secara otomatis menggenggam

b. Pemeriksaan Penunjang

Tidak Ada

II. INTERPRETASI DATA

A. Diagnosa : Bayi baru lahir 1 hari/NCB/SMK

DS : -

DO: K/U Bayi Baik

TTV : HR : 135X/menit RR : 54 x/menit S : 37 ºC Bayi sudah

mendapatkan imunisasi, tali pusat dibungkus dengan kasa kering steril.

PB : 48 cm, Lila : 11 cm, Lika : 32 cm, FO = 32 cm, MO = 33 cm,

SOB = 33 cm, Lida : 34 cm, akral hangat

B. Masalah :Tidak ada

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Tidak ada
V. INTERVENSI

Diagnosa : Bayi baru lahir 1 hari/NCB/SMK

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan bayi tetap dalam

keadaan sehat

Kriteria Hasil : S: 37ºC HR: 120 – 160 x/mnt RR : 40 – 60 x / mnt Akral

hangat, Reflek menghisap baik tidak terjadi komplikasi.

Intervensi :

1. Lakukan pendekatan pada ibu mengenai perawatan bayi baru lahir dan

tindakan yang akan dilakukan

R/ Komunikasi terapeutik dapat membangun kepercayaan pada petugas Px

dapat kooperatif dengan tindakan yang akan dilakukan.

2. Menjaga tali pusat agar tetap dalam keadaan kering

R/ Daerah yang basah merupakan media yang baik bagi perkembangan /

pertumbuhan kuman.

3. Ganti popok sehabis BAK / BAB

R/ Menciptakan rasa nyaman pada bayi dan mencegah terjadinya komplikasi.

4. Anjurkan ibu untuk meneteki bayinya sesering mungkin ( ASI eklusif selama

6 bulan ).

R/ Membantu memperlancar produksi ASI.

5. Ajari ibu cara merawat bayi

R/ Ibu dapat merawat dan menjaga kesehatan bayi dirumah secara sendiri.

6. Observasi TTV
R/TTV merupakan gambaran umum dari keadaan pasien.

7. Anjurkan ibu untuk sering kontak langsung denga bayi

R/ Tercipta hubungan yang lebih erat dengan ibu

VI. IMPLEMENTASI

Tanggal 24 Desember 2020 Jam 09 . 30 WIB

Dx : Bayi baru lahir 1 hari/NCB/SMK

1. Melakukan Pendidikan pada ibu dan memberikan konseling mengenai cara

merawat bayi dan menjaga kesehatan bayi dengan komunikasi terapeutik

2. Mengganti kasa pada tali pusat dengan kasa bersih dan kering setiap kali

sehabis mandi untuk mencegah terjadinya infeksi. Tanda : infeksi tali pusat

diantaranya merah,keluar nanah / darah.

3. Menjaga kebersihan bayi setiap habis BAK,BAB dengan mengganti popok

dan hindarkan bayi dari kontak benda dingin.

4. Menganjurkan pada ibu untuk meneteki bayinya sesering mungkin. ASI

ekslusif selama + 6 bulan pertama tanpa di bantu dengan pasi. Meneteki bayi

setiap 2,3 jam bila bayi tidur dibagunkan untuk menetek.

5. Mengajari ibu cara merawat bayi tidur

 Cara merawat tali pusat dan menggantinya dengan kasa steril

 Memandikan bayi 2x sehari pagi dan sore dengan air hangat dan sabun

2. Melakukan Observasi

S: 37ºC HR: 120 x/menit RR : 48 x/menit


3. Menganjurkan ibu untuk kontak langsung dengan bayi untuk menumbuhkan /

menciptakan tali kasih yang erat antara anak dan ibu.

VII. EVALUASI

Tanggal 24 Dsember 2021 Jam 10.00 WIB

Dx : Bayi baru lahir 1 hari/NCB/SMK

S :-

O : S : 370C RR: 48 x/menit HR : 120 x/menit

 Tali pusat terbungkus kasa steril

 Akral hangat

 Reflek menghisap baik

 Tidak terjadi komplikasi

A : Bayi baru lahir normal

P : - Perawatan tali puasat

- ASI eklusif

- Imunisasi

- Kontrol 1 minggu

Pembimbing Lahan
Pembimbing Institusi

……………………………………..
HUDA ROHMAWATI, SST, M.Keb

Anda mungkin juga menyukai