Zilong End Balmon
Zilong End Balmon
Zilong End Balmon
Alhamdulillah Hirobbilngalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat taufik dan Inayah-Nya kepada kita, khususnya bagi penulis. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini diperuntukkan bagi Mahasiswa Diantara tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk memberikan data dan informasi tentang Ilmu Keislaman dan Kajian Ilmu Sosial.
serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan makalah ini,
penulis ucapkan terima kasih.
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini bukanlah merupakan proses akhir dari
sebuah penulisan. Tetapi merupakan langkah awal yang masih banyak memerlukan
perbaikan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan
informasi bagi semua pihak yang
berkepentingan.
BAB 1
Pengertian, Ruang Lingkup, Objek, Urgensi, dan Fungsi Ilmu Pendidikan Islam
A. Pendahuluan
Persoalan pendidikan memang masalah yang sangat penting dan aktual sepanjang
masa, karena hanya dengan pendidikan manusia akan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dalam kapabilitas mengelola alam yang dikaruniakan Allah kepada makhluk-
Nya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan sangat besar kontribusinya dalam pembinaan
moral, kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, untuk mengukur kemajuan
suatu umat atau bangsa dapat dilihat seberapa jauh tingkat pendidikannya.
Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Untuk mengenalkan Islam ini diutus
Rasulullah SAW. Tujuan utamanya adalah memperbaiki manusia untuk kembali kepada
Allah SWT. Oleh karena itu selam kurang lebih 23 tahun Rasulullah SAW membina dan
memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada
derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan
inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.
Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk mengolah alam
beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas kekhalifahan dapat ditunaikan
menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan
berjalan sendirian sehingga akan muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan
membahayakan manusia. Demikian pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan
mudah terpedaya dan tidak mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan
manfaat bagi alam dan seisinya.
Menilik penjelasan diatas, maka kami merasa perlu adanya pembahasan yang lebih
mendalam mengenai pengertian, ruang lingkup, objek dan urgensi serta fungsi pendidikan
islam, maka kami memutuskan untuk menyusun makalah ini guna memperdalam dan
menambah wawasan pengetahuan kami.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa permasalahan yang muncul yang dirasa perlu untuk dipaparakan dalam
makalah ini:
Pembahasan
Kata “Pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang , dalam bahasa arabnya adalah
“Tarbiyah”, dengan kata kerja “Rabba”. Kata “Pengajaran”dalam bahasa arabnya adalah
“ta’lim” dengan kata kerjanya adalah “Allama”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa
arabnya “Tarbiyah wa ta’lim”. Sedangkan pendidikan islam dalam bahasa arabnya adalah
”Tarbiyah Islamiyah”[1]
Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik aspek
kerohanian dan jasmani yang berlangsung secara bertahap. Oleh karena itu, suatu
kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan atau pertumbuhan, baru
dapat tercapai apabila pendidikan berlangsung melalui proses demi proses kearah tujuan
perkembangan atau pertumbuhan.[2]
Ajaran islam tidak memisahkan antara iman dan amal saleh. Oleh karena itu,
pendidikan islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal. Karena ajaran
islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat.
Ciri dari pendidikan islam adalah peubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan
petunjuk ajaran islam. Untuk itu perlu adanya usaha, kegiatan, cara, alat dan lingkungan
hidup yang menunjang keberhasilan. Dengan demikian, secara umum Pendidikan Islam itu
adalah pembentuk kepribadian.
Ada beberapa pendapat mengenai definisi pendidikan agama islam. Prof. Dr. Omar
Mohammad At-Toumy Asy-Syaibani mendefinisikan pendidikan islam adalah proses
mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya,
dengan cara pengajaran sebagai suatu aktifitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-
profesi asasi dalam masyarakat.[3]
Suatu proses yang diinginkan dalam usaha kependidikan adalah proses yang terarah
dan bertujuan, yaitu mengarahkan anak didik kepada titik optimal kemampuannya.
Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh
sebagai manusia individual dan sosial serta sebagai hamba Tuhan yang mengabdikan diri
kepada-Nya.
Pendidikan Islam dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu system pendidikan
yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita
islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran islam.
Namun dapat dipahami bahwa pendidikan Islam merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh
seorang pendidik terhadap anak didiknya dengan tujuan membimbing ke arah yang lebih
sempurna yakni dengan menggunakan alat belajar dan berlangsung pada tempat tertentu
sesuai dengan ajaran Islam.
1. Menyadarkan manusia sebagai makhluk individu, yaitu makhluk yang hidup ditengah-
tengah makhluk lain, manusia harus bisa memerankan fungsi dan tanggung jawabnya,
manusia akan mampu berperan sebagai makhluk Allah yang paling utama diantara makhluk
lainnya dan memfungsikan sbegai khalifah dimuka bumi ini.
2. Menyadarkan manusia sebagai makhluk sosial. Sebagi makhluk sosial manusia harus
mengadakan interaksi dengan sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Itulah sebabnya
Islam mengajarkan tentang persamaan, persaudaraan, gotong royong dan
bermusyawarahsebagai upaya membentuk masyarakat menjadi persekutuan hidup yang utuh.
Ilmu pendidikan Islam adalah model pendidikan yang merujuk pada nilai-nilai ajaran-
ajaran Islam, yang menjadikan Al-qur’an dan As-sunnah sebagai sumber utamanya. Ruang
lingkup pendidikan Islam ini, yaitu :[6]
1. Para pendidik
3. Materi pendidikan
4. Perbuatan mendidik
5. Metode pendidikan
6. Evaluasi pendidikan
7. Tujuan pendidikan
8. Alat-alat pendidikan
9. Lingkungan pendidikan
Para pendidik adalah guru, ustadz, ulama, ayah, Ibu serta siapa saja yang
memfungsikan dirinya untuk mendidik. Sedangkan perbuatan mendidik artinya adalah :
perbuatan memberikan teladan, perbuatan memberi pmahaman dan perbuatan mengarahkan
dan menuntun kearah yang dijadikan tujuan dalam pendidikan Islam. Perbuatan mendidik
adalah seluruh kegiatan, tindakan atau perbuatan serta sikap yang dilakukan pendidik
sewaktu menghadapi atau mengasuh anak didik.[7]
Anak didik adalah objek para pendidik dalam melaksanakan tindakan yang bersifat
mendidik. Sedangkan materi pendidikan islam yaitu bahan-bahan atau pengalaman-
pengalaman belajar ilmu agama islam yang disusun sedemikian rupa untuk disajikan atau
disampaikan kepada anak didik
3. Metode pendidkkan Islam (Tariqatut tarbiyah)
Yaitu strategi yang relevan yang dilakukan pendidik untuk menyampaikan materi
pendidikan Islam kepada anak didik. Metode berfungsi mengolah menyusun, dan
menyajikan materi dalam pendidikan islam agar materi pendidikan islam tersebut dapat
dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik.[8]
4. Evaluasi Pendidikan
Yaitu suatu sistem penilaian yang diterapkan pada anak didik, untuk mengetahui
keberhasilan pendidikan yang dilaksanakan.
d) Sikap dan pengalaman terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan selaku anggota
masyarakat, serta selaku khalifah di muka bumi
5. Alat-alat pendidikan
6. Lingkungan Pendidikan
Dalam proses untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan hidup, maka setiap
orang/individu diperintahkan untuk belajar secara terus menerus sepanjang hidupnya, dan hal
itu merupakan konsekuensi logis ditetapkannya manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Pendidikan merupakan bagian dari tugas kekhalifaan manusia. Oleh karena itu, kegiatan
pendidikan harus dilaksanakan secara konsisten dan penuh tanggung jawab. Dalam hal ini
Islam memberikan pandangan bahwa konsep-konsep yang mendasar tentang pendidikan dan
tanggung jawab umat muslim untuk menjabarkan dan mengaplikasikannya ke dalam praktek
pendidikan.
Allah SWT memberi pendengaran, penglihatan dan hati kepada manusia, agar
dipergunakan untuk merenung, memikirkan, dan memperhatikan apa-apa yang ada
disekitarnya. Kesemuanya ini, merupakan motivasi bagi segenap umat manusia untuk
mencari ilmu pengetahuan melalui jalur pendidikan, dan sekaligus merupakan kewajiban bagi
setiap muslim, sejak kecilnya sampai berusia lanjut.
Pendidikan islam di samping sebagai kewajiban, mutlak dibutuhkan oleh setiap anak
muslim untuk kepentingan eksistensinya. Terutama di saat memasuki era globalisasi yang
penuh tantangan. pendidikan Islam yang menekankan aspek kecerdasan spiritual memiliki
format pemeliharaan, pemanfaatan, dan pengembangan fitrah kemanusian dalam
mengantisipasi krisis spiritual di era globalisasi.[11]
Fungsi pendidikan islam merupakan realisasi dari pengertian tarbiyah al-insya yang
artinya menumbuhkan atau mengaktualisasikan potensi. Pendidikan berusaha untuk
menampakkan atau mengaktualisasikan potensi-potensi laten yang dimiliki oleh setiap
peserta didik. Adapun fungsi dari pendidikan islam adalah :[12]
1. Pendidikan sebagai Pengembangan Potensi
Potensi laten yang dimiliki manusia banyak ragamnya. Abdul Mujib menyebutkan tujuh
macam potensi bawaan manusia yaitu :
Fitrah berarti perasaan yang tulus (al-ikhlas). Manusia lahir dengan membawa sifat baik. Di
antara sifat itu adalah ketulusan dan kemurnian dalam melakukan aktifitas.
b. Struktur manusia
Srtuktur manusia terdiri atas jasmani, ruhani dan nafsani. Yang mana struktur nafsani yaitu
kalbu, akal dan hawa nafsu.
c. Al-Hayah (Vitality)
Hayah adalah daya, tenaga, energy hidup manusia yang karenanya manusia dapat bertahan
hidup. Al-Hayah terbagi menjadi dua, jasmani yang intinya berupa nyawa dan rohani yang
intinya berupa amanat dari Tuhan.
d. Al-Khuluq (karakter)
Khuluq bisa disamakan dengan karakter yang masing-masing individu memiliki keunikan
sendiri. Khuluq bisa dijadikan ciri untuk mengidentifikasi seseorang.
e. Ath-Thab’u (Tabiat).
Merupakan citra batin yang menetap dan diciptakan oleh Allah SWT.
f. As-Sajiyah (Bakat)
g. As-Sifat (Sifat-sifat)
Dalam pendidikan islam, sumber nilai budaya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Nilai Ilahiyyah, nilai yang dititihkan Allah melalui para Rasul-Nya yang diabadikan
pada wahyu. Inti nilai ini adalah iman dan takwa.
b. Nilai Insaniyyah, nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup dan
berkembang dari peradaban manusia. Nilai ini bersifat dinamis, yang berkelakuan relative
dan dibatasi oleh ruang dan waktu.
3. Interaksi antara Potensi dan Budaya
Interaksi antara potensi dan budaya harus mendapatkan tempat dalam proses pendidikan, dan
jangan sampai salah satunya ada yang diabaikan. Tanpa interaksi tersebut, harmonisasi
kehidupan akan terhambat.
Pendidikan Islam merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh seorang pendidik terhadap
anak didiknya dengan tujuan membimbing ke arah yang lebih sempurna yakni dengan
menggunakan alat belajar dan berlangsung pada tempat tertentu sesuai dengan ajaran Islam.
Yang menjadi ruang lingkup Pendidikan Islam meliputi: Para pendidik, Para murid atau
peserta didik, Materi pendidikan, Perbuatan mendidik, Metode pendidikan Evaluasi
pendidikan, Tujuan pendidikan, Alat-alat pendidikan dan Lingkungan pendidikan
Pendidikan islam di samping sebagai kewajiban, mutlak dibutuhkan oleh setiap anak muslim
untuk kepentingan eksistensinya. Terutama di saat memasuki era globalisasi yang penuh
tantangan. pendidikan Islam yang menekankan aspek kecerdasan spiritual memiliki format
pemeliharaan, pemanfaatan, dan pengembangan fitrah kemanusian dalam mengantisipasi
krisis spiritual di era globalisasi.
Ahmad Saebani Beni, Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam 1, Bandung: CV Pustaka
Setia, 2009
Arifin H.M., Ilmu Pendidikan Islam tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan
pendekatan indisipliner, jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008
Arifin Muzayyin, Filsafat Pensisikan Islam, Cet. I,Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003
Daradzat Zakiah, Ilmu Pendidikan islam, Edisi. I, Cet. VII,Jakarta : Bumi Aksara, 2008
Umar Bukhari, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. I, Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2010
http://kiflipaputungan.wordpress.com/2010/04/28/pengertian-dan-ruang-lingkup-pendidikan-
islam/
http://www.smp6sengkang.com/2011/11/urgensi-pendidikan-islam-dalam-upaya.html
[1] Zakiah Daradzat, Ilmu Pendidikan islam, Edisi. I, Cet. VII, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008),
hal.25
[2] Muzayyin Arifin, Filsafat Pensisikan Islam, Cet. I, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003), hal
12
[3] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. I, ( Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2010), hal.
26
[5] H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan pendekatan
indisipliner, (jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008) hal.23-25
[6] Beni Ahmad Saebani, Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam 1, (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2009) hal. 47
[10]http://kiflipaputungan.wordpress.com/2010/04/28/pengertian-dan-ruang-lingkup-
pendidikan-islam/ diakses pada 20 maret 2012 jam 20.05
[11] http://www.smp6sengkang.com/2011/11/urgensi-pendidikan-islam-dalam-upaya.html
diakses pada 20 maret 2012 jam 20.35
[12] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. I, (Jakarta : Sinar grafika Offset, 2010), hal.
69
4kur.Amans di 20.40