Laporan PKL SeafuriKh
Laporan PKL SeafuriKh
Laporan PKL SeafuriKh
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk mata
kuliah Proyek Manufaktur I pada semester VII Program Studi D IV – Proses
Manufaktur, Jurusan Teknik Mesin.
Oleh:
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah diterima dan disahkan pada
Hari………, tanggal……, tahun……
Disahkan Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Ketua Program Studi D IV – Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Bandung
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayatnya penulis dapat melaksanakan praktik kerja lapangan dan
menyesaikan laporan ini dengan baik. Praktik kerja lapangan ini merupakan salah satu
mata kuliah wajib bagi mahasiswa program studi D4 Proses Manufaktur, jurusan
Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bandung.
Praktik kerja lapangan ini bertujuan untuk mengenalkan dunia industri
secara nyata kepada para mahasiswa. Penulis mendapat kesempatan melakukan Praktik
kerja lapangan di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonensia yang terletak di jalan
Trans Heksa Lot KJIE Teluk Jambe Karawang, Jawa Barat (Toll Road Jakarta-
Cikampek, Exit Karawang Barat KM 47).
1. Orang tua, keluarga, dan kerabat yang telah memberikan dukungan moril
maupun materiil selama melakukan praktik kerja lapangan di PT. Toyota Motor
Manufakturing Indonesia;
2. Bapak Drs. Refrizal Amir, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing yang telah
memberi dukungan, masukkan, arahan dan saran yang sangat berharga dalam
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan;
3. Bapak Waluyo Musiono Bintoro, SST., M.Eng, selaku Ketua Program Studi
D4 Proses Manufaktur sekaligus pembimbing II yang telah memberikan
dukungan, masukan, arahan dan saran yang berharga dalam menyelesaikan
laporan Praktik Kerja Lapangan;
i
4. Bapak Daud Nur Rendra, selaku Departement Head departemen Engineering
Service PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant #3 atas
kesempatan yang diberikan untuk melaksanakan kegiatan magang industri di
departemen Engineering Service;
5. Bapak Muhammad Mulyadi, selaku Section Head bagian Tool & Coolant Staff
juga pembimbing industri di kegiatan Praktik Kerja Lapangan;
6. Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
pembuatan laporan ini, baik secara tata cara penulisan maupun tata cara penyajiannya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengahrapkan kritik dan saran yang membangun guna
penulisan selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
2.7 Struktur Organisasi .................................................................................... II-18
2.8 Fasilitas Perusahaan ................................................................................... II-19
BAB III LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
3.1 Pengenalan Perusahaan dan Safety Induction ........................................... III-1
3.2 Kegiatan Lapangan ................................................................................... III-2
3.2.1 Pengenalan Tools di PT. TMMIN Plant Engine ............................. III-2
3.2.2 Optimasi Tools Cost Reduction ....................................................... III-7
3.2.3 Proyek Lapangan ........................................................................... III-20
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ................................................................................................. IV-1
4.2 Saran ............................................................................................................ IV-2
4.2.1 Saran Bagi Mahasiswa .................................................................... IV-2
4.2.2 Saran Bagi Lembaga Pendidikan..................................................... IV-2
4.2.3 Saran Bagi Perusahaan .................................................................... IV-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 3.13 Long Kiriko ..................................................................................... III-20
Gambar 3.14 Kiriko Berbentuk Spiral .................................................................. III-20
Gambar 3.15 Kiriko Bergerigi Tajam ................................................................... III-21
Gambar 3.16 Tools DNMG 150408TM................................................................. III-22
Gambar 3.17 Kiriko Tidak Menyentuh breaker .................................................... III-22
Gambar 3.18 Tools DNMG 150408PQ ................................................................. III-23
Gambar 3.19 Long Kiriko DNMG 150408PQ ...................................................... III-24
Gambar 3.20 Gerigi Long Kiriko DNMG 150408PQ ........................................... III-24
Gambar 3.21 Kiriko Menyentuh Breaker.............................................................. III-24
Gambar 3.22 Data Quality Diameter Crankshaft ................................................. III-26
Gambar 3.23 Data Quality Diameter Journal Crankshaft .................................... III-26
Gambar 3.24 Data Quality Diameter Shaft Pulley Crankshaft ............................. III-26
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR RUMUS
viii
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
I-2
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai media untuk mengembangkan ilmu dan mengaplikasikan teori yang
didapatkan di bangku kuliah dengan kondisi di lapangan.
b. Dapat membangun jiwa disiplin, etika kerja, serta perilaku sopan santun dan
kerja sama terhadap semua pegawai di tempat kerja.
c. Mendapatkan gambaran umum mengenai dunia kerja terutama yang berkaitan
dengan Teknik Mesin.
II-1
II-2
bodi mobil, dan PT. Toyota Engine Indonesia yang merupakan pabrik yang
memproduksi engine/ mesin mobil. Ketiga perusahaan tersebut berjalan secara
terpisah sampai akhirnya pada tanggal 31 Desember 1989 ketiga perusahaan
tersebut melakukan merger dengan PT.TAM sehingga penggabungan ketiganya
menjadi dikenal dengan PT. Toyota Astra Motor.
Selama lebih dari 30 tahun, PT. Toyota Astra Motor telah memiliki
peranan penting dalam pengembangan industri otomotif di Indonesia serta
membuka lapangan pekerjaan termasuk dalam industri pendukungnya. Untuk
meningkatkan kualitas produk dan kemampuan produksi, pada tahun 1998
diresmikan pabrik di Karawang yang menggunakan teknologi terbaru di Indonesia.
Sejak tanggal 15 Juli 2003, TAM direstrukturisasi menjadi dua perusahaan, yaitu :
2.3.1 Visi
“Menjadi yang terdepan diantara operasi proses manufaktur Toyota di
ASEAN dan dunia, serta menjadi pimpinan dalam aliansi Toyota group di Indonesia.”
2.3.2 Misi
Secara berkesinambungan menyediakan produk dan jasa yang berkualitas
tinggi. Serta memenuhi kebutuhan pelanggan melalui program pemasaran yang terbaik
mengembangkan karyawan yang kompeten, dengan menciptakan lingkungan kerja
yang baik untuk mendukung tercapainya kepuasan pelanggan.
a. SEIRI (Pemilahan)
Maksud arti dari pemilahan yaitu selalu memilih hal apapun sepetrti berkas
dan kumpulkan hal yang perlu dikumpulkan dari yang tidak diperlukan sehingga akan
ada tempat dan memberikan ruang gerak kerja yang lebih leluasa, tidak mengakibatkan
hambatan dan dapat mencegah kecelakaan dan timbulnya kerugian.
II-4
b. SEITON (Penataan)
Penataan memiliki makna bahwa berkas yang telah terpilih perlu dicarikan
tempat yang tertentu dan harus disusun sesuai dengan urutan frekuensi penggunaannya.
Penataan dan penempatan yang teliti dan rapih akan menunjukan keteraturan kerja,
efisiensi dapat meningkat, kemungkinan kerusakan pada peralatan dapat berkurang,
dan proses yang dapat menimbulkan pemborosan atau kerugian dapat dihindarkan.
c. SEISOU (Pembersihan)
Ciptakan selalu kebersihan lingkungan tempat kerja sehingga menciptakan
suasana yang lebih nyaman untuk meningkatkan efisiensi kerja dan produktivitasnya.
Lingkungan yang bersih akan menghambat kerusakan pada peralatan karena kotor dan
mencegah terjadinya peristiwa yang dapat membahayakan.
d. SEIKETSU (Pemantapan)
Kemantapan sebagai bentuk kesiapan dalam bekerja dan menjadi
standarisasi kerja. Pemantapan standar kerja akan memberikan peluang untuk
kesempurnaan dalam bekerja dan menjadi lebih efisien dan efektif.
e. SHITSUKE (Pembiasaan)
Biasakan selalu menghargai sikap, disiplin, dan selalu dalam keteraturan
yang telah disepakati bersama. Pembiasaan akan menciptakan mentalitas yang
lebih mantap secara lebih konsisten serta tiada henti dengan rasa tanggung jawab
penuh.
Karawang plant #3 yang merupakan pabrik modern dengan teknologi terbaru untuk
mencapai efisiensi tinggi yang merupakan bagian dari upaya Toyota global untuk
membangun pabrik-pabrik yang kompetitif. New Engine Plant Toyota ini
merupakan pabrik pertama di dunia yang mengadopsi "Through Line" yaitu konsep
yang diaplikasikan dari Sistem Produksi Toyota, dimana dalam konsep tersebut
seluruh proses produksi mesin yang terdiri dari casting/pengecoran,
machining/permesinan dan assembling/ perakitan berada di bawah satu atap. Ini
tentunya akan mempersingkat waktu proses produksi dan mengurangi stok barang
dalam produksi. Sebelumnya, proses casting atau pengecoran, umumnya berada di
lokasi terpisah dengan proses-proses lain seperti permesinan (machining) dan
perakitan (assembling). Produk dari new engine plant Karawang plant #3 ini adalah
engine R-NR yaitu engine type 1 NR yang diaplikasikan pada mobil Toyota Yaris,
dan Toyota Vios kemudian engine type 2 NR yang diaplikasikan pada mobil Toyota
Sienta.
1) Sunter 1 Plant
Pabrik Sunter 1 merupakan lokasi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia
yang beralamatkan di jalan Laksda Yos Sudarso, Sunter 1, RT.2/RW.9, Sunter
Jaya, Tj. Priok, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta 14350. Pabrik Sunter 1 berdiri
di area tanah seluas 310.898 m2 dengan luas bangunan 175.986 m2. Pabrik
Sunter 1 adalah pabrik otomotif pertama yang dimiliki oleh PT. Toyota Motor
Manufacturing Indonesia. Pada lokasi ini aktifitas yang dilakukan yaitu
kegiatan machining, packing vanning, dan plant administration, dan produksi
engine 1TR dan 2 TR.
II-6
2) Sunter 2 Plant
Pabrik Sunter 2 PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia beralamat di Jl.
Gaya Motor Raya, Sunter II, Jakarta Utara 14330. Pabrik Sunter 2 berdiri di
area tanah seluas 540.967 m2 dengan luas bangunan 290.548 m2. Pada lokasi
ini aktifitas yang dilakukan yaitu kegiatan casting, stamping production, dies &
jig design & fabrication, dan plant administration.
3) Karawang Plant #1
Pabrik Karawang merupakan pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia
yang berada di Jl. Permata Raya Lot DD-1. Kawasan Industri KIIC, Kab.
Karawang, Jawa Barat 41361. Berdiri diatas area tanah seluas 1.000.000 m2
dengan luas bangunan 300.000 m2. Aktifitas yang terdapat pada pabrik ini yaitu
kegiatan press welding, painting, assembling, dan plant administration untuk
Kijang Innova dan Toyota Fortuner.
4) Karawang Plant #2
Karawang Plant #2 memiliki lokasi yang bersebelahan dengan Karawang Plant
#2 yaitu di Kawasan Industri KIIC Kab. Karawang Jawa Barat. Aktifitas yang
terdapat pada pabrik ini yaitu kegiatan press welding, painting, assembling
untuk Toyota Vios, Etios, dan Yaris.
5) Karawang Plant #3
Karawang Plant #3 berlokasi di Jl. Trans Heksa Lot KJIE Teluk Jambe
Karawang, Jawa Barat (Toll Road Jakarta-Cikampek, Exit Karawang Barat KM
47). Aktifitas yang terdapat pada pabrik ini yaitu kegiatan casting, machining
dan assembling engine RNR.
tools cost reduction dan penyelesaian masalah yang terjadi di line produksi yang
diakibatkan oleh tools dengan melakukan kegiatan improvement.
proses, maka part tersebut langsung menuju proses selanjutnya. Adapun untuk
penjelasan dari masing-masing line adalah sebagai berikut :
a. DC (Die Casting)
Die Casting adalah salah satu jenis pengecoran dengan cara
memaksa logam cair ke dalam cetakan baja (Die) dengan menggunakan
tekanan tinggi. Pada casting line PT. TMMIN engine plant Karawang, metoda
ini digunakan untuk membuat ingot alumunium menjadi cylinder block raw
material, yang selanjutnya akan diteruskan menuju machining line.
b. LP (Low Pressure)
Low Pressure Casting adalah proses pengecoran dengan
menggunakan tekanan rendah, serta menggunakan gaya gravitasi. Proses ini
menggunakan tekanan udara untuk mendorong logam masuk melalui sistem
gating. Pada csting line PT. TMMIN engine plant Karawang, metoda ini
digunakan untuk membuat ingot alumunium menjadi cylinder head raw
material, yang selanjutnya akan diteruskan menuju machining line.
2.4.2 Machining
Setelah melewati proses Casting, selanjutnya cylinder block dan cylinder
head menuju proses machining. Namun bukan hanya cylinder block dan cylinder head
saja yang melalui proses machining, melainkan ada part lain yang melalui proses ini,
yaitu crankshaft dan camshaft yang telah melalui proses casting di perusahaan supplier
II-10
PT. TMMIN. Dengan demikian part yang melalui proses machining adalah cylinder
block, cylinder head, crankshaft, dan camshaft.
a. Cylinder Block
Setelah melalui proses casting, dan dinyatakan sebagai good finish
casting, Cylinder Block kemudian dikirim menuju machining line
menggunakan AGV untuk selajutnya dilakukan proses machining di pos
cylinder block machining line.
b. Cylinder Head
Setelah melalui proses casting, dan dinyatakan sebagai good finish
casting, Cylinder Head kemudian dikirim menuju machining line
menggunakan AGV untuk selajutnya dilakukan proses machining di pos
cylinder head machining line.
c. Crank Shaft
d. Cam Shaft
Seperti crankshaft, proses casting camshaft juga tidak dilakukan di PT.
TMMIN engine plant Karawang, karena proses tersebut telah dilakukan oleh salah
satu perusahaan supplier yang berada di daerah Surabaya. Camshaft ex/in yang
diterima PT. TMMIN engine plant Karawang berupa raw material hasil dari
casting, yang kemuidian diterima oleh departemen logistik dan akan dilanjutkan
menuju machining line, untuk dilakukan proses machining.
Setelah melalui proses Casting dan Machining untuk cylinder block dan
cylinder head, dan proses machining untuk crankshaft dan camshaft, maka keempat
komponen tersebut menuju ke Kumitae/Assembly line. Pada line ini dilakukan proses
perakitan keempat komponen diatas dengan komponen-komponen lainnya yang diperoleh
dari perusahaan supplier. Terdapat tiga jenis perusahaan supplier yaitu LSP (Local
Supplier parts), MSP (Multinasional Supplier parts), dan JSP (Japan Supplier Parts).
Dengan persentase masing-masingnya sebesar 67,2% untuk LSP, 19,0% untuk MSP, dan
13,8% untuk JSP. Mayoritas dari ketiga jenis part supplier tersebut dirakit/dipasangkan
pada engine di Assembly line, maupun itu di area Sub line Assy, maupun di area
Mainline Assy.
Assembly line terdiri dari dua area, yaitu Sub Line dan Main Line, pada area
sub line salah satunya terdiri dari sub block dan sub piston. Di area ini terjadi proses
perakitan awal komponen komponen seperti cylinder block dengan piston sebelum
akhirnya komponen-komponen yang telah terpasang tersebut menuju main line. Pada
area main line terdapat lebih banyak komponen yang dirakit, seperti cylinder head,
camhousing, TCC, spark plug dan komponen lainnya. Area main line ini juga
merupakan area terakhir proses pembuatan engine, dimana produk akhir dari main line
ini adalah engine R-NR yang siap dilakukan pengujian pada test bench area.
II-16
1. Fasilitas Produksi
Fasilitas produksi diantaranya yaitu casting line, machining line, assembly
line, measuring room, test bench room, kaizen engineering area,warehouse and
storage.
2. Fasilitas Administrasi
Fasilitas administrasi diantaranya yaitu kantor, ruang kerja dan meeting
room.
3. Fasilitas Olahraga
PT. TMMIN juga memfasilitasi karyawannya dengan sport center yang
terdiri dari lapangan futsal, bulutangkis, dan tempat gym.
4. Fasilitas Pendukung Lainnya
Fasilitas lainnya yang terdapat di PT. TMMIN antara lain Toyota,
Indonesia Academy, masjid, mushola, employee center, poliklinik, ruang makan,
cafetaria, family mart, parkir motor, parkir mobil, dan parkir truk.
BAB III
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
III-1
III-2
Pada masa safety induction ini, materi yang diberikan adalah pengetahuan
tentang dasar-dasar keselamatan kerja berupa pengenalan perlengkapan APD,
pengenalan sistem safety perusahaan, kemungkinan bahaya kerja yang terjadi, serta
aturan-aturan safety khas perusahaan Toyota. Selanjutnya hasil dari pelatihan ini yang
menjadi dasar dan acuan ketika menjalankan kegiatan magang industri selama tiga
bulan.
2. Problem Tools
Setiap proses tentu memiliki resiko timbul masalah, baik masalah yang
disebabkan dari manusia, mesin, metode, maupun tools. Berikut merupakan masalah
tools yang sering terjadi di line pada proses machining:
b. Tools chipping
Chipping terjadi karena getaran yang terjadi pada cutting edge, ditambah
pemakanan tools yang berulang-ulang sehingga menyebabkan ketajaman perkakas
berkurang. Apabila ketajaman perkakas berkurang maka akan menyebabkan
efisiensi pemakaian berkurang juga, selain itu temperatur akan meningkat akibat
gaya gesekan, sehingga akan terjadi kerusakan berupa chipping pada mata potong
tools.
Apabila tools mengalami masalah ini, tools tersebut tidak bisa digunakan
untuk proses machining karena akan menghasilkan workpiece dengan permukaan
kasar. Maka harus dilakukan regrinding dterlebih dahulu untuk menghilangkan
chipping tersebut.
III-6
c. Kiriko lengket
Kiriko merupakan chip/ geram yang dihasilkan dari proses machining.
Yang dimaksud kiriko lengket yaitu kiriko yang menempel di cutting tools pada
saat proses machining, hal ini disebabkan karena temperatur yang tinggi sehingga
membuat kiriko meleleh dan menempel pada mata potong tools. Apabila hal ini
terjadi, maka tools akan tumpul sehingga life time tools pendek dan hasil proses
machining menjadi kasar. Pancaran coolant yang continue sangat dibutuhkan
untuk mencegah problem ini.
d. Kiriko Panjang
Bentuk kiriko bergantung dari parameter mesinnya yaitu kecepatan
potong, rotation, dan kedalaman pemakanan, selain itu chip breaker juga
berpengaruh terhadap bentuk kiriko yang dihasilkan. Maka dari itu, pemilihan
jenis dan dimensi tools harus tepat dan disesuaikan dengan proses machining yang
akan dilakukan.
𝑪𝒐𝒏𝒔𝒖𝒎𝒑𝒕𝒊𝒐𝒏
𝑮𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏 − 𝒊 =
𝒖𝒏𝒊𝒕
𝑸𝒖𝒂𝒏𝒕𝒊𝒕𝒚
𝑮𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏 − 𝒊 = ………. (3.1)
𝒍𝒊𝒇𝒆 𝒕𝒊𝒎𝒆 𝒙 𝑨𝒗𝒂𝒊𝒍𝒂𝒃𝒍𝒆 𝑹𝒆𝒈𝒓𝒊𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈
Cost/ unit
Cost/ unit yaitu biaya pemakaian tool yang dikeluarkan oleh setiap unit.
𝑪𝒐𝒔𝒕 𝒑𝒆𝒓 𝒖𝒏𝒊𝒕 = 𝒈𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏 − 𝒊 𝒙 𝒄𝒐𝒔𝒕
𝒄𝒐𝒔𝒕
𝑪𝒐𝒔𝒕 𝒑𝒆𝒓 𝒖𝒏𝒊𝒕 = …… (3.2)
𝒍𝒊𝒇𝒆 𝒕𝒊𝒎𝒆 𝒙 𝒂𝒗𝒂𝒊𝒍𝒂𝒃𝒍𝒆 𝑹𝒆𝒈𝒓𝒊𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈
Prosentase CR/unit
𝒄𝒐𝒔𝒕/𝒖𝒏𝒊𝒕 (𝒃𝒆𝒇𝒐𝒓𝒆) − 𝒄𝒐𝒔𝒕/𝒖𝒏𝒊𝒕 (𝒂𝒇𝒕𝒆𝒓)
%𝑪𝑹/𝒖𝒏𝒊𝒕 = 𝒙𝟏𝟎𝟎% ….… (3.4)
𝒄𝒐𝒔𝒕/𝒖𝒏𝒊𝒕 (𝒃𝒆𝒇𝒐𝒓𝒆)
dengan proses machining yang hendak dilakukan. Pemakaian cutting tools pada
machining menjadikannya barang consumable karena sifatnya yang memiliki life time.
Karena hal inilah cutting tools menjadi salah satu equipment yang cost-nya sangat
diperhitungkan, apalagi cutting tools yang dipakai di PT. TMMIN rata-rata merupakan
special tools yang jarang dijual dipasaran sehingga harganya cukup mahal. Maka dari
itu penggunaannya harus dioptimalkan. Berikut merupakan metode optimasi tools cost
reduction di PT. TMMIN:
1) Localization
Localization merupakan kegiatan melokalisasikan tools import dengan
tujuan untuk mendapatkan harga yang lebih murah dengan kualitas sama bahkan
diharapkan memiliki kualitas yang lebih baik. Saat ini, 40 % cutting tools yang dipakai
di PT. TMMIN merupakan cutting tools import Jepang yang umumnya memiliki harga
relative mahal karena dikirim langsung dari negara tersebut. Maka dari itu tools
engineer mengupayakan untuk mencari cutting tools dari distributor lokal. Maker
Japan diantaranya yaitu Tungaloy, Fujiseiko, Mitsubishi, Asahi, TVMK, OSG,
Kyocera. Sedangkan Maker Local diantaranya Ikitech, Widia, Taegu Tec, MMP,
Dharma, SGI, Wendt, Sumitomo, Nachi, Ban Mo, Kawan Lama.
Cara tools engineer melakukan kegiatan lokalisasi yaitu :
a. Membuat list tools yang akan dilakukan lokalisasi.
b. Mengumpulkan suplier cutting tools yang berdistribusi di Indonesia.
c. Meeting membahas mengenai tools drawing dan proses yang dilakukan
cutting tools tersebut.
d. Beberapa suplier yang memiliki cutting tools dengan spesifikasi seperti yang
diinginkan maka akan dipilih yang harganya paling rendah.
e. Melakukan trial tools dan follow sampai standar counter.
f. Bila judgement dari quality OK, maka cutting tools dari vendor tersebut akan
digunakan untuk kegiatan machining regular.
III-9
TUNGALOY WIDIA
FUJISEIKO SGI
ASAHI DHARMA
FUJISEIKO DHARMA
SUMITOMO IKITECH
230 𝑥 1,5
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐶𝑜𝑢𝑛𝑡𝑒𝑟 = 𝑥 80%
0,6
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐶𝑜𝑢𝑛𝑡𝑒𝑟 = 460 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡𝑒𝑟
Metode reduce juga bisa dilakukan dengan cara grade up, yaitu mengganti
material tools dengan material yang lebih keras dan tahan aus. Semakin tinggi hardness
pada suatu material maka ketahanan ausnya semakin besar. Semakin besar ketahanan
ausnya, maka umurnya akan semakin panjang. Jadi, semakin tinggi hardness maka
umur pahatnya juga akan semakin panjang. Maka dari itu, cara ini juga dilakukan oleh
tool engineering.
b. Recycle
c. Reuse
Reuse merupakan penggunaan kembali cutting tools yang sudah tidak
terpakai, baik sebagian part atau seutuhnya. Tujuannya yaitu untuk memaksimalkan
tools life time dan menurunkan tools cost. Biasanya metode ini dilakukan dengan
kegiatan improvement seperti modifikasi baik bentuk maupun metode pada suatu
proses. Salah satu contohnya yaitu modifikasi pada tools HKC-119, dimana
sebelumnya shank dan cutter head pada tools HKC-119 menyatu sehingga apabila
melakukan penggantian harus mengganti satu bagian tools tersebut. Kemudian
ditemukan supplier yang memproduksi tools HKC-119 dengan shank dan cutter head
yang merupakan sambungan sehingga hanya perlu melakukan penggantian pada head
cutter saja, sedangkan shanknya digunakan kembali.
Berikut merupakan daftar tools yang dilakukan metode extend tools life
time selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan:
III-13
0,02 - YUSHIRO
Reduce 1590 141 3 3 300 500 Rp 46.240 Rp 46.240 Rp 51 Rp 31 Rp 21 40%
0,08 GTS-100
BRS - 0524
YUSHIRO
Reduce 420 75 0,21 1 1 8000 16000 Rp 278.350 Rp 278.350 Rp 35 Rp 17 Rp 17 50%
GTS-100
DSSW-14011TIN
YUSHIRO
Recycle 1750 80 0,14 8 14 2000 2000 Rp 880.612 Rp 880.612 Rp 55 Rp 31 Rp 24 43%
GTS-100
SNPR - 12048GT9530
YUSHIRO
Reduce 1200 90 0,35 8 8 500 1300 Rp 72.598 Rp 72.598 Rp 18 Rp 7 Rp 11 62%
GTS-100
VNMG-160408-T5115
YUSHIRO
Reduce 1300 95 0,3 4 4 400 1300 Rp 31.191 Rp 31.191 Rp 19 Rp 6 Rp 13 69%
GTS-100
WM-507AC105U-T
Reduce & YUSHIRO
700 63 0,16 4 8 230 460 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 326 Rp 82 Rp 245 75%
Recycle GTS-100
HKC-119
Reduce & YUSHIRO
1140 48 0,06 1 1 1300 1600 Rp 6.596.892 Rp 1.976.500 Rp5.075 Rp1.235 Rp 3.839 76%
Reuse GTS-100
Lapping
Reuse 1200 150 0,25 - 1 1 4455 4544 Rp 5.028.917 Rp 5.028.917 Rp1.129 Rp1.107 Rp 22 2%
III-14
Mesin lapping terdiri dari 10 rol paper lapping diantaranya yaitu 5 rol
paper lapping GLF-1725 untuk bagian journal, 4 rol paper lapping GLF-1621
untuk bagian pin dan 1 rol paper lapping GLF-1624 untuk bagian oil seal. Setiap
rol memiliki panjang 200 meter. Untuk mengasah satu bagian crankshaft
menggunakan 4,4 cm paper lapping. Sehingga 10 rol paper lapping akan
menghasilkan 4544 unit crankshaft.
III-15
b. Ilustration Improvement
Menggunakan mini welder ultrasonic untuk proses penyambungan paper
lapping merupakan improvement untuk menyelamatkan 4 meter paper lapping
yang terbuang. Mini welder ultrasonic merupakan alat yang memiliki fungsi utama
sebagai penyambung dengan kualitas yang baik. Alat ini bisa dapat diaplikasikan
di beberapa bidang seperti bidang industri otomotif, industi elektrikal, maupun
dalam bidang kesehatan.
dengan waktu 5 dan 8 detik, paper lapping tersambung dengan kuat dan mampu
melakukan proses lapping.
Berikut merupakan Standar Operasional Prosedur (SOP) penyambungan
paper lapping menggunakan Mini Welder Ultrasonic:
a. Memotong paper lapping membentuk sudut 45 ˚.
b. Posisikan paper lapping lama dibawah paper lapping baru dengan jarak 3 cm
atau 30 mm.
c. Nyalakan mini welder ultrasonic ke mode ON.
d. Sambungkan paper lapping menggunakan mini welder ultrasonic pada 6 titik
dengan waktu 5-8 sekon untuk setiap titik.
e. Penyambungan selesai,proses lapping siap dilakukan.
c. Quality Result
Setelah proses penyambungan selesai, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan trial dengan tujuan untuk mengetahui kualitas dari hasil prosesnya,
khususnya untuk work yang melewati proses lapping dengan paper lapping yang
memiliki point penyambungan. Diambil 3 sampel work yang memiliki jarak
terdekat dengan sambungan paper lapping. Berikut merupakan hasil prosenya:
III-18
0,8 mm, maka penyebab kiriko menjadi panjang adalah karena breaker tidak bisa
memotong material di bawah 1 mm.
Kiriko menjadi lebih pendek karena breaker dapat memotong material yang
memiliki kedalaman pemakanan di bawah 1 mm (seperti kedalaman proses
pemotongan standar). Berikut merupakan ilustrasi pemotongan kiriko oleh breaker
pada tools DNMG-150408PQ Kyocera:
4.1 Kesimpulan
IV-1
IV-2
4.2 Saran
vii