Tugas Laprak TPS Tradisional
Tugas Laprak TPS Tradisional
Tugas Laprak TPS Tradisional
DISUSUN OLEH :
2018220027
TEKNIK INDUSTRI
JAKARTA
2020
1
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Praktikun sistem produsi Toyota . Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang sistem produksi tradisional dikehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Ir. Budi Sumartono, M.T, selaku Dosen sistem produksi toyota yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga
Kami menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan
2
Daftar isi
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 PENGERTIAN
Traditional Production System adalah sebuah system produksi dengan mengatur schedule atau jadwal produksinya hanya
berdasarkan pada peramalan kebutuhan di masa yang akan datang. Pada system produksi ini banyak dipakai oleh perusahaan saat
ini, tetapi masih terdapat banyak kekurangan bila dijalankan atau dioperasikan pada perusahaan-perusahaan manufaktur. Adapun
kelebihan dan kekurangan dari system produksi ini sebagai berikut ;
Kelebihan :
Untuk perusahaan yang hanya menginginkan menjadi supplier atau pemasok bagi perusahaan lain bisa melakukan system
produksi ini.
Bagi perusahaan yang mempunyai pelanggan atau customer yang tidak ingin menunggu barang jadi bisa menerapkan
system produksi ini untuk perusahaannya.
Di dasarkan pada Make To Stock
Kekurangan :
5
Dari panggilan tersebut dapat dipahami bahwa customer atau pelanggan adalah seseorang atau organisasi yang membeli suatu produk
dari sebuah toko atau bisnis. Tujuan customer pada dasarnya bertujuan agar perusahaan dapat mengenali pelanggan secara lebih detail dan
melayani mereka sesuai kebutuhannya.
BAB 3
METODOLOGI
1. Pastikan mahasiswa menggunakan wearpak/jas lab yang sudah di sediakan dan juga di awali dengan doa.
2. Alur flow proses dari bahan material mentah hingga jadi produk diawali dari warehouse, tempat penyimpanan/penyedia part
part dari lego tersebut.
3. Operator warehouse menyiapkan part yang akan di bawa oleh logistic person yang bertugas sebagai transportasi dari bagian
ke bagian lain
4. Logistic person membawa part yang di siap kan operator warehouse untuk dikirimkan ke bagian sub assy process dan assy
proses.
5. Operator sub assy dan assy process Meng-asseembly part yang sudah di sediakan lalu dikirim ke bagian quality control (QC).
6. Untuk pengiriman nya dilakukan oleh logistic person yang bertugas sebagai transportasi antara bagian ke bagian lain nya.
7. Barang yang sudah di-assembly kemudian di cek oleh QC untuk menyesuaikan standard yang sudah di tetapkan.
8. Kemudian operator shipping akan mengambil barang pesanan di QC yang sesuai dengan keinginan customer dan sekaligus
mengantar barang tersebut ke customer.
9. Tugas customer sendiri sebagai double check, apakah barang yang di inginkan sesuai standard atau tidak.
10. Supervisor sendiri bertugas Me-monitoring suatu proses pekerjaan dan target untuk produksi setiap harinya tercapai atau
tidak.
6
Penugasan Pekerjaan :
Supervisor : Kontrol & monitor produksi harian (semua proses) untuk
memastikan bahwa output terpenuhi persyaratan pengiriman.
7
BAB 4
Sistem kerja tradisional, perpindahan produk dari proses ke proses selanjutnya terjadi ketika setiap langkah telah diselesaikan. Setiap
pekerja ditugasi pekerjaan spesifik, dimana dilakukan berulang kali ketika produk belum diterima dari departemen sebelumnya.
Beberapa departemen mungkin memproses bahan lebih cepat dibandingkan departemen yang lain, jika satu departemen berhenti
berproduksi karena gangguan mesin ini mengakibatkan terjadinya persediaan dalam proses di beberapa departemen (Warren,
2002:65).
Profit :
Mampu mengirimkan semua produk berdasarkan Kebutuhan Pelanggan.
Masalah :
8
2. Persediaan signifikan
3. Basis pemasok banyak
4. Tenaga kerja terspesialisasi
5. Gaya manajemen sebagai pemberi perintah
6. Pemanufakturan berstruktur departemen
7. Jasa tersentralisasi
8. Acceptable quality level (AQL)
N Jumlah
Gambar Produk Nama Produk
O Before After
1 PU
2 SCAB
3 MPV
Jumlah Part
Gambar Part Nama Part
Before After
Chassis RR
Chassis FR
Wheel
4.4 KELEMAHAN
1. Supervisor
- Supervisor tidak dapat me-monitoring setiap bagian dalam waktu yang bersamaan.
2.Operator
-Sering hilangya fokus dalam proses produksi.
-Posisi kerja yang kurang nyaman.
-Dituntut bekerja dengan cepat.
3.Logistic Person
- Banyakwaktu kosong (menganggur) jika menunggu part yang sedang di rakit.
4. Quality Control
-jika pengecekan barang dilakukan secara manual maka quality control akan kewalahan atau tidak mampu.
5.Shipping Person
-Salah menginput unit yang akan di berikan untuk customer
6.Warehouse
- Kurangnya koordinasi sehingga barang gudang menjadi sangat tidak teratur.
7.Customer
- Tidak dapat mengetahui material yang digunakan.
1. Pada metode tradisonal ini, mengurangi biaya produksi karena harga adalah penjumlahan dari biaya dan keuntungan
2. Meningkatkan produktivitas perusahaan dengan menyediakan tenaga kerja yang terlatih dan termotivasi dengan baik
3. Mengembangkan dan mempertahankan kualitas kehidupan kerja dengan membuka kesempatan bagi kepuasan kerja dan
aktualisasi diri karyawan
4. Mengkomunikasikan kebijakan sumber daya manusia kepada semua karyawan
5. Mengelola perubahan sehingga saling menguntungkan bagi individu, kelompok, perusahaan dan masyarakat
9
4.6 PERBAIKAN YANG HARUS DI LAKUKAN
1. Supervisor
- Supervisor harus dapat mengestimasi jalannya proses.
2.Operator
- Diberikannya waktu lebih panjang ketika bekerja dan digunakan untuk menghilangkan rasa suntuk/monoton.
3.Logistic Person
- Membuat model jaringan dan skenario apa yang akan terjadi dan membuat penyesuaian saat kondisi berubah.
- Menangani operasi dengan metrik yang terkait dengan kecepatan, inventaris, dan keuangan.
5.Shipping Person
- Jarak antara shiping dan customer yang harus diperpendek.
6.Customer
- Melakukan saran dalam komponen barang yang kurang baik.
4. Shipping Person
- Quality : Unit dari QC harus benar-benar di cek dan jangan
sampai ada pelolosan proses.
- Safety : Pengangkatan unit untuk di shipping harus
diperhatikan.
- Cost : Pengiriman antara shipping ke customer harus
cepat agar dapat menurunkan cost produksi.
- Delivery : Peniriman antara shipping ke customer harus
membuat customer puas akan kinerja tim produksi.
5. Customer
- Quality : Dicek detail oleh pihak QC sebelum unit yang
dipasarkan ke konsumen.
- Safety : Pengetesan barang jadi yang sudah terbukti safety
pada saat digunakan.
- Cost : Pemilihan barang yang dapat terjamin dengan mutu
dan kualitasnya.
- Delivery : Proses pengiriman barang yang aman akan sampai
ditangan costumer.
10
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Pada akhirnya sistem produksi Toyota merupakan suatu sistem yang sangat
berguna apabila aturan-aturannya diikuti secara ketat, termasuk [1]:
1. Tidak diperbolehkannya untuk mengirim produk cacat ke proses berikutnya. Proses berikut selalu danggap
sebagai pelanggan yang tidak akan mau menerima
barang yang cacat.
2. Proses berikutnya akan mengambil material yang dihasilkan proses sebelumnya hanya pada saat diperlukan
dan dengan jumlah yang dibutuhkan.
3. Proses sebelumnya hanya memproduksi barang sesuai dengan jumlah barang yang diambil.
11