LP Rasa Aman Dan Nyaman
LP Rasa Aman Dan Nyaman
LP Rasa Aman Dan Nyaman
DOSEN PEMBIMBING :
M HUSNI S.Kep.,Ns.,M.Kes
OLEH
NAMA : Lingga Purbaya Shandy
NIM : 1140970120018
Kelas : 1 A Kenari
SEMESTER : II
NIM : 1140970120018
Mahasiswa
NIM 1140970120018
Mengetahui
2. Anatomi Fisiologi
Reseptor nyeri (nosireceptor) adalah organ tubuh yang berfungsi
untuk menerima rangsang nyeri.Organ tubuh yang berperan adalah
ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terdapat pada
stimulus kuat yang secara potensial merusak.
a. Mekanik (mekano sensitif) : Kerusakan ujung saraf bebas akibat
trauma karena benturan atau gerakan.
b. Thermis (thermo sensitif) : Rangsangan panas atau dingin yang
berlebihan.
c. Kimia (khemo sensitif) : Rangsangan zat kimia berupa bradikinin,
serotinin, ion kalium, asam, prostaglandin, asetilkolon, dan enzim
proteolitik.
Mekanisme Penghantaran Impuls Nyeri
a. Serabut delta A (menusuk dan tajam) : Pada kulit dan otot
bermielin halus, garis tengah 2-5 mm, kecepatan 6-30 m/detik.
b. Serabut delta C (panas & terbakar) : Dalam otot, tidak bermielin,
garis tengah 0,4-1,2 mm, kecepatan 0,5-2,0 m/detik.
3. Klasifikasi Nyeri
1. Menurut lokasinya:
a. Perifer pain : Daerah perifer (kulit & mukosa)
b. Deep pain : Somatik (periosteum/lapisan luar tulang, otot,
sendi/tendon, pembuluh darah)
c. Viseral / splanik pain : Organ viseral (renal colik,
cholesistisis/radang kandung empedu, apendisitis, ulkus
gaster)
d. Reffered pain : Penyakit organ / struktur tubuh (vertebrata,
viseral, otot), ditransmisikan di bagian tubuh lain.
e. Psykogenik pain : Tanpa penyebab organik, tapi karena
trauma psikologis.
f. Phantom pain : Pada bagian tubuh yang sebenarnya sudah
tidak ada. Contohnya yaitu nyeri pada kaki yang sudah
diamputasi.
g. Intractable pain : Nyeri yang resisten (melawan)
2. Menurut serangannya
a. Nyeri akut : mendadak, berlangsung < 3 bulan, intensitas
berat, area dapat diidentifikasi, karakteristik ketegangan otot
meningkat, dan cemas.
b. Nyeri kronis : Berlangsung > 3 bulan, intensitas ringan hingga
berat, sumber nyeri tidak diketahui dan sulit dihilangkan,
sensasi difus (menyebar).
3. Menurut sifatnya
a. Insidentil : Timbul sewaktu-waktu lalu menghilang, contohnya
yaitu trauma ringan.
b. Stedy : Menetap dan dalam waktu yang lama, contohnya yaitu
abses.
c. Paroximal : Intensitas tinggi dan kuat, ± 10-15 menit lalu hilang
dan timbul lagi.
4. Etiologi
a. Lingkungan
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Kelelahan
e. Budaya
f. Ansietas
g. Gaya koping
h. Pengalaman sebelumnya
i. Dukungan keluarga dan sosial
5. Manifestasi Klinis
a. Nyeri Akut
Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
Menunjukan kerusakan
Gangguan tidur
Muka dengan ekspresi nyeri
Tingkah laku ekspresif (Gelisah, merintih, mengeluh)
Posisi untuk mengurangi nyeri
Penurunan Tanda-tanda vital
b. Nyeri Kronis
Perubahan berat badan
Melaporkan secara verbal dan non verbal
Menunjukan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus
pada diri sendiri
Kelelahan
Perubahan pola tidur
Takut cedera
Interaksi dengan orang lain menurun
6. Patofisiologi
1. Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana
jaringan tubuh yg cedera melepaskan zat kimia inflamatori
(excitatory neurotransmitters), (histamine dan bradykinin) sebagai
vasodilator yg kuat edema, kemerahan dan nyeri dan
menstimulasi pelepasan prostaglandins.
2. Transduksi (transduction) : perubahan energi stimulus menjadi
energi elektrik, proses transmisi (transmission) yakni ketika
energi listik mengenai nociceptor dihantarkan melalui serabutsaraf
A dan C dihantarkan dengan cepat ke substantia gelatinosa di
dorsal horn dari spinal cord ke otak melalui spinothalamic
tractsthalamus dan pusat-pusat yg lebih tinggitermasuk reticular
formation, limbic system, dan somatosensory cortex.
3. Persepsi (perseption) : otak menginterpretasi signal, memproses
informasi dr pengalaman, pengetahuan, budaya, serta
mempersepsikan nyeri individu mulaimenyadari nyeri.
4. Modulasi (modulation) : saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh
melepaskan neuromodulator, seperti opioids (endorphins and
enkephalins), serotonin, norepinephrine & gamma aminobutyric
acid menghalangi /menghambat transmisi nyeri & membantu
menimbulkan keadaan analgesik, & berefek menghilangkan nyeri.
7. Pathway
Faktor Presipitasi
Reseptor Nyeri
Persepsi Nyeri
Nyeri
Menekan saraf Mobilitas fisik terganggu
Nyeri di Persepsikan Gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan
faktor presipitasi
Nyeri Akut
RAS Teraktivasi
REM Menurun
8. Komplikasi
a. Edema pulmonal
b. Kejang
c. Masalah mobilisasi
d. Hipertensi
e. Hipertermi
f. Gangguan pola istirahat dan tidur
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
Monitor tanda-tanda vital
Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
Distraksi dan ajarkan teknik relaksasi
Kompres hangat
b. Penatalaksanaan Medis
Pemberian obat Analgetik
Obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara
total.Seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada
dalam keadaan sadar.
Pemberian obat ANS (Anti inflamasi non steroid)
Aspirin dan Ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja
di ujung saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan
tingkat mediator inflamasi yang dihasilkan luka.
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri Akut
Manajemen nyeri secara komprehensif
Edukasi efek samping obat
Edukasi manajemen nyeri
Edukasi proses penyakit
Pemberian obat oral
Pengaturan posisi
Pemberian obat intravena
Perawatan kenyamanan
Kolaborasi dengan dokter pemberian Analgesik
b. Nyeri Kronis
Manajemen nyeri secara komprehensif
Edukasi aktivitas dan istirahat
Edukasi manajemen nyeri
Edukasi efek samping obat
Edukasi kesehatan
Pemberian terapi relaksasi
Perawatan kenyamanan
Melatih teknik pernapasan
Pemberian obat intravena
Pemberian obat oral
Kolaborasi dengan dokter pemberian analgesik
d. Neusea
Manajemen mual dan muntah
Manajemen stres
Memberi dukungan hipnosis diri
Edukasi efek samping obat
Edukasi teknik nafas
Edukasi manajemen nyeri
Kolaborasi dengan dokter pemberian obat oral dan intravena
4. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau proses
keperawatan terakhir yang berupaya untuk membandingkan tindakan
yang sudah dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan.
a. Nyeri akut
Observasi tingkat nyeri, status kenyamanan, rasa nyeri, tingkat
cedera dan juga pola tidur klien.
b. Nyeri Kronis
Observasi gejala, tingkat nyeri klien, status kenyamanan, pola
tidur, tingkat ansietas dan juga tingkat depresi
c. Observasi status kenyaman pasien, pola tidur, tingkat nyeri dan
juga ansietas klien.
d. Nausesa
Observasi tingkat nausea, fungsi gastointestinal, keseimbangan
cairan dan elektrolit, kontrol mual dan muntah, nafsu makan,
status kenyamanan dan nutrisi klien.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI Edisi 1 Cetakan III (Revisi), SIKI Edisi 1 Cetakan II, SLKI Edisi 1
Cetakan II, DPP PPNI, 2016, Jakarta