Laporan Pendahuluan Kebutuhan Aman Nyaman

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA PASIEN POST
OPERASI APENDISITIS TERHADAP Ny. F DI RUANG BOUGENVILLE RSUD KOTA
YOGYAKARTA

2023/2024

Disusun oleh :

Viona Yosi Anggraeni

(3320224070)

2D

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat
digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat
memberikan perawatan. Hirarki kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam
lima tingkatan prioritas. Kebutuhan akan keselamatan dan kenyamanan, yang melibatkan
fisik dan psikologis menjadi tingkatan yang kedua. . Berbagai teori keperawatan
menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan
pemberian asuhan keperawatan. Konsep kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama
dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual,
psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan
merasakan nyeri.
Kebutuhan rasa aman merupakan kebutuhan yang ada pada tingkat kedua setelah
kebutuhan fisiologi terpenuhi. Kebutuhan rasa aman adalah suatu keadaan yang membuat
seseorang aman, terhindar dari bahaya yang dapat menimbulkan cedera. Dampak yang
terjadi jika pasien tidak terpenuhi kebutuhan rasa amannya yaitu pasien dapat mengalami
cedera. Sehingga dibutuhkan suatu peran perawat untuk memenuhi kebutuhan rasa aman
pasien.
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang membuat seseorang merasa
nyaman, terlindung dari ancaman psikologis, bebas dari rasa sakit terutama nyeri. Nyeri
adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan
terkait kerusakan jaringan yang actual. maupun potensial, atau yang digambarkan dalam
bentuk kerusakan tersebut (Wardana,I,2018). Kebutuhan rasa aman pada pasien sangat
penting karena akan berpengaruh terhadap lamanya perawatan. Dampak yang terjadi jika
pasien tidak terpenuhi kebutuhan rasa amannya yaitu pasien dapat mengalami cedera
(Tarwoto & Wartonah, 2011). Keluhan utama yang sering dirasakan oleh pasien post
operasi biasanya akan merasakan nyeri seperti ditusuk tusuk atau sayatan.
B. Tujuan

Tujuan Umum

1. Mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan gangguan rasa aman nyeri


pada pasien dengan kebutuhan rasa aman dan nyaman

Tujuan Khusus

1. Memberikan gambaran pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan


kebutuhan rasa aman dan nyaman
2. Memberikan gambaran diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan
kebutuhan rasa aman dan nyaman
3. Memberikan gambaran rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
kebutuhan rasa aman dan nyaman
4. Memberikan gambaran tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan
kebutuhan rasa aman dan nyaman
5. Memberikan gambaran evaluasi keperawatan pada pasien lansia dengan gangguan
rasa aman dan nyaman
BAB II
KONSEP DASAR

A. Pengertian

Rasa aman didefinisikan oleh Maslow dalam Potter & Perry (2006) sebagai
sesuatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman,
kepastian dan keteraturan dari keadaan lingkungannya yang mereka tempati. Keamanan
adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis ( P o t t e r & Perry, 2006).

Kenyamanan / rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya


kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan
transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri) ( Kolcaba, 1992
dalam Potter & Perry ,2006) .

Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar


klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Konsep kenyamanan
mempunyai subjektifitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik
fisiologis, sosial, spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka
menginterpretasikan dan merasakan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik
fisiologis, sosial, spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka
menginterpretasikan dan merasakan nyeri

Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
2. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang
meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia
seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna dan unsur alamiah lainnya.

Perubahan kenyamanan adalah dimana individu mengalami sensasi yang tidak


menyenangkan dan berespon terhadap rangsangan yang berbahaya (Linda Jual,2000).
Nyeri merupakan perasaan dan pengalaman emosional yang timbul dari kerusakan
jaringan yang aktual dan potensional atau gambaran adanya kerusakan (NANDA,2005).

Menurut (Mardella, Ester, Riskiyah, & Mulyaningrum, 2013) Gangguan rasa


nyaman dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Nyeri Akut
Nyeri akut merupakan keadaan seseorang mengeluh ketidaknyamanan dan
merasakan sensasi yang tidak nyaman, tidak menyenangkan selama 1 detik sampai
dengan kurang dari enam bulan.
b. Nyeri Kronis
Nyeri kronis adalah keadaan individu mengeluh tidak nyaman dengan adanya
sensasi nyeri yang dirasakan dalam kurun waktu yang lebih dari enam bulan.
c. Mual
Mual merupakan keadaan pada saat individu mengalami sensai yang tidak
nyaman
pada bagian belakang tenggorokan, area epigastrium atau pada seluruh bagian perut
yang bisa saja menimbulkan muntah atau tidak

B. Etiologi
Dalam buku Standar Diagnosis Keperawtan Indonesia ( PPNI, 2016 ) menyebutkan
bahwa gangguan rasa aman dan nyaman disebabakan oleh :
1. Gejala penyakit
2. Kurang pengendalian situasi/lingkungan
3. Ketidakadekuatan sumber daya (mis. dukungan finansial,sosial dan pengetahuan)
4. Kurangnya privasi
5. Gangguan stimulus lingkungan
6. Efek samping terapi ( mis. medikasi, radiasi, kemoterapi )
7. Gangguan adaptasi kehamilan

Adapun faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman


dan Nyaman Potter & Perry, 2006 menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi
keamanan dan keselamatan meliputi:

1. Emosi
Kondisi psikis dengan kecemasan, depresi, dan marah akan mudah
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan.
2. Status Mobilisasi
Status fisik dengan keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resiko cedera
3. Gangguan Persepsi Sensori
Adanya gangguan persepsi sensori akan mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan
yang berbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan
4. Keadaan Imunitas
Daya tahan tubuh kurang memudahkan terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran yang menurun, pasien koma menyebabkan responterhadap
rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi dapat menimbulkan informasi tidak diterima
dengan baik.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit
tertentu.
10. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak- anak
dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon
nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi

C. Patofisiologi

1. Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana jaringan tubuh
yg cedera melepaskan zat kimia inflamatori (excitatory neurotransmitters),
(histamine dan bradykinin) sebagai vasodilator yg kuat edema, kemerahan dan
nyeri dan menstimulasi pelepasan prostaglandins.

2. Transduksi (transduction) : perubahan energi stimulus menjadi energi


elektrik, proses transmisi (transmission) yakni ketika energi listik mengenai
nociceptor dihantarkan melalui serabutsaraf A dan C dihantarkan dengan cepat ke
substantia gelatinosa di dorsal horn dari spinal cord ke otak melalui spinothalamic
tracts thalamus dan pusat-pusat yg lebih tinggi termasuk reticular formation,
limbic system, dan somatosensory cortex.

3. Persepsi (perseption) : otak menginterpretasi signal, memproses informasi


dr pengalaman, pengetahuan, budaya, serta mempersepsikan nyeri individu mulai
menyadari nyeri.

4. Modulasi (modulation) : saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh melepaskan


neuromodulator, seperti opioids (endorphins and enkephalins), serotonin,
norepinephrine & gamma aminobutyric acid menghalangi /menghambat
transmisi nyeri & membantu menimbulkan keadaan analgesik, & berefek
menghilangkan nyeri.
D. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik dibagi menjadi 2 menurut SDKI (2016):


a. Gejala dan tanda mayor
1). Subjektif : mengeluh tidak nyaman
2). Objektif : gelisah
b. Gejala dan tanda minor.
1. Subjektif :
 Mengeluh sulit tidur
 Tidak mampu rileks
 Mengeluh kedinginan/kepanasan
 Merasa gatal
 Mengeluh mual
 Mengeluh lelah
2. Objektif :
 Menunjukkan gejala distress
 Tampah merintih /menangis
 Pola elimiasi berubah
 Iritabilitas
E. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan dengan skala nyeri


2. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di abdomen
3. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan fisik lainnya
4. CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang peah diotak
5. EKG
6. MRI

F. Komplikasi
Pada seseorang yang mengalami gangguan rasa aman dan nyaman dapat terjadi kemungkinan
komplikasi, diantaranya sebagai berikut :
a. Kejang
b. Masalah mobilisasi
c. Hipertensi
d. Hipertermi
e. Gangguan pola istirahat dan tidur

G. Penatalksanaan

Penatalaksanaan (tindakan) keperawa-tan gangguan nyaman nyeri diantaranya ada yang bersifat
farmakologidan ada juga yang bersifat non farmakologi. Yang bersifat farmakologi yaitu pemberian obat
analgesik, dilakukan guna mengganggu atau memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi
mengurangi kortikal terhadap nyeri. Dan yang bersifat non farmakologi yaitu dengan mengurangi faktor yang
dapat menambah nyeri, misal ketidakpercayaan, kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan, dan kebosanan.
Memodifikasi stimulus nyeri menggunakan teknik seperti: teknik pengalihan, memodifikasi telivisi, berbincang-
bincang dengan orang lain, mendengarkan musik dan teknik relaksasi (Alimul, 2008).

a. Penatalaksanaan keperawatan
- Monitor tanda-tanda vital
- Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
- Distraksi dan ajarkan teknik relaksasi
- Kompres hangat

b. Penatalaksanaan Medis
- Pemberian obat Analgetik
Obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. Seseorang yang
mengonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar.
- Pemberian obat ANS (Anti inflamasi non steroid)
Aspirin dan Ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja di ujung
saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat mediator inflamasi yang
dihasilkan luka
DAFTAR PUSTAKA

WAHYUDI, R. T., Sahran, S., Heriyanto, H., & Asmawati, A. (2022). Asuhan Keperawatan
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman Pada Pasien Unstable Angina Pektoris Di
Rumah Sakit Harapan Dan Doa Kota Bengkulu Tahun 2022 (Doctoral dissertation, Poltekkes
Kemenkes Bengkulu).

Haryanti, S. (2022). ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN RASA


AMAN NYAMANPADA KASUS POST OPERASIAPENDIKTOMI TERHADAP AN. M
DIRUANG EDELWEISRS HANDAYANI KOTABUMILAMPUNG UTARA TANGGAL 21-
23FEBRUARI2022 (Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).

AMAN, K. K. R., & NYAMAN, D. MK. KEPERAWATAN DASAR.

Noorbaeti (2019), LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


AMAN (NYERI) DI RUANG BEDAH AL HAKIM RSUD RATU ZALECA MARTAPURA.
Diakses pada tanggal 21 Desember 2023, dari
https://www.academia.edu/38517302/LAPORAN_PENDAHULUAN_GANGGUAN_AMAN_
DAN_NYAMAN_docx

Anda mungkin juga menyukai