Resume Materi Mooc Agenda 1 Materi 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

RESUME MATERI MOOC

NAMA : Tri Wahyuni Aprianti Anzar


ANGKATAN :1
NDH :1
TANGGAL PEMBELAJARAN MANDIRI :
RESUME HASIL PEMBELAJARAN MANDIRI
Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, secara
signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya sebagai ASN dengan
berlandaskan pada: a) nilai dasar; b) kode etik dan kode perilaku; c) komitmen, integritas moral,
dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d) kompetensi yang diperlukan sesuai dengan
bidang tugas; dan e) profesionalitas jabatan.
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia.
Dalam konteks PNS, berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan
baik fungsi dan tugasnya, yaitu:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan peraturan perundang- undangan,
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
3. memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia
Menghadapi hal tersebut PNS dituntut untuk bersikap kreatif dan melakukan terobosan (inovasi)
dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat. Justru seninya terletak pada dinamika
tersebut, PNS bisa menunjukan perannnya dalam koridor peraturan perudang- undangan
(bending the rules), namun tidak boleh melanggarnya (breaking the rules). Sejalan dengan tujuan
Reformasi Birokrasi terutama untuk mengembangkan PNS menjadi pegawai yang
transformasional, artinya PNS bersedia mengembangkan cita-cita dan berperilaku yang bisa
diteladani, menggugah semangat serta mengembangkan makna dan tantangan bagi dirinya,
merangsang dan mengeluarkan kreativitas dan berupaya melakukan inovasi, menunjukkan
kepedulian, sikap apresiatif, dan mau membantu orang lain.
Menjadi PNS yang profesional memerlukan pemenuhan terhadap beberapa persyaratan berikut:
mengambil tanggung jawab, Menunjukkan Sikap Mental Positif, Mengutamakan Keprimaan,
Menunjukkan Kompetensi, Memegang Teguh Kode Etik.
RESUME MATERI MOOC

Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017) ada empat level lingkungan
strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang
tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan
regional (Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).
Fenomena-fenomena perubahan global dan perubahan cara pandang menjadikan pentingnya
setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat
ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/
terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi, proxy war.
Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis.
Modal insani yang dimaksud, disini Istilah modal atau capital dalam konsep
modal manusia (human capital concept). Konsep ini pada intinya menganggap bahwa
manusia merupakan suatu bentuk modal yang tercermin dalam bentuk pengetahuan,
gagasan (ide), kreativitas, keterampilan, dan produktivitas kerja
Modal manusia adalah komponen yang sangat penting di dalam organisasi.
Manusia dengan segala kemampuannya bila dikerahkan keseluruhannya akan
menghasilkan kinerja yang luar biasa.
Isu-isu Strategis Kontemporer
Saat ini konsep negara, bangsa dan nasionalisme dalam konteks Indonesia sedang berhadapan
dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang harus disadari sebagai perubahan
lingkungan strategis. Isu lainnya yang juga menyita ruang publik adalah terkait terorisme dan
radikalisasi yang terjadi dalam sekelompok masyarakat,narkoba, kejahatan saber (cyber crime),
dan tindak pencucian uang (money Laundring). Fenomena tersebut menjadikan pentingnya
setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu strategis kontemporer
diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan
kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya
KORUPSI
Terdapat banyak sejarah awal mula orang-orang penting dunia melakukan suap mulai dari
kerajaan romawi, cina kuno bahkan pasca perang dunia. Beberapa gejala umum tumbuh
suburnya korupsi disebabkan oleh hal-hal berikut:
1) membengkaknya urusan pemerintahan sehingga membuka peluang korupsi dalam skala
yang lebih besar dan lebih tinggi;
RESUME MATERI MOOC

2) lahirnya generasi pemimpin yang rendah marabat moralnya dan beberapa diantaranya
bersikap masa bodoh; dan terjadinya menipulasi serta intrik-intrik melalui politik,
3) kekuatan keuangan dan kepentingan bisnis asing
Penjelasan korupsi di Indonesia dibagi dalam dua fase, yaitu: fase pra kemerdekaan (zaman
kerajaan dan penjajahan) dan fase kemerdekaan (zaman orde lama, orde baru, dan orde reformasi
hingga saat ini)
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi beserta
revisinya melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001. Secara substansi Undang-undang
Nomor 31 Tahun 1999 telah mengatur berbagai modus operandi tindak pidana korupsi sebagai
tindak pidana formil, memperluas pengertian pegawai negeri sehingga pelaku korupsi tidak
hanya didefenisikan kepada orang perorang tetapi juga pada korporasi, dan jenis penjatuhan
pidana yang dapat dilakukan hakim terhadap terdakwa tindak pidana korupsi adalah Pidana Mati,
Pidana Penjara, dan Pidana Tambahan.
Gratifikasi
Dasar hukum gratifikasi adalah; a. Pasal 12 dan Pasal 13 UU No 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; b. Pasal 12 B dan Pasal 12 C UU No. 20 tahun 2001
tentang Perubahan atau UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
dan c. Pasal 16, Pasal 17, dan Pasal 18 UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya
Tindakan membangun sikap antikorupsi sederhana, misalnya dengan cara: Bersikap jujur dalam
kehidupan sehari-hari dan mengajak orang-orang di lingkungan sekitar untuk bersikap jujur,
Menghindari perilaku yang merugikan kepentingan orang banyak atau melanggar hak orang lain
dari hal-hal yang kecil, Menghindari konflik kepentingan dalam hubungan kerja, hubungan
bisnis maupun hubungan bertetangga; Melaporkan pada penegak hukum apabila menjadi
korban perbuatan korupsi
NARKOBA
RESUME MATERI MOOC

Narkotika mengandung pengertian sebagai zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan.
Penggolongan Narkoba
Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika membedakan narkotika ke dalam tiga
golongan yaitu (RI, 2009):
- Golongan I yang ditujukan untuk ilmu pengetahuan dan bukan untuk pengobatan dan sangat
berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Contoh 1. Opiat: morfin, heroin, petidin,
candu. 2. Ganja atau kanabis, marijuana, hashis. 3. Kokain: serbuk kokain, pasta kokain, daun
koka;
- Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan dan berpotensi tinggi
menyebabkan ketergantungan. Contoh morfin dan petidin; serta
- Golongan III berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh kodein
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika dibedakan ke dalam empat
golongan, yaitu (RI, 2009):
- Golongan I hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak untuk terapi
serta sangat berpotensi mengakibatkan ketergantungan. Contoh ekstasi, LSD;
- Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh amfetamin, shabu, metilfenidat atau ritalin;
- Golongan III berkhasiat pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi sedang
mengakibatkan ketergantungan. Contoh pentobarbital, flunitrazepam;
- Golongan IV berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan untuk pelayanan kesehatan serta
berpotensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh diazepam, bromazepam,
fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, dan nitrazepam.
RESUME MATERI MOOC

Zat adiktif lainnya adalah zat yang berpengaruh psikoaktif diluar narkotika dan psikotropika
meliputi:
- Minuman beralkohol, mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan
saraf pusat;
- Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa
organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai
pelumas mesin, yang sering disalahginakan seperti lem, thinner, cat kuku dll;
- Tembakau, dan lain-lain
adapun beberapa undang-undang yang mengatur tentang penyalgunaan obat yaitu :
- Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1976 Tentang Narkotika atau UN Single Convention on
Narcotic Drugs 1961 dan diamandemen dengan protocol 1972
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika dan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1997 Tentang Narkotika.
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, Sebagai
Dasar Hukum organisasi BNN Vertikal.
TERORISME DAN RADIKALISME
Terorisme merupakan suatu ancaman yang sangat serius di era global saat ini. Kata “teroris”
dan terorisme berasal dari kata latin “terrere” yang kurang lebih berarti membuat gemetar atau
menggetarkan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan Resolusi 60/288 tahun 2006 tentang UN
Global Counter Terrorism Strategy yang berisi empat pilar strategi global pemberantasan
terorisme, yaitu :
1) pencegahan kondisi kondusif penyebaran terorisme;
2) langkah pencegahan dan memerangi terorisme;
3) peningkatan kapasitas negara-negara anggota untuk mencegah dan memberantas terorisme
serta penguatan peran sistem PBB; dan
4) penegakan hak asasi manusia bagi semua pihak dan penegakan rule of law sebagai dasar
pemberantasan terorisme. Selain itu, PBB juga telah menyusun High-Level Panel on Threats,
RESUME MATERI MOOC

Challenges, and Chang yang menempatkan terorisme sebagai salah satu dari enam kejahatan
yang penanggulangannya memerlukan paradigma baru.
Terorisme internasional adalah bentuk kekerasan politik yang melibatkan warga atau wilayah
lebih dari satu Negara. Menurut Audrey Kurth Cronin, saat ini terdapat empat tipe kelompok
teroris yang beroperasi di dunia, yakni:
• Teroris sayap kiri atau left wing terrorist, merupakan kelompok yang menjalin hubungan
dengan gerakan komunis;
• Teroris sayap kanan atau right wing terrorist, menggambarkan bahwa mereka terinspirasi dari
fasisme
• Etnonasionalis atau teroris separatis, atau ethnonationalist/separatist terrorist, merupakan
gerakan separatis yang mengiringi gelombang dekoloniasiasi setelah perang dunia kedua;
• Teroris keagamaan atau “ketakutan”, atau religious or “scared” terrorist, merupakan
kelompok teroris yang mengatasnamakan agama atau agama menjadi landasan atau agenda
mereka.
Terorisme di Indonesia merupakan suatu ancaman yang serius bagi bangsa. Keberadaan
kelompok dan individu yang menganut paham radikal terutama yang berafiliasi dengan
kelompok radikal jaringan international cukup mengganggu stabilitas nasional. berbagai
kejadian-kejadian yang melibatkan kasus terorisme seperti kejadian Bom Bali, Keberadaan ISIS,
serangan di wilayah perkotaan misalnya Poso dan ambon.
Nilai ancaman dan titik rawan atas aksi teror yang cukup tinggi di Indonesia perlu
disikapi dengan langkah-langkah tanggap strategi supaya ancaman teror tidak terjadi, dengan
cara pencegahan, penindakan dan pemulihan.
MONEY LAUNDRING
Istilah “money laundering” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktivitas pencucian
uang. kegiatan money laundering adalah upaya menyamarkan, menyembunyikan,
menghilangkan atau menghapuskan jejak dan asal-usul uang dan/atau harta kekayaan yang
diperoleh dari hasil tindak pidana tersebut.
RESUME MATERI MOOC

Sejak tahun 1980-an praktik pencucian uang sebagai suatu tindak kejahatan telah
menjadi pusat perhatian dunia barat, seperti negara-negara maju yang tergabung dalam G-8,
terutama dalam konteks kejahatan peredaran obat-obat terlarang (narkotika dan psikotropika).
Praktik dan metode pencucian uang ternyata telah ada baik sebelum maupun sesudah abad ke-
20 .
Saat ini pemberantasan pencucian uang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. UU No. 8 Tahun
2010 (UU PP-TPPU).
PROXY WAR
Sejarahnya Perang proksi telah terjadi sejak zaman dahulu sampai dengan saat ini yang
dilakukan oleh negara-negara besar menggunakan aktor negara maupun aktor non negara.
Kepentingan nasional negara Negara besar dalam rangka struggle for power dan power of
influence mempengaruhi hubungan internasional. Proxy war memiliki motif dan menggunakan
pendekatan hard power dan soft power dalam mencapai tujuannya.
Proxy War Modern
Menurut pengamat militer dari Universitas Pertahanan, Yono Reksodiprojo menyebutkan Proxy
War adalah istilah yang merujuk pada konflik di antara dua negara, di mana negara tersebut
tidak serta-merta terlibat langsung dalam peperangan karena melibatkan ‘proxy’ atau kaki
tangan. Perang Proksi merupakan bagian dari modus perang asimetrik, sehingga berbeda jenis
dengan perang konvensional. Perang asimetrik bersifat irregular dan tak dibatasi oleh besaran
kekuatan tempur atau luasan daerah pertempuran. Perang proxy memanfaatkan perselisihan
eksternal atau pihak ketiga untuk menyerang kepentingan atau kepemilikan territorial
lawannya.
Sasaran proxy war
Mematikan kesadaran suatu bangsa dengan cara menghilangkan identitas atau ideologi atau
keyakinan suatu bangsa yang pada gilirannya akan menghilangkan identitas diri. Bangsa tanpa
kesadaran, tanpa identitas, tanpa ideologi sama dengan bangsa yang sudah rubuh sebelum
perang terjadi.
Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech, Dan Hoax)
RESUME MATERI MOOC

DeFleur & DeFleur (2016), membagi perkembangan komunikasi massa dalam lima tahapan
revolusi dengan penggunaan media komunikasi sebagai indikatornya, yaitu (1) komunikasi
massa pada awalnya zaman manusia masih menggunakan tanda, isyarat sebagai alat
komunikasinya, (2) pada saat digunakannya bahasa dan percakapan sebagai alat komunikasi,
(3) saat adanya tulisan sebagai alat komunikasinya, (4) era media cetak sebagai alat komunikasi,
dan (5) era digunakannya media massa sebagai alat komunikasi bagi manusia.
Media Massa
Adapun yang dimaksud dengan media dalam komunikasi massa adalah media massa yang
merupakan segala bentuk media atau sarana komunikasi untuk menyalurkan dan
mempublikasikan berita kepada publik atau masyarakat. Media massa dalam konteks jurnalistik
pada dasarnya terbagi atas tiga jenis media, yaitu:
1. Media cetak, berupa surat kabar, tabloid, majalah, buletin, dan sebagainya
2. Media elektronik, yang terdiri atas radio dan televisi
3. Media online, yaitu media internet seperti website, blog, portal berita, dan media sosial.
Media massa pada berbicara atas nama lembaga tempat dimana mereka berkomunikasi
sehingga pada tingkat tertentu, kelembagaan tersebut dapat berfungsi sebagai fasilitas sosial
yang dapat ikut mendorong komunikator dalam menyampaikan pesan-pesannya. Sedangkan
media sosial, baik pemberi informasi maupun penerimanya seperti bisa memiliki media sendiri.
Media sosial merupakan situs di mana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian
terhubung dengan kolega atau publik untuk berbagi informasi dan berkomunikasi.
Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Bentuk Tindak Kejahatan dalam Komunikasi Massa yaitu : White Collar Crime (Kejahatan Kerah
Putih), Crime Without Victim (Kejahatan Tanpa Korban), Organized Crime (Kejahatan
Terorganisir), Corporate Crime (Kejahatan Korporasi).
Rujukan dalam konteks kejahatan yang terjadi dalam komunikasi massa yaitu :
1. Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers
2. Undang-undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
3. Undang-undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
4. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
RESUME MATERI MOOC

5. Undang-undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11


Setelah mengenal dan memahami isu-isu strategis konteporer, menyadarkan kepada
kita bahwa untuk menghadapi perubahan lingkungan strategis (internal dan eksternal) akan
memberikan pengaruh besar terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pemerintahan,
sehingga dibutuhkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu persoalan,
sehingga dapat dirumuskan alternative pemecahan masalah yang lebih baik dengan dasar
analisa yang matang. perlunya kita mempraktikan salah satu teknik analisis isu yang relevan
dengan kebutuhan pembelajaran. Terdapat 3 (tiga) kemampuan yang dapat mempengaruhi
dalam mengidentifikasi dan/atau menetapkan isu, yaitu kemampuan Enviromental Scanning,
Problem Solving, dan berpikir Analysis.
Teknik-Teknik Analisis Isu
1. Teknik Tapisan Isu
Alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya, misalnya menggunakan
teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual, Kekhalayakan,
Problematik, dan Kelayakan. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup
orang banyak. Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan Kelayakan artinya Isu
tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
2. Teknik Analisis Isu
Dari sejumlah isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan, selanjutnya dilakukan analisis
secara mendalam isu yang telah memenuhi kriteria AKPK atau USG atau teknik tapisan lainnya
dengan menggunakan alat bantu dengan teknik berpikir kritis, misalnya menggunakan system
berpikir mind mapping, fishbone, SWOT, tabel frekuensi, analisis kesenjangan, atau
sekurangnya-kurangnya menerapkan kemampuan berpikir hubungan sebab-akibat untuk
menggambarkan akar dari isu atau permasalahan, aktor dan peran aktor, dan alternatif
pemecahan isu yang akan diusulkan.
3. Analisis Kesenjangan atau Gap Analysis

Anda mungkin juga menyukai