LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Instumen Percobaan I
LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Instumen Percobaan I
LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Instumen Percobaan I
ANALISIS INSTRUMEN
PERCOBAAN I
ANALISIS KADAR KALSIUM (Ca) PADA SUSU SAPI SEGAR
YANG BEREDAR DI AREA MADIUN DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis
OLEH
Pada Susu Sapi Segar Yang Beredar Di Area Madiun Dengan Metode
makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumbangan zat gizi yang cukup
tingkat daerah pedesaan, regional dan nasional. Disamping itu produksi pangan
digunakan untuk memberikan keragaman pangan yang lebih besar pada makanan.
tubuh manusia dan untuk memperoleh energi, maka tubuh manusia harus dipenuhi
meliputi air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Mineral terdapat di
dalam tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh,
dan saraf terhadap rangsangan. Kalsium merupakan mineral yang paling banyak
manusia, yaitu sekitar 1,5-2% berat badan. Artinya jika berat badan kita 50 kg,
maka 0,750 - 1 kilogram adalah kalsium. Sekitar 99% kalsium berada dalam
jaringan yang keras, yaitu jaringan tulang dan gigi. Selebihnya kalsium tersebar
luas di dalam tubuh. Sumber kalsium terbagi menjadi dua, yaitu hewani dan
nabati. Sumber kalsium dari hewani salah satunya yaitu, susu dan produk olahan
susu.
Susu merupakan cairan yang berasal dari ambing ternak perah sehat dan
bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Susu mengandung banyak vitamin dan mineral yang
sangat bermanfaat bagi tubuh. Susu dapat dikonsumsi dalam bentuk susu segar
Metode yang dapat digunakan untuk analisis kadar kalsium, yaitu AAS
kalsium adalah AAS dan titirimetri. AAS dan titrimetri banyak digunakan
dibandingkan ICPOES dan ICP-MS karena lebih simpel, akurat dan presisi yang
lebih mahal dan membutuhkan peralatan khusus (Taufik, dkk. 2018). Metode lain
juga yang dapat digunakan untuk mengukur kadar kalsium adalah secara
Dengan percobaan ini analisi kadar kalsium pada susu sapi segar di area
supaya mencapai angka label gizi pada kalsium tubuh menurut Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia Tahun 2016 yaitu
secara umum 1100 mg per hari. Sehingga asupan gizi kalsium pada tubuh dapat
1.2 Tujuan
kompleks mureksid yang ditambahkan pada sampel susu sapi segar yang
kalsium dengan metode spektrofotometri UV-Vis terhadap susu sapi segar yang
Prisip dari percobaan ini yaitu analisis kadar kalsium secara spektrofotometri
suasana basa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Susu merupakan cairan yang berasal dari ambing ternak perah sehat dan
bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar dan sesuai dengan
Susu harus memenuhi syarat ASUH yaitu aman, sehat, utuh dan halal. Susu
dipandang dari segi peternakan adalah suatu sekresi kelenjar-kelenjar susu dari
sapi yang sedang laktasi atau ternak yang sedang laktasi dan dilakukan pemerahan
Susu merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi.
Salah satu zat gizi yang terdapat pada susu adalah mineral. Susu mengandung
magnesium dan mineral lain dalam jumlah kecil. Dua mineral utama yang
terdapat pada susu adalah kalsium dan fosfor. Kalsium merupakan mineral
tulang, pembekuan darah, katalisator reaksi biologis dan mengatur kontraksi otot.
Kadar kalsium pada susu segar hasil penelitian adalah 122 mg/100 g (Taufik, dkk.
2018).
2.2 Kalsium
Sumber kalsium terbagi menjadi dua, yaitu hewani dan nabati. Sumber
kalsium dari hewani antara lain; ikan, udang, susu dan produk olahan susu (dairy)
seperti yogurt, keju dan ice cream, kuning telur, ikan teri, udang rebon, dan
sayuran hijau seperti sawi, bayam, brokoli, daun papaya, daun singkong, peterseli.
Selain itu terdapat juga pada biji-bijian seperti kenari, wijen, dan kacang almond.
untuk berbagai fungsi tubuh. Salah satu fungsi kalsium bagi tubuh adalah sebagai
berdasarkan absorbansi foton. Agar sampel dapat menyerap foton pada daerah
UV-VIS (panjang gelombang foton 200 nm – 700 nm), biasanya sampel harus
spektrofotometer dalam analisis kimia didasarkan pada acuan ISO 17025, Good
Laboratory Practice (GLP) atau rekomendasi dari Pharmacopeia (EP, DAB, USP)
(Irawan, 2019).
diserap (I), sebagian dipantulkan (lr), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Spektrofotometer ini jenisnya terdiri Was berkas tunggal (single beam) dan berkas
rangkap (double beam). Perbedaan pada keduanya adalah pada spektrofotometer
double beam pengukuran dapat dilakukan secara bersamaan antara kuvet yang
berisi larutan contoh atau standar dan kuvet yang berisi blanko dalam satu ruang
listrik karena blangko dan zat diukur pada saat yang bersamaan. Secara umum
sistem spektrofotometer terdiri atas sumber radiasi, monokromator, sel, foto sel,
Sapi Segar Yang Beredar Di Area Madiun Dengan Metode Spektrofometri UV-
Vis” yang dilaksanakan pada hari Kamis, 19 November 2020, pukul 13:00 WITA
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah spektrofotometri UV- Vis
(ThermoFisher Scientific), kuvet, labu ukur (Iwaki), gelas ukur (Iwaki), beaker
gelas (Iwaki), erlenmeyer (Iwaki), tabung reaksi, batang pengaduk, corong pisah,
pipet volume, pipet tetes, kertas saring whatman, botol semprot, timbangan
analitik.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel susu segar dari
berbagai daerah di Madiun, baku kalsium dari CaCl 2.2H2O p.a, etanol 96% p.a,
mureksid p.a, NaOH 0,1 N, HCl 0,1 N, Na2S p.a, dan aquades.
3.3 Prosedur
3.3.1 Prosedur Kerja Analisis Kualitatif
konsentrasinya adalah 1 mg/mL atau 1000 µg/mL (1000 ppm). Dari konsentrasi
1000 ppm kemudian diambil 1 mL dan diencerkan dalam labu ukur dengan
kalsium 10 ppm.
ukur 50 mL. Pada labu ukur tersebut ditambahkan 1 mL larutan mureksid dan
kemudian dimasukkan dalam labu ukur 50 mL. Pada labu ukur tersebut
diperoleh seri larutan baku kalsium dengan konsentrasi 0,2: 0,4: 0,6: 0,8; 1,0; 1,2;
1,4; 1,6; 1,8 ppm. Larutan dikocok sampai homogen kemudian dimasukkan ke
kertas saring. Sampel susu sapi segar yang sudah disaring lalu diambil sebanyak 1
gelombang maksimum 507 nm. Kemudian mencari kurva baku kalsium dengan
seri kadar 0,2008 ppm; 0,4016 ppm; 0,6024 ppm; 0,8032 ppm; 1,004 ppm; 1,2048
ppm; 1,4056 ppm; 1,6064 ppm dan 1,8072 ppm. Hasil pengukuran kurva baku
dapat dilihat pada tabel 4.1. Hasil kurva baku kalsium dari pembacaan serapan
dapat dibuat persamaan regresi linier y = 0,366x + 0,145 dan nilai r = 0,998.
R² = 0.99880279109943
0.6
0.5 Absorbansi
0.4 Linear (Absorbansi)
0.3
0.2
0.1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
Kosentrasi (ppm)
komplek mureksid yang ditambahkan pada sampel susu sapi segar. Sehingga
kromofor pada senyawa mureksid yang mengikat unsur kalsium (Ca), yaitu ikatan
rangkap C=C dan ikatan rangkap C=O, maka absorbansi kalsium (Ca) dapat
melakukan analisis kadar kalsium dalam sampel susu sapi segar terlebih dahulu
gelombang maksimum digunakan untuk mengetahui pada serapan berapa zat yang
tampak. Panjang gelombang dari berbagai warna dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Serapan Sinar dan Zat Warna
Panjang Gelombang Warna yang Warna yang
(nm) Diserap Diteruskan
400-435 Hijau Kekuningan Ungu
435-480 Kuning Biru
480-490 Jingga Biru Kehijauan
490-500 Merah Hijau Kebiruan
500-560 Ungu Kemerahan Hijau
560-580 Ungu Hijau Kekuningan
580-595 Biru Kuning
595-610 Biru Kehijauan Jingga
610-750 Hijau Kebiruan Merah
yaitu berwarna ungu kemerahan. Jika dilihat dari segi warna, ungu kemerahan
adalah warna yang dapat diserap pada gelombang 500-560 nm. Panjang
gelombang maksimum yang diperoleh dari penelitian ini yaitu 507 nm. Panjang
dari absorbansi maksimum yang dihasilkan dari salah satu konsentrasi yang
digunakan yaitu seri kadar 0,2008 ppm; 0,4016 ppm; 0,6024 ppm; 0,8032 ppm;
1,004 ppm; 1,2048 ppm; 1,4056 ppm; 1,6064 ppm dan 1,8072 ppm. Diperoleh
0,664; 0,739; 0,798. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan sebanding
dengan konsentrasi larutan dalam kuvet. Dari data tersebut didapatkan persamaan
regresi y = 0,366x + 0,145 dengan nilai r = 0,9989 dan r2 = 0,998. Nilai koefisien
tinggi konsentrasi suatu senyawa dalam larutan, makin banyak sinar yang diserap.
Hal ini sesuai dengan hukum Lambert Beer. Apabila kurva kalibrasi diatas
memiliki linearitas yang baik, maka persamaan tersebut dapat digunakan sebagai
dasar pengukuran. Persamaan kurva baku kalibrasi ini sangat penting karena
merupakan serapan yang dihasilkan dalam sampel dan nilai x merupakan kadar
absorbansi larutan antara 0,2 sampai 0,8 (0,2 ≤ A ≥ 0,8) atau sering disebut
sebagai daerah berlaku hukum Lambert Beer. Jika absorbansi yang diperoleh
lebih besar maka hubungan absorbansi tidak linear lagi. Pembacaan absorbansi
sebesar 0,2 sampai 0,8 (0,2 ≤ A ≥ 0,8) akan memberikan persentase kesalahan
yang kecil dan dapat diterima yaitu 0,5 sampai 1,0%. Apabila absorbansi berada
diluar rentang tersebut maka akan memberikan tingkat kesalahan yang tinggi.
Pada penelitian ini didapatkan nilai absorbansi pada sampel A yaitu 0,721; 0,795;
0,793. Absorbansi pada sampel B yaitu 0,722; 0,716; 0,729. Absorbansi pada
sampel C yaitu 0,732; 0,717; 0,730. Seluruh sampel berada pada rentang 0,2
sampai 0,8 (0,2 ≤ A ≥ 0,8) maka hubungan absorbansi dengan konsentrasi linear
Menurut Acuan Label Gizi (ALG) Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) Nomor 9 Tahun 2016 kebutuhan kalsium per hari yaitu usia 0-6 bulan
200 mg, usia 7-11 bulan 250 mg, usia 1-3 tahun 650 mg, umum 1100 mg, ibu
hamil dan menyusui 1300 mg. Pada sampel A mengandung kadar kalsium sebesar
2,0712 mg/mL, maka takaran konsumsi kalsium yang disarankan per harinya
yaitu usia 0-6 bulan 96,56 mL; usia 7-11 bulan 120,7 mL; usia 1-3 tahun 313,83
mL; umum 531,09 mL; ibu hamil dan menyusui 627,66 mL. Pada sampel B
kalsium yang disarankan per harinya yaitu usia 0-6 bulan 104,48 mL; usia 7-11
bulan 130,59 mL; usia 1-3 tahun 339,55 mL; umum 574,62 mL; ibu hamil dan
menyusui 679,09 mL. Pada sampel C mengandung kadar kalsium sebesar 1,9275
mg/mL, maka takaran konsumsi kalsium yang disarankan per harinya yaitu usia 0-
6 bulan 103,76 mL; usia 7-11 bulan 129,7 mL; usia 1-3 tahun 337,22 mL; umum
susu sapi segar yang disarankan yaitu usia 0-6 bulan 96,56-104,48 mL; usia 7-11
bulan 120,7-130,59 mL; usia 1-3 tahun 313,83-339,55 mL; umum 531,09-574,62
mL; ibu hamil dan menyusui 627,66-679,09 mL. Takaran konsumsi mengacu
pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 yaitu
5.1 Kesimpulan
disimpulkan:
sebagai indikator yang berfungsi sebagai pengikat kalsium (Ca) agar dapat
5.1.2 Menurut Acuan Label Gizi (ALG) Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) Nomor 9 Tahun 2016 kebutuhan kalsium per hari yaitu usia 0-6
bulan 200 mg, usia 7-11 bulan 250 mg, usia 1-3 tahun 650 mg, umum 1100
mg, ibu hamil dan menyusui 1300 mg. Kadar kalsium dalam susu sapi segar
takaran konsumsi susu sapi segar yang disarankan yaitu usia 0-6 bulan
96,56-104,48 mL; usia 7-11 bulan 120,7-130,59 mL; usia 1- 3 tahun 313,83-
339,55 mL; umum 531,09-574,62 mL; ibu hamil dan menyusui 627,66-
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang kadar kalsium dalam susu sapi
segar dengan perlakuan dan metode yang berbeda sebagai pembanding dengan
Oka, B., Mohammad, W., dan Kadirman. 2017. Karateristik Kimia Susu Sapi
Perah Di Kabupaten Sinjai. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian. 3(1).
Taufik, M., Seveline, dan Maya, A. 2018. Evaluasi Penetapan Kadar Kalsium
pada Minuman Yogurt secara Titrasi Kelatometri. Jurnal Aplikasi
Teknologi Pangan. 7(1).
1. Prosedur Kerja
a. Prosedur kerja analisis Kualitatif
Susu sapi 1 mL
50 mg Mureksid
Larutan mureksid
50 mg CaCl2.2H2O
- Dipipet 1: 2: 3: 4: 5: 6: 7: 8: 9 mL
- Dimasukkan dalam labu ukur 50 mL
- Ditambahkan 1 mL mureksid pada labu ukur
- Di tambahkan aquadest pada masing-masing
labu ukur
- Di tambahkan 2 mL NaOH 0,1 N
- Dicukupkan volumenya hingga 50 mL dengan
aquadest
- Dikocok sampai homogen
- Dimasukkan dalam kuvet dan dibaca
absorbansinya
2. Analisis data
Perhitunagn Preparasi baku kalsium
Sampel
Sampel = 1 mL =
mg Faktor
Pembuatan = 50 mL
Faktor Pengenceran = 1 mL Labu ukur 25 mL = 25
y = bx + a
y = 0,366x + 0,145
x = 1,5737 ppm
x =
= × 100 mL × 25
= × 100%
= 0,19098 %
= 1909,8 ppm
= 1,9098 mg/mL
Sampel
Sampel = 1 mL =
mg Faktor
Pembuatan = 50 mL
x = 1,7759 ppm
x =
= × 100 mL × 25
= × 100%
= 0,21552 %
= 2155,2 ppm
= 2,1552 mg/mL
Sampel A3
Faktor pembuatan = 50 mL
y = bx + a
y = 0,366x + 0,145
x = 1,7704 ppm
x=
= × 100 mL × 25
= × 100%
= 0,21485 %
= 2148,5 ppm
= 2,1485 mg/mL
Sampel B1
Faktor pembuatan = 50 mL
y = bx + a
= 0,366x + 0,145
x = 1,5765 ppm
x =
Kadar = x . F
Pembuatan . F
Pengenceran
= × 100 mL × 25
x 100 %
= 0,19132 %
= 1913,2 ppm
= 1,9132 mg/mL
Sampel B2
Faktor pembuatan = 50 mL
y = bx + a
y = 0,366x + 0,145
x = 1,5601 ppm
x =
= × 100 mL × 25
= × 100%
= 0,18933 %
= 1893,3 ppm
= 1,8933 mg/mL
Sampel B3
Faktor pembuatan = 50 mL
y = bx + a
= 0,366x + 0,145
x = 1,5956 ppm
x =
Kadar = x . F
Pembuatan . F
Pengenceran
= × 100 mL × 25
= × 100%
= 0,19364 %
= 1936,4 ppm
= 1,9364 mg/mL
Sampel C1
Faktor pembuatan = 50 mL
y = bx + a
= 0,366 x + 0,145
X = 1,6038 ppm
x =
= × 100 mL × 25
= × 100%
= 0,19463 %
= 1946.3 ppm
= 1,9463 mg/mL
Sampel
y = bx + a
y = 0,366x + 0,145
X = 1,5628 ppm
x =
= × 100 mL × 25
= × 100%
= 0,18966 %
= 1896,6 ppm
= 1,8966 mg/mL
Sampel
Faktor Pembuatan = 50 mL
y = bx + a
y = 0,366x + 0,145
0,730 = 0,366x + 0,145
x = 1,5983 ppm
x =
= × 100 mL × 25
= × 100%
= 0,19396 %
= 1939,6 ppm
= 1,9396 mg/mL
=
3
= 2,0712 mg/mL
Sampel B :
= 1,9143 mg/mL
Sampel C
=
= 1,9275 mg/mL
B. BATAS DETEKSI
C. REAGEN PENGOMPLEKS
SPEKTROFOTOMETER UV-Vis.
STANDAR.
SPETROFOTOMETER UV-Vis
Jawaban :
1. Pengertian dari :
a. Kurva kalibrasi adalah grafik yang menyatakan hubungan anatara
kurva yang dibuat dari sederetan larutan standart yang masih dalam
yang masih menunjukkan nilai serapan atau absorbansi pada alat tanpa
penyerapan dari larutan zat uji. Dari spectrum yang penyerapan yang
larutan standar. Selain itu, tidak terjaganya sampel dari cahaya yang